Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya meningkatkan kualitas analis kebijakan agar dapat mendukung organisasi pemerintah menjadi lebih stabil dan berkinerja. Dokumen tersebut juga memberikan panduan mengenai berbagai aspek penting dalam mengoptimalkan peran dan pengembangan kompetensi analis kebijakan.
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
Menjadi Analis Kebijakan yang Berkualitas
1. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Menjadi Analis Kebijakan yang
Berkualitas
PEDUL
I
INOVATI
F
INTEGRITA
S
PROFESIONA
L
Disampaikan pada Diskusi Peningkatan Kapasitas Pegawai
Balitbang Hukum dan HAM
Jakarta, 16 Februari 2022
Tri Widodo W. Utomo
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi
Administrasi Negara LAN-RI
2. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Aktor Kebijakan dalam Instansi Pemerintah
o Analis Kebijakan: bertugas
menjelaskan fenomena dan
masalah organisasi,
menganalisisnya untuk dirumuskan
alternatif kebijakan, dan
menyampaikan laporan/
rekomendasi kepada pimpinan.
o Pengambil Kebijakan (pimpinan
organisasi): bertugas menetapkan
kebijakan untuk mewujudkan
tujuan organisasi.
o Birokrasi (karyawan): bertugas
mengimplementasikan kebijakan
yang telah ditetapkan pimpinan.
3. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
AK untuk Organisasi yang Stabil & Berkinerja
Mazhab Three-Legged Stool:
o Keseimbangan “bangku” (baca:
organisasi) hanya terwujud jika ditopang
oleh 3 kaki yang sama panjang (baca:
peran yang proporsional).
o Organisasi tanpa didukung oleh Analis
Kebijakan akan timpang dan tidak stabil.
o AK yang kurang kompeten / berkualitas,
juga akan membuat organisasi tidak
stabil.
o Jumlah AK yang banyak bukan garansi
majunya organisasi atau tingginya
kinerja organisasi. Kualitas menjadi kata
kunci.
Analis
Kebijakan
Pimpinan /
Pengambil Kebijakan
Birokrasi
4. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
3 Dimensi Kompetensi ASN (cq. JFAK)
o Mampu menghasilkan karya/
naskah kebijakan atau hasil kerja
AK (PP, PB, NA, dsb),
o Mampu melakukan komunikasi
dengan stakeholder.
o Mampu menerapkan metode yang
tepat untuk analisis kebijakan
tertentu.
S
A
K
o Pemahaman tentang teori-teori
KP dan teori lain yang relevan.
o Pemahaman tentang kebijakan
MASN & Pembinaan JF.
o Pemahaman tentang proses &
metodologi AKP.
o Pemahaman tentang bidang
tugas.
o Berkarakter pembelajar (terus
meningkatkan KSA, siap menerima
kritik).
o Siap berkolaborasi dengan sesama
AK atau dengan JF lain.
o Berorientasi pada peningkatan kinerja
unit kerja & organisasi.
o Jujur dalam penggunaan & interpretasi
data, meskipun tidak selalu benar
(menghindari pelanggaran etika).
5. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Hulu – Hilir Masalah Pembinaan AK
HULU HILIR
Tidak ada
analisis
kebutuhan
AK
Tidak ada
rencana
pengembangan
(kompetensi &
karir) AK
Dianggap sebagai profesi
yang mandiri sehingga tidak
dilibatkan dalam kegiatan
Penempatan AK
tidak sesuai tusi
Dianggap menjadi beban
anggaran jika terlibat dalam
perumusan kebijakan
Pemahaman pemangku
AK & pimpinannya kurang
utuh tentang profesi AK
AK menjadi safety net untuk
memanjangkan BUP, atau krn
restrukturisasi organisasi
Terbatasnya
Tim Penilai JFAK
Pelatihan AK
masih terbatas
JFAK belum
didayagunakan
secara optimal
Persebaran JFAK
belum merata di
Instansi Pemerintah
Penyetaraan JA kedalam
JF tanpa Formasi dan Uji
Kompetensi
7. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
TUJUAN UMUM: meningkatkan pemahaman terkait beragam
aspek jabatan fungsional analis kebijakan (JFAK) di dalam
instansi pemerintah. Panduan ini tidak bersifat mengikat,
namun ditujukan untuk memberikan arahan terkait ketentuan
yang dapat dilakukan instansi dalam mengoptimalkan peran
JFAK di lingkungannya. Panduan ini juga merupakan living
document yang dapat berkembang sesuai dengan dinamika
kebijakan pembinaan JFAK.
TUJUAN KHUSUS: meningkatkan peran JFAK di dalam organisasi
dan memperkuat peran JFAK di dalam siklus kebijakan.
SASARAN PEMBACA:
PENYUSUNAN PANDUAN OPTIMALISASI PERAN AK:
Upaya Pembinaan
16. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
AK sbg Squad System
Sumber: Deputi Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
Kemenpan RB, 2021
Struktur organisasi berbasis pada
kinerja dan lebih
mengedepankan pada output
dan keahlian.
Mengedepankan Jabatan
Fungsional yang profesional dan
berkomitmen terhadap jabatan
fungsionalnya.
Dilakukan perubahan
manajemen kerja, pola kerja,
tanggung jawab, dan tanggung
gugat dalam unit organisasi.
24. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Bentuk2 Pengembangan Kompetensi AK
8
Pemberian tugas belajar
pada pendidikan formal
dalam jenjang pendidikan
tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
PENDIDIKAN
o Pelatihan Klasikal
o Pelatihan Non-Klasikal
PELATIHAN
1
2
Dilakukan melalui kegiatan yang
menekankan pada proses
pembelajaran tatap muka di
dalam kelas.
PelatihanKlasikal
Dilakukan melalui kegiatan yang
menekankan pada proses
pembelajaran praktik kerja
dan/atau pembelajaran di luar
kelas.
PelatihanNonKlasikal
a. Pelatihan Struktural kepemimpinan
b. Pelatihan Manajerial
c. Pelatihan teknis
d. Pelatihan fungsional
e. Pelatihan sosial kultural
f. Seminar/ Konferensi/sarasehan
Jalur Pengembangan Kompetensi PelatihanKlasikal
g. Workshop
h. Kursus
i. Penataran
j. Bimbingan kelas
k. Sosialisasi
l. Dan lain-lain
a. Coaching
b. Mentoring
c. E-Learning
d. Pelatihan jarak jauh
e. Detasering
f. Outbond
g. Benchmarking
Jalur Pengembangan Kompetensi PelatihanNon-Klasikal
h. Pertukaran antara PNS dengan
pegawai swasta/ BUMN/ BUMD
i. Belajar mandiri
j. Komunitas belajar
k. Bimbingan di tempat kerja
l. Magang/ praktik kerja
m. Dan lain-lain
Sumber: Peraturan LAN No. 10/2018 Tentang
Pengembangan Kompetensi ASN
25. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Prospek JF (AK) Kedepan
JF as First
Career
Choice
JF adalah karier
professional/expertise
JS/JPT tertentu bahkan
hanya bisa dijabat oleh
JF terkait
Grading JF menjadi
naik (implikasi
terhadap prestise,
kinerja & pengakuan)
Pengembangan
kompetensi dan karier
menjadi bagian dari
system reward JF
JF tidak dapat
diduduki
sembarangan (analogi
JS/JPT)
26. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Epilog: Jadilah AK yang “Tidak Terbatas”
“Tenis adalah pelajaran
hidup bagi saya. Tenis telah
membentuk karakter saya
sebagai atlet dan manusia,
melalui semua proses yang
saya jalani. Itulah sebabnya,
membuat rekor tak lagi
menjadi target utama”
Kompas, 26-02-2020, hal. 19
Nama: Novac Djokovic
Lahir: 22 Mei 1987 di Beograd,
Serbia.
Tinggal: Monte Carlo, Monaco.
Tinggi: 1,88 m (6 ft 2 in).
Prestasi: 20 Grand Slam (=
Federer dan Nadal); 320 pekan
Peringkat 1 sejak 04-07-2004
s/d 12-05-2021, melewati
rekor Serena Williams (319)
namun masih dibawah Steffi
Graf (377) dan Martina
Navratilova (332).
27. PEDULI
INOVATIF
INTEGRITAS PROFESIONAL
Project name - Presentation topic
Terima Kasih
Jalan Veteran No. 10, Gambir, Jakarta 10110
021 – 3455021-5, 3868201-7, ext 112-116
Humas LAN RI
@LAN_RI
http://www.lan.go.id