Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep Just in Time Manufacturing dan prinsip-prinsipnya
2. Tujuan utama JIT adalah mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas
3. Ada delapan prinsip dasar JIT yaitu berproduksi sesuai pesanan, produksi dalam lot kecil, mengurangi pemborosan, dan terus meningkatkan mutu produk.
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1
1. TUGAS PAPER MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASI DAN INOVASI 1
JUST IN TIME MANUFACTURING
DISUSUN OLEH
MARIO SUDIANTO CHIEN
NPM : 170323749
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2. LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi yang sangat pesat, pada perusahaan manufaktur mengakibatkan
berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi, namun disisi lain memerlukan
pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Karena
keterbatasan dana masih banyak perusahaan yang menggunakan prosedur yang tradisional untuk
menghadapi kemajuan teknologi itu sendiri. Namun masyarakat di Negara maju seperti Jepang
khususnya komunitas manufaktur mulai mengembangkan suatu system yang disebut Just In Time,
dimana sistem ini dilatar belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan
waktu industri, yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi
menjadi lebih tinggi.
Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor yaitu
waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu faktor penentu
unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan harus
dapat melayani permintaan konsumen tepat waktu, mengeliminasi atau mengurangi waktu untuk
aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah.
Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep JIT.
Operasi JIT merupakan suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi segala
macam sumber pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan memberikan komponen produksi
yang tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Operasi JIT memproduksi komponen produksi
tepat pada waktu memenuhi kebutuhan produksi, sedangkan Operasi Tradisional memproduksi
komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau- kalau terjadi
sesuatu.
PEMBAHASAN
FILOSOFI DAN DEFINISI JUST IN TIME ( JIT )
Just In Time (JIT) merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai
produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan
produk jadi. Konsep dasar dari sistem produksi JIT adalah memproduksi produk yang diperlukan,
pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap
tahap proses dalam sistem produksi dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien melalui
eliminasi pemborosan (waste elimination) dan perbaikan terus – menerus (contionous process
improvement).
3. Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja
dikendalikan oleh operasi berikut, dimana
setiap stasiun kerja (work station) menarik
output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai
dengan kebutuhan. Berdasarkan kenyataan
ini, sering kali JIT disebut sebagai Pull
System (system tarik). Dalam system JIT,
hanya final assembly line yang menerima
jadwalproduksi, sedangkan semua stasiun kerja yang lain dan pemasok (supplier) menerima
pesanan produksi dari subkuens operasi berikutnya. Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumya
(stasiun kerja 1 ) menerima pesananproduksi dari stasiun kerja berikutnya (stasiun kerja 2 ),
kemudian memasok produk itu sesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepatdengan
spesifiksai yang tepat pula. Dalam kasus seperti ini, stasiun kerja 2sering disebut sebagai stasiun
kerja pengguna (using work station). Apabila stasiun kerja pengguna itu menghentikan produksi
untuk suatu waktu tertentu, secara otomatis satisun kerja pemasok (supplying wotk station) akan
berhenti memasok produk, karena tidak menerima pesanan produksi.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak
perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi. Sehingga produk
rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan
kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous
Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap
aktivitas yang bernilai tambah.
JIT dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti misalnya pembelian,
produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya.
Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali
dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh
karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya
4. memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan
pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Just In Time (JIT) merupakan keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai
sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi
pemborosan.
Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu
yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu
kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.
Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah segala sesuatu tidak memberi nilai
tambah itulah pemborosan.
Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena :
Over produksi ( OverProduction )
Waktu menunggu ( Waiting )
Transportasi ( Transportation )
Pemrosesan ( Process production )
Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )
Gerak ( Unnecessary Motion )
Cacat produksi ( Defects )
Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara
nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatu produk. Just in
Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu:
a. Menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
b. Memproduksi dengan jumlah kecil
c. Menghilangkan pemborodan
d. Memperbaiki aliran produksi
e. Menyempurnakan kualitas produk
f. Orang-orang yang tanggap
g. Menghilangkan ketidakpastian
h. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
5. Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi
pertama, Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit
pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses
berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja
sesuai dengan fluktuasi permintaan. keempat, Berpikir kreatif, inovatif serta selalu menerima
masukan atau saran dari karyawan
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk
meningkatkan skills tenaga kerja.
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh
bagian perusahaan
Sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah :
Pengurangan waktu set up
Aliran produksi lancar (layout)
Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat
Peranan dan support operator produksi
Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali
Sistem Kanban
PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT )
Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi, yaitu:
a) Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadawl Produksi Induk.
6. Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah
diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk
memproduksi finished goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan
saja (Just in Time), untuk itu proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan
secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari terjadinya stock serta
untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).
b) Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size)
Yang kecil untuk menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam
produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut
memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama
menghadapi perubahan permintaan pasar.
c) Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)
Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian
sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh
melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.
d) Perbaikan aliran produk secara terus menerus
(Continous Product Flow Improvement) Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-
proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay,
material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.
e) Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)
Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini
selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian
secara total dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa
diidentifikasikan dan dikoreksi sedini mungkin.
f) Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)
Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan
otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa
diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja
tertentu.
g) Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate Contigencies)
7. Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang berfluktuasi dan
segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera
digunakan. Begitu pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali
seperti halnya yang umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya
pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan
dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang
memberi kesan ketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam
pertimbangan dan formulasi model peramalannya.
.MANFAAT JIT
1. Waktu set-up gudang dapat dikurangi. Mengatur waktu secara signifikan berkurang dalam
gudang yang akan memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan bottom line mereka untuk
melihat lebih banyak waktu efisien dan fokus menghabiskan di daerah lain.
2. Aliran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada
daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat. Arus barang dari gudang ke rak ditingkatkan.
Memiliki karyawan difokuskan pada area-area tertentu dari sistem akan memungkinkan mereka
untuk proses barang lebih cepat daripada harus mereka rentan terhadap kelelahan dari
melakukan terlalu banyak pekerjaan sekaligus dan menyederhanakan tugas-tugas di tangan.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien. Karyawan yang
memiliki multi-keterampilan yang digunakan lebih efisien. Hal ini akan memungkinkan
perusahaan untuk menggunakan pekerja dalam situasi di mana mereka dibutuhkan bila ada
kekurangan pekerja dan permintaan yang tinggi untuk produk tertentu.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten. Konsistensi yang lebih baik
dari penjadwalan dan konsistensi dari jam kerja karyawan yang mungkin. Hal ini dapat
menghemat uang perusahaan dengan tidak harus membayar pekerja untuk pekerjaan tidak
selesai atau bisa minta mereka fokus pada pekerjaan lain di sekitar gudang yang belum tentu
dilakukan pada hari normal.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer. Peningkatan penekanan pada hubungan
pemasok / suplyer dicapai. Tidak ada perusahaan yang ingin istirahat dalam sistem persediaan
mereka yang akan menciptakan kekurangan pasokan sementara tidak memiliki persediaan
duduk di rak-rak. Persediaan terus sekitar jam menjaga pekerja produktif dan bisnis terfokus
pada omset. Memiliki manajemen berfokus pada pertemuan tenggat waktu akan membuat
karyawan bekerja keras untuk memenuhi tujuan perusahaan untuk melihat manfaat dalam hal
kepuasan kerja, promosi atau lebih tinggi bahkan membayar.
8. 6. Perputaran Persediaan. Kecepatan dengan perputaran terjadi melibatkan sumber daya
perusahaan cair: tunai, akan ada peningkatan laba bersih. Semakin pendek selang waktu antara
penerimaan bahan baku dan penggabungan dari mereka dalam proses manufaktur, semakin
besar profitabilitas. Filosofi persediaan diputar pada merancang sistem persediaan yang
sempurna memadukan dasar-dasar meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan.
Fundamental ini adalah laki-laki, material dan mesin sering disebut 3ms operasi manufaktur
atau persediaan, jika hasil seimbang baik dalam filsafat JIT bisa diterapkan.
PERSYARATAN – PERSYARATAN JUST IN TIME ( JIT )
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan JIT:
Organisasi Pabrik: Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan
produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam
satu lokasi.
Pelatihan/Tim/keterampilan: JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana
menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja
JIT yaitu:
Membentuk Aliran/Penyederhanaan: Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup
sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan
memecahkan masalah awal.
Kanbal Pull System: Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian
perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya.
Meratakan beban produksi.
Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning.
Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
Visibiltas/ pengendalian visual: Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan
system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan
karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan
banyak rute produksi yang saling bersilangan.
Eliminasi Kemacetan: Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam
masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang.
9. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan
departemen lainnya yang relevan.
Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup: Ukuran lot yang ideal bukan ukuran
yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila
nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda
yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
Total Productive Maintance: TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-
mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator
yang menjalankan mesin tersebut.
Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam
pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai
dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan
untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
KELEMAHAN JIT
Sulit suatu perusahaan yang memproduksi secara massal hanya melayani pesanan
pelanggan saja, misalnya pabrik gula, kopi, sabun dan sebagainya, dan hanya memproduksi
satu jenis produk.
Dalam industri sulit sekali suatu tidak memiliki persediaan, khususnya yang bahan
bakunya impor.
Sulit dilakukan oleh pabrik-pabrik pada umumnya yang hanya memproduksi satu macam
komoditi dengan teknologi khusus.
Menempatkan karyawan pada keahlian khusus pada satu jenis produk tidak mudah, dan
mungkin biayanya mahal.
Pada umumnya perusahaan disibukkan oleh kegiatan rutin memproduksi komoditi terus
menerus tanpa menghiraukan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan karyawan;
mereka lebih suka membajak karyawan lain yang sudah ahli sehingga tidak perlu mendidik
dan melatih; teknologi dan metode kerja tidak begitu mudah diganti.
Karyawan pada umumnya bekerja atas dasar upah; mereka bekerja bukan ingin
merealisasikan bakat dan pengetahuannya tetapi mencari upah, jadi mereka pada umumnya
kurang peduli terhadap mutu produk.
10. TANGGAPAN PENULIS TERHADAP SISTEM JIT
1. Merupakan sistem yang efisien dalam mengurangi biaya produksi, penyimpanan dan
penggunaan waktu.
2. Namun sistem ini paling baik dijalankan ketika perusahaan sudah mempunyai link kerja
sebagai pengekspor tetap dari permintaan prusahaan lain. Sebagai contoh penyediaan spare
parts otomotif.
3. Sulit untuk memenuhi permintaan pelanggan yang tiba-tiba/dalam jangka waktu pendek
sebagai contoh perusahaan produksi mobil.
4. Perusahaan harus lebih aktif mempromosikan jasa atau produknya sebagai perusahaan pre
order. Karena perusahaan tidak dapat memproduksi dalam waktu dekat.
5. Memberikan akses informasi kepada pihak eksternal prusahaan seperti ; supplier, sebagai
upaya inventory control.
KESIMPULAN
Just In Time merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai
produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan
produk jadi. Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerja dikendalikan oleh operasi berikut,
dimana setiap stasiun kerja (work station) menarik output dari stasiun kerja sebelumnya sesuai
dengan kebutuhan. Berdasarkan kenyataan ini, sering kali JIT disebut sebagai Pull System
(system tarik). Dalam system JIT, hanya final assembly line yang menerima jadwalproduksi,
sedangkan semua stasiun kerja yang lain dan pemasok (supplier) menerima pesanan produksi
dari subkuens operasi berikutnya. Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumya (stasiun kerja 1 )
menerima pesananproduksi dari stasiun kerja berikutnya (stasiun kerja 2 ), kemudian memasok
produk itu sesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepatdengan spesifiksai yang tepat pula.
Sumber
http://tholibpoenya.blogspot.com/2014/12/just-in-time-jit.html
https://herlindadwilestari.wordpress.com/2014/12/01/makalah-just-in-time/