SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA
LINGKUNGAN
LAPORAN
PENENTUAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA LIMBAH BEKAS CUCIAN
PIRING RUMAH TANGGA DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI SECARA MOHR
Oleh:
Ni Luh Ramadhani Ade Mula 1313031018/VI
L.G. Dwi Karyani 1313031019/VI
Made Enny Budi Astuti 1313031027/VI
I Putu Junia Purwanto 1313031063/VI
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
PRAKTIKUM
PENENTUAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA LIMBAH BEKAS CUCIAN
PIRING RUMAH TANGGA DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI SECARA MOHR
I. Tujuan
Untuk mengetahui kadar klorida yang terkandung dalam limbah bekas cucian piring rumah
tangga dengan menggunakan titrasi argentometri secara mohr.
II. Dasar Teori
Limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik bentuk padat,
cair, ataupun gas yang dipandang mudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung
untuk dibuang (Vini, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001,
limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk lain. Jadi, pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau
dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang
dipandang tidak memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) limbah domestik
(rumah tangga) yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi; (b) limbah industri;
dan (c) limbah rembesan dan limpasan air hujan. Menurut Keputusan Mentri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik, air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate),
rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Adapun komposisi
dari air limbah domestik adalah sebagai berikut:
Air Limbah
Air (99,9%) Bahan Padatan
Organik (70%) Anorganik (30%)
- Protein (65%) - Butiran
- Karbohidrat (25%) - Garam
- Lemak (10%) - Logam
Limbah cair rumah tangga merupakan sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan. Salah satu jenis limbah cair rumah tangga adalah limbah bekas cuci piring.
Limbah cair rumah tangga yang dalam hal ini limbah bekas cucian piring termasuk ke dalam
limbah cair domestic yang dikarakterisasikan ke dalam darkgrey water (Nur’arif,2008).
Limbah cair rumah tangga selain mengandung bahan organic, juga diduga mengandung
klorida.
Klorida adalah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa –
senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida
pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat – sifat kimia dan biologi perairan.
Kation dari garam – garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut.Ion klorida
secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion – ion logam.Ion ini
juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik.Tetapi kelebihan
garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting
dilakukan analisis terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan
pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan air. Adapun kandungan klorida dalam
limbah domestik dapat dilihat pada tabel karakteristik air limbah di bawah ini:
Table 1. Karakteristik Air Limbah Domestik
Parameter Konsentrasi
Kisaran Rata – rata
Padatan:
Terlarut
Tersuspensi
BOD
COD
TOC
250-850
100-350
110-400
250-1000
80-290
500
220
220
500
160
Nitrogen:
Organic
NH3
8-35
12-50
15
25
Phospor:
Organic
Anorganik
1-5
3-10
3
5
Klorida
Minyak dan Lemak
Alkalinitas
30-100
50-150
50-200
50
100
100
Anion Cl- dengan larutan perak nitrat AgNO3 membentuk endapan perak klorida , AgCl,
yang seperti dadih dan putih. Perak klorida tak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer
tetapi larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan
tiosulfat.
Ion klorida terdapat dalam bentuk senyawa. Begitu juga pada limbah rumah tangga
khususnya limbah bekas cucian piring juga mengandung klorida. Kadar klorida tiap senyawa
berbeda-beda. Oleh karenanya sebelum diolah, maka perlu dilakukan analisis kandungan klor
dalam limbah cair rumah tangga khususnya air bekas cucian piring. Analisis kadar klor ini
dapat dilakukan secara titrasi pengendapan atau sering disebut dengan titrasi argentometri
yaitu dengan metode Mohr.
Titrasi pengendapan adalah suatu proses titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan.
Titrasi yang meliputi reaksi-reaksi pengendapan sangat terbatas dibandingkan dengan
analisis volumetri yang lain (Selamat, 2002). Dalam titrasi pengendapan, zat yang ditentukan
bereaksi dengan titran membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu kepekatan
zat yang ditentukan itu berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan
itu diamati dekat dengan titik ekivalen dengan bantuan indikator. Namun demikian ada
beberapa persyaratan dalam titrasi pengendapan sehingga pemakaiannya terbatas dalam
titrimetri. Persyaratan itu adalah sebagai berikut:
1. Terjadinya kesetimbangan yang serbaneka harus berlangsung cukup cepat;
2. Zat yang ditentukan harus beraksi secara stoikiometri dengan titran;
3. Endapan yang terbentuk harus cukup sukar larut sehinggs terjamin kesempurnaan
reaksi sampai 99,9 %;
4. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Adapun rangkaian alat titrasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 01. Buret yang umum digunakan dalam titrasi
Karena persyaratan diatas harus terpenuhi dalam dalam titrasi pengendapan, maka reaksi
pengendapan dengan ion perak yang lazim digunakan dalam titrasi pengendapan.Salah satu
jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan
antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai
argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan
menggunakan larutan standart perak nitrat (AgNO3). Titrasi argentometri tidak hanya dapat
digunakan untuk menentukan ion halida akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan
merkaptan (tioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalen seperti ion fosfat PO4
3- dan
ion arsenat AsO4
3-. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit, sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s)(putih) + NaNO3(aq)
Titrasi argentometri dimana terbentuk endapan yang dibedakan menjadi tiga macam
berdasarkan indicator yang dipakai untuk penentuan titik akhir. Salah satu metode dalam
argentometri adalah Titrasi argentometri cara Mohr. Metode Mohr pertama kali
diperkenalkan oleh K.F Mohr , seorang ahli farmasi Jerman pada tahun 1865. Titrasi ini
terutama digunakan untuk menentukan garam klorida dengan titrasi langsung, atau
Sumber : www.chem-is-try.org
menentukan garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar NaCl
berlebih. Titrasi argentometri cara Mohr menggunakan ion-ion kromat (CrO4
2-) sebagai
indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah kecoklatan dari
Ag2CrO4. Apabila ke dalam larutan yang mengandung ion klorida ditambahkan indikator
K2CrO4 dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar AgNO3 maka akan terjadi
pengendapan bertingkat berikut:
1. Cl- + Ag+ ↔ AgCl Ksp = 1,2 x 10-10
2. CrO4
2- + 2Ag+ ↔ Ag2CrO4 Ksp = 1,7 x 10-12
Dari dua persamaan reaksi tersebut dapat dihitung konsentrasi ion kromat pada saat AgCl
mulai mengendap yaitu sebesar 0,014 M. Dengan demikian untuk menghindari pengendapan
Ag2CrO4 mendahului atau berbarengan dengan AgCl maka konsentrasi ion kromat yang
dipergunakan harus lebih kecil dari 0,014 M.
Tirasi Argentometri cara Mohr harus dilakukan dalam suasana yang relatif netral. Pada
kondisi pH terlalu tinggi, menyebabkan terbentuknya endapan AgOH dan lebih lanjut terurai
menjadi Ag2O sehingga titran yang diperlukan menjadi lebih banyak.
2Ag+ + 2OH- ↔ 2 AgOH(s) ↔ Ag2O(s) + H2O
Pada kondisi pH terlalu rendah ion CrO4
2- sebagian berubah menjadi Cr2O7
2-. Dengan
berkurangnya konsentrasi indikator akan menyebabkan timbulnya endapan menjadi sangat
terlambat.
2H+ + 2CrO4
2- ↔ Cr2O7
2- + H2O
Selama titrasi Mohr, larutan diaduk dengan baik untuk menghindari terjadinya kelebihan
titran secara lokal. Hal ini dapat menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen
tercapai dan oklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk nanti, serta akibat lebih lanjut adalah
titik akhir menjadi tidak tajam.
Untuk menentukan kadar klorida dalam limbah bekas cucian rumah tangga, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Kadar Cl- (mg/L) =
( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 35,450
𝑉
Keterangan :
A = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi contoh uji (mL)
B = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
N = normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)
V = volume contoh uji
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Buret 50mL 1
2 Labu erlenmeyer 20mL 5
3 Labu Erlenmeyer 100mL 2
4 Gelas ukur 10mL 1
5 Pipet volumetri 10mL 1
6 Gelas piala 250 mL 1
7 Spatula - 1
8 pH meter - 1
9 Corong - 1
10 Timbangan analitik - 1
11 Kaca arloji - 1
12 Labu ukur 100 mL 1
b. Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi/Spesifikasi Amount
1 Larutan NaCl 0,0141 N 100 mL
2 Larutan K2CrO4 5% 5% Secukupnya
3 Larutan AgNO3 0,1M Secukupnya
4 Padatan NaOH - Secukupnya
5 H2SO4 - Secukupnya
6 Sampel (Limbah Cucian
Piring)
- 30 mL
IV. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Pembuatan larutan natrium klorida (NaCl) 0,0141 N
1 Serbuk NaCl dikeringkan didalam
oven bersuhu 1400C selama 2 jam,
kemudian didinginkan didalam
desikator.
-
2 Sebanyak 0,824 gram NaCl kering
ditimbang, kemudian dilarutkan
dengan air suling bebas klorida ke
dalam labu ukur 1000 mL sampai
tanda batas. Larutan ini
mempunyai kadar klorida 500 µg
Cl-/mL.
-
Larutan Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5% b/v
1 Sebanyak 5,0080 g K2CrO4
dilarutkan dengan sedikit air suling
bebas klorida. Larutan AgNO3
ditambahkan sampai mulai
terbentuk endapan merah
kecoklatan yang jelas. dibiarkan
selama 12 jam, lalu di saring.
Filtrat yang diperoleh diencerkan
dengan air suling bebas klorida
hingga volume 100 mL.
-
Pembuatan Larutan Baku Perak Nitrat (AgNO3) 0,1M
1 Sebanyak 8,5 g AgNO3 dilarutkan Sebanyak 8,5 gram AgNO3 dilarutkan
dengan air suling bebas klorida
dalam labu ukur 500 mL sampai
tanda batas. Pembakuan dilakukan
dengan menggunakan larutan NaCl
0,0141 N. Simpan di dalam botol
berwarna coklat
dengan aquades dalam labu ukur 500 mL
sampai tanda batas.
Gambar 01. Larutan AgNO3
Pembakuan larutan baku perak nitrat (AgNO3) dengan NaCl 0,0141 N
1 Sebanyak 25 mL larutan NaCl
0,0141 N dipipet dan dimasukkan
ke dalam labu erlenmeyer
berukuran 100 mL.
-
2 Sebanyak 1 mL larutan indikator
K2CrO4 5% b/v ditambahkan ke
dalam larutan tersebut dan diaduk.
-
3 Kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 sampai terjadi warna
merah kecoklatan.
-
4 Volume larutan AgNO3 yang
digunakan untuk titrasi dicatat.
kemudian dirata-ratakan.
Titrasi
ke
Volume NaCl Volume
AgNO3
1 5 mL
2 5 mL
3 5 mL
Volume rata-rata
Prosedur Persiapan Contoh Uji ( Limbah Rumah Tangga)
1 Sampel limbah rumah tangga
disiapkann terlebih dahulu
Limbah yang digunakan adalah limbah
rumah tangga yaitu air bekas cucian piring
Gambar 02. Sampel limbah cucian piring
rumah tangga
2 Limbah disaring menggunakan
kertas saring
Limbah di saring menggunakan kertas saring
dan warna limbah setelah disaring adalah
bening.
Gambar 03. Penyaringan limbah dengan
kertas saring
3 Apabila warna limbah setelah
disaring adalah pekat, maka
Pada prosedur ini tidak dilakukan, karena
warna limbah yang dihasilkan setelah
ditambahkan 3mL suspense
Al(OH)3, dan diaduk, biarkan
sampai terbentuk endapan
dilakukan penyaringan adalah bening
4 Sebanyak 1mL H2O2 30%
ditambahkan kedalam limbah yang
telah disaring. Ini dilakukan
apabila limbah mengandung
sulfide, sulfit atau tiosulfat
-
5 Limbah disaring menggunakan
kertas saring
-
6 pH sampel limbah dicek hingga
kisaran 7 sampai dengan 10.
Apabila pH terlalu asam maka
ditambah NaOH pada sampel tetes
demi tetes, namun apabila pH
sampel terlalu basa maka
ditambahkan H2SO4 1N tetes demi
tetes
Sampel limbah awal memiliki pH 6,15
kemudian ditambahkan NaOH tetes demi
tetes pada sampel, setelah ditambahkan
NaOH pH sampel menjadi 9.
Gambar 04. Pengukuran pH setelah
ditambahkan NaOH
Prosedur Titrasi Limbah Rumah Tangga Bekas Cucian Piring dengan AgNO3
Sebanyak 10 mL contoh uji limbah
rumah tangga yang sudah disaring
diencerkan dengan aquades hingga
-
100 mL.
Sebanyak 100 mL contoh uji
digunakan secara duplo,
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL dan dibuat larutan blanko.
Sebanyak 10 mL limbah rumah tangga
digunakan secara duplo, dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer.
Gambar 05. Sampel limbah dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan berwarna bening
Larutan blanko dibuat dan dimasukan ke
dalam erlenmeyer sebanyak 10 mL.
Gambar 06. Larutan blanko berwarna
bening
Limbah rumah tangga dan larutan
blanko ditambahkan 1 mL larutan
indikator K2CrO4 5%
Setelah limbah rumah tangga ditambahkan 1
mL larutan indikator K2CrO4 5%,
Gambar 07. Limbah rumah tangga setelah
ditambahkan indikator
Setelah larutan blanko ditambahkan 1 mL
larutan indikator K2CrO4 5%, warnanya
berubah dari bening tak berwarna menjadi
kuning.
Gambar 08. Larutan blanko setelah
ditambah indikator
Contoh uji dan blanko dititrasi
dengan larutan baku AgNO3
sampai titik akhir titrasi yang
ditandai dengan terbentuknya
endapan berwarna merah
kecoklatan dari Ag2CrO4. Catat
volume AgNO3yang digunakan
dan titrasi diulang sebanyak tiga
kali.
Setelah limbah rumah tangga dan blanko
dititrasi dengan larutan AgNO3 warna larutan
berubah dari kuning menjadi merah
kecoklatan.
Titrasi
ke
Volume
Limbah
rumah tangga
Volume
AgNO3
1 10.00 mL 0,75 mL
2 10.00 mL 0,85 mL
3 10.00 mL 0,75 mL
Volume rata-rata 0,78 mL
Titrasi
ke
Volume
Larutan
Blanko
Volume
AgNO3
1 10.00 mL 0,15 mL
2 10.00 mL 0,15 mL
3 10.00 mL 0,15 mL
Volume rata-rata 0,15 mL
V. ANALISIS PERHITUNGAN
Titrasi Blanko
Titrasi blanko dilakukan dengan menggunakan air suling bebas klorida. Kemudian didapat
data titrasi sebagai berikut:
Table 2. Hasil Titrasi Blanko
Perhitungan Kadar Klorida dalam Sampel
Table 3.Volume AgNO3 yang dihabiskan untuk titrasi sampel
No Titrasi ke Volume Blanko Volume AgNO3
1 I 10 mL 0,15 mL
2 II 10 mL 0,15 mL
3 III 10 mL 0,15 mL
Rata-rata : 0,15 mL
No Titrasi ke Volume Sampel Volume AgNO3
1 I 10 mL 0,75 mL
2 II 10 mL 0,85 mL
3 III 10 mL 0,75 mL
Rata-rata : 0,78 mL
Berdasarkan data di atas, maka dapat ditentukan kadar klorida dalam sampel (limbah bekas
cucian piring rumah tangga) dengan menggunakan persamaan berikut ini:
Kadar Cl- (mg/L) =
( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 3540
𝑉
Keterangan :
A = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi contoh uji (mL)
B = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
N = normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)
V = volume contoh uji
Kadar Cl- (mg/L) =
( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 3540
𝑉
=
(0,78−0,15) 𝑥 0,1 𝑥 3540
10
= 22,3 mg/L
Jadi dalam praktikum ini kadar klorida dalam sampel limbah cucian piring sebesar 22,3 mg/L.
VI. PEMBAHASAN
Anasisis kadar klorida dalam sampel dapat dilakukan dengan menggunakan titrasi
argentometri secara Mohr. Titrasi ini terutama digunakan untuk menentukan garam klorida
dengan titrasi langsung, atau menentukan garam perak dengan titrasi kembali setelah
ditambah larutan standar NaCl berlebih (Selamat,2002 ). Titrasi argentometri cara Mohr
menggunakan ion-ion kromat (CrO4
2-) sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata dari Ag2CrO4. Apabila ke dalam larutan yang mengandung
ion klorida ditambahkan indikator K2CrO4 dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar
AgNO3 maka akan terjadi pengendapan bertingkat berikut:
Cl- + Ag+ ↔ AgCl Ksp = 1 x 10-10
CrO4
2- + 2Ag+ ↔ Ag2CrO4 Ksp = 2 x 10-12
(Selamat, 2002)
Selain itu, tirasi Argentometri cara Mohr harus dilakukan dalam suasana yang relatif netral
atau sedikit alkali. Dalam larutan netral atau sedikit alkali, kalium kromat (K2CrO4) dapat
menunjukkan titik akhir pada penitaran klorida dengan perak nitrat (AgNO3). (Dewa Sastra,
2015). Pada kondisi pH terlalu tinggi, menyebabkan terbentuknya endapan AgOH dan lebih
lanjut terurai menjadi Ag2O sehingga titran yang diperlukan menjadi lebih banyak.
2Ag+ + 2OH- ↔ 2 AgOH(s) ↔ Ag2O(s) + H2O
Pada kondisi pH terlalu rendah ion CrO4
2- sebagian berubah menjadi Cr2O7
2-. Dengan
berkurangnya konsentrasi indikator akan menyebabkan timbulnya endapan menjadi sangat
terlambat.
2H+ + 2CrO4
2- ↔ Cr2O7
2- + H2O
Oleh karenanya, pada saat persiapan sampel dilakukan pengecekan pH dengan menggunakan
pH meter. Setelah dicek pH dari sampel, ternyata rendah yaitu sebesar 6,15 oleh karenanya
sampel ditambahkan larutan NaOH untuk menaikkan pH sampel. Setelah ditambahkan
NaOH pH sampel menjadi 9.Selanjutnya adalah dilakukan titrasi blanko.Yang digunakan
sebagai blanko adalah air suling bebas klorida atau aquades. Titrasi ini dilakukan sebanyak
tiga kali pengulangan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, yang mana AgNO3
digunakan sebagai titran. Setelah dilakukan titrasi, volume rata – rata perak nitrat yang
dihabiskan untuk mentitrasi blanko yaitu sebanyak 0,15 mL. Hasil dari titrasi blanko ini lebih
lanjut akan digunakan dalam perhitungan penentuan kadar klorida dalam sampel.
Setelah melakukan titrasi blanko, tahap selanjutanya yang dilakukan adalah menentukan
kadar klorida dalam sampel. Penentuan kadar klorida dalam sampel dilakukan dengan cara
titrasi. Untuk mentitrasi sampel bekas cucian piring rumah tangga digunakan larutan perak
nitrat. Titrasi pada praktikum kali ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan data
yang lebih akurat sehingga didapat volume rata-rata perak nitrat yang dihabiskan untuk
mentitrasi sampel adalah sebanyak 0,78 mL. Lebih lanjut setelah dilakukan perhitungan,
dapat diketahui kadar klorida dalam sampel yaitu sebesar 22,3 mg/L atau 22,3 ppm.
Klorida adalah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa -
senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida
pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan.
Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida
secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini
juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan
garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting
dilakukan analisis terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan
pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan air.
Tabel 4. Karakteristik air limbah domestik
Parameter Konsentrasi
Kisaran Rata – rata
Padatan:
Terlarut
Tersuspensi
BOD
COD
TOC
250-850
100-350
110-400
250-1000
80-290
500
220
220
500
160
Nitrogen:
Organic
NH3
8-35
12-50
15
25
Phospor:
Organic
Anorganik
1-5
3-10
3
5
Klorida
Minyak dan Lemak
Alkalinitas
30-100
50-150
50-200
50
100
100
Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata konsentrasi klorida dalam limbah cair domestik
yaitu sebesar 50 mg/L. Akan tetapi, dalam praktikum kali ini didapat konsentrasi klorida
dalam sampel yaitu sebesar 22,3 mg/L. konsentrasi tersebut tergolong rendah jika
dibandingkan dengan teori. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ion klorida tidak
membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam sehingga konsentrasinya
rendah. Karena kadar klorida dalam limbah cucian piring rumah tangga relative rendah, maka
limbah tersebut dapat dibuang langsung ke lingkungan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga adalah sebesar 22,3 mg/L.
Kadar tersebut jika dibandingkan dengan teori masih rendah, sehingga dapat langsung
dapat dibuang ke lingkungan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Air dan Limbah-Bagian 12: Cara Uji Kesadahan Total
Kalsium dan Magnesium dengan Metode Titrimetri.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik, Tersedia :http://hukum.unsrat.ac.id/men/menlh_112_2003.pdf,
diakses tanggal : 11 April 2016
Nur’arif, Muhamad. 2008. Pengelolaan Air Limbah Domestik.Tesis.Tersedia
:http://eprints.undip.ac.id/17344, diakses tanggal : 11 April 2016
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku
kualitas air.
Sastrawidana,I Dewa Ketut & Siti Maryam.2015.Penuntun Praktikum Analisis Kimia Tanah dan
Air. Singaraja: UNDIKSHA
Selamat, I Nyoman, dkk. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurdik Kimia,
IKIP N Singaraja.
Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi Program S1,
Universitas Indonesia.

More Related Content

What's hot

laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoPujiati Puu
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurputrisagut
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenawd_amaliah
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)UIN Alauddin Makassar
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTUniversity Of Jakarta
 

What's hot (20)

Pemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.ivPemisahan kation gol.iv
Pemisahan kation gol.iv
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Iodimetri
IodimetriIodimetri
Iodimetri
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Titrasi redoks 1
Titrasi redoks 1Titrasi redoks 1
Titrasi redoks 1
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK BogorPenetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilena
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia
 

Viewers also liked

LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiamun farid
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Joy Irman
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekAzka Napsiyana
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
Rekling05 pengolahan
Rekling05 pengolahanRekling05 pengolahan
Rekling05 pengolahanArif Rahman
 
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)Muhammad Saparizan
 
Contoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLContoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLFirman Sufiana
 
Magang presentasi
Magang presentasiMagang presentasi
Magang presentasimazqooo
 

Viewers also liked (14)

Ebook kimia analisis
Ebook kimia analisisEbook kimia analisis
Ebook kimia analisis
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Argentometric Titration
Argentometric TitrationArgentometric Titration
Argentometric Titration
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
Cara Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL)
 
Sidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktekSidang presentasi laporan kerja praktek
Sidang presentasi laporan kerja praktek
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Rekling05 pengolahan
Rekling05 pengolahanRekling05 pengolahan
Rekling05 pengolahan
 
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
Presentasi Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
 
Contoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKLContoh persentasi laporan PKL
Contoh persentasi laporan PKL
 
Magang presentasi
Magang presentasiMagang presentasi
Magang presentasi
 

Similar to Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKariEmuLLah
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriDhanti Utari
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan LimbahDwi Karyani
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
Percobaan pak abu
Percobaan pak abuPercobaan pak abu
Percobaan pak abuTya Setiia
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriDwi Karyani
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3Danang Setiawan
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamIrmi Mimiqi
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*T Urai Ani
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaEmirSyarif
 

Similar to Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri (20)

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
 
Ppt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanorPpt jurnal kimanor
Ppt jurnal kimanor
 
Argentometri kelompok 11.pdf
Argentometri kelompok 11.pdfArgentometri kelompok 11.pdf
Argentometri kelompok 11.pdf
 
Makalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis VolumetriMakalah Analisis Volumetri
Makalah Analisis Volumetri
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
Percobaan pak abu
Percobaan pak abuPercobaan pak abu
Percobaan pak abu
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3 --Dunia baruku---  penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
--Dunia baruku--- penentuan kadar campuran na2-co3 dan nahco3
 
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garamModul pembelajaran kimia hidrolisis garam
Modul pembelajaran kimia hidrolisis garam
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Makalah kaf iv
Makalah kaf ivMakalah kaf iv
Makalah kaf iv
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 

More from Dwi Karyani

Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Dwi Karyani
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Dwi Karyani
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomDwi Karyani
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict Dwi Karyani
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis mediaDwi Karyani
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediaDwi Karyani
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuDwi Karyani
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanDwi Karyani
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterDwi Karyani
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 

More from Dwi Karyani (20)

Doll
DollDoll
Doll
 
Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)
 
Rpp kimia unsur
Rpp kimia unsurRpp kimia unsur
Rpp kimia unsur
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atom
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
multimedia
 multimedia  multimedia
multimedia
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis media
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program media
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeter
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 

Recently uploaded

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 

Recently uploaded (20)

BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 

Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri

  • 1. PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA LINGKUNGAN LAPORAN PENENTUAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA LIMBAH BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI SECARA MOHR Oleh: Ni Luh Ramadhani Ade Mula 1313031018/VI L.G. Dwi Karyani 1313031019/VI Made Enny Budi Astuti 1313031027/VI I Putu Junia Purwanto 1313031063/VI JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
  • 2. PRAKTIKUM PENENTUAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA LIMBAH BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA DENGAN TITRASI ARGENTOMETRI SECARA MOHR I. Tujuan Untuk mengetahui kadar klorida yang terkandung dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga dengan menggunakan titrasi argentometri secara mohr. II. Dasar Teori Limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik bentuk padat, cair, ataupun gas yang dipandang mudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang (Vini, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. Jadi, pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang dipandang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi; (b) limbah industri; dan (c) limbah rembesan dan limpasan air hujan. Menurut Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik, air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Adapun komposisi dari air limbah domestik adalah sebagai berikut: Air Limbah Air (99,9%) Bahan Padatan Organik (70%) Anorganik (30%) - Protein (65%) - Butiran - Karbohidrat (25%) - Garam
  • 3. - Lemak (10%) - Logam Limbah cair rumah tangga merupakan sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Salah satu jenis limbah cair rumah tangga adalah limbah bekas cuci piring. Limbah cair rumah tangga yang dalam hal ini limbah bekas cucian piring termasuk ke dalam limbah cair domestic yang dikarakterisasikan ke dalam darkgrey water (Nur’arif,2008). Limbah cair rumah tangga selain mengandung bahan organic, juga diduga mengandung klorida. Klorida adalah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa – senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat – sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam – garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut.Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion – ion logam.Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik.Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisis terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan air. Adapun kandungan klorida dalam limbah domestik dapat dilihat pada tabel karakteristik air limbah di bawah ini: Table 1. Karakteristik Air Limbah Domestik Parameter Konsentrasi Kisaran Rata – rata Padatan: Terlarut Tersuspensi BOD COD TOC 250-850 100-350 110-400 250-1000 80-290 500 220 220 500 160
  • 4. Nitrogen: Organic NH3 8-35 12-50 15 25 Phospor: Organic Anorganik 1-5 3-10 3 5 Klorida Minyak dan Lemak Alkalinitas 30-100 50-150 50-200 50 100 100 Anion Cl- dengan larutan perak nitrat AgNO3 membentuk endapan perak klorida , AgCl, yang seperti dadih dan putih. Perak klorida tak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer tetapi larut dalam larutan amonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat. Ion klorida terdapat dalam bentuk senyawa. Begitu juga pada limbah rumah tangga khususnya limbah bekas cucian piring juga mengandung klorida. Kadar klorida tiap senyawa berbeda-beda. Oleh karenanya sebelum diolah, maka perlu dilakukan analisis kandungan klor dalam limbah cair rumah tangga khususnya air bekas cucian piring. Analisis kadar klor ini dapat dilakukan secara titrasi pengendapan atau sering disebut dengan titrasi argentometri yaitu dengan metode Mohr. Titrasi pengendapan adalah suatu proses titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan. Titrasi yang meliputi reaksi-reaksi pengendapan sangat terbatas dibandingkan dengan analisis volumetri yang lain (Selamat, 2002). Dalam titrasi pengendapan, zat yang ditentukan bereaksi dengan titran membentuk senyawa yang sukar larut dalam air. Karena itu kepekatan zat yang ditentukan itu berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan itu diamati dekat dengan titik ekivalen dengan bantuan indikator. Namun demikian ada beberapa persyaratan dalam titrasi pengendapan sehingga pemakaiannya terbatas dalam titrimetri. Persyaratan itu adalah sebagai berikut:
  • 5. 1. Terjadinya kesetimbangan yang serbaneka harus berlangsung cukup cepat; 2. Zat yang ditentukan harus beraksi secara stoikiometri dengan titran; 3. Endapan yang terbentuk harus cukup sukar larut sehinggs terjamin kesempurnaan reaksi sampai 99,9 %; 4. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. Adapun rangkaian alat titrasi yang digunakan adalah sebagai berikut: Gambar 01. Buret yang umum digunakan dalam titrasi Karena persyaratan diatas harus terpenuhi dalam dalam titrasi pengendapan, maka reaksi pengendapan dengan ion perak yang lazim digunakan dalam titrasi pengendapan.Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat (AgNO3). Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halida akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (tioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalen seperti ion fosfat PO4 3- dan ion arsenat AsO4 3-. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit, sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl. AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s)(putih) + NaNO3(aq) Titrasi argentometri dimana terbentuk endapan yang dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan indicator yang dipakai untuk penentuan titik akhir. Salah satu metode dalam argentometri adalah Titrasi argentometri cara Mohr. Metode Mohr pertama kali diperkenalkan oleh K.F Mohr , seorang ahli farmasi Jerman pada tahun 1865. Titrasi ini terutama digunakan untuk menentukan garam klorida dengan titrasi langsung, atau Sumber : www.chem-is-try.org
  • 6. menentukan garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar NaCl berlebih. Titrasi argentometri cara Mohr menggunakan ion-ion kromat (CrO4 2-) sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah kecoklatan dari Ag2CrO4. Apabila ke dalam larutan yang mengandung ion klorida ditambahkan indikator K2CrO4 dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar AgNO3 maka akan terjadi pengendapan bertingkat berikut: 1. Cl- + Ag+ ↔ AgCl Ksp = 1,2 x 10-10 2. CrO4 2- + 2Ag+ ↔ Ag2CrO4 Ksp = 1,7 x 10-12 Dari dua persamaan reaksi tersebut dapat dihitung konsentrasi ion kromat pada saat AgCl mulai mengendap yaitu sebesar 0,014 M. Dengan demikian untuk menghindari pengendapan Ag2CrO4 mendahului atau berbarengan dengan AgCl maka konsentrasi ion kromat yang dipergunakan harus lebih kecil dari 0,014 M. Tirasi Argentometri cara Mohr harus dilakukan dalam suasana yang relatif netral. Pada kondisi pH terlalu tinggi, menyebabkan terbentuknya endapan AgOH dan lebih lanjut terurai menjadi Ag2O sehingga titran yang diperlukan menjadi lebih banyak. 2Ag+ + 2OH- ↔ 2 AgOH(s) ↔ Ag2O(s) + H2O Pada kondisi pH terlalu rendah ion CrO4 2- sebagian berubah menjadi Cr2O7 2-. Dengan berkurangnya konsentrasi indikator akan menyebabkan timbulnya endapan menjadi sangat terlambat. 2H+ + 2CrO4 2- ↔ Cr2O7 2- + H2O Selama titrasi Mohr, larutan diaduk dengan baik untuk menghindari terjadinya kelebihan titran secara lokal. Hal ini dapat menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen tercapai dan oklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk nanti, serta akibat lebih lanjut adalah titik akhir menjadi tidak tajam. Untuk menentukan kadar klorida dalam limbah bekas cucian rumah tangga, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini: Kadar Cl- (mg/L) = ( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 35,450 𝑉 Keterangan : A = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi contoh uji (mL) B = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL)
  • 7. N = normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL) V = volume contoh uji III. ALAT DAN BAHAN a. Alat No Nama Alat Ukuran Jumlah 1 Buret 50mL 1 2 Labu erlenmeyer 20mL 5 3 Labu Erlenmeyer 100mL 2 4 Gelas ukur 10mL 1 5 Pipet volumetri 10mL 1 6 Gelas piala 250 mL 1 7 Spatula - 1 8 pH meter - 1 9 Corong - 1 10 Timbangan analitik - 1 11 Kaca arloji - 1 12 Labu ukur 100 mL 1 b. Bahan No Nama Bahan Konsentrasi/Spesifikasi Amount 1 Larutan NaCl 0,0141 N 100 mL 2 Larutan K2CrO4 5% 5% Secukupnya 3 Larutan AgNO3 0,1M Secukupnya 4 Padatan NaOH - Secukupnya 5 H2SO4 - Secukupnya 6 Sampel (Limbah Cucian Piring) - 30 mL
  • 8. IV. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Pembuatan larutan natrium klorida (NaCl) 0,0141 N 1 Serbuk NaCl dikeringkan didalam oven bersuhu 1400C selama 2 jam, kemudian didinginkan didalam desikator. - 2 Sebanyak 0,824 gram NaCl kering ditimbang, kemudian dilarutkan dengan air suling bebas klorida ke dalam labu ukur 1000 mL sampai tanda batas. Larutan ini mempunyai kadar klorida 500 µg Cl-/mL. - Larutan Indikator Kalium Kromat (K2CrO4) 5% b/v 1 Sebanyak 5,0080 g K2CrO4 dilarutkan dengan sedikit air suling bebas klorida. Larutan AgNO3 ditambahkan sampai mulai terbentuk endapan merah kecoklatan yang jelas. dibiarkan selama 12 jam, lalu di saring. Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan air suling bebas klorida hingga volume 100 mL. - Pembuatan Larutan Baku Perak Nitrat (AgNO3) 0,1M 1 Sebanyak 8,5 g AgNO3 dilarutkan Sebanyak 8,5 gram AgNO3 dilarutkan
  • 9. dengan air suling bebas klorida dalam labu ukur 500 mL sampai tanda batas. Pembakuan dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl 0,0141 N. Simpan di dalam botol berwarna coklat dengan aquades dalam labu ukur 500 mL sampai tanda batas. Gambar 01. Larutan AgNO3 Pembakuan larutan baku perak nitrat (AgNO3) dengan NaCl 0,0141 N 1 Sebanyak 25 mL larutan NaCl 0,0141 N dipipet dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer berukuran 100 mL. - 2 Sebanyak 1 mL larutan indikator K2CrO4 5% b/v ditambahkan ke dalam larutan tersebut dan diaduk. - 3 Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terjadi warna merah kecoklatan. - 4 Volume larutan AgNO3 yang digunakan untuk titrasi dicatat. kemudian dirata-ratakan. Titrasi ke Volume NaCl Volume AgNO3 1 5 mL 2 5 mL
  • 10. 3 5 mL Volume rata-rata Prosedur Persiapan Contoh Uji ( Limbah Rumah Tangga) 1 Sampel limbah rumah tangga disiapkann terlebih dahulu Limbah yang digunakan adalah limbah rumah tangga yaitu air bekas cucian piring Gambar 02. Sampel limbah cucian piring rumah tangga 2 Limbah disaring menggunakan kertas saring Limbah di saring menggunakan kertas saring dan warna limbah setelah disaring adalah bening. Gambar 03. Penyaringan limbah dengan kertas saring 3 Apabila warna limbah setelah disaring adalah pekat, maka Pada prosedur ini tidak dilakukan, karena warna limbah yang dihasilkan setelah
  • 11. ditambahkan 3mL suspense Al(OH)3, dan diaduk, biarkan sampai terbentuk endapan dilakukan penyaringan adalah bening 4 Sebanyak 1mL H2O2 30% ditambahkan kedalam limbah yang telah disaring. Ini dilakukan apabila limbah mengandung sulfide, sulfit atau tiosulfat - 5 Limbah disaring menggunakan kertas saring - 6 pH sampel limbah dicek hingga kisaran 7 sampai dengan 10. Apabila pH terlalu asam maka ditambah NaOH pada sampel tetes demi tetes, namun apabila pH sampel terlalu basa maka ditambahkan H2SO4 1N tetes demi tetes Sampel limbah awal memiliki pH 6,15 kemudian ditambahkan NaOH tetes demi tetes pada sampel, setelah ditambahkan NaOH pH sampel menjadi 9. Gambar 04. Pengukuran pH setelah ditambahkan NaOH Prosedur Titrasi Limbah Rumah Tangga Bekas Cucian Piring dengan AgNO3 Sebanyak 10 mL contoh uji limbah rumah tangga yang sudah disaring diencerkan dengan aquades hingga -
  • 12. 100 mL. Sebanyak 100 mL contoh uji digunakan secara duplo, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL dan dibuat larutan blanko. Sebanyak 10 mL limbah rumah tangga digunakan secara duplo, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Gambar 05. Sampel limbah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan berwarna bening Larutan blanko dibuat dan dimasukan ke dalam erlenmeyer sebanyak 10 mL. Gambar 06. Larutan blanko berwarna bening Limbah rumah tangga dan larutan blanko ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 5% Setelah limbah rumah tangga ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 5%,
  • 13. Gambar 07. Limbah rumah tangga setelah ditambahkan indikator Setelah larutan blanko ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4 5%, warnanya berubah dari bening tak berwarna menjadi kuning. Gambar 08. Larutan blanko setelah ditambah indikator Contoh uji dan blanko dititrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah kecoklatan dari Ag2CrO4. Catat volume AgNO3yang digunakan dan titrasi diulang sebanyak tiga kali. Setelah limbah rumah tangga dan blanko dititrasi dengan larutan AgNO3 warna larutan berubah dari kuning menjadi merah kecoklatan. Titrasi ke Volume Limbah rumah tangga Volume AgNO3 1 10.00 mL 0,75 mL 2 10.00 mL 0,85 mL 3 10.00 mL 0,75 mL Volume rata-rata 0,78 mL
  • 14. Titrasi ke Volume Larutan Blanko Volume AgNO3 1 10.00 mL 0,15 mL 2 10.00 mL 0,15 mL 3 10.00 mL 0,15 mL Volume rata-rata 0,15 mL V. ANALISIS PERHITUNGAN Titrasi Blanko Titrasi blanko dilakukan dengan menggunakan air suling bebas klorida. Kemudian didapat data titrasi sebagai berikut: Table 2. Hasil Titrasi Blanko Perhitungan Kadar Klorida dalam Sampel Table 3.Volume AgNO3 yang dihabiskan untuk titrasi sampel No Titrasi ke Volume Blanko Volume AgNO3 1 I 10 mL 0,15 mL 2 II 10 mL 0,15 mL 3 III 10 mL 0,15 mL Rata-rata : 0,15 mL No Titrasi ke Volume Sampel Volume AgNO3 1 I 10 mL 0,75 mL 2 II 10 mL 0,85 mL 3 III 10 mL 0,75 mL Rata-rata : 0,78 mL
  • 15. Berdasarkan data di atas, maka dapat ditentukan kadar klorida dalam sampel (limbah bekas cucian piring rumah tangga) dengan menggunakan persamaan berikut ini: Kadar Cl- (mg/L) = ( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 3540 𝑉 Keterangan : A = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi contoh uji (mL) B = volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (mL) N = normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL) V = volume contoh uji Kadar Cl- (mg/L) = ( 𝐴−𝐵) 𝑋 𝑁 𝑋 3540 𝑉 = (0,78−0,15) 𝑥 0,1 𝑥 3540 10 = 22,3 mg/L Jadi dalam praktikum ini kadar klorida dalam sampel limbah cucian piring sebesar 22,3 mg/L. VI. PEMBAHASAN Anasisis kadar klorida dalam sampel dapat dilakukan dengan menggunakan titrasi argentometri secara Mohr. Titrasi ini terutama digunakan untuk menentukan garam klorida dengan titrasi langsung, atau menentukan garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar NaCl berlebih (Selamat,2002 ). Titrasi argentometri cara Mohr menggunakan ion-ion kromat (CrO4 2-) sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dari Ag2CrO4. Apabila ke dalam larutan yang mengandung ion klorida ditambahkan indikator K2CrO4 dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar AgNO3 maka akan terjadi pengendapan bertingkat berikut: Cl- + Ag+ ↔ AgCl Ksp = 1 x 10-10 CrO4 2- + 2Ag+ ↔ Ag2CrO4 Ksp = 2 x 10-12 (Selamat, 2002) Selain itu, tirasi Argentometri cara Mohr harus dilakukan dalam suasana yang relatif netral atau sedikit alkali. Dalam larutan netral atau sedikit alkali, kalium kromat (K2CrO4) dapat
  • 16. menunjukkan titik akhir pada penitaran klorida dengan perak nitrat (AgNO3). (Dewa Sastra, 2015). Pada kondisi pH terlalu tinggi, menyebabkan terbentuknya endapan AgOH dan lebih lanjut terurai menjadi Ag2O sehingga titran yang diperlukan menjadi lebih banyak. 2Ag+ + 2OH- ↔ 2 AgOH(s) ↔ Ag2O(s) + H2O Pada kondisi pH terlalu rendah ion CrO4 2- sebagian berubah menjadi Cr2O7 2-. Dengan berkurangnya konsentrasi indikator akan menyebabkan timbulnya endapan menjadi sangat terlambat. 2H+ + 2CrO4 2- ↔ Cr2O7 2- + H2O Oleh karenanya, pada saat persiapan sampel dilakukan pengecekan pH dengan menggunakan pH meter. Setelah dicek pH dari sampel, ternyata rendah yaitu sebesar 6,15 oleh karenanya sampel ditambahkan larutan NaOH untuk menaikkan pH sampel. Setelah ditambahkan NaOH pH sampel menjadi 9.Selanjutnya adalah dilakukan titrasi blanko.Yang digunakan sebagai blanko adalah air suling bebas klorida atau aquades. Titrasi ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, yang mana AgNO3 digunakan sebagai titran. Setelah dilakukan titrasi, volume rata – rata perak nitrat yang dihabiskan untuk mentitrasi blanko yaitu sebanyak 0,15 mL. Hasil dari titrasi blanko ini lebih lanjut akan digunakan dalam perhitungan penentuan kadar klorida dalam sampel. Setelah melakukan titrasi blanko, tahap selanjutanya yang dilakukan adalah menentukan kadar klorida dalam sampel. Penentuan kadar klorida dalam sampel dilakukan dengan cara titrasi. Untuk mentitrasi sampel bekas cucian piring rumah tangga digunakan larutan perak nitrat. Titrasi pada praktikum kali ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan data yang lebih akurat sehingga didapat volume rata-rata perak nitrat yang dihabiskan untuk mentitrasi sampel adalah sebanyak 0,78 mL. Lebih lanjut setelah dilakukan perhitungan, dapat diketahui kadar klorida dalam sampel yaitu sebesar 22,3 mg/L atau 22,3 ppm. Klorida adalah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa - senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting
  • 17. dilakukan analisis terhadap klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan air. Tabel 4. Karakteristik air limbah domestik Parameter Konsentrasi Kisaran Rata – rata Padatan: Terlarut Tersuspensi BOD COD TOC 250-850 100-350 110-400 250-1000 80-290 500 220 220 500 160 Nitrogen: Organic NH3 8-35 12-50 15 25 Phospor: Organic Anorganik 1-5 3-10 3 5 Klorida Minyak dan Lemak Alkalinitas 30-100 50-150 50-200 50 100 100 Dari data di atas diketahui bahwa rata-rata konsentrasi klorida dalam limbah cair domestik yaitu sebesar 50 mg/L. Akan tetapi, dalam praktikum kali ini didapat konsentrasi klorida dalam sampel yaitu sebesar 22,3 mg/L. konsentrasi tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan teori. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ion klorida tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam sehingga konsentrasinya rendah. Karena kadar klorida dalam limbah cucian piring rumah tangga relative rendah, maka limbah tersebut dapat dibuang langsung ke lingkungan.
  • 18. VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga adalah sebesar 22,3 mg/L. Kadar tersebut jika dibandingkan dengan teori masih rendah, sehingga dapat langsung dapat dibuang ke lingkungan. VIII. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2004. Air dan Limbah-Bagian 12: Cara Uji Kesadahan Total Kalsium dan Magnesium dengan Metode Titrimetri. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, Tersedia :http://hukum.unsrat.ac.id/men/menlh_112_2003.pdf, diakses tanggal : 11 April 2016 Nur’arif, Muhamad. 2008. Pengelolaan Air Limbah Domestik.Tesis.Tersedia :http://eprints.undip.ac.id/17344, diakses tanggal : 11 April 2016 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku kualitas air. Sastrawidana,I Dewa Ketut & Siti Maryam.2015.Penuntun Praktikum Analisis Kimia Tanah dan Air. Singaraja: UNDIKSHA Selamat, I Nyoman, dkk. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurdik Kimia, IKIP N Singaraja. Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi Program S1, Universitas Indonesia.