Dokumen tersebut membahas siklus produksi pada PT API yang memproduksi bagian aksesoris sepatu. Terdapat empat aktivitas utama dalam siklus produksi yaitu perancangan produk, perencanaan dan penjadwalan, kegiatan produksi, dan akuntansi biaya. Dokumen juga menjelaskan dokumen-dokumen yang digunakan seperti surat order produksi, daftar kebutuhan bahan, daftar kegiatan produksi, serta fungsi-fungsi terkait dalam sik
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
SIKLUS PRODUKSI PT API
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
(SI – PI)
Siklus Produksi
Implementasi pada PT. API
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Dibuat oleh :
Min Sururi Anfusina
(55517120053)
2. A. Siklus Produksi
Siklus produksi merupakan salah satu bagian yang terkait dengan sistem pemrosesan
transaksi, pada PT. API proses produksi terkait dengan aktifitas membuat barang mentah
menjadi barang jadi, PT API merupakan perusahaan yang memproduksi bagian aksesoris
untuk berbagai jenis sepatu,namun sampai sekarang spesifikasi aksesoris yang dibuat adalah
jenis sepatu running dan sports dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai
dengan pemesanan maka diperlukan sebuha sistem informasi pada siklus produksi selain
harapan produk berkualitas tinggi, proses kerja yang efisien dan efektif serta mudah untuk
dilaksanakan penting dalam sebuah proses produksi.
Menurut Kirana (2013) Sistem Produksi adalah sebuah subsistem dari sistem
informasi akuntansi yang berada di dalam kategori transaction processing system (TPS).
Sistem ini adalah sistem yang berisi serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data
yang mempunyai hubungan dengan proses pembuatan suatu produk. Sistem ini tentunya
berhubungan secara langsung dengan sub-sistem yang lain seperti siklus pendapatan, siklus
pengeluaran, siklsus buku besar dan pelaporan.
Siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan utama dalam perusahaan manufaktur
Tujuan utama dari siklus produksi adalah untuk mempermudah perubahan bahan baku
menjadi produk jadi. Selain itu siklus produksi bertujuan untuk menjaga tingkat mutu produk,
karena dalam siklus produksi mencakup fungsi-fungsi perencanaan dan pengedalian produksi,
pengolahan bahan baku, penyelesaian dan transfer barang jadi. Apabila fungsi-fungsi tersebut
dapat berjalan dengan benar maka akan menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan
keinginnan perusahaan maupun pelanggan.(Hastoni et al, 2005)
B. Aktifitas- Aktifitas dalam Siklus Prouksi
Aktivitas-aktivitas dalam sistem produksi meliputi :
1) Perancangan produk (product design),
Tahap pertama dalam suatu sistem produksi adalah merancang sebuah
produk. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk merancang sebuah produk
yang memenuhi kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi seperti yang
diinginkan oleh pelanggan.
3. Ada beberapa dokumen yang dihasilkan dari kegiatan ini, diantaranya adalah :
a) Daftar Kebutuhan Bahan (Bill of Material), sebuah dokumen yang berisi rincian
bahan baku, baik spesifikasi, kode, nama, dan kauntitas setiap bahan baku yang
akan digunakan dalam produksi
b) Daftar kegiatan (operation list/routing sheet) dokumen yang berisi ketetapan tenaga
kerja dan juga syarat mesin yang akan digunakan untuk membuat produk. Dokumen
ini juga menjabarkan secara jelas tahap-tahap yang diperlukan untuk membuat
produk
2) Perencanaan dan penjadwalan (planning & scheduling)
Tahap selanjutnya dari sistem produksi adalah untuk membuat rencana dan
jadwal dari aktivitas produksi . Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
memastikan produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan yang ada menjadi
efisien, dan memungkinkan untuk memenuhi permintaan jangka pendek,
tanpa menghasilkan jumlah produk yang berlebih. Terdapat 2 metode untuk
membuat rencana produksi (Romney, 2012) dalam Kirana (2013), yaitu :
a) Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (Manufacturing Resource
Planning/MRP-II). Metode ini merupakan metode yang bertujuan
untuk menyeimbangkan antara kapasitas produksi yang saat ini
dimiliki perusahaan dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi
permintaan pembelian yang diramalkan akan terjadi. Istilah lain dari
metode ini adalah push manufacturing system, karena barang
diproduksi atas dasar ekspektasi permintaan konsumen
b) Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Metode ini bertujuan untuk
meminimalisasi atau menghapuskan persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
memproduksi dengan jumlah kecil
menghilangkan pemborosan
memperbaiki aliran produksi
4. menyempurnakan kualitas produk
orang-orang yang tanggap
menghilangkan ketidakpastian
penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
Menurut Kirana (2013) ada bebrapa persyaratan dalam penerapan sistem JIT, yaitu:
a. Organisasi Pabrik
b. Pelatihan/Tim/keterampilan
c. Membentuk Aliran/Penyederhanaan
d. Kanbal Pull System
e. Visibiltas / pengendalian visual
f. Eliminasi Kemacetan
g. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.
h. Total Productive Maintance
i. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan
Berkesinambungan.
j. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
3) kegiatan produksi (production)
Tahap selanjutnya dari siklus produksi adalah melakukan proses produksi, pada tiap-
tiap perusahaan aktifits ini memiliki perbedaan tergantung dari jenis barang yang
diproduksi nya, atau segmen usahanya.
4) Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan tahap akhri dari proses produksi, menurut Kirana (2013)
tujuan dari akuntansi Biaya adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan informasi yang berguna untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengendalian kerja dari sebuah kegiatan produksi
2. Menghasilkan informasi yang terperinci dan akurat tentang biaya produksi
sehingga bisa menjadi dasar untuk menentukan harga (pricing) dan membantu
manajemen untuk mengambil keputusan mengenai bauran produk (product mix)
yang akan digunakan oleh perusahaan.
1. Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan nilai
persediaan dan harga pokok penjualan
a. Metode Pengumpulan Biaya
1) Data penggunaan material
2) Data biaya tenaga kerja langsung
3) Data penggunaan mesin dan peralatan
5. b. Metode Akumulasi Biaya
1. Job order costing
Pendekatan umum langkah-langkah job costing adalah sebagai berikut :
a) Identifikasikan job yang dipilih untuk menjadi objek biaya. Job tersebut
berdasarkan dokumen sumber yaitu catatan asli yang mendukung entri jurnal dalam
sistem akuntansi, salah satunya di antaranya adalah job cost record (job cost sheet),
yaitu catatan dan akumulasi biaya yang dibebankan ke job tertentu, dimulai saat job
tersebut mulai dikerjakan.
2) Identifikasikan biaya langsung dari job, yaitu:
a. Direct materials
b. Direct manufacturing labor.
3) Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung
ke job.
4) Identifikasikan biaya tidak langsung yang terasosiasikan dengan setiap dasar alokasi
biaya
5) Hitung tarif (rate) per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya tidak langsung ke job
6) Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke masing-masing job
7) Hitung total biaya dari setiap job dengan menjumlahkan biaya langsung danbiaya tidak
langsung yang telah ditempatkan pada masing-masing job
2. Process Costing
Sistem process costing membagi total keseluruhan biaya produksi dengan total unit
barang atau jasa yang diproduksi sehingga diperoleh biaya per unit
Hansen dan Mowen (2007) dalam Kirana (2013) mendefinisikan lima langkah
dalam sistem process costing:
a). Membuat ringkasan arus unit fisik output. Tujuannya adalah untuk melacak unit fisik
produksi. Unit fisik adalah jumlah satuan unit yang berada dalam tiap tahap produksi.
Analisis dilakukan dengan membuat daftar arus fisik yang terdiri atas unit yang masuk
di awal dengan unit yang keluar menjadi barang akhir dan WIP akhir.
b). Menghitung output dalam unit ekuivalen. Setelah mendapat informasi unit fisik barang,
unit ekuivalen dihitung dengan mengalikan unit fisik dengan persentase penyelesaian
tahap produksi di departemen tersebut. Perbedaan metode weighted average dengan
FIFO adalah unit ekuivalen WIP awal tidakdihitung sebagai bagian dari total unit
ekuivalen, hanya unit ekuivalen periode saat ini saja yang dihitung. Sementara weighted
average menghitung seluruh unit ekuivalen yang masuk dalam tahap produksi karena
menghitung kembali sisa unit ekuivalen dari pekerjaan periode sebelumnya dimasukkan
6. menjadi unit periode ini.
c). Menghitung total manufacturing cost. Seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode ini
dalam rangka menghasilkan produk dihitung untuk selanjutnya dibagi dengan total unit
ekuivalen. Perlu diingat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk persediaan awal harus
dikecualikan dari perhitungan manufacturing cost periode ini.
d). Menghitung valuasi persediaan. Total manufacturing cost dibagi dengan masing-
masing unit ekuivalen dalam WIP dan barang jadi. Langkah ini akan memberi informasi
pada manajemen berapa biaya yang terkandung per unit ekuivalen dalam tiap tahap
produksi. Dengan mengalikan biaya per unit dengan total manufacturing cost,
manajemen dapat mengetahui nilai persediaan (WIP dan barang jadi) awal, persediaan
yang ditransfer ke gudang, dan persediaan akhir
e). Membuat rincian rekonsiliasi biaya dengan menyiapkan production report. Laporan ini
menunjukkan total biaya yang dibebankan ke dalam produksi periode ini. Selain itu,
laporan ini juga memberikan informasi biaya WIP awal, persediaan barang jadi, dan
WIP akhir sekaligus memberikan informasi biaya yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang.
C. Fungsi Terkait Siklus Produksi
Siklus produksi di dalam perusahaan melibatkan fungsi penjualan, fungsi produksi, fungsi
perencanaan dan pengawasan produksi, , fungsi gudang, dan fungsi akuntansi biaya; yakni
(Mulyadi, 2001):
1. Fungsi penjualan, dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, order produksi
umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi
produksi. Fungsi penjualan melayani order dari langganan berdasarkan persediaan
produk jadi yang ada di gudang.
2. Fungsi produksi, fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi
fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses
produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan. Dalam
perusahaan yang besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan
pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi
tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat order
produksi. Surat order produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar
kegiatan produksi Fungsi ini bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi sesuai
dengan surat order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi
yang melampiri surat order produksi tersebut.
3. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi ini merupakaan fungsi staff yang
membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.
Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana kebutuhan bahan dan
peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan yang diterima dari fungsi
penjualan. Rencana produksi dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen daftar
kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi
4. Fungsi gudang, fungsi ini bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku,
bahan penolong dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi
5. Fungsi akuntansi biaya, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi
berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Pencatatan biaya
7. bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk pesanan
tertentu dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu harga pokok produk. Biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat oleh fungsi ini dalam kartu biaya
D. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam siklus produksi adalah (Mulyadi, 2001):
1. Surat order produksi, dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh
departemen produksi yang ditujukan kepada bagian-bagianyang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara
produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order
produksi tersebut
2. Daftar kebutuhan bahan, dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku
yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order
produksi.
3. Daftar kegiatan produksi, dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan
fasilitas mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam
surat order produksi.
4. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, dokumen ini digunakan oleh fungsi
produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk
yang tercantum dal surat order produksi, dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti
pengeluaran barang dari gudang.
5. Bukti pengembalian barang gudang, dokumen ini digunakan untuk mengembalikan bahan
baku dan bahan penolong ke fungsi gudang, ini dikarenakan adanya sisa bahan baku dan
bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.
6. Kartu jam kerja, dokumen ini mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi
untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.
7. Laporan produk selesai, dokumen ini berfungsi untuk memberitahukan selesainya
produksi pesanan tersebut kepada fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi
gudang, fungsi penjualan dan fungsi akuntansi persediaan dan fungsi akuntansi biaya.
8. Bukti memorial (journal voucher), dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
depresiasi aktiva tetap berwujud, amortisasi sewa dan aktiva tidak berwujud, dan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
9. Bukti kas keluar, dokumen ini digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat
kas.
E. Pelaksanaan Siklus Produksi pada PT. API
Berikut merupakan aktifitas –aktifitas yang terkait dengan siklus produksi pada PT. API
1) Tahap Pengenalan Produk
Pada tahap ini bagian sampling yang berwenang untuk mengerjakan produk-produk
yang akan dipesan oleh customer, customer akan memberikan ga,bar cetak model
8. sepatu dan bentuk aksesoris yang diinginkan dari berbagai macam jenis aksesoris dari
beberapa model sepatu kemudian bagian sampling menyiapkan bentuk sampel
aksesoris dari sekian model yang disiapkan di bagian luxy (merupakan sub bagian dari
sampel) model yang disetujui customer kemudia masuk dalam promo sampel, setelah
semua sudah sesuai kemudian dibuatkan bentuk form cofirm barang yang berisi nama
barang, nomer pemesanan, jumlah pemesanan, komponen-komponen yang
dibutuhkan, seluruh detail barang dijelaskan pada dokumen confirm tersebut.
2) Tahap Perencanaan Kerja
Pada tahap ini seluruh ketua regu, mandor, pengawas menyusun kerangka kerja yang
harus di laksanakan untuk memproses pemesanan yang telah dikirimkan customer
berdasarkan form confirm,kerangka kerja berisi prosedur kerja yang diharus
dilaksakan untuk memproses barang, jadwal kerja, bagaimana mencapai target dan
kualitas barang yang tebaik.
3) Tahap Produksi
Tahap selanjutnya dari siklus produksi adalah melakukan proses produksi, pada tahap
ini barang pesananan diproduksi dengan acuan kernagka kerja yang telah dibuat,
kegiatan yang dilakukan di pada proses produksi pertama adalah dipegang oleh bagian
operator, bagian operator yang bertanggung jawab membuat barang setengah jadi
tersebut menjadi barang jadi sesuai pesanan, kemudian setelah barang diselesaikan
oleh operator selanjutanya akan masuk ke bagian finishing. Bagian finishing disini
bertugas menyelesaikan proses akhir barang, memastikan barang dalam keadaan baik
dan sudah sesuai dengan pesanan yang diminta, selanjutanya setelah bagian finsihing
barang akan masuk ke bagian Quality Assurance. bagaian QA bertanggung jawab atas
kualitsa barang sebelum dikirm ke customer, memastikan bahwa barang yng
diproduksi telah lolos dari kecatatan produksi, memastikan jumlah barang jadi sesuai
dengan jumlah pesanan yang diminta, untuk itu bagian QA juga memegang dokumen
confirm barang, karna dasar pengecekan pemesanan berdasarkan form tersebut.
4) Akuntansi Biaya
Pada PT. API metode pengakumulasian biaya dilakukan dengan metode job order
costing , dimana metode job order costing adalah cara perhitungan harga pokok
produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan
9. diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi
masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap
pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas. Karna
tiap proses produksi yang dijalankan oleh PT. API hanya dikerjakan berdasarkan
pesanan terlebih dahulu dari customer, maka dari itu perhitungan berdasarkan job
order costing dirasa lebih relevan untuk dilaksakan.
F. Dokumen Terkait Siklus Produksi di PT. API
1. Pemesanan barang
2. Material Request
3. Form Confirm
4. Form Barang keluar
5. Laporan Barang selesai
6. Kartu Jam Kerja
Sumber :
Kirana, Wirabhama. 2013, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus Produksi Pada PT X”,
Laporan akhir magang,Universitas Indonesia,2013. (diakses 30 Mei 218 jam 15:30)
Hastoni dan Toni Andrianto.2005 “Penerapan Sistem dan Prosedur Produksi Studi kasus pada
PT. Griver River International, Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol 5 no 2, Oktober 2005:99-105,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor . (diakses 31 Mei 2018 jam 14:30)
Sistem Informasi Siklus Produksi 2014 e-journal.uajy.ac.id/6738/3/EA217930.(diakses 30 Mei
218 jam 14:00)