Roadmap Reformasi Birokrasi Kota Padang Panjang membahas strategi dan agenda dalam menyusun rencana reformasi birokrasi di kota tersebut. Dokumen ini menjelaskan prinsip dan tahapan dalam penyusunan roadmap, serta beberapa langkah umum seperti identifikasi kondisi saat ini dan penentuan fokus perubahan. Juga ditampilkan contoh outline roadmap dan beberapa prioritas reformasi seperti manajemen perubahan, penataan peraturan, dan pen
3. Ini untuk menjawab kebutuhan reformasi birokrasi Pemerintah Kota
Padang Pajang
Urgensi
01
Berbagai kritik pada pelaksanaan Refomrasi Birokrasi selama ini,
yang dinilai sebagian pihak hanya bersifat prosedural
Implementasi RB
02
Permenpan No. 37 / 2013 - Pedoman Penyusunan Roadmap
Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah
Roadmap RB
03
Strategi dan Agenda dalam menyusun Roadmap Reformasi
Birokrasi Kota Padang Panjang
Agenda
04
CONTENTS
4. Pelayanan Publik
2019
Katagori Sangat Baik
Rumah Sakit Ardoni.
2019
Katagori Baik
Dinas Dukcapil & Dinas
PMPTSP
2016
E - Kelurahan
“e-Kelurahan juga bisa di
jadikan Tolak ukur kinerja
dari aparatur di Kelurahan
dalam melayani masyarkat,”
2019
Katadata Insight Centre
Kota dengan Index Kelola
Ekonomi Baik
Mengapa Pemerintah Kota
Padang Panjang
Membutuhkan Reformasi
Birokrasi ?
01
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. Kritik Implementasi RB
UKURAN DAMPAK
RB selama ini terlalu berfokus
pada kinerja organisasi (single
organisasi), bukan
lingkungannya (penerima
dampak) : Ukuran keberhasilan
RB belum jelas siapa yang akan
terkena dampak dengan program
RB yang dilakukan
SERAGAM
Cenderung melakukan
penyeragaman (one-size-fits-all).
TUMPANG TINDIH
8 area perubahan
cenderung rumit dan
berpotensi tumpang tindih
PROSEDURAL
Bersifat prosedural, output
oriented (ditunjukkan dengan
dokumen), sehingga
cenderung formalistis.
02
13. RB Berbasis Outcome
Reformasi berbentuk intervensi
terhadap area perubahan internal
birokrasi (K/L/D) yang sesuai
dengan permasalahan yang
dihadapi (kontekstual) untuk
mencapai tujuan pembangunan
(RPJM/Dokumen Perencanaan
lainnya)
14. Model RB Berbasis Outcome
Contents
Performance
Mengubah fokus reformasi
birokrasi kepada prioritas
pembangunan atau target
RPJMN/RPJMD.
.
Fokus
RB memiliki Grand Design
berdasarkan target
pembangunan 5 tahun-an
(prioritas pembangunan) dan
bersifat lintas K/L/D yang
masing-masing memiliki peran
yg saling terkait (leading sector,
collaborator, boundary
partners).
Integratif
Kebutuhan RB antar K/L/D dimungkinkan
bervariasi (kontekstual) tidak harus pada 8
area perubahan
Variasi
15. Tahapan
Penentuan Tema (Sasaran
Prioritas).
1
Perumusan target outcome
tahunan dan Identifikasi
masalah (titik lemah)
2
Identifikasi area RB yang akan
diintervensi (Kelembagaan,
SDM, Regulasi, Tata kelola,
teknologi, dll)
3
Evaluasi : Tercapainya target
organisasi pada level outcome
sesuai sasaran prioritas
6
Output RB
Output Target Organisasi
.
5
Distribusi pada K/L/D sesuai
perannya
.
4
Implementasi RB Berbasis Outcome (Sektor Pariwisata)
Transformasi Ekonomi melalui
Sektor Pariwisata
Target Outcome:
1. Jumlah wisatawan 22,3 juta
2. Devisa 30 M USD
3. PDB 6,5%
4. Tenaga Kerja 15 juta orang
Identifikasi permasalahan al.:
1. Minimnya Atraksi
2. Minimnya Amenitas
3. Buruknya Aksesibilitas
Analisis/ identifikasi kebutuhan RB
yang akan diintervensi:
SDM, Program & Anggaran, dan
kapasitas Pemda
1. Leading sector:
Kemen Parekraf
2. Collaborator:
PUPR, Kemenhub, DPDTT,
Kemenaker dll
3. Boundary partner:
Pemda dan BUMN/D
1. Output RB
- Rightsizing organisasi
- Peningkatan kapasitas SDM
2. Output Target Organisasi
- Meningkatnya Atraksi wisata
- Meningkatnya Amenitas wisata
- Mudahnya Aksesibilitas wisata
Evaluasi : Tercapainya target
organisasi pada level outcome
sesuai sasaran prioritas
16. Transformasi
Ekonomi Melalui
Pariwisata
(Kemenparekraf)
Peningkatan
Amenitas Wisata
Peningkatan
Aksesibilitas
Wisata
Peningkatan
Atraksi Wisata
Pemda
Swasta
Kemendes
PDTT
KPUPR
KPerhubungan
KLHK
Pemda
BUMD/swasta Akdmi / Masy
• Maintenance amenitas
wisata
• Pelatihan masyarakat
sekitar destinasi wisata
• Pembangunan jalan
prov/kab/kota
• Investasi pengelolaan
destinasi wisata
• Pemanfaatan Dana Desa
untuk pembangunan
amenitas wisata
• Pemberdayaan masyarakat
desa untuk pengelolaan
amenitas wisata
• Peningkatan
sarana/prasarana
jalan, jembatan &
infrastruktur daerah
wisata
• Peningkatan
sarana/prasarana
penunjang
• Kemudahan
transportasi ke
destinasi wisata
(intervensi harga
tiket, angkutan
umum dll)
• Kemudahan proses
pengelolaan
Kawasan
Lindung/Konservasi
• Kebijakan
Pengembangan
Atraksi Wisata
• Fasilitasi /
Asistensi
• CSR untuk
peningkatan atraksi
wisata setempat
• Pengembangan Atraksi
Wisata
• Pengembangan
Kearifan Lokal
20. • Bentuk Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi – bentuk tim kecil yang
menyiapkan penyusunan Road Map
• Buat rencana penyusunan Dokumen Road Map Reformasi
Birokrasi
• Mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan
• Menyiapkan FGD dalam rangka identifikasi kondisi umum
(menentukan waktu, tempat, fokus diskusi, dan peserta diskusi)
• Menyiapkan Workshop dalam rangka penentuan fokus perubahan,
penyusunan rencana aksi dan penyusunan dokumen Road Map
Reformasi Birokrasi
• Menyiapkan Tim yang bertugas untuk mendokumentasikan seluruh
hasil diskusi dan workshop
• Hal-hal lain yang perlu disiapkan.
Persiapan
21. Langkah Langkah Umum
Identifikasi Kondisi Umum
mengidentifikasi kondisi saat ini, dilihat dari sasaran reformasi birokrasi, baik
menyangkut hal-hal yang sudah dicapai/baik, hal-hal yang perlu diperbaiki
dan harapan yang ingin dicapai oleh para pemangku kepentingan
Fokus Perubahan
1. Prioritas Pembenahan Manajemen Pemerintahan Daerah, yaitu prioritas yang dipilih
dari delapan area perubahan
2. Prioritas Pemeliharaan untuk hal-hal yang sudah baik/maju, yaitu prioritas yang
ditujukan untuk memelihara atau bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik/maju,
agar tidak terjadi kemunduran;
3. Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan, yaitu prioritas yang ditujukan secara
spesifik pada pelayanan publik yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
4. Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani.
5. Prioritas Perubahan Pada Satuan Perangkat Daerah, yaitu prioritas perubahan yang
dilakukan pada satuan perangkat daerah.
22. Langkah Langkah Umum
Penyusunan Rencana Aksi
rencana aksi reformasi birokrasi untuk seluruh prioritas
Penyusunan Dokumen Roadmap
Penyusunan rencana aksi dilakukan dengan berbagai acuan
sebagaimana telah ditetapkan dalam masing-masing area perubahan.
(lihat pedoman-pedoman yang telah ditetapkan untuk memberikan
arahan dalam melaksanakan reformasi birokrasi dalam fokus delapan
area perubahan)
25. H A S I L 4 0 %P E N G U N G K I T 6 0 %MANAJEMENPERUBAHAN(5%)
PENATAANPERATURAN
PERUNDANGAN(5%)
PENGUATAN PENGAWASAN (12%)
PENINGKATANKUALITASPELAYANANPUBLIK(6%)
PENGUATAN AKUNTABILITAS (6%)
P E R BA I K A N DA N P E M B E L A JA R A N
PENGUATAN & PENATAAN
ORGANISASI (6%)
PENATAAN SISTEM
MANAJEMEN SDM (15%)
PENATAAN
TATALAKSANA (5%)
KAPASITAS & AKUNTABILITAS
ORGANISASI (20%)
PEMERINTAH YANG BERSIH & BEBAS
KKN (10)
PENINGKATAN
PELAYANAN PUBLIK
(10%)
MODEL PERNILAIAN RB
Sumber : permenpan
03
Asesmen
Organisasi Saat
Ini
Redefinisi Visi,
Misi ,Strategi
dan Sasaran
Organisasi
Restrukturisasi
Organisasi
Analisis Beban
Kerja
Perbaikan
Tatalaksana/
Proses Bisnis
Analisis
Jabatan
Perbaikan SOP
Perencanaan
Pegawai
Pendidikan dan
Pelatihan
Berbasis
Kompetensi
Rekrutmen dan
Seleksi
Evaluasi
Jabatan
Pemeringkatan
Jabatan
Penetapan
Tunjangan
Kinerja
Pengembangan
Model
Kompetensi
Penilaian
Kinerja
Pegawai
Pemberian
Tunjangan
Kinerja
Asesmen
Kompetensi
Individu
Pengembangan
Karir
Penguatan
Unit Kerja
Organisasi
Standar Kinerja
Organisasi
Database
Kepegawaian
Perbaikan
Kewenangan/
Fungsi
Pengembangan
e-Office dan e-
Government
Pengembangan
Standar
Kompetensi
Jabatan
Penguatan
Unit Kerja
Pelayanan
Penyusunan
IKU
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
Profil Birokrasi
K/L dan Pemda
2014
Penetapan Standar Pelayanan
Target Kinerja Layanan
Pengembangan
Indikator
Kinerja Jabatan
MANAJEMEN PERUBAHAN PENATAAN PERUBAHAN UU PENGUATAN PENGAWASAN INTERNAL
QUICK WINS
26. Manajemen Perubahan
Tim Reformasi Birokrasi01
Road Map Reformasi
Birokrasi
02
Perubahan pola pikir dan
budaya kinerja
04
Pemantauan dan Evaluasi
Reformasi Birokrasi
03
27. Manajemen Perubahan
Tim Reformasi Birokrasi01
Tim Reformasi Birokrasi / Penanggung jawab
Reformasi Birokrasi unit kerja telah dibentuk
Tim Reformasi Birokrasi/Penanggung jawab Reformasi
Birokrasi telah melaksanakan tugas sesuai
rencana kerja Tim Reformasi Birokrasi
Tim Reformasi Birokrasi/Penanggung jawab Reformasi
Birokrasi telah melakukan monitoring dan
evaluasi rencana kerja, dan hasil evaluasi telah
ditindaklanjuti
Laporan Monitoring,
Evaluasi dan Surat Tugas
Rencana Kerja dan SK
Tim Reformasi Birokrasi
SK Tim Reformasi Birokrasi
28. Manajemen Perubahan
Road Map Reformasi
Birokrasi
02
Road Map/Rencana Kerja Reformasi Unit
Kerja telah disusun dan diformalkan
SK Road Map dan Lampiran
Telah terdapat sosialisasi/internalisasi Road
Map/Rencana Kerja Reformasi Birokrasi unit kerja
kepada anggota organisasi
Surat Undangan Daftar
hadir dan Notulen
Rencana Kerja Reformasi Birokrasi unit kerja
selaras dengan Road Map
Road Map dan Rencana
Kerja
telah diformalkan serta telah
selaras dengan Road Map
29. Manajemen Perubahan
Pemantauan dan Evaluasi
Reformasi Birokrasi
03
Pelaksanaan PMPRB dilakukan oleh Asesor
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
SK Tim Asesor dari Inspektorat
Apakah para asesor mencapai konsensus atas
pengisian kertas kerja sebelum menetapkan
nilai PMPRB instansi?
Laporan asesor/Kertas Kerja
Rencana aksi tindak lanjut (RATL) telah
dikomunikasikan dan dilaksanakan Dokumen RATL
Penanggungjawab RB internal unit kerja telah
melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan rencana kerja.
Laporan Evaluasi Pelaksaan Kerja
30. Manajemen Perubahan
Perubahan pola pikir dan
budaya kinerja
04
Terdapat keterlibatan pimpinan tertinggi/pimpinan unit
kerja secara aktif dan berkelanjutan dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi
Surat undangan daftar
hadir dan Notulen
Terdapat upaya untuk menggerakkan organisasi/unit kerja
dalam melakukan perubahan melalui pembentukan agent
of change ataupun role model
SK Budaya Kerja
31. Penataan Peraturan Per-UU-an
Harmonisasi01
Telah dilakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan
terhadap peraturan perundangundangan yang tidak
harmonis/sinkron yang akan direvisi/dihapus
Laporan Identifikasi Analisis
dan pemetaan peraturan
Telah dilakukan revisi peraturan perundangundangan
yang tidak harmonis / tidak sinkron
Draf Perbup
02
Sistem pengendalian dalam
penyusunan peraturan perundang-
undangan
menyelesaikan analisis dan
sinkronisasi rancangan
peraturan perundangan
32. Penataan & Penguatan Organisasi
Evaluasi01
Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian
struktur organisasi/unit kerja dengan kinerja yang akan
dihasilkan
Hasil assesment telah direviu oleh unit/bagian organisasi
02 Penataan
evaluasi yang menganalisis struktur organisasi dengan
kinerja yang akan dihasilkan dan menyampaikan hasil
assesment ke bagian organisasi
34. Peta proses bisnis sudah dijabarkan ke dalam prosedur
operasional tetap (SOP)
Prosedur operasional tetap (SOP) telah diterapkan
Peta proses bisnis dan Prosedur operasional telah dievaluasi dan disesuaikan
dengan perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi
Probis & SOP kegiatan utama01
35. Sudah dilakukan pengembangan egovernment untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat (misal: website untuk penyediaan informasi
kepada masyarakat, sistem pengaduan)
Sudah dilakukan pengembangan egovernment untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan transaksional (masyarakat
dapat mengajukan perijinan melalui website, melakukan pembayaran, dll)
E-Government02
36. Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi publik
Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
keterbukaan informasi publik
Keterbukaan Informasi Publik03
Kualitas Pengelolaan Arsip04
37. Penataan Sistem Manajemen SDM
SM
SDM
8 2
6 4
7 3
Promosi jabatan
dilakukan secara
terbuka
Penegakan aturan
disiplin/kode etik/kode
perilaku pegawai
Pengembangan
pegawai berbasis
kompetensi
Sistem Informasi
Kepegawaian
Proses penerimaan
pegawai transparan,
objektif, akuntabel dan
bebas KKN
Pelaksanaan
evaluasi jabatan
5
1
Perencanaan kebutuhan
pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi
Penetapan kinerja
individ
38. 1
Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan
kebutuhan organisasi
Analisis jabatan dan analisis beban kerja telah dilakukan
Perhitungan kebutuhan pegawai telah dilakukan
Analisis jabatan dan analisis beban kerja telah sesuai kebutuhan unit kerja
dan selaras dengan kinerja utama
Perhitungan kebutuhan pegawai telah dilakukan sesuai kebutuhan unit
kerja
39. 2 Proses penerimaan pegawai transparan, objektif,
akuntabel dan bebas KKN
3 Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
Telah diidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi
Telah dilakukan pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai
dengan rencana dan kebutuhan pengembangan kompetensi
40. 4 Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
5 Penetapan kinerja individu
Penerapan Penetapan
kinerja individu
Terdapat penilaian kinerja
individu yang terkait dengan
kinerja organisasi
Ukuran kinerja individu telah
memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu level
diatasnya
Pengukuran kinerja individu
dilakukan secara periodik
Telah dilakukan monitoring
dan evaluasi atas pencapaian
kinerja individu.
Hasil penilaian kinerja individu telah
dijadikan dasar untuk pengembangan
karir individu/pemberian reward and
punishment lainnya
41. 6 Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah
diimplementasikan
Adanya monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi
42. 7 Pelaksanaan evaluasi jabatan
Unit kerja telah mengimplementasikan Standar Kompetensi Jabatan
(SKJ)
Unit kerja telah melaksanakan evaluasi jabatan berdasarkan SKJ
43. 8 Sistem Informasi Kepegawaian
Sistem informasi kepegawaian dapat diakses oleh pegawai
44. Penguatan Akuntabilitas
01
02
03
04
Add Text
Add Text
Add Text
Add Text
Apakah pimpinan terlibat
secara langsung pada saat
penyusunan Renstra
Apakah pimpinan terlibat secara
langsung pada saat penyusunan
Penetapan Kinerja
Apakah pimpinan terlibat secara langsung
pada saat penyusunan Penetapan Kinerja
Pimpinan unit kerja telah memahami
kinerja yang harus dicapai dalam jangka
menengah
Keterlibatan pimpinan
45. Penguatan Akuntabilitas
01
02
03
RA
Add Text
Add Text
Add Text
Add Text
Pengelolaan
Akuntabilitas Kinerja
Apakah terdapat upaya
peningkatan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja
Pemutakhiran data
kinerja dilakukan secara
berkala
Unit kerja telah
memanfaatkan sistem
Pengukuran Kinerja berbasis
elektronik
Mengupayakan seluruh unit kerja mengupayakan
peningkatan kapasitas SDM yang menangani
akuntabilitas kinerja
47. Telah dilakukan public campaign
Penanganan gratifikasi telah diimplementasikan
Telah dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi
Hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi telah ditindaklanjuti
Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)
Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN)
1
Gratifikasi Gratifikasi
48. 2
SPIP
Penerapan SPIP
Telah dibangun lingkungan pengendalian SK SPIP
Telah dilakukan penilaian risiko atas organisasi
Telah dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir
risiko yang telah diidentifikasi
Laporan
Pengendalian
Manajemen Resiko
Daftar Penilaian
Resiko
SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada
seluruh pihak terkait Surat edaran/intruksi SPI
Telah dilakukan pemantauan pengendalian intern Laporan Monitoring
Unit kerja telah melakukan evaluasi atas Penerapan SPI Hasil Evaluasi
49. 3
Pengaduan
Pengaduan Masyarakat
Penanganan pengaduan masyarakat telah diimplementasikan
Hasil penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
Jumlah Penanganan Pengaduan Masyarakat
Telah dilakukan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat
Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah
ditindaklanjuti
50. 5
Contents
4
WBS
Penanganan Benturan Kepentingan
Whistle-Blowing System
Whistle Blowing System telah disosialisasikan
Penanganan Benturan Kepentingan telah disosialisasikan
Penanganan Benturan Kepentingan telah diimplementasikan
Telah dilakukan evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan
Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan telah
ditindaklanjuti
53. 1
Standar Pelayanan
Terdapat kebijakan standar pelayanan
Standar pelayanan telah dimaklumatkan
Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan
Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan
Dilakukan reviu dan perbaikan atas SOP
54. 2
Budaya Pelayanan Prima
Telah dilakukan sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan Budaya
Pelayanan Prima (contoh: kode etik, estetika, capacity building, pelayanan
prima)
Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media
Telah terdapat sistem punishment(sanksi)/reward bagi pelaksana layanan
serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar
Telah terdapat sarana layanan terpadu/terintegrasi
Terdapat inovasi pelayanan
55. 3Pengelolaan Pengaduan
Terdapat media pengaduan pelayanan
Terdapat SOP pengaduan pelayanan
Terdapat unit yang mengelola pengaduan pelayanan
Telah dilakukan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk
perbaikan kualitas pelayanan
Telah dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan / masukan
56. 4
Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
Dilakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
Hasil survey kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka
Dilakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat
57. 5
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Telah memiliki rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian
pelayanan
Telah menerapkan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan
Telah dilakukan perbaikan secara terus menerus
58. TERIMA Kasih
0813 8558 6665 0815 1464 0497 suriptox3@gmail.com Suripto Asli Wong Kebumen
www.slideshare.net/suripto3x
60. Tujuan 1: Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Sasaran
1.1. Menguatnya Integritas dan Budaya Antikorupsi dalam Birokrasi
Program Kegiatan Leading Sector
1.1.1. Internalisasi nilai
Antikorupsi untuk
Penyelenggara Negara
1.1.1.1 Menginduksi ASN tentang Antikorupsi dalam
setiap jenjang jabatan
KPK, LAN, Kemendagri, KASN,
Kemendikbud,
Kemenristekdikti,
Kemenkominfo1.1.1.2 Menganalisis rekam jejak jabatan dalam setiap
kenaikan jenjang jabatan
1.1.2. Penerapan Sistem
Integritas Nasional (SIN)
1.1.2.1 Menerapkan penanganan konflik kepentingan
dengan efektif
KPK
1.1.2.2 Mengelola laporan kekayaan pegawai Kemenpan
1.1.2.3 Menerapkan sistem whistleblowing Inspektorat/KPK
1.1.2.4 Menerapkan Laporan Gratifikasi ASN KPK
1.1.3. Penegakan Etika
Penyelenggara Negara
1.1.3.1 Membangun kode etik dan kode perilaku
penyelenggara negara
KemenPANRB, LAN,
Kemendagri
1.1.3.2 Membentuk Undang-undang etika penyelenggara
negara
1.1.3.3 Membentuk Komisi Etika Penyelenggara Negara
yang lebih lanjut diatur dalam UU Etika
Penyelenggara Negara
61. Tujuan 1: Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Sasaran
1.2. Meningkatnya Efektivitas Pengawasan
Program Kegiatan Leading Sector
1.2.1. Peningkatan
Independensi dan
Profesionalisme Lembaga
Pengawasan Internal
Pemerintah
1.2.1.1 Menetapkan Undang Undang Sistem Pengawasan Internal
Pemerintah (SPIP)
Kementerian
PANRB, BPKP
1.2.1.2 Membentuk Lembaga Pengawas Internal Pemerintah yang
Independen dan Profesional yang lebih lanjut diatur dalam UU SPIP
1.2.1.3 Meningkatkan jumlah, kompetensi, dan integritas auditor intern
dan ekstern yang menjadi bagian UU SPIP
1.2.2. Peningkatan sinergitas
pengawasan
1.2.2.1 Meningkatkan koordinasi antarlembaga pengawasan
Sasaran
1.3. Terselenggaranya birokrasi yang netral dan imparsial
Program Kegiatan Leading Sector
1.3.1. Peningkatan
Independensi birokrasi dari
politik
1.3.1.1 Menetapkan PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian) berasal dari
jabatan karir tertinggi ASN
Kementerian
PANRB, KASN,
Kemendagri1.3.1.2 Memperkuat sistem promosi jabatan secara terbuka
1.3.1.3 Menetapkan PPK untuk dilarang mencalonkan diri dalam pilkada
1.3.2. Penerapan JPT sebagai
pejabat ASN nasional
1.3.2.1 Membuat talent pool nasional untuk pejabat ASN untuk JPT
pratama, madya, dan utama
BKN, KASN
62. Tujuan 1: Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Sasaran
1.4. Meningkatnya Penerapan Manajemen Kinerja Pemerintah
Program Kegiatan Leading Sector
1.4.1. Implementasi
perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
yang terintegrasi secara
konsisten
1.4.1.1 Mengimplementasikan Program/Aplikasi KRISNA secara efektif dan
menyeluruh
Bappenas,
Kemendagri,
Kemenkeu,
KemenPANRB,
BPKP
1.4.1.3 Menciptakan interoperability antara sistem perencanaan,
penganggaran, dan kinerja (KRISNA, Simda, Simral, SIPD, SIPKD)
1.4.2. Penguatan kompetensi
dan kultur yang mendukung
penganggaran berbasis kinerja
1.4.2.1 Internalisasi budaya kinerja dalam berbagai pelatihan ASN KemenPANRB, LAN,
Kemendagri
1.4.2.2 Memperluas pelatihan dan pengembangan kompetensi ASN terkait
manajemen kinerja
1.4.2.3 Menggunakan indikator kinerja outcome/impact dalam
perencanaan dan penganggaran
1.4.3. Penguatan Implementasi
SAKIP
1.4.3.1 Memperbaiki ukuran kinerja outcome di setiap program dan
kegiatan oleh instansi pemerintah
1.4.3.2 Meningkatkan bobot persentase penilaian hasil dalam SAKIP secara
selektif pada peringkat BB ke atas
1.4.3.3 Meningkatkan kompetensi ASN dalam penyusunan, pelaksanaan,
dan monitoring SAKIP
1.4.4. Pemanfaatan Informasi
Kinerja dalam pengambilan
keputusan
1.4.4.1 Melakukan penilaian kinerja organisasi dan individu KemenPANRB, BKN
1.4.4.2 Menggunakan informasi kinerja untuk feedback atas proses bisnis
internal
63. Tujuan 1: Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Sasaran
1.5. Meningkatnya fairness, transparansi, profesionalisme, dan nondiskriminatif dalam sistem pemerintahan
Program Kegiatan Leading Sector
1.5.1. Penguatan
penerapan open
government
1.5.1.1 Memperkuat ketersediaan one data system dalam semua pengambilan
keputusan dan kebijakan pada seluruh instansi pusat dan daerah
(MEWUJUDKAN SATU DATA)
Kemenkominfo,
BPS,
Kemendagri,
ANRI, BSSN1.5.1.2 Memperkuat fungsi dan peran lembaga/unit pengelola informasi di pusat
dan daerah (PPID) dalam implementasi keterbukaan informasi
1.5.1.3 Memperkuat partisipasi berbagai pemangku kepentingan (masyarakat,
private sector, dan dunia usaha) dalam pembuatan dan implementasi
kebijakan
1.5.2. Penguatan kebijakan
dan manajemen pengadaan
barang/jasa pemerintah
berbasis digital
1.5.2.1 Memperluas database dan implementasi e-catalog LKPP
1.5.2.2 Meningkatkan ASN bersertifikasi dan jabatan fungsional dalam pengadaan
barang dan jasa
1.5.2.3 Melaksanakan pengawasan rencana, penganggaran, dan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
64. Tujuan 1: Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel
Sasaran
1.6. Terwujudnya sistem hukum yang harmonis dan kondusif dalam penyelenggaraan pemerintahan
Program Kegiatan Leading Sector
1.6.1. Review terhadap
berbagai peraturan
perundang-undangan
1.6.1.1 Melakukan harmonisasi dan review terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Kemenkumham,
Setneg,
Kemendagri1.6.1.2 Menetapkan pembatalan terhadap Undang Undang yang tidak
sesuai/tumpang tindih dengan Undang Undang yang berlaku
1.6.1.3 Mengintegrasikan dan memperjelas fungsi hukum dalam 4 instansi Deputi
Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-undangan Sekretariat Negara,
Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sekeratriat Kabinet, Badan
Pembinaan Hukum Nasional, dan Dirjen Peraturan Perundang-undangan
Kementerian Hukum dan HAM
1.6.1.4 Melakukan reregulasi atau deregulasi berbagai peraturan perundang-
undangan berdasarkan hasil review
1.6.1.5 Meningkatkan kompetensi ASN sebagai perancang peraturan perundang-
undangan pusat dan daerah (legal drafter)
65. Tujuan 2: Birokrasi yang Kapabel
Sasaran
2.1. Tertatanya kelembagaan instansi pemerintah yang berbasis kinerja dan prinsip efisiensi
Program Kegiatan Leading Sector
2.1.1. Penataan
desain kelembagaan
pemerintah berbasis
kinerja
2.1.1.1 Melakukan bisnis proses review (pindah ke 2.2) KemenPANRB,
Kemendagri,
LAN, Kemenkeu,
BKN
2.1.1.2 Melakukan organization structure review
2.1.1.3 Memisahkan policy making agency dengan policy implementing agency
2.1.1.4 Menghapus eselon 3 dan 4 pada K/L/Pemda tertentu secara bertahap dan
selektif
2.1.1.5 Menyusun Machinery of Government
2.1.2. Penguatan
sinergi antar lembaga
baik di pusat maupun
di daerah (well
interconnected
governance system)
2.1.2.1 Meningkatkan sinergi dan koordinasi antarkementerian dan lembaga di
pusat
Bappenas,
Kemendagri,
BPK, BPKP2.1.2.2 Meningkatkan efektivitas peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di
daerah
2.1.2.3 Meningkatkan kualitas koordinasi pembinaan dan pengawasan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan pemerintah provinsi
dengan pemerintah kabupaten/kota
66. Tujuan 2: Birokrasi yang Kapabel
Sasaran
2.2. Terciptanya bisnis proses yang sederhana, mudah, dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Program Kegiatan Leading Sector
2.2.1. Akselerasi
penerapan SPBE yang
terintegrasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan dan
pembangunan
2.2.1.1 Menetapkan undang-undang Electronic Government (SPBE) KemenPANRB,
Kemenkominfo,
Kemendagri, LAN
2.2.1.2 Menetapkan program prioritas pembangunan (flagship) di bidang SPBE
2.2.1.3 Memperkuat interoperability system antarinstansi pemerintahan baik secara
vertikal maupun horizontal
2.2.1.4 Menetapkan CIO (Chief Information Officer) national, provinsi, dan
kabupaten/kota
67. Tujuan 2: Birokrasi yang Kapabel
Sasaran
2.3. Meningkatnya profesionalisme ASN berbasis sistem merit
Program Kegiatan Leading Sector
2.3.1. Penyelesaian
peraturan
perundangundangan
sebagai mandat
implementasi UU ASN
2.3.1.2 Menetapkan Peraturan Teknis PP 30/2019 (Permenpan) KemenPANRB,
Kemendagri,
Kemenkeu, KASN
2.3.1.3 Menetapkan Peraturan Pemerintah terkait gaji dan pensiun
2.3.1.4 Menetapkan Peraturan Pemerintah terkait disiplin ASN
2.3.2. Penguatan
pelaksanaan tour of
duty ASN intra dan
antarinstansi
K/L/Pemda
2.3.2.1 Menetapkan peraturan menteri PANRB tentang tour of duty dan area ASN KemenPANRB,
BKN, LAN,
Kemendagri
2.3.2.2 Menyediakan sistem informasi jabatan yang lowong, baik struktural maupun
fungsional
2.3.3. Penguatan
pertukaran dan
magang antar ASN
dan pegawai swasta
2.3.3.1 Menetapkan peraturan Menteri PAN tentang pertukaran dan magang antara
ASN dan swasta
KemenPANRB,
Kemenaker
2.3.3.2 Menyediakan sistem informasi jabatan yang lowong di ASN dan swasta
dalam aplikasi
2.3.4. Pembentukan
National Talent
Management System
2.3.4.1 Seluruh K/L/Pemda memiliki dan melaksanakan IHRM (Integrated Human
Resource Management)
KemenPANRB, LAN
2.3.4.2 Sistem informasi ASN nasional
68. Tujuan 2: Birokrasi yang Kapabel
Sasaran
2.3. Meningkatnya profesionalisme ASN berbasis sistem merit
Program Kegiatan Leading Sector
2.3.5. Peningkatan
kapasitas pembuatan
kebijakan publik
2.3.5.1 Memasukan kurikulum pembuatan dan implementasi kebijakan publik dalam
semua jenjang kediklatan ASN
LAN,
Kemendagri,
KemenPANRB,
Kemenristek dikti
2.3.5.2 Memperkuat evidence based policy dengan melibatkan pemangku
kepentingan, seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian
2.3.6. Peningkatan
kapabilitas ASN dalam
menyusun mitigasi
risiko
2.3.6.1 Melakukan pelatihan mitigasi risiko dalam semua jenjang kediklatan dan
bidang
KemenPANRB,
LAN, BPKP
2.3.6.2 Melakukan sertifikasi manajemen risiko bagi jabatan fungsional ASN
2.3.7. Penguatan
manajemen risiko di
instansi pemerintah
2.3.7.1 Memperkuat kebijakan dan manajemen risiko di instansi pemerintah BPKP
2.3.7.3 Menetapkan unit yang bertanggungjawab terhadap manajemen risiko di K/L
dan OPD
69. Tujuan 2: Birokrasi yang Kapabel
Sasaran
2.4. Meningkatnya kepemimpinan transformatif untuk memperbaiki kinerja birokrasi
Program Kegiatan Leading Sector
2.4.1. Penyempurnaan
sistem diklat kepemimpinan
untuk jabatan pimpinan
tinggi, yang meliputi:
Diklatpim, RLA dan
pembentukan Akademi ASN
2.4.1.1 Memperbaiki sistem pengajaran diklat yang berbasis studi kasus dan project
perubahan
LAN
2.4.1.2 Melakukan perubahan kelembagaan diklat yang lebih profesional
2.4.1.3 Mentransformasi sekolah-sekolah dinas agar terintegrasi
2.4.1.4 Membentuk Corporate University
2.4.2. Penerapan sistem
promosi terbuka,
transparan, kompetitif, dan
berbasis kompetensi untuk
untuk jabatan pimpinan
tinggi
2.4.2.1 Menetapkan sistem standarisasi dan sertifikasi nasional untuk assessment
center
KemenPANRB,
LAN, BKN
2.4.2.2 Membuat sistem informasi database ASN yang telah mengikuti assessment
center
2.4.2.3 Melakukan capability review terhadap ASN pada level jabatan JPT
2.4.2.4 Membangun standar sistem seleksi jabatan
2.4.2.5 Menetapkan standarisasi, independensi, dan sertifikasi nasional untuk calon
anggota panitia seleksi
70. Tujuan 3: Pelayanan Publik yang Prima
Sasaran
3.1. Meningkatnya penciptaan inovasi dalam pelayanan publik
Program Kegiatan Leading Sector
3.1.1. Peningkatan replikasi
hasil inovasi
3.1.1.1 Menetapkan peraturan presiden mengenai replikasi inovasi pelayanan
publik
KemenPANRB,
Kemendagri
3.1.1.2 Membentuk regional hub program replikasi
3.1.2. Peningkatan
kesinambungan inovasi
yang dilakukan K/L/Pemda
3.1.2.1 Melembagakan hasil inovasi pelayanan publik melalui pembentukan
kebijakan K/L/Pemda (perda)
KemenPANRB, LAN,
Perguruan Tinggi,
Kemenkeu, Kemendagri
3.1.3. Pemberian insentif
pada K/L/Pemda yang
melakukan inovasi
3.1.3.1 Meningkatkan kompetisi inovasi pelayanan publik di internal
K/L/Pemda
KemenPANRB,
Kemendagri
3.1.3.2 Menetapkan Peraturan Presiden mengenai pemberian insentif inovasi
melalui DID (Dana Insentif Daerah) secara adil
Sasaran
3.2. Menguatnya pelayanan publik yang responsif dan berdaya saing
Program Kegiatan Leading Sector
3.2.1. Penguatan one stop
services
3.2.1.1 Memperluas pembentukan Mal Pelayanan Publik KemenPANRB,
Kemendagri3.2.1.2 Memperluas jenis pelayanan di Mal Pelayanan Publik
3.2.1.3 Memperkuat kelembagaan one stop services sampai kelurahan dan
kecamatan
71. Tujuan 3: Pelayanan Publik yang Prima
Sasaran
3.2. Menguatnya pelayanan publik yang responsif dan berdaya saing
Program Kegiatan Leading Sector
3.2.2. Penguatan aplication
based services
3.2.2.1 Membentuk sistem aplikasi layanan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi
Kemenkominfo,
Kemenkeu,
KemenPANRB,
Kemendagri
3.2.2.2 Mengembangkan kompetensi ASN berbasis IT
3.2.3. Penguatan sistem
penanganan pengaduan publik
nasional
3.2.3.1 Mengintegrasikan semua sistem sistem di K/L/Pemda dengan SP4N LAPOR KemenPANRB,
Kemendagri, KSP,
Ombudsman, LAN
3.2.3.2 Menetapkan peraturan presiden mengenai reward dan punishment dalam
sistem pengaduan masyarakat
3.2.3.3 Mewajibkan semua K/L/Pemda terintegrasi dalam sistem SP4N-LAPOR
3.2.4. Pembentukan sistem
pengaduan di setiap
penyelenggara dan pelaksana
pelayanan publik
3.2.4.1 Menetapkan peraturan presiden mengenai sistem pengaduan di
penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik
Kemenpan
3.2.4.2 Mengembangkan kompetensi ASN dalam penanganan pengaduan
pelayanan publik
3.2.4.3 Mengembangkan interkoneksi pelayanan antarinstansi pemerintah
3.2.5. Perluasan jangkauan dan
ketersediaan akses pelayanan
publik kepada seluruh lapisan
masyarakat
3.2.5.1 Meningkatkan sistem informasi terintegrasi tentang ketersediaan pelayanan
publik
Kemendagri
3.2.5.2 Memperkuat fungsi kecamatan dan kelurahan sebagai sentral pelayanan
publik
3.2.6. Peningkatan proses
perizinan dalam rangka
memperkuat ease of doing
business
3.2.6.1 Menyederhanakan berbagai proses perizinan Kemenko
Perekonomian,
BKPM, Kominfo
3.2.6.2 Melaksanakan cash less payment policy dalam pelayanan perizinan
3.2.6.3 Meningkatkan sistem informasi pelayanan publik terpadu terkait
kemudahan perizinan dan EODB