Filosofi Just in Time bertujuan untuk memproduksi barang hanya sesuai permintaan dan dalam jumlah yang diperlukan untuk mengurangi persediaan dan biaya serta meningkatkan kualitas. Beberapa kunci keberhasilan penerapan Just in Time meliputi manajemen pemasok, penjadwalan, kualitas, pemeliharaan pencegahan, tata letak pabrik, dan pemberdayaan karyawan.
2. Filosofi JIT digunakan pertama kali di Jepang oleh Toyota dan
kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di
Jepang dan Amerika seperti Hewlett Packard, IBM dan Harley
Davidson
FILOSOFI JIT
3. Ide dasar Just In Time, yaitu berproduksi hanya apabila ada
permintaan atau memproduksi sesuatu yang diminta, pada
saat diminta, dan sebesar kuantitas yang diminta.
4. Empat konsep dasar dalam melaksanakan JIT, yaitu:
1. Produksi JIT adalah memproduksi apa yang dbutuhkan, hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
2. Autonomasi, merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis
yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
3. Tenaga kerja yang fleksibel.
4. Pemikiran kreatif, yang berarti memperhatikan saran para pekerja.
5. TUJUAN JIT
Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan
perusahaan melalui pengendalian biaya, peningkatan kualitas serta
perbaikan kinerja pengiriman
6. Proses Just In Time
Recieve
Customer
Orders
Schedule
Production
Recieve
materials Just
In Time for
production
Complete
parts just in
time for
assembly into
porduct
Complete
products just
in time to ship
to customer
7. Kegiatan produksi yang
dilakukan berdasarkan
hasil peramalan pemasaran
untuk menentukan bahan
baku suku cadang yang
diperlukan untuk
memrosesnya menjadi
barang jadi
Push System
(Pemanufaktur
an Tradisional)
Kegiatan produksi tidak
berdasarkan peramalan
pasar akan tetapi
berdasarkan permintaan
yang datang dari
pelanggan
Pull System
(Just In Time)
Push And Pull System
8. TUJUAN JIT
PARTNERSHIPFilosofi yang melandasi just in time adalah perbaikan
berkesinambungan dan penyelesaian masalah. Sistem
JIT dirancang untuk memproduksi dan mengantarkan
barang saat mereka dibutuhkan. JIT berkaitan dengan
kualitas dalam tiga hal.
9. Tujuan JIT partnership
JIT memangkas biaya
kualitas
JIT meningkatkan
kualitas
Kualitas yang lebih baik
berarti persediaan yang lebih
sedikit
10. JIT memangkas biaya kualitas
Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi perediaan,
dan biaya akibat barang yang rusak berkaitan langsung
dengan persediaan yang ada. Karena dengan
penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit
persediaan, biayanya juga menjadi lebih rendah. Selain
itu, persediaan menyembunyikan kualitas yang buruk,
sementara JIT segera menyingkap kualitas yang buruk
11. JIT meningkatkan kualitas
Karena mempersingkat lead time, JIT juga
menjaga bukti kesalahan tetap baru dan
membatai jumlah sumber kesalahan yang
potensial. Oleh karena itu, JIT menciptakan
sebuah sistem peringatan akan adanya
permasalahan kualitas, baik dalam perusahaan
maupun dengan cara penjual
12. Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang
lebih sedikit
Tujuan memiliki persediaan adalah melindungi
kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh
kualitas yang tidak dapat diandalkan. Jika
kualitasnya konsisten, maka JIT membuat
perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang
terkait pada persediaan.
13. Untuk membangun kemitraan JIT, beberapa perhatian
pemasok harus dijawab. Perhatian pemasok tersebut
meliputi:
Keinginan untuk
diversifikasi.
Kedekatan.Ukuran lot kecil.Jaminan mutu.
Perubahan teknik.
Penjadwalan
pelanggan yang
lemah.
14. Key Success Factor Just In Time
Supplier Inventory Scheduling
Quality
Management
Preventive
Maintenance
Lay Out
Employee
Empowerment
15. Supplier (Pemasok)
Sistem Just In Time memerlukan :
Jumlah pemasok yang sedikit
Pemasok yang dekat dengan pabrik
Peningkatan frekuensi pengiriman dalam jumlah
kecil
Dilakukannya kontrak jangka panjang
16. Inventory (Persediaan)
Just In Time memerlukan teknik dalam
mengelola inventory antara lain :
Menggunakan “Pull System” untuk memindahkan persediaan
Mengurangi ukuran lot
Mengembangkan sistem pengiriman JIT dengan supplier
Mengirimkan langsung ke bagian yang menggunakan
Mengurangi set-up time
Menggunakan teknologi kelompok (group technology)
17. Scheduling (Penjadwalan)
Teknik Penjadwalan :
Mengkomunikasikan jadwal dengan supplier
Menyusun tingkatan jadwal
Bakukan bagian tertentu dari skedul
Menyesuaikan dengan penjadwalan
Mencoba membuat satu buah (one-piece-make) dan memindahkan satu buah (one-piece-
move)
Menghilangkan pemborosan
Memproduksi dalam lot/jumlah kecil
Gunakan “Kanban” (istilah Jepang untuk kartu yang diartikan sebagai ‘tanda’ bahwa
dibutuhkan material/ komponen lain untuk diproses), dimana sistem kanban memindahkan
komponen dalam produksi melalui “pull” (penarikan) berdasar tanda yang diberikan
Usahakan disetiap operasi memproduksi komponen yang sempurna
18. Lay Out (Tata Letak)
Taktik tata letak JIT meliputi :
Membangun sel kerja untuk rumpun/ famili produk
Meminimalkan jarak
Mendesain ruang yang kecil untuk persediaan
Meningkatkan komunikasi pegawai
Menggunakan rencana “poka-yoke”
Membangun peralatan yang fleksibel dan gampang dipindahkan
Melatih tenaga kerja secara lintas keterampilan (beberapa jenis keterampilan agar
lebih fleksibel
19. Quality Management (Manajemen
Kualitas)
Taktik Kualitas JIT meliputi :
Menggunakan statistical process control
Pemberdayaan karyawan
Kembangkan metode mengingat-kesalahan (seperti
poka yoke, checklist,dsb.)
Sediakan umpan balik (feedback) secepatnya.
20. Preventive Maintenance
(Pemeliharaan Pencegahan)
Pemeliharaan dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan melalui tindakan pencegahan.
Preventive maintenance : merupakan semua aktifitas yang
dilakukan untuk menjaga peralatan dan mesin tetap bekerja
dengan baik dan untuk mencegah kerusakan.
Just In Time membutuhkan preventive maintenance yang
terjadwal dan adanya pemeliharaan rutin harian.
21. Employee Empowerment
(Pemberdayaan Karyawan)
Taktik pemberdayaan Karyawan :
Pelatihan secara lintas keterampilan (cross training) yang agresif
Klasifikasi pekerjaan yang lebih sedikit agar pekerja lebih fleksibel
Jika pemberdayaan dilakukan dengan sukses, maka perusahaan akan meraih
komitmen dan penghargaan baik dari sisi karyawan maupunmanajemen.
Dengan dukungan yang kuat dari karyawan, manajemen serta supplier maka
keunggulan bersaing akan dapat dicapai.