SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
KIMIA ANALISIS LINGKUNGAN
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM LIMBAH
BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA SECARA KOMPLEKSOMETRI
Oleh:
Ni Luh Ramadhani Ade Mula 1313031019/VI
L.G. Dwi Karyani 1313031019/VI
Made Enny Budi Astuti 1313031027/VI
I Putu Junia Purwanto 1313031063/VI
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
PRAKTIKUM
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM LIMBAH
BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA SECARA KOMPLEKSOMETRI
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kesadahan total kalsium dan magnesium dalam limbah bekas cucian piring
rumah tangga dengan menggunakan metode kompleksometri.
II. DASAR TEORI
Limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik bentuk padat,
cair, ataupun gas yang dipandang mudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung
untuk dibuang (Vini, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001,
limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk lain. Jadi, pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau
dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang
dipandang tidak memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) limbah domestik
(rumah tangga) yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi; (b) limbah industri;
dan (c) limbah rembesan dan limpasan air hujan. Menurut Keputusan Mentri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik, air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate),
rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Adapun komposisi
dari air limbah domestik adalah sebagai berikut:
Air Limbah
Air (99,9%) Bahan Padatan
Organik (70%) Anorganik (30%)
- Protein (65%) - Butiran
- Karbohidrat (25%) - Garam
- Lemak (10%) - Logam
(Sumber: Mara, 2004)
Salah satu contoh dari limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian, air sabun dan
air sisa cucian daging, buah, sayur dari restoran. Adapun karakterisasi dari limbah cair
domestik dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1. Karakterisasi limbah cair domestik
Parameter
Konsentrasi (mg/liter)
Kisaran Rata-rata
Padatan:
- Terlarut 250 – 850 500
- Tersuspensi 100 – 350 220
- BOD 110 – 400 220
- COD 250 – 1000 500
- TOC 80 – 290 160
Nitrogen:
- Organik 8 - 35 15
- NH3 12 - 50 25
Fosfor:
- Organik 1 - 5 3
- Anorganik 3 - 10 5
- Klorida 30 - 100 50
- Minyak dan Lemak 50 - 150 100
- Alkalinatis 50 - 200 100
(Sumber: Metcalf & Eddy, 1979)
Limbah cair rumah tangga merupakan sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan. Salah satu jenis limbah cair rumah tangga adalah limbah bekas cuci piring.
Limbah cair rumah tangga yang dalam hal ini limbah bekas cucian piring termasuk ke
dalam limbah cair domestic yang dikarakterisasikan ke dalam darkgrey water
(Nur’arif,2008).
Secara prinsip penentuan kesadahan pada limbah ini sama dengan titrasi
kompleksometri. Titrasi kompleksometri dikenal sebagai titrasi yang menghasilkan reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi
dalam larutan. Dalam titrasi ini digunakan EDTA sebagai titran, karena EDTA
merupakan chelating agents dan membentuk ion kompleks yang stabil dengan Ca2+,
Mg2+, dan ion divalen lain yang menyebabkan kesadahan seperti pada persamaan berikut :
M2+ + EDTA  [M . EDTA]compleks
Peruraian EDTA untuk dapat membentuk kompleks sangat dipengaruhi oleh pH,
semakin tinggi pH suatu sistem titrasi di buat maka semakin tinggi pula kemungkinan
EDTA untuk dapat membentuk kompleks dengan sempurna. Titrasi kompleksometri
harus dilakukan pada pH yang cukup tinggi dan tidak dapat dilakukan pada sembarang
pH karena akan mempengaruhi kesempurnaan pembentukan kompleks atau dengan kata
lain kesempurnaan titrasi (Selamat, dkk, 2008).
Keberhasilan dari penggunaan EDTA untuk menentukan kesadahan bergantung pada
kehadiran indikator yang bisa menunjukan bahwa EDTA yang digunakan ada pada
jumlah yang normal atau ketika semua ion yang menyebabkan kesadahan sudah
terhubung. Salah satu indikator yang tepat untuk digunakan adalah Eriochrome Black T
(EBT). EBT jika dilarutkan akan membentuk warna biru kehijauan. Jika sampel yang
akan diuji mengandung ion seperti Ca2+ atau Mg2+, maka reaksinya sebagai berikut:
Mg2+ + EBT → MgEBT + H+
Biru merah anggur
Kemudian jika sampel dititrasi dengan EDTA, maka ion-ion kalsium dan magnesium
akan membentuk senyawa kompleks (MgEDTA/CaEDTA), molekul indikator (EBT)
terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah
keunguan menjadi biru (BSN,2004). Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut:
MgEBT + EDTA→MgEDTA + EBT + H+
Merah keunguan Biru
Kesadahan dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:
Kesadahan total (mg CaCO3/L) =
1000
𝑉 𝐶.𝑢
x VEDTA(a) xMEDTA X 100
Nilai kesadahan secara eksperimen dapat dibandingkan dengan standar baku mutu air
yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui apakah kesadahan dalam sampel yang
diuji tinggi atau rendah. data yang diperoleh secara eksperimen dapat dibandingakan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
standar baku kualitas air bersih sebagai berikut:
Tabel 2. Baku mutu kualitas air bersih di Indonesia
Nomor Parameter Kimiawi Satuan Kadar
1 Aluminium mg/L 0,2
2 Besi mg/L 0,3
3 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
4 Klorida mg/L 250
5 Mangan mg/L 0,4
6 pH - 6,5-8,5
Selain itu, berdasarkan tingkatannya air sadah dapat digolongkan menjadi empat
kelompok sebagai berikut:
1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (Soft water)
2. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard water
3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water
4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l disebut very hard water
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Buret 25 mL 1
2 Labu Erlenmeyer 50 mL 3
3 Labu Erlenmeyer 250 mL 2
4 Gelas ukur 10 mL 1
5 Pipet ukur 10 mL 1
9 Labu ukur 100 mL 1
6 pH meter - 1
7 Spatula - 1
8 Statif dan clamp - 1 set
9 Filler - 1
10 Pipet tetes - 1
11 Gelas kimia 100 mL 2
12 Gelas kimia 500 mL 1
13 Kaca arloji - 1
14 Timbangan analitik - 1
15 Corong - 1
B. Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi/spesifikasi Jumlah
1 Indikator Eriochrome
Black T (EBT)
- Secukupnya
2 Larutan NaOH 0.1N Secukupnya
3 Sampel (limbah cair bekas
cucian piring rumah
tangga)
- 100 mL
4 Larutan EDTA 0,01 M Secukupnya
5 Aquades - Secukupnya
IV. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN
Pembuatan Larutan EDTA (0,01 M)
No Prosedur Hasil Pengamatan
1 Sebanyak 3,7274 gram EDTA
ditimbang, dan dilarutkan dengan
aquades 1000 mL.
EDTA ditimbang sebanyak 3,7274
gram, dan dilarutkan dengan aquades
1000 mL. Larutan ditempatkan pada
labu ukur berukuran 1000 mL, warna
larutan adalah bening tak berwarna
Gambar 1. Larutan EDTA berwarna
bening tak berwarna
Penentuan Kesadahan Total Sampel
No Prosedur Hasil Pengamatan
1 Limbah rumah tangga bekas cuci
piring disaring menggunakan kertas
Sebelum dilakukan proses penyaringan
limbah rumah tangga bekas cucian
saring (penyaringan dilakukan 1 kali
untuk mendapatkan limbah yang
bening). Dipipet 25mL larutan sampel
limbah yang telah disaring
piring adalah keruh.
Gambar 2. Limbah rumah tangga
sebelum disaring
Dilakukan proses penyaringan sebanyak
1 kali pengulangan sehingga warna
limbah yang diperoleh adalah bening
tak berwarna.
Gambar 3. Proses penyaringan limbah
rumah tangga
2 pH limbah rumah tangga dicek
menggunakan pH meter, apabila
sampel limbah terlalu basa maka
ditambahkan HCl tetes demi tetes
hingga sampel limbah rumah tangga
dalam keadaan basa yaitu dengan pH
10
Limbah yang telah disaring kemudian
diambil sebanyak 25mL dan dimasukan
ke dalam gelas kimia 100mL. Dilakukan
pengecekan pH pada limbah rumah
tangga, pH yang diperoleh adalah 6,15
Gambar 4. pH limbah yang diperoleh
adalah dalam suasana
asam yaitu 6,15
Sampel limbah rumah tangga kemudian
ditambahkan larutan NaOH tetes demi
tetes hingga pH larutan mendekati 10.
Penambahan larutan NaOH di hentikan
ketika pH sampel limbah rumah tangga
mencapai 10,03
Gambar 5. pH limbah yang diperoleh
adalah dalam suasana basa
yaitu 10,03
4 Sebanyak 50 mL larutan EDTA
dituangkan ke dalam buret sebagai
titran
Larutan EDTA sebanyak 50 mL
dituangkan ke buret, larutan ini
digunakan sebagai titran. Warna larutan
ini adalah bening tak berwarna.
5 Sebanyak 10 mL sampel limbah
rumah tangga yang telah disaring
dipipet dan dimasukan ke dalam
Erlenmeyer 50 mL
Sampel limbah yang dimasukan
sebanyak 10 mL ke dalam Erlenmeyer,
warna sampel limbah rumah tangga
adalah bening tak berwarna
6 Sebanyak 10 mL sampel limbah
rumah tangga ditambahkan dengan
sedikit indicator EBT
Indikator EBT yang ditambahkan ke
dalam sampel limbah adalah berupa
serbuk atau bubuk halus yang berwarna
hitam. Setelah sampel limbah rumah
tangga ditambahkan dengan indicator
EBT, warna sampel limbah yang
dihasilkan adalah merah keunguan
Gambar 6. Sampel limbah setelah
ditambahkan indicator
EBT menghasilkan
warna merah keunguan
7 Larutan sampel limbah yang sudah
ditambahkan indicator EBT kemudian
dititrasi dengan larutan EDTA, titrasi
dihentikan sampai warna larutan
sampel limbah berubah warna menjadi
biru kehijauan
Warna larutan sampel limbah yang telah
ditambahkan indicator EBT adalah
merah keunguan, setelah dititrasi warna
larutan yang terbentuk adalah biru.
Gambar 7. Sampel limbah yang
dititrasi dengan larutan
EDTA menghasilkan
warna biru.
Volume yang digunakan pada titrasi
adalah
No Volume
limbah
Volume
EDTA
1 10mL 0,85 mL
2 10mL 0,75 mL
3 10mL 0,65 mL
Rata-rata 0,75 mL
8 pH limbah rumah tangga dicek
menggunakan pH meter, apabila
sampel limbah terlalu basa maka
ditambahkan HCl tetes demi tetes
hingga sampel limbah rumah tangga
dalam keadaan basa yaitu dengan pH
12
Limbah yang telah disaring kemudian
diambil sebanyak 25mL dan dimasukan
ke dalam gelas kimia 100mL. Dilakukan
pengecekan pH pada limbah rumah
tangga, pH yang diperoleh adalah 6,15
Gambar 8. pH limbah yang diperoleh
adalah dalam suasana
asam yaitu 6,15
Sampel limbah rumah tangga kemudian
ditambahkan larutan NaOH tetes demi
tetes hingga pH larutan mendekati 12.
Penambahan larutan NaOH dihentikan
ketika pH sampel limbah rumah tangga
mencapai 12,5
Gambar 9. pH limbah yang diperoleh
adalah dalam suasana basa
yaitu 12,5
4 Sebanyak 50 mL larutan EDTA
dituangkan ke dalam buret sebagai
Larutan EDTA sebanyak 50 mL
dituangkan ke buret, larutan ini
titran digunakan sebagai titran. Warna larutan
ini adalah bening tak berwarna.
5 Sebanyak 5 mL sampel limbah rumah
tangga yang telah disaring dipipet dan
dimasukan ke dalam Erlenmeyer 50
mL
Sampel limbah yang dimasukan
sebanyak 5 mL ke dalam Erlenmeyer,
warna sampel limbah rumah tangga
adalah bening tak berwarna
6 Sebanyak 5 mL sampel limbah rumah
tangga ditambahkan dengan sedikit
indicator EBT
Indikator EBT yang ditambahkan ke
dalam sampel limbah adalah berupa
serbuk atau bubuk halus yang berwarna
hitam. Setelah sampel limbah rumah
tangga ditambahkan dengan indicator
EBT, warna sampel limbah yang
dihasilkan adalah merah keunguan
Gambar 10. Sampel limbah setelah
ditambahkan indicator
EBT menghasilkan
warna merah keunguan
7 Larutan sampel limbah yang sudah
ditambahkan indicator EBT kemudian
dititrasi dengan larutan EDTA, titrasi
dihentikan sampai warna larutan
sampel limbah berubah warna menjadi
biru kehijauan
Warna larutan sampel limbah yang telah
ditambahkan indicator EBT adalah
merah keunguan, setelah dititrasi warna
larutan yang terbentuk adalah biru.
Gambar 11. Sampel limbah yang
dititrasi dengan larutan
EDTA menghasilkan
warna biru.
Volume yang digunakan pada titrasi
adalah
No Volume
limbah
Volume
EDTA
1 5 mL 17,05 mL
2 5 mL 19,05 mL
3 5 mL 17,05 mL
Rata-rata 17,71 mL
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Perhitungan
Pada percobaan kali ini, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.Volume EDTA yang dihabiskan untuk mentitrasi sampel sampai berubah
warna menjadi biru kehijauan
No Titrasi ke Volume Sampel Volume EDTA
1 I 10 mL 0,85 mL
2 II 10 mL 0,75 mL
Berdasarkan data di atas, maka kesadahan total dalam sampel (limbah cair bekas
cucian rumah tangga) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kesadahan total (mg CaCO3/L) =
1000
𝑉 𝐶.𝑢
x VEDTA(a) x MEDTA X 100
=
1000
10 𝑚𝐿
x 0,75 mLx 0,01 M X 100
= 75mg/L
Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa kesadahan total dari limbah bekas cucian piring
rumah tangga yaitu sebesar 75 mg/L.
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan analisis kesadahan dalam air limbah bekas cucian piring
hasil aktivitas rumah tangga. Analisis ini dilakukan karena diduga sampel mengandung ion –
ion seperti Ca2+, Mg2+ dan ion lainnya.Penentuan kesadahan total dalam air limbah secara
prinsip sama dengan titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri dikenal sebagai reaksi
yang meliputi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan.Pada titrasi kompleksometri digunakan garam dinatrium etilen
diamin tetra asetat (EDTA) sebagai titran dan sampel digunakan sebagai titrat. EDTA akan
bereaksi dengan logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Peruraian
EDTA untuk dapat membentuk kompleks sangat dipengaruhi oleh pH, semakin tinggi pH
suatu sistem titrasi di buat maka semakin tinggi pula kemungkinan EDTA untuk dapat
membentuk kompleks dengan sempurna. Titrasi kompleksometri harus dilakukan pada pH
yang cukup tinggi (+/- pH = 10) dan tidak dapat dilakukan pada sembarang pH karena akan
mempengaruhi kesempurnaan pembentukan kompleks atau dengan kata lain kesempurnaan
titrasi. Oleh karenanya sebelum dititrasi, pada sampel ditambahkan NaOH beberapa tetes
untuk mencapai pH 10.
Sama halnya dengan titrasi pada umumnya, titrasi kompleksometri juga memerlukan
indikator untuk dapat mengetahui titik akhir titrasi, maka dalam praktiknya digunakan
indikator Eriochrome Black T (Erio T/EBT) yang dapat memudahkan praktikan mengamati
titik akhir titrasi melalui perubahan warna. Pada saat sampel ditambahkan dengan EBT,
warna sampel berubah dari bening menjadi merah keunguan dapat ditunjukkan pada reaksi
berikut:
3 III 10 mL 0,65 mL
Rata-rata : 0,75 mL
Mg2+ + EBT → MgEBT + H+
Biru merah anggur
Setelah ditambahkan indikator EBT, maka dapat dilakukan titrasi. Titrasi dihentikan jika
warna titrat berubah dari merah keunguan menjadi biru atau biru kehijauan. Warna biru ini
muncul karena ion Ca2+ atau ion Mg2+ yang terkandung dalam sampel telah habis diikat oleh
EDTA, sehingga terdapat EBT bebas. Warna biru tersebut merupakan warna dari EBT.
Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut:
MgEBT + EDTA→MgEDTA + EBT + H+
Merah keunguan Biru
Pada praktikum kali ini, titrasi dilakukan sebanyak tiga kali. Sehingga didapat volume rata –
rata titrasi sebesar 0,75 mL. Setelah dilakukan perhitungan, didapatlah kesadahan total dalam
sampel limbah cair bekas cucian rumah tangga yaitu sebesar 75 mg/L. Nilai tersebut masih
tergolong rendah jika dibandingkan dengan kesadahan total yang diijinkan oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku kualitas air
bersih yaitu sebesar 500 mg/L. Jika dilihat dari tingkat kesadahannya sampel yang diuji
merupakan air limbah yang tergolong lunak (soft water) karena nilai kesadahannya berada
pada rentang 0 – 75 mg/L. Oleh karenanya, jika dilihat dari kesadahannya limbah ini masih
memungkinkan untuk dibuang langsung ke lingkungan.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kesadahan total kalsium dan magnesium limbah cair bekas cucian piring rumah tangga yaitu
sebesar 75mg/L. Nilai tersebut masih terolong rendah jika dibandingkan dengan baku mutu
air yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, yang menyatakan bahwa kesadahan total maksimum yang
diijinkan adalah sebesar 500 mg/L.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Air dan Limbah-Bagian 12: Cara Uji Kesadahan Total
Kalsium dan Magnesium dengan Metode Titrimetri.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik, Tersedia :http://hukum.unsrat.ac.id/men/menlh_112_2003.pdf,
diakses tanggal : 11 April 2016
Nur’arif, Muhamad. 2008. Pengelolaan Air Limbah Domestik.Tesis.Tersedia
:http://eprints.undip.ac.id/17344, diakses tanggal : 11 April 2016
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku
kualitas air.
Sastrawidana,I Dewa Ketut & Siti Maryam.2015.Penuntun Praktikum Analisis Kimia Tanah
dan Air. Singaraja: UNDIKSHA
Selamat, I Nyoman, dkk. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurdik
Kimia, IKIP N Singaraja.
Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi Program S1,
Universitas Indonesia.

More Related Content

What's hot

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichFirda Shabrina
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaAang Suhendar
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
 

What's hot (20)

Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Laporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlichLaporan praktikum - isoterm freundlich
Laporan praktikum - isoterm freundlich
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Penentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cukaPenentuan kadar asam cuka
Penentuan kadar asam cuka
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Analisis kation
Analisis kation Analisis kation
Analisis kation
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 

Similar to KIMIA LINGKUNGAN

Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaMuhamad Ihsan
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriDevitaAirin
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)Novi Fachrunnisa
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutNurmalina Adhiyanti
 
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptxAlexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptxgomagnetit
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANDiah Octarinie
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaUda TrooPer
 
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)fatmawati9625
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phdevirmdhni
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriHesti Radean
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airDwi Mahardhika
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriLinda Rosita
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriDwi Karyani
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHErnalia Rosita
 
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikLaporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikMitha Pratiwi
 

Similar to KIMIA LINGKUNGAN (20)

Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriPraktikum analisis kimia lingkungan argentometri
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometri
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
 
Kimia volumetri
Kimia volumetriKimia volumetri
Kimia volumetri
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptxAlexander Souhuat_kesadahan1.pptx
Alexander Souhuat_kesadahan1.pptx
 
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGANTUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
TUGAS EKOTOKSIKOLOGI RUMAH SAKIT TEKNIK LINGKUNGAN
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
Contoh Laporan Pembuatan Etil Asetat (mpd)
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetriAnalisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Study literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometriStudy literatur kompleksometri
Study literatur kompleksometri
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pHLaporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
Laporan Praktikum Konsep Analisis Kuantitatif dan Pengukuran pH
 
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organikLaporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
Laporan tetap sifat asam dan basa senyawa organik
 

More from Dwi Karyani

Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Dwi Karyani
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Dwi Karyani
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomDwi Karyani
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxDwi Karyani
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran Dwi Karyani
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict Dwi Karyani
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis mediaDwi Karyani
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediaDwi Karyani
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibDwi Karyani
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuDwi Karyani
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanDwi Karyani
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterDwi Karyani
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 

More from Dwi Karyani (20)

Doll
DollDoll
Doll
 
Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)Materi dan Perubahannya (2)
Materi dan Perubahannya (2)
 
Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)Materi dan Perubahannya (1)
Materi dan Perubahannya (1)
 
Rpp kimia unsur
Rpp kimia unsurRpp kimia unsur
Rpp kimia unsur
 
Peta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atomPeta konsep struktur atom
Peta konsep struktur atom
 
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxxMapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
Mapping program struktur atom bohr dan mekanika kuantum fixxxx
 
model model pengembangan media pembelajaran
 model model pengembangan media pembelajaran  model model pengembangan media pembelajaran
model model pengembangan media pembelajaran
 
multimedia
 multimedia  multimedia
multimedia
 
media berbasis ict
 media berbasis ict  media berbasis ict
media berbasis ict
 
jenis-jenis media
jenis-jenis mediajenis-jenis media
jenis-jenis media
 
peta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program mediapeta konsep pemanfaatan program media
peta konsep pemanfaatan program media
 
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
Tugas 5 l.g.dwi karyani 1313031019
 
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vibTugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 4 L.G.dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vibTugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
Tugas 3 b L.G.dwi karyani_1313031019_vib
 
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vibTugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 3 dwi karyani 1313031019_vib
 
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vibTugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
Tugas 2 dwi karyani 1313031019_vib
 
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutanJurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
Jurnal percobaan iii penentuan kalor pelarutan
 
Jurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeterJurnal percobaan ii kalorimeter
Jurnal percobaan ii kalorimeter
 
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

KIMIA LINGKUNGAN

  • 1. KIMIA ANALISIS LINGKUNGAN PENENTUAN KESADAHAN TOTAL KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM LIMBAH BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA SECARA KOMPLEKSOMETRI Oleh: Ni Luh Ramadhani Ade Mula 1313031019/VI L.G. Dwi Karyani 1313031019/VI Made Enny Budi Astuti 1313031027/VI I Putu Junia Purwanto 1313031063/VI JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016
  • 2. PRAKTIKUM PENENTUAN KESADAHAN TOTAL KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM LIMBAH BEKAS CUCIAN PIRING RUMAH TANGGA SECARA KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN Untuk mengetahui kesadahan total kalsium dan magnesium dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga dengan menggunakan metode kompleksometri. II. DASAR TEORI Limbah merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia baik bentuk padat, cair, ataupun gas yang dipandang mudah tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang (Vini, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. Jadi, pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang dipandang tidak memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan sumbernya limbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari perumahan, perdagangan, dan rekreasi; (b) limbah industri; dan (c) limbah rembesan dan limpasan air hujan. Menurut Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik, air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Adapun komposisi dari air limbah domestik adalah sebagai berikut: Air Limbah Air (99,9%) Bahan Padatan Organik (70%) Anorganik (30%) - Protein (65%) - Butiran - Karbohidrat (25%) - Garam - Lemak (10%) - Logam (Sumber: Mara, 2004)
  • 3. Salah satu contoh dari limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian, air sabun dan air sisa cucian daging, buah, sayur dari restoran. Adapun karakterisasi dari limbah cair domestik dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1. Karakterisasi limbah cair domestik Parameter Konsentrasi (mg/liter) Kisaran Rata-rata Padatan: - Terlarut 250 – 850 500 - Tersuspensi 100 – 350 220 - BOD 110 – 400 220 - COD 250 – 1000 500 - TOC 80 – 290 160 Nitrogen: - Organik 8 - 35 15 - NH3 12 - 50 25 Fosfor: - Organik 1 - 5 3 - Anorganik 3 - 10 5 - Klorida 30 - 100 50 - Minyak dan Lemak 50 - 150 100 - Alkalinatis 50 - 200 100 (Sumber: Metcalf & Eddy, 1979) Limbah cair rumah tangga merupakan sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Salah satu jenis limbah cair rumah tangga adalah limbah bekas cuci piring. Limbah cair rumah tangga yang dalam hal ini limbah bekas cucian piring termasuk ke
  • 4. dalam limbah cair domestic yang dikarakterisasikan ke dalam darkgrey water (Nur’arif,2008). Secara prinsip penentuan kesadahan pada limbah ini sama dengan titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri dikenal sebagai titrasi yang menghasilkan reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Dalam titrasi ini digunakan EDTA sebagai titran, karena EDTA merupakan chelating agents dan membentuk ion kompleks yang stabil dengan Ca2+, Mg2+, dan ion divalen lain yang menyebabkan kesadahan seperti pada persamaan berikut : M2+ + EDTA  [M . EDTA]compleks Peruraian EDTA untuk dapat membentuk kompleks sangat dipengaruhi oleh pH, semakin tinggi pH suatu sistem titrasi di buat maka semakin tinggi pula kemungkinan EDTA untuk dapat membentuk kompleks dengan sempurna. Titrasi kompleksometri harus dilakukan pada pH yang cukup tinggi dan tidak dapat dilakukan pada sembarang pH karena akan mempengaruhi kesempurnaan pembentukan kompleks atau dengan kata lain kesempurnaan titrasi (Selamat, dkk, 2008). Keberhasilan dari penggunaan EDTA untuk menentukan kesadahan bergantung pada kehadiran indikator yang bisa menunjukan bahwa EDTA yang digunakan ada pada jumlah yang normal atau ketika semua ion yang menyebabkan kesadahan sudah terhubung. Salah satu indikator yang tepat untuk digunakan adalah Eriochrome Black T (EBT). EBT jika dilarutkan akan membentuk warna biru kehijauan. Jika sampel yang akan diuji mengandung ion seperti Ca2+ atau Mg2+, maka reaksinya sebagai berikut: Mg2+ + EBT → MgEBT + H+ Biru merah anggur Kemudian jika sampel dititrasi dengan EDTA, maka ion-ion kalsium dan magnesium akan membentuk senyawa kompleks (MgEDTA/CaEDTA), molekul indikator (EBT) terlepas kembali, dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna dari merah keunguan menjadi biru (BSN,2004). Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut: MgEBT + EDTA→MgEDTA + EBT + H+ Merah keunguan Biru
  • 5. Kesadahan dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini: Kesadahan total (mg CaCO3/L) = 1000 𝑉 𝐶.𝑢 x VEDTA(a) xMEDTA X 100 Nilai kesadahan secara eksperimen dapat dibandingkan dengan standar baku mutu air yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengetahui apakah kesadahan dalam sampel yang diuji tinggi atau rendah. data yang diperoleh secara eksperimen dapat dibandingakan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku kualitas air bersih sebagai berikut: Tabel 2. Baku mutu kualitas air bersih di Indonesia Nomor Parameter Kimiawi Satuan Kadar 1 Aluminium mg/L 0,2 2 Besi mg/L 0,3 3 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500 4 Klorida mg/L 250 5 Mangan mg/L 0,4 6 pH - 6,5-8,5 Selain itu, berdasarkan tingkatannya air sadah dapat digolongkan menjadi empat kelompok sebagai berikut: 1. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 0-75 mg/l disebut air lunak (Soft water) 2. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 75-150 mg/l disebut moderately hard water 3. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 150-300 mg/l disebut hard water 4. Kadar CaCO3 terdapat dalam air 300 mg/l disebut very hard water
  • 6. III. ALAT DAN BAHAN A. Alat No Nama Alat Ukuran Jumlah 1 Buret 25 mL 1 2 Labu Erlenmeyer 50 mL 3 3 Labu Erlenmeyer 250 mL 2 4 Gelas ukur 10 mL 1 5 Pipet ukur 10 mL 1 9 Labu ukur 100 mL 1 6 pH meter - 1 7 Spatula - 1 8 Statif dan clamp - 1 set 9 Filler - 1 10 Pipet tetes - 1 11 Gelas kimia 100 mL 2 12 Gelas kimia 500 mL 1 13 Kaca arloji - 1 14 Timbangan analitik - 1 15 Corong - 1 B. Bahan No Nama Bahan Konsentrasi/spesifikasi Jumlah 1 Indikator Eriochrome Black T (EBT) - Secukupnya 2 Larutan NaOH 0.1N Secukupnya
  • 7. 3 Sampel (limbah cair bekas cucian piring rumah tangga) - 100 mL 4 Larutan EDTA 0,01 M Secukupnya 5 Aquades - Secukupnya IV. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN Pembuatan Larutan EDTA (0,01 M) No Prosedur Hasil Pengamatan 1 Sebanyak 3,7274 gram EDTA ditimbang, dan dilarutkan dengan aquades 1000 mL. EDTA ditimbang sebanyak 3,7274 gram, dan dilarutkan dengan aquades 1000 mL. Larutan ditempatkan pada labu ukur berukuran 1000 mL, warna larutan adalah bening tak berwarna Gambar 1. Larutan EDTA berwarna bening tak berwarna Penentuan Kesadahan Total Sampel No Prosedur Hasil Pengamatan 1 Limbah rumah tangga bekas cuci piring disaring menggunakan kertas Sebelum dilakukan proses penyaringan limbah rumah tangga bekas cucian
  • 8. saring (penyaringan dilakukan 1 kali untuk mendapatkan limbah yang bening). Dipipet 25mL larutan sampel limbah yang telah disaring piring adalah keruh. Gambar 2. Limbah rumah tangga sebelum disaring Dilakukan proses penyaringan sebanyak 1 kali pengulangan sehingga warna limbah yang diperoleh adalah bening tak berwarna. Gambar 3. Proses penyaringan limbah rumah tangga 2 pH limbah rumah tangga dicek menggunakan pH meter, apabila sampel limbah terlalu basa maka ditambahkan HCl tetes demi tetes hingga sampel limbah rumah tangga dalam keadaan basa yaitu dengan pH 10 Limbah yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 25mL dan dimasukan ke dalam gelas kimia 100mL. Dilakukan pengecekan pH pada limbah rumah tangga, pH yang diperoleh adalah 6,15 Gambar 4. pH limbah yang diperoleh
  • 9. adalah dalam suasana asam yaitu 6,15 Sampel limbah rumah tangga kemudian ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga pH larutan mendekati 10. Penambahan larutan NaOH di hentikan ketika pH sampel limbah rumah tangga mencapai 10,03 Gambar 5. pH limbah yang diperoleh adalah dalam suasana basa yaitu 10,03 4 Sebanyak 50 mL larutan EDTA dituangkan ke dalam buret sebagai titran Larutan EDTA sebanyak 50 mL dituangkan ke buret, larutan ini digunakan sebagai titran. Warna larutan ini adalah bening tak berwarna. 5 Sebanyak 10 mL sampel limbah rumah tangga yang telah disaring dipipet dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 50 mL Sampel limbah yang dimasukan sebanyak 10 mL ke dalam Erlenmeyer, warna sampel limbah rumah tangga adalah bening tak berwarna 6 Sebanyak 10 mL sampel limbah rumah tangga ditambahkan dengan sedikit indicator EBT Indikator EBT yang ditambahkan ke dalam sampel limbah adalah berupa serbuk atau bubuk halus yang berwarna hitam. Setelah sampel limbah rumah tangga ditambahkan dengan indicator EBT, warna sampel limbah yang
  • 10. dihasilkan adalah merah keunguan Gambar 6. Sampel limbah setelah ditambahkan indicator EBT menghasilkan warna merah keunguan 7 Larutan sampel limbah yang sudah ditambahkan indicator EBT kemudian dititrasi dengan larutan EDTA, titrasi dihentikan sampai warna larutan sampel limbah berubah warna menjadi biru kehijauan Warna larutan sampel limbah yang telah ditambahkan indicator EBT adalah merah keunguan, setelah dititrasi warna larutan yang terbentuk adalah biru. Gambar 7. Sampel limbah yang dititrasi dengan larutan EDTA menghasilkan warna biru. Volume yang digunakan pada titrasi adalah No Volume limbah Volume EDTA 1 10mL 0,85 mL 2 10mL 0,75 mL
  • 11. 3 10mL 0,65 mL Rata-rata 0,75 mL 8 pH limbah rumah tangga dicek menggunakan pH meter, apabila sampel limbah terlalu basa maka ditambahkan HCl tetes demi tetes hingga sampel limbah rumah tangga dalam keadaan basa yaitu dengan pH 12 Limbah yang telah disaring kemudian diambil sebanyak 25mL dan dimasukan ke dalam gelas kimia 100mL. Dilakukan pengecekan pH pada limbah rumah tangga, pH yang diperoleh adalah 6,15 Gambar 8. pH limbah yang diperoleh adalah dalam suasana asam yaitu 6,15 Sampel limbah rumah tangga kemudian ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga pH larutan mendekati 12. Penambahan larutan NaOH dihentikan ketika pH sampel limbah rumah tangga mencapai 12,5 Gambar 9. pH limbah yang diperoleh adalah dalam suasana basa yaitu 12,5 4 Sebanyak 50 mL larutan EDTA dituangkan ke dalam buret sebagai Larutan EDTA sebanyak 50 mL dituangkan ke buret, larutan ini
  • 12. titran digunakan sebagai titran. Warna larutan ini adalah bening tak berwarna. 5 Sebanyak 5 mL sampel limbah rumah tangga yang telah disaring dipipet dan dimasukan ke dalam Erlenmeyer 50 mL Sampel limbah yang dimasukan sebanyak 5 mL ke dalam Erlenmeyer, warna sampel limbah rumah tangga adalah bening tak berwarna 6 Sebanyak 5 mL sampel limbah rumah tangga ditambahkan dengan sedikit indicator EBT Indikator EBT yang ditambahkan ke dalam sampel limbah adalah berupa serbuk atau bubuk halus yang berwarna hitam. Setelah sampel limbah rumah tangga ditambahkan dengan indicator EBT, warna sampel limbah yang dihasilkan adalah merah keunguan Gambar 10. Sampel limbah setelah ditambahkan indicator EBT menghasilkan warna merah keunguan 7 Larutan sampel limbah yang sudah ditambahkan indicator EBT kemudian dititrasi dengan larutan EDTA, titrasi dihentikan sampai warna larutan sampel limbah berubah warna menjadi biru kehijauan Warna larutan sampel limbah yang telah ditambahkan indicator EBT adalah merah keunguan, setelah dititrasi warna larutan yang terbentuk adalah biru.
  • 13. Gambar 11. Sampel limbah yang dititrasi dengan larutan EDTA menghasilkan warna biru. Volume yang digunakan pada titrasi adalah No Volume limbah Volume EDTA 1 5 mL 17,05 mL 2 5 mL 19,05 mL 3 5 mL 17,05 mL Rata-rata 17,71 mL V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Perhitungan Pada percobaan kali ini, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.Volume EDTA yang dihabiskan untuk mentitrasi sampel sampai berubah warna menjadi biru kehijauan No Titrasi ke Volume Sampel Volume EDTA 1 I 10 mL 0,85 mL 2 II 10 mL 0,75 mL
  • 14. Berdasarkan data di atas, maka kesadahan total dalam sampel (limbah cair bekas cucian rumah tangga) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kesadahan total (mg CaCO3/L) = 1000 𝑉 𝐶.𝑢 x VEDTA(a) x MEDTA X 100 = 1000 10 𝑚𝐿 x 0,75 mLx 0,01 M X 100 = 75mg/L Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa kesadahan total dari limbah bekas cucian piring rumah tangga yaitu sebesar 75 mg/L. Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan analisis kesadahan dalam air limbah bekas cucian piring hasil aktivitas rumah tangga. Analisis ini dilakukan karena diduga sampel mengandung ion – ion seperti Ca2+, Mg2+ dan ion lainnya.Penentuan kesadahan total dalam air limbah secara prinsip sama dengan titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri dikenal sebagai reaksi yang meliputi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.Pada titrasi kompleksometri digunakan garam dinatrium etilen diamin tetra asetat (EDTA) sebagai titran dan sampel digunakan sebagai titrat. EDTA akan bereaksi dengan logam tertentu membentuk senyawa kompleks kelat yang larut. Peruraian EDTA untuk dapat membentuk kompleks sangat dipengaruhi oleh pH, semakin tinggi pH suatu sistem titrasi di buat maka semakin tinggi pula kemungkinan EDTA untuk dapat membentuk kompleks dengan sempurna. Titrasi kompleksometri harus dilakukan pada pH yang cukup tinggi (+/- pH = 10) dan tidak dapat dilakukan pada sembarang pH karena akan mempengaruhi kesempurnaan pembentukan kompleks atau dengan kata lain kesempurnaan titrasi. Oleh karenanya sebelum dititrasi, pada sampel ditambahkan NaOH beberapa tetes untuk mencapai pH 10. Sama halnya dengan titrasi pada umumnya, titrasi kompleksometri juga memerlukan indikator untuk dapat mengetahui titik akhir titrasi, maka dalam praktiknya digunakan indikator Eriochrome Black T (Erio T/EBT) yang dapat memudahkan praktikan mengamati titik akhir titrasi melalui perubahan warna. Pada saat sampel ditambahkan dengan EBT, warna sampel berubah dari bening menjadi merah keunguan dapat ditunjukkan pada reaksi berikut: 3 III 10 mL 0,65 mL Rata-rata : 0,75 mL
  • 15. Mg2+ + EBT → MgEBT + H+ Biru merah anggur Setelah ditambahkan indikator EBT, maka dapat dilakukan titrasi. Titrasi dihentikan jika warna titrat berubah dari merah keunguan menjadi biru atau biru kehijauan. Warna biru ini muncul karena ion Ca2+ atau ion Mg2+ yang terkandung dalam sampel telah habis diikat oleh EDTA, sehingga terdapat EBT bebas. Warna biru tersebut merupakan warna dari EBT. Reaksinya dapat dilihat sebagai berikut: MgEBT + EDTA→MgEDTA + EBT + H+ Merah keunguan Biru Pada praktikum kali ini, titrasi dilakukan sebanyak tiga kali. Sehingga didapat volume rata – rata titrasi sebesar 0,75 mL. Setelah dilakukan perhitungan, didapatlah kesadahan total dalam sampel limbah cair bekas cucian rumah tangga yaitu sebesar 75 mg/L. Nilai tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kesadahan total yang diijinkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku kualitas air bersih yaitu sebesar 500 mg/L. Jika dilihat dari tingkat kesadahannya sampel yang diuji merupakan air limbah yang tergolong lunak (soft water) karena nilai kesadahannya berada pada rentang 0 – 75 mg/L. Oleh karenanya, jika dilihat dari kesadahannya limbah ini masih memungkinkan untuk dibuang langsung ke lingkungan. VI. KESIMPULAN Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadahan total kalsium dan magnesium limbah cair bekas cucian piring rumah tangga yaitu sebesar 75mg/L. Nilai tersebut masih terolong rendah jika dibandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, yang menyatakan bahwa kesadahan total maksimum yang diijinkan adalah sebesar 500 mg/L.
  • 16. VII. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 2004. Air dan Limbah-Bagian 12: Cara Uji Kesadahan Total Kalsium dan Magnesium dengan Metode Titrimetri. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, Tersedia :http://hukum.unsrat.ac.id/men/menlh_112_2003.pdf, diakses tanggal : 11 April 2016 Nur’arif, Muhamad. 2008. Pengelolaan Air Limbah Domestik.Tesis.Tersedia :http://eprints.undip.ac.id/17344, diakses tanggal : 11 April 2016 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang standar baku kualitas air. Sastrawidana,I Dewa Ketut & Siti Maryam.2015.Penuntun Praktikum Analisis Kimia Tanah dan Air. Singaraja: UNDIKSHA Selamat, I Nyoman, dkk. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurdik Kimia, IKIP N Singaraja. Widyaningsih, Vini. 2011. Pengolahan Limbah Cair Yongma FISIP UI, Skirpsi Program S1, Universitas Indonesia.