Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4.5H2O SMK-SMAK Bogor
1. Penetapan Kadar Cu Dalam
CuSO4.5H2O
Kelompok 7 :
Maulana Erlangga
Milla Kamalia
Mochammad Ilham P.A.
2. Tembaga dari Garam Tembaga (II) dapat
diendapkan sebagai Tembaga(II)
Hidroksida.Endapan ini larut dalam NH4OH
berlebihan sebagai garam kompleks
[Cu(NH3)4]2+ ,oleh karena itu pengendap
digunakan NaOH atau KOH. Untuk menghindari
hidrolisis ion Cu2+ menjadi CU(OH)2,sebelum
pendidihan larutan CuSO4 harus diasamkan
dengan H2SO4
Teori
3. Dasar
Larutan garam tembaga (II) panas
diendapkan dengan larutan basa kuat
(NaOH/KOH) menjadi endapan Cu(OH)2
yang berwarna biru , yang karena panas
mengurai menjadi endapan CuO yang
berwarna Hitam yang setelah dipijarkan
tetap menjadi CuO
4. TUJUAN
1. Mendapat Bobot Tetap bagi sisa pijar CuO
2. Mendapat kadar Cu dalam CuSO4.5H2O
3. Agar siswa dan siswi dapat mengaplikasikan tahapan – tahapan analisis gravimetri yang
sudah dipelajari
6. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
Piala gelas 800 ml Tutup Kaca
Pembakar Teklu Piala Gelas 400 ml
Pengaduk
Neraca Analitik Kaca Arloji Tabung Reaksi
Labu Semprot Kaca Corong Kaca
7. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
Oven
Policemen
Desikator Segitiga Porselin Cawan Porselin Gegep Besi
Kertas Saring No.40 Kasa Asbes
Neraca Digital
Kaki Tiga
Meker atau Tanur
8. ALAT DAN BAHAN
b) Bahan
Sampel CuSO4.5H2O
Air Suling
HCl 4 N
H2SO4 4 N
NaOH 4 N
BaCl2 0,5 N
9. Cara Kerja
Didihkan Larutan
Tambahkan beberapa
tetes asam sulfat 4 N
Endapkan dengan NaOH 4
N hingga pengendapan
sempurna
Endapan dicuci dengan air
suling lalu disaring dengan
kertas saring no.40
Larutkan dengan 100 ml Air
Suling
Tibang 0,5 gram
sampel
10. CARA KERJA
Corong berisi endapan
dikeringkan di dalam oven
Perarang, Pijarkan
Dinginkan didalam desikator
Dilakukan uji pengotor
sulfat dan basa
Ditimbang hingga dapat
bobot tetap
11. Pengamatan Sampel :
1. Sampel berbentuk serbuk kasar berwarna biru cerah
2. Setelah dilarutkan , larutan sampel jernih kebiruan
3. Setelah ditambah asam sulfat 4 N tidak ada perubahan dalam larutan sampel
4. Setelah diendapkan terbentuk endapan kasar berwarna hitam kecoklatan, larutan jernih tak
berwarna
5. Setelah dipijarkan , sisa pijar berwarna hitam.
DATA PENGAMATAN
13. Ketika dilarutkan, sampel terusi akan mengalami hidrolisis membentuk endapan Cu(OH)2 yang berwarna biru.
Namun endapan ini tidak stabil dan ion Cu2+ belum mengendap sempurna dan memang endapannya belum
diinginkan. Oleh karena itu endapan tersebut harus dilarutkan kembali dengan menambahkan beberapa
tetes asam.
Ion Cu2+ hanya dapat diendapkan dengan basa kuat seperti NaOH , jika diendapkan dengan basa lemah
seperti NH4OH maka akan terbentuk senyawa kompleks [Cu(NH3)4](OH)2 (Tetraamin Tembaga (II)
Hidroksida).
Dengan basa kuat , ion Cu2+ akan mengendap sempurna membentuk hidroksidanya yaitu Cu(OH)2 yang
berwarna biru. Namun endapan tersebut tidak stabil sehingga mudah mengurai membentuk oksidanya yaitu
CuO yang berwarna hitam cokelat, tetapi sebagian masih ada yang membentuk Cu(OH)2 .hal ini akan
mengakibatkan endapan menjadi ganda dan hal ini tidak boleh terjadi dalam analisis gravimetri. Untuk
mengatasi hal ini larutan tembaga (II) harus diendapkan dalam suasana mendidih.dengan demikian semua
endapan akan langsung terurai membentuk endapan CuO yang berwarna hitam cokelat
Pemilihan kertas saring pada penetapan ini harus disesuaikan dengan kualitas endapan . untuk endapan CuO
yang baik. Digunakan kertas saring no.40 . Namun seringkali didapatkan endapan CuO yang kurang baik
sehingga jika disaring dengan kertas saring no.40 endapan akan bocor.oleh karena itu digunakan kertas
saring no.41 yang memiliki pori pori yang lebih halus dan kecil dibanding kertas saring no.40.
Pembahasan
14. Kesimpulan
Dalam penetapan kadar Cu dalam garam terusi ini
, poin yang terpenting adalah proses pengendapan
yang harus di lakukan dalam suasana panas dan
di endapkan dengan basa kuat. Jika pengendapan
yang dilakukan baik dan benar , maka proses
penetapan akan lancar.
15. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.Bagaimana Bentuk Endapan CuO yang baik?
Jawab : Endapan CuO yang baik adalah endapan yang berat dan kasar sehingga cepat mengenap.
2.Apakah hanya Endapan Cu(OH)2 yang dapat memecah menjadi CuO + H2O saat proses pemanasan?
Jawab : Sebenarnya semua endapan hidroksida akan memecahnya menjadi Oksidanya + air jika
dipanaskan. Akan tetapi pada penetapan kadar Cu ini terlihat sangat mencolok pemecahannya karena
perbedaan warna antara Cu(OH)2 yang berwarna biru dan CuO yang berwarna kehitam kecoklatan
3.Apa maksud dari Reaksi CuO -> CuO ?
Jawab : Maksud dari reaksi CuO--->CuO Adalah jadi pada saat proses pemijaran, endapan CuO akan
tetap menjadi Abu CuO(Endapan CuO tidak tereduksi oleh karbon dari kertas saring dan tidak
berubah menjadi senyawa Cu yang lain).
4.Apa fungsi dari penambahan H2SO4 dan mengapa hanya beberapa tetes tidak beberapa ml?
Jawab : Sebenarnya fungsi dari penambahan H2SO4 adalah hanya untuk mencegah terjadinya
hidrolisis ion Cu2+ dan sebagai pengasam saja. Jika penambahan H2SO4 Terlalu banyak atau
berlebihan, maka nantinya hanya akan menambah pengotor Sulfat pada tahap Pencucian sehingga
memerlukan waktu yang lama untuk mencuci endapan agar bebas dari pengotor Sulfat.
16. PERTANYAAN DAN JAWABAN
5.Bagaimana cara agar didapatkan endapan CuO yang baik?
Jawab : Agar didapat endapan CuO yang baik suhu harus benar-benar mendidih , pengadukan
yang baik dan konsentrasi pengendap harus encer.
6.Apakah untuk penetapan kadar Cu dapat digunakan sampel selain Terusi?
Jawab : Untuk penetapan kadar Cu dapat digunakan sampel apapun selain Terusi, asalkan di
dalam sampel tersebut memiliki kandungan Cu didalamnya.
7.Mengapa pengasam yang digunakan adalah H2SO4?
Jawab : Karena pengasam yang paling baik adalah asam yang semarga dengan sampel dan tidak
menambah jenis pengotor.
8.Mengapa harus dilakukan pemijaran pada endapan meskipun sisa pijar masih tetap CuO?
Jawab : pemijaran berfungsi untuk menghilangkan karbon pada kertas saring dan untuk
menghilangkan air yang terikat secara fisik.
17. PERTANYAAN DAN JAWABAN
9.Mengapa pencuci yang digunakan air suling biasa?
Jawab : karena jika pencuci yang digunakan adalah air suling panas , akan memperbesar pori pori
kertas saring dan menyebabkan bocor.
10.Mengapa dilakukan uji pengotor sulfat dan basa?
Jawab : jika uji pengotor tidak dilakukan , maka kadar akan bertambah dan persen kesalahan akan
semakin tinggi.
11.Mengapa saat penyaringan tidak digunakan kertas saring no.42?
Jawab : karena pori pori kertas saring no.42 terlalu kecil untuk endapan CuO yang kasar sehingga
proses penyaringan akan jauh lebih lama dibandingkan dengan memakai kertas saring no.40