Terima kasih atas penjelasannya. Jadi intinya pemeriksaan hanya dilakukan satu kali menggunakan teknik sequence saja untuk mengevaluasi daerah parenkim dan interstisial paru pada pasien asma. Teknik spiral hanya akan digunakan jika tujuan pemeriksaan adalah mendeteksi nodul kecil.
2. PENDAHULUAN
Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan
merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT. HRCT dilakukan
menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk mengakses
parenkim paru dengan teknik single scan atau slice by slice scan.
Pemeriksaan HRCT thorax merupakan pemeriksaan khusus CT-
Scan untuk indikasi yang berada didaerah parenkim dan
interintestinial paru
4. Anatomi
Rangka Thorax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Thorax
berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, dibawah lebih lebar
daripada di atas dan dibelakang lebih panjang daripada bagian
depan. Dibagian belakang thorax dibentuk oleh 12 vertebrae
thoracalis, didepan oleh sternum dan disamping oleh 12 pasang
costae.
5. Anatomi
THORAX merupakan suatu lapisan tipis kontinyu yang mengandung
kolagen dan jaringan elastis, dikenal sebagai pleura, melapisi
rongga thorax ( pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru
(pleura viseralis). Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang
melapisi rongga thorax sedangkan pleura viseral yang menutupi
setiap paru-paru. Diantara pleura parietalis dan viseralis terdapat
suatu lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan tersebut bergerak selama
pernafasan dan untuk mencegah pemisahan thorax dan paru.
7. Fisiologi
Thorax mempunyai fungsi untuk respirasi antara lain ventilasi
(memutar udara), distribusi (membagikan), difusi (menukar CO2 dan
O2), dan perfusi (darah arteri dibawa ke jaringan). Respirasi thorax
dapat dilakukan dengan cara inspirasi yaitu secara aktif dan
ekspirasi secara pasif.
8. Anatomi
Saluran pernafasan yang membawa
udara ke dalam paru-paru adalah
hidung, faring, laring, trakhea,
bronkus dan bronkiolus. Saluran
pernafasan dari hidung sampai
bronkiolus dilapisi oleh membran
mukosa bersilia.
Gambar saluran pernafasan
9. Anatomi
1. RONGGA HIDUNG
Udara yang masuk rongga hidung akan disaring, dihangatkan
dan dilembabkan oleh mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
thorax bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Gerakan silia akan
mendorong lapisan muskus ke posterior di dalam rongga
hidung, dan ke superior di dalam sistem pernapasan bagian
bawah menuju faring. Udara mengalir dari faring menuju laring
atau kotak suara
10. Anatomi
2. TRAKHEA
Trakhea disokong oleh cincin tulang rawan berbentuk seperti
sepatu kuda yang panjangnya sekitar 9 cm. Trakhea dilapisi
oleh selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel
cangkir. Gerakan silia akan bergerak ke atas arah laring, agar
debu daan butiran halus lainnya dapat dikeluarkan.
11. Anatomi
3. BRONKUS
Bronkus yang masuk ke paru terbentuk dari belahan trakhea
menjadi bronkus kanan dan kiri yang mempunyai struktur dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama dengan trakhea. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada bronkus kir yang
mempunyai cabang yaitu bronkus lobus atas, lobus bawah, dan
lobus tengah. Sedangkan bronkus mempunyai cabang ke lobus
atas dan bawah.
12. Anatomi
4. BRONKIOLUS
Percabangan dari bronkus berjalan terus menjadi bronkus
yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi
bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus
terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dari
vestibula berjalan lagi terdapat beberapa infudibula dan di
dindingnya terdapat alveoli
14. Patofisiologi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas cabang trakeobronkial
terhadap ransangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
dan penyempitan jalan nafas secara periodik yang bersifat
sementara. Perubahan patologis yang menyebabkan obstruksi
jalan nafas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus
yang berdiameter 1mm. Asma dapat disebabkan oleh kontraksi
otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas,
pembengkakan membran bronkus dan terisinya bronkus oleh
mukus yang kental.
15. Patofisiologi
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami
kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami
pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepaan lendir
kedalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari
saluran udara dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
17. “✘Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan
merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT (High
Resolution Computer Tomografi. HRCT dilakukan
menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk
mengakses parenkim paru dengan teknik single scan atau
slice by slice scan. Pemeriksaan HRCT thorax merupakan
pemeriksaan khusus CT-Scan untuk indikasi yang berada
didaerah parenkim dan interintestinial paru
18. Riwayat Pasien
Pasien Ny. K berusia 61 tahun datang ke Rumah Sakit bagian poli
Paru pada tanggal 28 Juli 2008 untuk check up penyakit asma
yang dideritanya. Pasien mengeluh pada dokter, bahwa sekarang
asmanya lebih sering kambuh daripada sebelumnya. Pada hari itu
juga dokter merujuk pasien ke bagian radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan CT-Scan Thorax.
20. Persiapan Pasien
Secara umum tidak ada persiapan khusus. Pasien hanya
dipersilahkan untuk mengganti baju dengan baju pasien yang telah
disiapakan serta melepas benda-benda yang dapat menimbulkan
artefak (misal: bra dan kalung) sehingga dapat mengurangi
kualitas radiograf. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan melatih
pernafasan.
24. •Pada pemeriksaan CT dengan indikasi tersebut, dilakukan dengan
membuat scannogram terlebih dahulu. Selanjutnya membuat
topogram dengan menentukan range daerah yang akan diperiksa.
•Pada pemeriksaan CT ini dibuat dengan teknik scanning dan
pernafasan, yaitu supine inspirasi dengan range whole chest, supine
ekspirasi pada 3 level (arcus aorta, hilus, dan basal paru), serta prone
inspirasi dengan whole chest.
25. POSISI PASIEN
Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi head
first.
Kepala diberi bantal dan selimut, sebagai fiksasi agar pasien
merasa lebih nyaman. Kedua tangan diposisikan diatas kepala
dan tubuh difiksasi dengan straining straps.
CR (Central Ray)
Lampu indikator longitudinal sejajar dengan MSP tubuh. Lampu
indikator horizontal sejajar dengan MCP tubuh. Lampu indikator
longitudinal paling dalam atau yang kedua melintang terhadap
tubuh pasien, sejajar dengan dagu pasien.
26. Prosedur pengambilan gambar
DEFINISI
Teknik pemeriksaan HRCT (High resolution computed tomography)
merupakan suatu teknik yang mempunyai spatial resolusi yang
baik, sehingga dapat menampakkan struktur paru dengan baik.
INDIKASI
Mendeteksi dan mengkarakteristikkan diffuse parenchymal lung
disease, termasuk diantaranya yaitu emphysema, bronchiectasis,
ataupun asthma
27. POSISI PASIEN
o Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien diberi informasi teknik
pernafasan yang sesuai.
o Pasien supine dan prone dengan posisi head first diatas meja
pemeriksaan
o Pasien diposisikan dengan MSP pasien paralel dengan sinar
longitudinal pada gantry
o Gunakan bantal dan restraining traps, jika diperlukan.
o Tangan pasien diletakkan diatas kepala pasien
o Untuk meminimalkan motion artefact, maka penggunaan
restraining straps harus dikuatkan
28. TEKNIK SCANNING
Tujuan dari pemeriksaan HRCT yaitu untuk mengoptimalkan
spatial resolusi pada scanner yang didapatkan dari penggunaan slice
thickness yang tipis (1-3mm) dengan interslice distance yang kecil untuk
mengevaluasi kelainan/penyakit yang arenya sangat kecil.
Daerah pemeriksaan HRCT meliputi semua area paru, akan
tetapi terdapat area penting dalam penggambaran HRCT yaitu pada
arkus aorta, daerah hilus, dan base of lung. Secara khusus, high resolution
digambarkan dengan gambar penampang axial dan didapatkan tanpa
kemiringan sudut gantry.
Posisi pasien supine saat inspirasi dapat sangat membantu
dalam mengevaluasi suatu bentuk atenuasi mosaic dan saat ekspirasi
dapat digunakan untuk mendeteksi air trapping. Juga ditambah dengan
posisi pasien prone yang dapat menunjukkan klarifikasi dari klinis
penting pada infiltrasi dalam daerah paru yang berbeda.
30. Scanning yang digunakan dalam pemeriksaan HRCT ini yaitu teknik sequence
single slice. Bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama dari kedua prinsip
terletak pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan. Jika
dibandingkan dengan slice thickness 1 mm, maka resolusi akan tampak yaitu
spatial resolution dan ketajaman gambar untuk menilai struktur linier lebih baik
menggunakan teknik sequence. Meskipun struktur linear dapat digambarkan lebih
baik dengan sequence, akan tetapi untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih
baik ditampilkan dengan teknik spiral.
Perbedaan hasil scanning dalam
menilai detail paru menggunakan
teknik spiral (A-B) dan teknik
sequence (C-D)
A B
C D
31. Pemeriksaan HRCT ini dilakukan dengan filter yang memungkinkan
untuk menekan kesalahan diagnosa kalsifikasi yang ada. Dan
langsung diatur menggunakan window lung tanpa window
mediastinum terlebih dahulu, karena dalam pemeriksaan ini organ
yang diperiksa adalah paru-paru. Sehingga dalam mengolah
gambar hasil scanning yang dihasilkan dapat lebih cepat, tanpa
mengatur ulang kondisi gambar yang dihasilkan.
32. PARAMETER
Pada pemeriksaan HRCT, pengaturan window width 1000 sampai dengan
2000 akan dapat mengurangi kontras antara paru dan udara yang
ditampung, tapi sangat membantu dalam memeriksa kelainan pada
pleuroparenkimal
33. Kriteria gambar pemeriksaan HRCT yaitu :
1) Terdapat area dengan atenuasi yang rendah dibandingkan
dengan area paru normal secara continue yang akan
membentuk gambaran seperti atenuasi mozaic.
2) Terdapat perubahan jaringan parenkim yang jelas pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
3) Batas interstitial short lines dan curvilinear subpleural lines
tampak jelas.
HRCT pada daerah basal paru saat full inspirasi HRCT pada daerah basal paru saat end ekspirasi
36. pertanyaan
Rovikhotus S (Kelompok 3)
Pada presentasi dijelaskan ada 2 metode yang digunakan, yaitu
sequence dan spiral. Minta tolong dijelaskan kembali ttg
perbedaannya dan apakah pemeriksaan tersebut dilakukan
langsung sekaligus 2x atau satu-satu?
37. JAWABAN
Scanning yang digunakan untuk klinis ini adalah teknik sequence single
slice bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama terletak pada lamanya
pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan.
Selain itu pemilihan teknik scanning juga disesuaikan dengan tujuan
pemeriksaan untuk memperlihatkan apa. Pasien dengan klinis asma akan dinilai
keadaan daerah parenkim dan interintestinial paru.
Dengan teknik sequence, akan tampak spatial resolution dan ketajaman
gambar untuk menilai struktur linier lebih baik dibandingkan teknik spiral. Spatial
resolusi adalah kemampuan gambar dalam menampakkan struktur organ terkecil.
Untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih baik ditampilkan dengan teknik
spiral.
Apabila seorang pasien sudah di lakukan pemeriksaan dengan teknik
sequence maka tidak perlu melakukan pemeriksaan lagi dengan teknik spiral.
Mengingat kefektifan waktu dan dosis yang diterima pasien akan bertambah.