Disampaikan pada Refreshment bagi JF Analis Kebijakan Hasil Penyetaraan Jabatan di Lingkungan LAN-RI
Jakarta, 10 Mei 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Kebijakan Kajian Inovasi Pembinaan AK
1. Issu-‐Issu Kebijakan Bidang Kajian dan Inovasi
Administrasi Negara,
serta Pembinaan JF
Analis Kebijakan
Dr.
Tri
Widodo
W.
Utomo,
MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara
LAN-‐RI
PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Disampaikan pada Refreshment bagi JF
Analis Kebijakan Hasil
Penyetaraan Jabatan di
Lingkungan LAN-‐RI
Jakarta,
10
Mei
2021
2. Framework
Policy Reformmenuju Kebijakan
Publik yang Unggul
Rekomendasi kebijakan
yang cerdas hasil kajian
berbasis bukti
Inovasi kebijakanyang
berkesinambungan
SDM Analis Kebijakan
yang kompeten
Unit KAJIAN Unit INOVASI
Unit PEMBINAAN JF
3. Tantangan Bidang Bidang Kajian
Hasil kajian LAN,harus
menjadi diskursus di,
berbagai media,dan ruang5
ruang publik Diskursus
Publik
Khazanah
Pengetahuan
Bahan
Formulasi
Kebijakan
Hasil kajian LAN,harus menjadi bahan
referensi dalam pembuatan bahan ajar,
di,berbagai lembaga diklat atau di,
perguruan tinggi,,serta menjadi bacaan
bagi birokrat,,mahasiswa,,maupun
masyarakat umum.
Hasil kajian LAN,harus
menjadi menjadi salah satu
telaahan akademis untuk
issu5issu kebijakan yang,
sedang dirumuskan oleh
pemerintah,,dalam bentuk
policy'paper'&'policy'brief.
SDM,Peneliti
&,Analis
Kebijakan
Keberadaan Peneliti &,Analis
Kebijakan LAH,harus terus
diperkuat baik secara kualitas
maupun kecukupan
formasinya.
4. Issu Kebijakan Bidang Kajian
• Membangun Knowledge
Producer
Ecosystem
dalam proses
pengkajian kebijakan.
• Membangun Linkage
Pengkajian Kebijakan dengan Proses
Perumusan Kebijakan.
• Pemanfaatan Data
Science
dalam tata kelola pengkajian kebijakan.
• Membangun Advocacy
System
Pengkajian Kebijakan.
• Menterjemahkan kajian kebijakan dalam UU
Nomor 11
tahun 2019
tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
• Pengkajian Kebijakan sebagai bagian dari bidang prioritas riset nasional.
• Membangun multi
stakeholder
dalam proses
perencanaan prioritas riset nasional.
• Membangun stok pengetahuan (pool
of
knowledge)
dalam usaha mendorong
evidence
based
for
policy
bagi policy
maker.
5. Tantangan Bidang Inovasi
Akselerasi program-pendampingan
bagi K/L/D-untuk menciptakan
inovasi secara merata dan
berkesinambungan.
Penyiapkan kader/agen
perubahan dalam rangka
mengakselerasi RB-Instansi
melalui inovasi kontekstual.
Inovasi
AN
Lab.-
Inovasi
Model-
Inovasi
Knowledge-
Manage5
ment
Champion-
Inovasi
Pengembangan prototype-
inovasi pada bidang
tertentu (pelayanan
peizinan,-kependudukan,-
kesetaraangender,-dst)
Pendokumentasian inovasi
dalam beragammedia:-majalah,-
seri inovasi daerah,-maupun
dalam sistem informasi &-
aplikasi.
6. Issu Kebijakan Bidang Inovasi
§ Tata
Kelola
Inovasi
• Regulasi untuk mengakselerasi inovasi.
• Sinergi kolaborasi antar institusi pembina inovasi.
• Keterkaitan inovasi dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan.
• Pemanfaatan inovasi yang
telah dikembangkan.
• Dokumentasi inovasi.
• Integrasi
dan
kolaborasi inovasi secara Multiple
Helix.
§ Sumber Daya Inovasi
• Kapasitas Literasi SDM
aparatur terkait inovasi.
• Dukungan sistem anggaran untuk pengembangan inovasi.
• Fasilitasi pengembangan inovasi yang
dihasilkan oleh
perguruan tinggi,
bisnis,
dan
masyarakat.
§ Pengembangan tematik inovasi
• Inovasi berbasis isu sektoral/bidang.
• Inovasi berbasis isu kewilayahan.
• Inovasi berbasis isu aktor pembangunan (pemerintah,
bisnis,
masyarakat).
• Inovasi berbasis isu multidimensi (lintas sektoral,
lintas wilayah,
lintas aktor).
7. Tantangan Pembinaan AK
Pasca Permenpan No.
28/2019
OPPORTUNITIES CHALLENGES
Bertambahnya jumlah AK Bertambahnya AK0tidak menjamin terpenuhinya standar
kompetensi.
Terpenuhinya formasi Terpenuhinya formasi bukan karena sistem karir bisa
berdampak pada0kemandegan karir itu sendiri.
Semakin rampingnya struktur
kelembagaan
Rampingnya struktur belum tentu menimbulkan efisiensi
anggaran dan0efektivitas program0dan0kegiatan.
Ratio0AK0dengan Jumlah Kebijakan
semakin kecil (ideal)
Ratio0semakin ideal0tidak berarti distribusi AK0yang0merata
antar K/L/D0dan0antar sektor.
>0430ribu
(belum termasuk Pergub,/
Perwali,/Perbup,/Perdes)
8. Issu Kebijakan Bidang Pembinaan JF
Analis Kebijakan
HULU HILIR
Tidak ada
analisis
kebutuhan AK
Tidak ada rencana
pengembangan
(kompetensi &8
karir)8AK
Tidak dilibatkan
dalam kegiatan
karena
dianggap
sebagai profesi
yang3mandiri
Penempatan
AK3tidak sesuai
tusi
Pelibatan AK3
dalam
perumusan
kebijakan
dianggap menjadi
beban anggaran
Pemahaman
pimpinan yang3
kurang proper3
tentang AK
AK3menjadi safety3
net3untuk
memanjangkan
BUP,3atau karena
restrukturisasi
organisasi
9. Issu Kebijakan Bidang Pembinaan AK
Lainnya
• Model
pengembangan kompetensi yang
sesuai kebutuhan perkembangan jaman.
• Percepatan pengembangan kompetensi bagi AK
hasil penyetaraan.
• Ekosistem yang
mendukung Pemanfaatan JFAK
dalam meningkatkan kualitas kebijakan.
• Sertifikasi kompetensi JFAK
sebagai persyaratan kenaikan jenjang serta rekruitmen PPPK.
• Modernisasi dan integrasi layanan pembinaan JFAK.
• Sistem Pembinaan JFAK
Kolaboratif dan Integratif (nasional,
K/L/D).
• Model
penilaian kinerja Analis Kebijakan yang
smart.
• Knowledge
Management
bagi Analisis Kebijakan Publik.
• Urgensi Kepakaran Bidang bagi Analis Kebijakan.
• National
Policy
Analyst
Networking
untuk menjawab issue
nasional.