SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
SISTEM PRODUKSI
Dari: M Ridwan Andi Purnomo S.T., M.Sc., Ph.D.

Just In Timedan KANBAN
Kelas :C
Disusun Oleh :
Aulia Fitri Alindira ( 11522
Astika Nuryani (115222
Rosi Damayanti (11522
Annisa Az-zahra H (11522399)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
2013 – 2014
A. Latar Belakang
Penerapan sistem JIT (Just In Time) pertama kali diterapkan di Jepang oleh perusahaan motor
terbesar Toyota. Sistem ini dipakai untuk menghemat biaya persediaan.Persediaan akan disupply
pada saat dibutuhkan, sehingga tidak ada persediaan di dalam gudang.
Di Jepang sendiri, penerapan sistem JIT ini didukung dengan adanya komunikasi (hubungan
baik) dengan vendor, umumnya yang dipegang adalah satu vendor yang utama, tetapi hubungan
dengan vendor-vendor pengganti juga tetap dijalin, sehingga manakala vendor pertama
berhalangan, maka supply persediaan dan proses produksi tidak akan terganggu.
Dengan menggunakan metode JIT, selain menghemat biaya persediaan, juga memperkecil
kemungkinan adanya persediaan yang tersisa dan memperbaiki kualitas.Dengan metode ini juga
dapat diterima respon yang cepat mengenai kerusakan produk baik dari pelanggan maupun
karyawan.Sebelum menentukan manakah metode yang akan diimplementasikan apakah JIT dan
lainnya, harus ada justifikasi (penilaian) akan perubahan ekonomi. Justifikasi ini akan sangat
mudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, karena pengukurannya adalah penghematan
biaya. Tetapi bagaimana dengan perusahaan jasa?Untuk perusahaan jasa perlu dibangun
pengukuran kinerja yang dapat mendukung adanya perubahan.

B. Just In Time
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen
fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat
dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas
produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh
proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang
/penyimpanan barang/stocking cost.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan
fluktuasi permintaan.
4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Tujuan Just in Time adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam meningkatkan
produktifitas.Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem JIT adalah:
1. Zero Defect(tidak ada barang yang rusak)
2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)
3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)
4. Zero Handling (tidak ada penanganan)
5. Zero Queues (tidak ada antrian)
6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)
7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa faktor pendukung keberhasilan Just In Time
adalah sebagai berikut :
1. Aliran Material yang lancar
Menyederhanakan pola aliran material yang membutuhkan pengaturan total pada lini
produksi. Proses ini membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian pengiriman
dan penerimaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak
terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling
berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang
menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi.
2. Pengurangan Waktu Set-Up
Disesuaikan dengan JIT, adanya beberapa bagian produksi yang memiliki waktu set-up
mesin yang membutuhkan waktu beberapa jam, hal tersebut tidak dapat ditoleransi dalam
JIT.Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai
perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit.Ini membuat ukuran batch dapat
dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi
sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen.
3. Pengurangan Lead Time Vendor
Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang
harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat
pada saat operasi produksi membutuhkan.Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus
membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti ini.
4. Komponen Zero Defect
Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi
maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus
digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam
toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin
bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang
diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk
menjamin terlaksananya hal ini.
5. Kontrol lantai produksi yang disiplin
Dalam system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas
mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga
pengurangan

waktu

pekerja.

Untuk

itu,

order

produksi

dikeluarkan

dengan

memperhatikan factor-faktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini
sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan
halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan
order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan
operator mesin dapat saja menganggur.Banyak manajer produksi yang telah
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap
sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar
berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan
filosofi JIT akan mendapatkan manfaat yang besar.
Penerapan JIT dalam berbagai bidang fungsional perusahaan
a. Pembelian JIT
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau
penggunaan.
b. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat
waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi
berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Analaisis Biaya Volume Laba
a. Analisis CPV Konvensional
Analisis biaya-volume-laba (CPV) konvensional menganggap bahwa semua biaya,
produksi dan non produksi, dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu:
a. Biaya yang bervariasi dengan volume, disebut biaya variabel
b. Biaya yang tidak bervariasi dengan volume, disebut biaya tetap.
b. Analisis CPV dalam JIT
Dalam sistem JIT,biaya variabel per unit produk yang dijual turun namun biaya tetapnya
naik.Dalam JIT,biaya variabel berdasar batch tidak ada karena batch menjadi satu
kali.Jadi,rumus biaya dalam JIT dapat digambarkan sebagai berikut:
B = T + V1X1 + V3X3
B = Biaya Total

X1 = Jumlah unit

T = Biaya tetap

X3 = Jumlah kegiatan

V1 = Biaya variabel berdasar unit penjualan (berdasar unit)
V3 = Biaya variabel berdasar non unit
Titik Impas
Titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi.jadi
dapat dikatakan kondisi pendapatan perusahaan dalam keadaan seimbang.
Sistem Konvensional
X = (I + F) / (P - V)
Dalam hal ini:
X = Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu
I = Laba sebelum pajak penghasilan
F = Total biaya tetap
P = Harga jual per unit
V = Biaya variabel per unit
Sistem JIT
X1 = (I + F1 + X2V2 ) / (P - V1)
Dalam hal ini:
X1 = Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu
I

= Laba sebelum pajak penghasilan

F1 = Total biaya tetap
X2 = Jumlah kuantitas berbasis nonunit
V2 = Biaya variabel per basis non unit
P

= Harga jual per unit

V1 = Biaya variabel per unit

C. KANBAN
Kanban adalah suatu alat yang digunakan untuk merealisasikan sistem produksi JIT.Kanban
dalam bahasa Jepang berarti “visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan
aliran informasi berupa Kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti
bendera, lampu, dan lainlain. Sistem Kanban adalah suatu sistem informasi yang secara
harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan
pada

waktu

yang

diperlukan”

dalam

tiap

proses

manufacturing dan juga diantara

perusahaan. Bentuk yang paling sering digunakan adalah selembar kertas yang terdapat di
dalam suatu amplop vinil segi empat. Kanban membawa informasi secara vertikal dan
horizontal didalam pabrik Toyota sendiri maupun antara Toyota dengan perusahaan mitra.
Lembaran kertas itu membawa informasi yang terdiri atas 3 kategori, yaitu :
1. Informasi Pengambilan
2. Informasi Pemindahan
3. Informasi Produksi
Menurut Taiichi Ohno, “Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”,
yang digunakan dalam mengendalikan aliranaliran material melalui sistem produksi JIT
dengan menggunakan kartu – kartu

untuk memerintahkan suatu workcenter memindahkan

dan menghasilkan material atau komponen tertentu. Kanban

merupakan

alat

untuk

menjalankan suatu mekanisme yang memberikan sinyal-sinyal tertentu oleh workcenteryang
membutuhkan komponen–komponen tertentu dari workcenter sebelumnya. Sinyal tersebut
memberikan

informasi

kepada workcenter

sebelumnya, sehingga jumlah

komponen–

komponen yang dibutuhkan workcenter berikutnya dapat langsung diberikan. Selanjutnya
jumlah komponen yang telah diambil oleh workcenter tersebut dapat dihasilkan atau
diproduksi kembali oleh workcenter sebelumnya. Gagasan pemikiran Kanban muncul dari
mekanisme kerja di pasar swalayan. Barang-barang yang dibeli oleh pelanggan diperiksa
dan dicatat oleh kasir. Informasi mengenai jenis dan jumlah barang yang dibeli kemudian
disampaikan ke departemen pembelian. Dengan informasi ini, barang – barang
dibeli

tadi

dengan

cepat

diganti

yang telah

oleh departemen pembelian sesuai dengan jenis dan

jumlahnya. Jika Kanban diterapkan pada pasar swalayan, informasi yang diberikan ke
departemen pembelian akan disampaikan dengan kartu, dan kartu itu sesuai dengan
Kanban Pengambilan dalam SPT. Dalam pasar swalayan, barang yang dipajang ditoko
mirip dengan persediaan di industri manufakturing.
Fungsi Kanban dan Aturan Kanban
a. Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi umum, yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai
sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan
menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu
sehingga bahan baku, komponen, atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat
dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan diseluruh workcenter yang ada
di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan.
Sedangkan

fungsinya

sebagai

sarana peningkatan

produksi

dapat

diperoleh

jika

penerapannya dengan menggunakan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat
persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang
beredar. Menurut Yasuhiro Monden, secara terperinci sistem Kanban digunakan untuk
melakukan fungsi berikut:
1. Perintah.
Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Bila komponen
perlu diambil, atau perintah pengangkutan dikeluarkan, suatu alamat dituliskan pada
Kanban.

Alamat

itu menginformasikan

proses

sebelum

tempat

penyimpanan
komponen yang

telah

diolah,

dan

menginformasikan

proses

sesudah

tempat

komponen yang dibutuhkan.
2. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah overproduction.
Tiap proses harus dikendalikan secara otonom, untuk memastikan bahwa tiap proses
hanya memproduksi produk yang dapat dijual, dalam jumlah yang dapat dijual, pada
waktu yang dapat dijual sesuai dengan waktu siklusnya. Pengendalian otonom ini
menjamin bahwa produksi tidak berlangsung dalam kecepatan produksi yang berlebihan.
Sistem Kanban juga merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga
memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk
jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
3. Pengendalian Visual
Sistem Kanban berlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja
memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu
Kanban. Sistem ini memungkinkan tingkat produksi pada tiap proses dapat diinspeksi
secara visual.
4. Perbaikan Proses dan Operasi Manual.
Penggunaan sistem Kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan
karena

peningkatan

produktivitas

mengakibatkan perbaikan

keuangan,

sehingga

memperbaiki perusahaan secara keseluruhan
5. Pengurangan Biaya Pengelolaan.
Sistem Kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu
mengurangi jumlah perencana menjadi nol. Para perencana (ahli peramalan) tidak
diperlukan karena sifat tarik sistem Kanban yang dirangkaikan dengan aliran
informasi penjualan dari distributor berlaku sebagi petunjuk kapan dan berapa
banyak bahan yang dibutuhkan. Menurut Ohno, secara ringkas Kanban berfungsi untuk :
a. Memberikan informasi pengambilan dan pengangkutan,
b. Memberikan informasi produksi,
c. Mencegah kelebihan produksi atau kelebihan pengangkutan,
d. Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada komponen,
e. Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat
f. Mengungkapkan masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian sediaan.
b. Aturan Kanban
Adapun fungsi Kanban dalam penerapannya di lantai produksi berhubungan erat dengan
aturan-aturan pokok Kanban. Fungsi Kanban diperkuat dengan adanya aturan-aturan yang
terdapat dalam penerapan sistem Kanban, dimana hubungan ini dijelaskan pada Tabel
IV.1, dibawah ini
Tabel Hubungan Antara Fungsi Kanban dan Aturan yang Digunakan

Untuk mencapai tujuan Kanban “tepat waktu” aturan-aturan pokok Kanban harus
diterapkan dengan baik dan seutuhnya, dimana penjelasannya secara lebih rinci sebagai
berikut :
Peraturan 1 : Proses berikutnya harus mengambil produksi yang diperlukan dari proses
terdahulu dalam jumlah yang diperlukan pada saat diperlukan Untuk melaksanakan peraturan
ini, manajeman puncak perusahaan harus dapat meyakinkan semua pekerja dan juga harus
membuat

suatu putusan kritis

untuk

mengubah sama sekali

cara aliran produksi,

transportasi, dan penyerahan yang ada. Putusan ini mungkin akan mengalami banyak
hambatan

karena

membutuhkan

perubahan menyeluruh pada sistem produksi yang ada.

Peraturan-peraturan tambahan berikut juga akan menyertai peraturan ini, yaitu :
1. Tiap penarikan tanpa Kanban harus dilarang.
2. Tiap pengambilan yang lebih besar dari jumlah Kanban harus dilarang
3. Suatu Kanban harus selalu ditempelkan kepada produk fisik.
Peraturan 2 : Proses terdahulu harus menghasilkan produk sesuai dengan jumlah yang
diambil oleh proses berikutnya. Jika peraturan 1 dan 2 dipatuhi dan dilaksanakan, maka
semua proses produksi digabungkan sehingga menjadi sejenis ban berjalan. Dengan
melaksanakan dua aturan ini secara ketat pengimbangan penetapan waktu produksi diantara
semua proses akan terjaga, akibatnya persediaan yang disimpan tiap proses terdahulu akan
sedikit. Peraturan tambahan untuk peraturan kedua ini ialah :
1. Produksi yang lebih besar daripada jumlah lembaran Kanban harus dilarang.
2. Jika berbagai jenis komponen diproduksi oleh proses sebelumnya, produksi mereka
harus mengikuti urutan semula penyerahan tiap jenis Kanban.
Peraturan 3 : Produk cacat tidak boleh diserahkan pada proses berikutnya. Sistem ini
berdasarkan atas gagasan Autonomasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kembali
kerusakan atau cacat seperti yang pernah terjadi. Arti cacat juga mencakup kerja cacat,
yaitu suatu pekerjaan yang belum sepenuhnya dibakukan, sehingga muncul hal-hal yang
tidak efisien dalam operasi manual, rutin, dan jam kerja.
Peraturan 4 : Jumlah Kanban harus sedikit mungkin. Karena jumlah Kanban menyatakan
persediaan maksimum suatu komponen, maka jumlah ini harus dijaga sekecil mungkin.
Toyota menganggap tambahan tingkat

persediaan

sebagai

asal

mula

semua

jenis

pemborosan. Perbaikan dalam tiap prosesakan membantu terlaksananya aturan ini.
Peraturan 5 : Kanban harus digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap fluktuasi
kecil dalam permintaan (penyetelan produksi dengan Kanban). Penyetelan produksi dengan
Kanban menunjukkan ciri yang paling menonjol dalam sistem Kanban yaitu kemampuan
penyesuaiannya terhadap perubahan permintaan atau kebutuhan produksi yang mendadak.
Jenis-jenis Kanban
Pada sistem produksi JIT terdapat dua sistem Kanban, yaitu sistem Kanban tunggal
(single kanban) dan sistem Kanban ganda (dual kanban). Pada sistem Kanban tunggal
hanya digunakan satu jenis Kanban, yaitu yang berfungsi untuk memberikan otoritas
pemindahan material sekaligus otoritas produksi. Pada sistem Kanban ganda, kedua fungsi
itu dilakukan oleh jenis Kanban yang berbeda, yaitu Kanban yang bertugas memberikan
otoritas pemindahan

material

(withdrawal

kanban) dan ada Kanban

yang bertugas

memberikan otoritas produksi (production kanban).
Untuk lebih jelasnya mengenai interaksi antara Kanban Tarik dan Kanban Produksi
dalam sistem dual Kanban dapat dilihat pada Gambar 12.4, Gambar tersebut menunjukkan
bentuk koordinasi dan interaksi yang terjadi antara kedua jenis Kanban pada tiga
workcenter (WC I, WC II, dan WC III). Terdapat staging area pada setiap workcenter
yang merupakan tempat dimana Kanban Produksi menunggu Kanban Tarik tiba untuk
mengambil komponen yang dibutuhkan atau tempat bagi workcenter tersebut menyimpan
hasil proses produksinya.
Gambar Koordinasi dari Kanban Tarik dan Kanban Produksi
Apabila Kanban Tarik WC II (proses B) tiba di staging area WC I (proses A), akan
menemukan satu atau beberapa lot berisi komponen yang telah dipesan. Kanban Produksi
harus menempel pada lot tersebut. Kemudian pekerja akan menukarkan lot kosong
tersebut. dan mengambil Kanban Tariknya, dengan lot yang berisi komponen dan
mengirimkannya ke WC II (proses B).
Menentukan Jumlah Kanban
Sistem Kanban adalah sistem tarik, dimana proses sesudah memesan unit yang diperlukan dari
proses sebelum dalam jumlah yang tepat pada saat yang tepat, dan kemudian proses
sebelum memproduksi unit tersebut sebanyak yang diambil. Akibatnya sistem Kanban
dapat ditinjau dari sudut sistem pengendalian persediaan, yang terdiri dari dua jenis, yaitu
“sistem jumlah pesanan tetap (Q-system)“ dan “sistem siklus pesanan tetap (Psystem)”.
Dalam sistem Kanban, jumlah keseluruhan komponen yang akhirnya disimpan di proses
sesudah dan jumlah Kanban yang disampaikan ke proses sebelum, ditentukan oleh kedua
jenis sistem persediaan tersebut. Walaupun terdapat persamaan dasar antara sistem Kanban
dengan sistem pengendalian persediaan, terdapat banyak perbedaan penting. Contohnya,
apabila menggunakan Kanban, persediaan tidak perlu diperiksa terus menerus karena jumlah
Kanban Pengambilan yang dilepaskan adalah jumlah yang harus dipesan. Tetapi dalam
“siklus pesanan tetap” jumlah persediaan harus diperiksa pada tiap waktu pemesanan, dan
jumlah tersebut harus dikurangi dari jumlah baku. Dalam SPT terdapat dua jenis sistem
pengambilan yang sesuai dengan dengan kedua sistem pengendalian persediaan tersebut,
yaitu “sistem pengambilan jumlah tetap, siklus tidak tetap” dan “sistem pengambilan siklus
tetap, jumlah tidak tetap”.
A. Sistem pengambilan jumlah tetap, siklus tidak tetap
Sistem pengambilan ini digunakan apabila waktu pemesanan pendek karena jarak antar
proses yang relatif pendek, dan karena adanya aktivitas perbaikan proses. Dengan
sistem ini, jumlah tetap yang telah ditentukan untuk pengambilan akan dipesan ke
proses sebelum apabila tingkat persediaan telah mencapai re-order point, yaitu jumlah
yang diperkirakan akan digunakan selama proses pemesanan (pesanan telah diberikan tetapi
belum diterima). Bila metode penyiapan telah diperbaiki, dan jarak antara proses
sesudah dan proses sebelum telah pendek, “jumlah tetap” akan setara dengan satu lot
yang sesuai dengan satu lembar kanban. Bila proses sesudah mengambil satu lot (jumlah
tetap), maka proses sebelum harus mengambil lot yang dikosongkan dan dengan segera
memproduksi unit sejumlah yang harus diisikan dalam lot.
B. Sistem pengambilan siklus tetap, jumlah tidak tetap
Sistem pengambilan ini berlaku untuk waktu pemesanan yang relatif lama karena
disebabkan oleh jarak yang lebih jauh, sehingga waktu pengirimannya menjadi lebih
lama. Dengan sistem ini tanggal pemesanan ulang dibuat tetap dan jumlah yang
dipesan bergantung pada penggunaan sejak pesanan terdahulu diberikan dan perkiraan
selama waktu pemesanan. Perkiraan ini terjadi setelah pesanan diberikan, tetapi
pesanan tersebut belum diterima. Satu hal yang penting dilakukan apabila perusahaan
akan menerapkan sistem Kanban adalah menentukan jumlah Kanban yang harus
disuplai ke suatu sistem produksi dalam suatu periode tertentu. Hal ini diperlukan,
mengingat jumlah Kanban akan berpengaruh langsung terhadap tingkat persediaan
dalam sistem. Penentuan jumlah Kanban harus dilakukan setiap ada proses penjadwalan
produksi. Apabila diinginkan untuk meningkatkan jumlah produksi

maka dapat

dilakukan penambahan Kanban dan sebaliknya apabila ingin mengurangi jumlah
produksi maka jumlah Kanban tersebut dikurangi. Adapun data-data yang dibutuhkan
untuk

menentukan

menggunakan

jumlah Kanban

kedua sistem

yang

pengambilan

beredar
tersebut

di
dan

lantai

produksi,

berdasarkan

rumus

digunakan oleh Monden, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 12.2, dibawah ini :

dengan
yang
Tabel Perhitungan Kanban Jumlah Tetap dengan Siklus Tidak Tetap dan Siklus Tetap dengan
Jumlah tidak Tetap

Dimana:

L = Tp + Tw + Tc + Tkc
S=mxa

L = Waktu pemesanan (hari)

Tp = Waktu pengolahan(hari)

Tw = Waktu tunggu (hari)

Tc = Waktu pengiriman (hari)

Tkc = Waktu pengumpulan kanban (hari)

Y = Jumlah Kanban

D = Rata-rata permintaan harian

 = Koefisien keamanan

a = Kapasitas peti kemas (unit)

s = Persediaan keamanan(unit)

Sp = Periode keamanan (hari)

 = penggunaan ratarata (unit)

m = Jumlah kebutuhan komponen (unit)

q = Ukuran lot ekonomis (unit)

c = kecepatan produksi (menit/unit)

Sq = Jumlah baku (unit)

 = Pemesanan yang telah diberikan, belum diterima (unit)

More Related Content

What's hot

Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT)Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT)Abu Tholib
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiLuthfi Nk
 
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialTugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialVicky Fakhrurrazi
 
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan KapasitasManajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitasharis fadilah
 
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanKelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanFinolaTrisnisa1
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaanSimon Patabang
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTYesica Adicondro
 
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke  2 . lokasi pabrikPertemuan ke  2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrikZall Zallibeng N
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalIkkaW
 
6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringanRizky Akbar
 
pengukuran LOT dengan metode PPB
pengukuran LOT dengan metode PPBpengukuran LOT dengan metode PPB
pengukuran LOT dengan metode PPBabay obay
 
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Cahya Idznii
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Strategi tata letak (layout)
Strategi tata letak (layout)Strategi tata letak (layout)
Strategi tata letak (layout)Tika Karomah
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanNi'am Yuliarto
 

What's hot (20)

Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT)Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT)
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi Produksi
 
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of MaterialTugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
Tugas Kelompok Manajemen Industri - Bill Of Material
 
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan KapasitasManajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
Manajemen Operasional 2 - Perencanaan Kapasitas
 
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalanKelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
Kelompok 1 bab 17 pemeliharaan dan keandalan
 
7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan7 si manajemen persediaan
7 si manajemen persediaan
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
 
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke  2 . lokasi pabrikPertemuan ke  2 . lokasi pabrik
Pertemuan ke 2 . lokasi pabrik
 
Strategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen OperasionalStrategi Proses Manajemen Operasional
Strategi Proses Manajemen Operasional
 
6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Acceptance sampling
Acceptance samplingAcceptance sampling
Acceptance sampling
 
pengukuran LOT dengan metode PPB
pengukuran LOT dengan metode PPBpengukuran LOT dengan metode PPB
pengukuran LOT dengan metode PPB
 
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
Manajemen rantai pasok mo a 06211640000017_06211640000064_06211640007001
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Strategi tata letak (layout)
Strategi tata letak (layout)Strategi tata letak (layout)
Strategi tata letak (layout)
 
Manajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokanManajemen rantai pasokan
Manajemen rantai pasokan
 

Viewers also liked

Kanban in 4 easy steps
Kanban in 4 easy steps Kanban in 4 easy steps
Kanban in 4 easy steps Shore Labs
 
Kanban_Sistem Produksi
Kanban_Sistem ProduksiKanban_Sistem Produksi
Kanban_Sistem ProduksiNiko Lu
 
Just in time manufacturing ppt
Just in time manufacturing pptJust in time manufacturing ppt
Just in time manufacturing pptSwati Luthra
 
Just in time
Just in timeJust in time
Just in timeMoh Toha
 
just in time manufacturing systems
 just in time manufacturing systems just in time manufacturing systems
just in time manufacturing systemsbisow enow
 
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitPeraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitAbu Tholib
 
Tps (toyota production system)
Tps (toyota production system)Tps (toyota production system)
Tps (toyota production system)systech indonesia
 
Simple Steps to Implement Kanban in Lean Manufacturing
Simple Steps to Implement Kanban in Lean ManufacturingSimple Steps to Implement Kanban in Lean Manufacturing
Simple Steps to Implement Kanban in Lean ManufacturingSadashiv Borgaonkar
 
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008Subawa Prakoso
 
JIT (Just In Time Manufacturing)
JIT (Just In Time Manufacturing)JIT (Just In Time Manufacturing)
JIT (Just In Time Manufacturing)Hitesh Sharma
 
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTING
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTINGAKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTING
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTINGirniafatmaa
 

Viewers also liked (20)

Just In Time & Kanban
Just In Time & KanbanJust In Time & Kanban
Just In Time & Kanban
 
Kanban in 4 easy steps
Kanban in 4 easy steps Kanban in 4 easy steps
Kanban in 4 easy steps
 
Makalah jit
Makalah jitMakalah jit
Makalah jit
 
Kanban_Sistem Produksi
Kanban_Sistem ProduksiKanban_Sistem Produksi
Kanban_Sistem Produksi
 
Kanban Pull System
Kanban Pull SystemKanban Pull System
Kanban Pull System
 
Just in time manufacturing ppt
Just in time manufacturing pptJust in time manufacturing ppt
Just in time manufacturing ppt
 
Manajemen operasional ringkasan uas
Manajemen operasional ringkasan uas Manajemen operasional ringkasan uas
Manajemen operasional ringkasan uas
 
Just in time
Just in timeJust in time
Just in time
 
Bab III
Bab IIIBab III
Bab III
 
just in time manufacturing systems
 just in time manufacturing systems just in time manufacturing systems
just in time manufacturing systems
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Just In Time
Just In TimeJust In Time
Just In Time
 
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah TerbitPeraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
Peraturan Pemerintah Mobil Murah Sudah Terbit
 
Kanban
KanbanKanban
Kanban
 
Tps (toyota production system)
Tps (toyota production system)Tps (toyota production system)
Tps (toyota production system)
 
Simple Steps to Implement Kanban in Lean Manufacturing
Simple Steps to Implement Kanban in Lean ManufacturingSimple Steps to Implement Kanban in Lean Manufacturing
Simple Steps to Implement Kanban in Lean Manufacturing
 
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008
Tugas akhir subawa, sistem kanban, 2008
 
JIT (Just In Time Manufacturing)
JIT (Just In Time Manufacturing)JIT (Just In Time Manufacturing)
JIT (Just In Time Manufacturing)
 
Jit present
Jit presentJit present
Jit present
 
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTING
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTINGAKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTING
AKUNTANSI MANAJEMEN - ACTIVITY BASED COSTING
 

Similar to JIT KANBAN

Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1chienmario
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1sijopy
 
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...delviavamela
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi, Sistem informa...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi,  Sistem informa...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi,  Sistem informa...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi, Sistem informa...WINDAYANI RAJAGUKGUK
 
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptx
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptxKelompok 1 JUST IN TIME.pptx
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptxOktaviaBinandbas
 
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...Ryan Julian
 
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...Hasim Rafsanjani
 
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi sik...
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi sik...11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi sik...
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi sik...fizarrivaldy
 
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus ProduksiShalsabillaDMutiara
 
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...MinSururiAnfusina
 
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...Vhiie Audi
 
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...MuhammadFadhly6
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...Fazril Azi
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Fazril Azi
 

Similar to JIT KANBAN (20)

Just in time
Just in timeJust in time
Just in time
 
Tugas pak rawidjo
Tugas pak rawidjoTugas pak rawidjo
Tugas pak rawidjo
 
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Just In Time
Just In Time Just In Time
Just In Time
 
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen PersediaanBab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen Persediaan
 
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi ...
11, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi ...
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi, Sistem informa...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi,  Sistem informa...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi,  Sistem informa...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Produksi, Sistem informa...
 
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptx
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptxKelompok 1 JUST IN TIME.pptx
Kelompok 1 JUST IN TIME.pptx
 
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...
SI&PI, RYAN JULIAN, HAPZI ALI, SIKLUS PRODUKSI, SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODU...
 
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...
11. si & pi, m hasim rafsanjani, prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma,mpm,siklus p...
 
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi sik...
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi sik...11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi,  sistem informasi sik...
11, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi, sistem informasi sik...
 
Just in time, dll
Just in time, dllJust in time, dll
Just in time, dll
 
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
11. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Sistem Informasi Siklus Produksi
 
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
Sipi, min sururi anfusina, hapzi ali, siklus produksi implementasi pada pt. a...
 
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...
11, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Siklus Produksi, Sistem Informasi...
 
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
Sipi, m.fadhly, hapzi ali,mercu buana,2018. SIKLUS: PRODUKSI SISTEM INFORMASI...
 
Produsen
ProdusenProdusen
Produsen
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, siklus proses bisnis review atas proses...
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

JIT KANBAN

  • 1. SISTEM PRODUKSI Dari: M Ridwan Andi Purnomo S.T., M.Sc., Ph.D. Just In Timedan KANBAN Kelas :C Disusun Oleh : Aulia Fitri Alindira ( 11522 Astika Nuryani (115222 Rosi Damayanti (11522 Annisa Az-zahra H (11522399) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013 – 2014
  • 2. A. Latar Belakang Penerapan sistem JIT (Just In Time) pertama kali diterapkan di Jepang oleh perusahaan motor terbesar Toyota. Sistem ini dipakai untuk menghemat biaya persediaan.Persediaan akan disupply pada saat dibutuhkan, sehingga tidak ada persediaan di dalam gudang. Di Jepang sendiri, penerapan sistem JIT ini didukung dengan adanya komunikasi (hubungan baik) dengan vendor, umumnya yang dipegang adalah satu vendor yang utama, tetapi hubungan dengan vendor-vendor pengganti juga tetap dijalin, sehingga manakala vendor pertama berhalangan, maka supply persediaan dan proses produksi tidak akan terganggu. Dengan menggunakan metode JIT, selain menghemat biaya persediaan, juga memperkecil kemungkinan adanya persediaan yang tersisa dan memperbaiki kualitas.Dengan metode ini juga dapat diterima respon yang cepat mengenai kerusakan produk baik dari pelanggan maupun karyawan.Sebelum menentukan manakah metode yang akan diimplementasikan apakah JIT dan lainnya, harus ada justifikasi (penilaian) akan perubahan ekonomi. Justifikasi ini akan sangat mudah diterapkan pada perusahaan manufaktur, karena pengukurannya adalah penghematan biaya. Tetapi bagaimana dengan perusahaan jasa?Untuk perusahaan jasa perlu dibangun pengukuran kinerja yang dapat mendukung adanya perubahan. B. Just In Time Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Konsep Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang /penyimpanan barang/stocking cost. JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut: 1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
  • 3. 2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. 3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. 4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan. Tujuan Just in Time adalah menghilangkan pemborosan dan konsisten dalam meningkatkan produktifitas.Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem JIT adalah: 1. Zero Defect(tidak ada barang yang rusak) 2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up) 3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot) 4. Zero Handling (tidak ada penanganan) 5. Zero Queues (tidak ada antrian) 6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin) 7. Zero Lead Time (tidak ada lead time) Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa faktor pendukung keberhasilan Just In Time adalah sebagai berikut : 1. Aliran Material yang lancar Menyederhanakan pola aliran material yang membutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Proses ini membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian pengiriman dan penerimaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi. 2. Pengurangan Waktu Set-Up Disesuaikan dengan JIT, adanya beberapa bagian produksi yang memiliki waktu set-up mesin yang membutuhkan waktu beberapa jam, hal tersebut tidak dapat ditoleransi dalam JIT.Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit.Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen.
  • 4. 3. Pengurangan Lead Time Vendor Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada saat operasi produksi membutuhkan.Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti ini. 4. Komponen Zero Defect Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini. 5. Kontrol lantai produksi yang disiplin Dalam system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan dengan memperhatikan factor-faktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur.Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan manfaat yang besar. Penerapan JIT dalam berbagai bidang fungsional perusahaan a. Pembelian JIT Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau penggunaan.
  • 5. b. Produksi JIT Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan. Analaisis Biaya Volume Laba a. Analisis CPV Konvensional Analisis biaya-volume-laba (CPV) konvensional menganggap bahwa semua biaya, produksi dan non produksi, dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu: a. Biaya yang bervariasi dengan volume, disebut biaya variabel b. Biaya yang tidak bervariasi dengan volume, disebut biaya tetap. b. Analisis CPV dalam JIT Dalam sistem JIT,biaya variabel per unit produk yang dijual turun namun biaya tetapnya naik.Dalam JIT,biaya variabel berdasar batch tidak ada karena batch menjadi satu kali.Jadi,rumus biaya dalam JIT dapat digambarkan sebagai berikut: B = T + V1X1 + V3X3 B = Biaya Total X1 = Jumlah unit T = Biaya tetap X3 = Jumlah kegiatan V1 = Biaya variabel berdasar unit penjualan (berdasar unit) V3 = Biaya variabel berdasar non unit Titik Impas Titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi.jadi dapat dikatakan kondisi pendapatan perusahaan dalam keadaan seimbang. Sistem Konvensional X = (I + F) / (P - V) Dalam hal ini: X = Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu I = Laba sebelum pajak penghasilan F = Total biaya tetap P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit
  • 6. Sistem JIT X1 = (I + F1 + X2V2 ) / (P - V1) Dalam hal ini: X1 = Unit produk yang harus dijual untuk mencapai laba tertentu I = Laba sebelum pajak penghasilan F1 = Total biaya tetap X2 = Jumlah kuantitas berbasis nonunit V2 = Biaya variabel per basis non unit P = Harga jual per unit V1 = Biaya variabel per unit C. KANBAN Kanban adalah suatu alat yang digunakan untuk merealisasikan sistem produksi JIT.Kanban dalam bahasa Jepang berarti “visual record or signal”. Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa Kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera, lampu, dan lainlain. Sistem Kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan “produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan” dalam tiap proses manufacturing dan juga diantara perusahaan. Bentuk yang paling sering digunakan adalah selembar kertas yang terdapat di dalam suatu amplop vinil segi empat. Kanban membawa informasi secara vertikal dan horizontal didalam pabrik Toyota sendiri maupun antara Toyota dengan perusahaan mitra. Lembaran kertas itu membawa informasi yang terdiri atas 3 kategori, yaitu : 1. Informasi Pengambilan 2. Informasi Pemindahan 3. Informasi Produksi Menurut Taiichi Ohno, “Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi”, yang digunakan dalam mengendalikan aliranaliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu – kartu untuk memerintahkan suatu workcenter memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu. Kanban merupakan alat untuk menjalankan suatu mekanisme yang memberikan sinyal-sinyal tertentu oleh workcenteryang
  • 7. membutuhkan komponen–komponen tertentu dari workcenter sebelumnya. Sinyal tersebut memberikan informasi kepada workcenter sebelumnya, sehingga jumlah komponen– komponen yang dibutuhkan workcenter berikutnya dapat langsung diberikan. Selanjutnya jumlah komponen yang telah diambil oleh workcenter tersebut dapat dihasilkan atau diproduksi kembali oleh workcenter sebelumnya. Gagasan pemikiran Kanban muncul dari mekanisme kerja di pasar swalayan. Barang-barang yang dibeli oleh pelanggan diperiksa dan dicatat oleh kasir. Informasi mengenai jenis dan jumlah barang yang dibeli kemudian disampaikan ke departemen pembelian. Dengan informasi ini, barang – barang dibeli tadi dengan cepat diganti yang telah oleh departemen pembelian sesuai dengan jenis dan jumlahnya. Jika Kanban diterapkan pada pasar swalayan, informasi yang diberikan ke departemen pembelian akan disampaikan dengan kartu, dan kartu itu sesuai dengan Kanban Pengambilan dalam SPT. Dalam pasar swalayan, barang yang dipajang ditoko mirip dengan persediaan di industri manufakturing. Fungsi Kanban dan Aturan Kanban a. Fungsi Kanban Kanban mempunyai dua fungsi umum, yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen, atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan diseluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunakan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar. Menurut Yasuhiro Monden, secara terperinci sistem Kanban digunakan untuk melakukan fungsi berikut: 1. Perintah. Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Bila komponen perlu diambil, atau perintah pengangkutan dikeluarkan, suatu alamat dituliskan pada Kanban. Alamat itu menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan
  • 8. komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses sesudah tempat komponen yang dibutuhkan. 2. Pengendalian diri sendiri untuk mencegah overproduction. Tiap proses harus dikendalikan secara otonom, untuk memastikan bahwa tiap proses hanya memproduksi produk yang dapat dijual, dalam jumlah yang dapat dijual, pada waktu yang dapat dijual sesuai dengan waktu siklusnya. Pengendalian otonom ini menjamin bahwa produksi tidak berlangsung dalam kecepatan produksi yang berlebihan. Sistem Kanban juga merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan. 3. Pengendalian Visual Sistem Kanban berlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu Kanban. Sistem ini memungkinkan tingkat produksi pada tiap proses dapat diinspeksi secara visual. 4. Perbaikan Proses dan Operasi Manual. Penggunaan sistem Kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan, sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan 5. Pengurangan Biaya Pengelolaan. Sistem Kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencana menjadi nol. Para perencana (ahli peramalan) tidak diperlukan karena sifat tarik sistem Kanban yang dirangkaikan dengan aliran informasi penjualan dari distributor berlaku sebagi petunjuk kapan dan berapa banyak bahan yang dibutuhkan. Menurut Ohno, secara ringkas Kanban berfungsi untuk : a. Memberikan informasi pengambilan dan pengangkutan, b. Memberikan informasi produksi, c. Mencegah kelebihan produksi atau kelebihan pengangkutan, d. Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada komponen, e. Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat f. Mengungkapkan masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian sediaan.
  • 9. b. Aturan Kanban Adapun fungsi Kanban dalam penerapannya di lantai produksi berhubungan erat dengan aturan-aturan pokok Kanban. Fungsi Kanban diperkuat dengan adanya aturan-aturan yang terdapat dalam penerapan sistem Kanban, dimana hubungan ini dijelaskan pada Tabel IV.1, dibawah ini Tabel Hubungan Antara Fungsi Kanban dan Aturan yang Digunakan Untuk mencapai tujuan Kanban “tepat waktu” aturan-aturan pokok Kanban harus diterapkan dengan baik dan seutuhnya, dimana penjelasannya secara lebih rinci sebagai berikut : Peraturan 1 : Proses berikutnya harus mengambil produksi yang diperlukan dari proses terdahulu dalam jumlah yang diperlukan pada saat diperlukan Untuk melaksanakan peraturan ini, manajeman puncak perusahaan harus dapat meyakinkan semua pekerja dan juga harus membuat suatu putusan kritis untuk mengubah sama sekali cara aliran produksi, transportasi, dan penyerahan yang ada. Putusan ini mungkin akan mengalami banyak hambatan karena membutuhkan perubahan menyeluruh pada sistem produksi yang ada. Peraturan-peraturan tambahan berikut juga akan menyertai peraturan ini, yaitu : 1. Tiap penarikan tanpa Kanban harus dilarang.
  • 10. 2. Tiap pengambilan yang lebih besar dari jumlah Kanban harus dilarang 3. Suatu Kanban harus selalu ditempelkan kepada produk fisik. Peraturan 2 : Proses terdahulu harus menghasilkan produk sesuai dengan jumlah yang diambil oleh proses berikutnya. Jika peraturan 1 dan 2 dipatuhi dan dilaksanakan, maka semua proses produksi digabungkan sehingga menjadi sejenis ban berjalan. Dengan melaksanakan dua aturan ini secara ketat pengimbangan penetapan waktu produksi diantara semua proses akan terjaga, akibatnya persediaan yang disimpan tiap proses terdahulu akan sedikit. Peraturan tambahan untuk peraturan kedua ini ialah : 1. Produksi yang lebih besar daripada jumlah lembaran Kanban harus dilarang. 2. Jika berbagai jenis komponen diproduksi oleh proses sebelumnya, produksi mereka harus mengikuti urutan semula penyerahan tiap jenis Kanban. Peraturan 3 : Produk cacat tidak boleh diserahkan pada proses berikutnya. Sistem ini berdasarkan atas gagasan Autonomasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kembali kerusakan atau cacat seperti yang pernah terjadi. Arti cacat juga mencakup kerja cacat, yaitu suatu pekerjaan yang belum sepenuhnya dibakukan, sehingga muncul hal-hal yang tidak efisien dalam operasi manual, rutin, dan jam kerja. Peraturan 4 : Jumlah Kanban harus sedikit mungkin. Karena jumlah Kanban menyatakan persediaan maksimum suatu komponen, maka jumlah ini harus dijaga sekecil mungkin. Toyota menganggap tambahan tingkat persediaan sebagai asal mula semua jenis pemborosan. Perbaikan dalam tiap prosesakan membantu terlaksananya aturan ini. Peraturan 5 : Kanban harus digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap fluktuasi kecil dalam permintaan (penyetelan produksi dengan Kanban). Penyetelan produksi dengan Kanban menunjukkan ciri yang paling menonjol dalam sistem Kanban yaitu kemampuan penyesuaiannya terhadap perubahan permintaan atau kebutuhan produksi yang mendadak. Jenis-jenis Kanban Pada sistem produksi JIT terdapat dua sistem Kanban, yaitu sistem Kanban tunggal (single kanban) dan sistem Kanban ganda (dual kanban). Pada sistem Kanban tunggal hanya digunakan satu jenis Kanban, yaitu yang berfungsi untuk memberikan otoritas pemindahan material sekaligus otoritas produksi. Pada sistem Kanban ganda, kedua fungsi itu dilakukan oleh jenis Kanban yang berbeda, yaitu Kanban yang bertugas memberikan
  • 11. otoritas pemindahan material (withdrawal kanban) dan ada Kanban yang bertugas memberikan otoritas produksi (production kanban). Untuk lebih jelasnya mengenai interaksi antara Kanban Tarik dan Kanban Produksi dalam sistem dual Kanban dapat dilihat pada Gambar 12.4, Gambar tersebut menunjukkan bentuk koordinasi dan interaksi yang terjadi antara kedua jenis Kanban pada tiga workcenter (WC I, WC II, dan WC III). Terdapat staging area pada setiap workcenter yang merupakan tempat dimana Kanban Produksi menunggu Kanban Tarik tiba untuk mengambil komponen yang dibutuhkan atau tempat bagi workcenter tersebut menyimpan hasil proses produksinya. Gambar Koordinasi dari Kanban Tarik dan Kanban Produksi
  • 12. Apabila Kanban Tarik WC II (proses B) tiba di staging area WC I (proses A), akan menemukan satu atau beberapa lot berisi komponen yang telah dipesan. Kanban Produksi harus menempel pada lot tersebut. Kemudian pekerja akan menukarkan lot kosong tersebut. dan mengambil Kanban Tariknya, dengan lot yang berisi komponen dan mengirimkannya ke WC II (proses B). Menentukan Jumlah Kanban Sistem Kanban adalah sistem tarik, dimana proses sesudah memesan unit yang diperlukan dari proses sebelum dalam jumlah yang tepat pada saat yang tepat, dan kemudian proses sebelum memproduksi unit tersebut sebanyak yang diambil. Akibatnya sistem Kanban dapat ditinjau dari sudut sistem pengendalian persediaan, yang terdiri dari dua jenis, yaitu “sistem jumlah pesanan tetap (Q-system)“ dan “sistem siklus pesanan tetap (Psystem)”. Dalam sistem Kanban, jumlah keseluruhan komponen yang akhirnya disimpan di proses sesudah dan jumlah Kanban yang disampaikan ke proses sebelum, ditentukan oleh kedua jenis sistem persediaan tersebut. Walaupun terdapat persamaan dasar antara sistem Kanban dengan sistem pengendalian persediaan, terdapat banyak perbedaan penting. Contohnya, apabila menggunakan Kanban, persediaan tidak perlu diperiksa terus menerus karena jumlah Kanban Pengambilan yang dilepaskan adalah jumlah yang harus dipesan. Tetapi dalam “siklus pesanan tetap” jumlah persediaan harus diperiksa pada tiap waktu pemesanan, dan jumlah tersebut harus dikurangi dari jumlah baku. Dalam SPT terdapat dua jenis sistem pengambilan yang sesuai dengan dengan kedua sistem pengendalian persediaan tersebut, yaitu “sistem pengambilan jumlah tetap, siklus tidak tetap” dan “sistem pengambilan siklus tetap, jumlah tidak tetap”. A. Sistem pengambilan jumlah tetap, siklus tidak tetap Sistem pengambilan ini digunakan apabila waktu pemesanan pendek karena jarak antar proses yang relatif pendek, dan karena adanya aktivitas perbaikan proses. Dengan sistem ini, jumlah tetap yang telah ditentukan untuk pengambilan akan dipesan ke proses sebelum apabila tingkat persediaan telah mencapai re-order point, yaitu jumlah yang diperkirakan akan digunakan selama proses pemesanan (pesanan telah diberikan tetapi belum diterima). Bila metode penyiapan telah diperbaiki, dan jarak antara proses sesudah dan proses sebelum telah pendek, “jumlah tetap” akan setara dengan satu lot
  • 13. yang sesuai dengan satu lembar kanban. Bila proses sesudah mengambil satu lot (jumlah tetap), maka proses sebelum harus mengambil lot yang dikosongkan dan dengan segera memproduksi unit sejumlah yang harus diisikan dalam lot. B. Sistem pengambilan siklus tetap, jumlah tidak tetap Sistem pengambilan ini berlaku untuk waktu pemesanan yang relatif lama karena disebabkan oleh jarak yang lebih jauh, sehingga waktu pengirimannya menjadi lebih lama. Dengan sistem ini tanggal pemesanan ulang dibuat tetap dan jumlah yang dipesan bergantung pada penggunaan sejak pesanan terdahulu diberikan dan perkiraan selama waktu pemesanan. Perkiraan ini terjadi setelah pesanan diberikan, tetapi pesanan tersebut belum diterima. Satu hal yang penting dilakukan apabila perusahaan akan menerapkan sistem Kanban adalah menentukan jumlah Kanban yang harus disuplai ke suatu sistem produksi dalam suatu periode tertentu. Hal ini diperlukan, mengingat jumlah Kanban akan berpengaruh langsung terhadap tingkat persediaan dalam sistem. Penentuan jumlah Kanban harus dilakukan setiap ada proses penjadwalan produksi. Apabila diinginkan untuk meningkatkan jumlah produksi maka dapat dilakukan penambahan Kanban dan sebaliknya apabila ingin mengurangi jumlah produksi maka jumlah Kanban tersebut dikurangi. Adapun data-data yang dibutuhkan untuk menentukan menggunakan jumlah Kanban kedua sistem yang pengambilan beredar tersebut di dan lantai produksi, berdasarkan rumus digunakan oleh Monden, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 12.2, dibawah ini : dengan yang
  • 14. Tabel Perhitungan Kanban Jumlah Tetap dengan Siklus Tidak Tetap dan Siklus Tetap dengan Jumlah tidak Tetap Dimana: L = Tp + Tw + Tc + Tkc S=mxa L = Waktu pemesanan (hari) Tp = Waktu pengolahan(hari) Tw = Waktu tunggu (hari) Tc = Waktu pengiriman (hari) Tkc = Waktu pengumpulan kanban (hari) Y = Jumlah Kanban D = Rata-rata permintaan harian  = Koefisien keamanan a = Kapasitas peti kemas (unit) s = Persediaan keamanan(unit) Sp = Periode keamanan (hari)  = penggunaan ratarata (unit) m = Jumlah kebutuhan komponen (unit) q = Ukuran lot ekonomis (unit) c = kecepatan produksi (menit/unit) Sq = Jumlah baku (unit)  = Pemesanan yang telah diberikan, belum diterima (unit)