SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Teknik Pemeriksaan CT-Scan Thorax
Dengan Indikasi Asma
PENDAHULUAN
Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan
merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT. HRCT dilakukan
menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk mengakses
parenkim paru dengan teknik single scan atau slice by slice scan.
Pemeriksaan HRCT thorax merupakan pemeriksaan khusus CT-
Scan untuk indikasi yang berada didaerah parenkim dan
interintestinial paru
BAGAIMANA
Anatomi dan Fisiologi
thorax dan saluran
pernafasan ??
Anatomi
Rangka Thorax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Thorax
berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, dibawah lebih lebar
daripada di atas dan dibelakang lebih panjang daripada bagian
depan. Dibagian belakang thorax dibentuk oleh 12 vertebrae
thoracalis, didepan oleh sternum dan disamping oleh 12 pasang
costae.
Anatomi
THORAX merupakan suatu lapisan tipis kontinyu yang mengandung
kolagen dan jaringan elastis, dikenal sebagai pleura, melapisi
rongga thorax ( pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru
(pleura viseralis). Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang
melapisi rongga thorax sedangkan pleura viseral yang menutupi
setiap paru-paru. Diantara pleura parietalis dan viseralis terdapat
suatu lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan tersebut bergerak selama
pernafasan dan untuk mencegah pemisahan thorax dan paru.
Anatomi
Gambar thorax
Fisiologi
Thorax mempunyai fungsi untuk respirasi antara lain ventilasi
(memutar udara), distribusi (membagikan), difusi (menukar CO2 dan
O2), dan perfusi (darah arteri dibawa ke jaringan). Respirasi thorax
dapat dilakukan dengan cara inspirasi yaitu secara aktif dan
ekspirasi secara pasif.
Anatomi
Saluran pernafasan yang membawa
udara ke dalam paru-paru adalah
hidung, faring, laring, trakhea,
bronkus dan bronkiolus. Saluran
pernafasan dari hidung sampai
bronkiolus dilapisi oleh membran
mukosa bersilia.
Gambar saluran pernafasan
Anatomi
1. RONGGA HIDUNG
Udara yang masuk rongga hidung akan disaring, dihangatkan
dan dilembabkan oleh mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
thorax bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Gerakan silia akan
mendorong lapisan muskus ke posterior di dalam rongga
hidung, dan ke superior di dalam sistem pernapasan bagian
bawah menuju faring. Udara mengalir dari faring menuju laring
atau kotak suara
Anatomi
2. TRAKHEA
Trakhea disokong oleh cincin tulang rawan berbentuk seperti
sepatu kuda yang panjangnya sekitar 9 cm. Trakhea dilapisi
oleh selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel
cangkir. Gerakan silia akan bergerak ke atas arah laring, agar
debu daan butiran halus lainnya dapat dikeluarkan.
Anatomi
3. BRONKUS
Bronkus yang masuk ke paru terbentuk dari belahan trakhea
menjadi bronkus kanan dan kiri yang mempunyai struktur dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama dengan trakhea. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada bronkus kir yang
mempunyai cabang yaitu bronkus lobus atas, lobus bawah, dan
lobus tengah. Sedangkan bronkus mempunyai cabang ke lobus
atas dan bawah.
Anatomi
4. BRONKIOLUS
Percabangan dari bronkus berjalan terus menjadi bronkus
yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi
bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis dikelilingi oleh otot
polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus
terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dari
vestibula berjalan lagi terdapat beberapa infudibula dan di
dindingnya terdapat alveoli
BAGAIMANA
Patofisiologi thorax
dan saluran
pernafasan ??
Patofisiologi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas cabang trakeobronkial
terhadap ransangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
dan penyempitan jalan nafas secara periodik yang bersifat
sementara. Perubahan patologis yang menyebabkan obstruksi
jalan nafas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus
yang berdiameter 1mm. Asma dapat disebabkan oleh kontraksi
otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas,
pembengkakan membran bronkus dan terisinya bronkus oleh
mukus yang kental.
Patofisiologi
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami
kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami
pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepaan lendir
kedalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari
saluran udara dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Patofisiologi
“✘Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan
merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT (High
Resolution Computer Tomografi. HRCT dilakukan
menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk
mengakses parenkim paru dengan teknik single scan atau
slice by slice scan. Pemeriksaan HRCT thorax merupakan
pemeriksaan khusus CT-Scan untuk indikasi yang berada
didaerah parenkim dan interintestinial paru
Riwayat Pasien
Pasien Ny. K berusia 61 tahun datang ke Rumah Sakit bagian poli
Paru pada tanggal 28 Juli 2008 untuk check up penyakit asma
yang dideritanya. Pasien mengeluh pada dokter, bahwa sekarang
asmanya lebih sering kambuh daripada sebelumnya. Pada hari itu
juga dokter merujuk pasien ke bagian radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan CT-Scan Thorax.
Bagaimana prosedur
pemeriksaan ct-scan thorax
dengan indikasi ASMA ??
Persiapan Pasien
Secara umum tidak ada persiapan khusus. Pasien hanya
dipersilahkan untuk mengganti baju dengan baju pasien yang telah
disiapakan serta melepas benda-benda yang dapat menimbulkan
artefak (misal: bra dan kalung) sehingga dapat mengurangi
kualitas radiograf. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan melatih
pernafasan.
Protokol Pemeriksaan
•Pada pemeriksaan CT dengan indikasi tersebut, dilakukan dengan
membuat scannogram terlebih dahulu. Selanjutnya membuat
topogram dengan menentukan range daerah yang akan diperiksa.
•Pada pemeriksaan CT ini dibuat dengan teknik scanning dan
pernafasan, yaitu supine inspirasi dengan range whole chest, supine
ekspirasi pada 3 level (arcus aorta, hilus, dan basal paru), serta prone
inspirasi dengan whole chest.
POSISI PASIEN
 Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi head
first.
 Kepala diberi bantal dan selimut, sebagai fiksasi agar pasien
merasa lebih nyaman. Kedua tangan diposisikan diatas kepala
dan tubuh difiksasi dengan straining straps.
CR (Central Ray)
 Lampu indikator longitudinal sejajar dengan MSP tubuh. Lampu
indikator horizontal sejajar dengan MCP tubuh. Lampu indikator
longitudinal paling dalam atau yang kedua melintang terhadap
tubuh pasien, sejajar dengan dagu pasien.
Prosedur pengambilan gambar
 DEFINISI
Teknik pemeriksaan HRCT (High resolution computed tomography)
merupakan suatu teknik yang mempunyai spatial resolusi yang
baik, sehingga dapat menampakkan struktur paru dengan baik.
 INDIKASI
Mendeteksi dan mengkarakteristikkan diffuse parenchymal lung
disease, termasuk diantaranya yaitu emphysema, bronchiectasis,
ataupun asthma
 POSISI PASIEN
o Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien diberi informasi teknik
pernafasan yang sesuai.
o Pasien supine dan prone dengan posisi head first diatas meja
pemeriksaan
o Pasien diposisikan dengan MSP pasien paralel dengan sinar
longitudinal pada gantry
o Gunakan bantal dan restraining traps, jika diperlukan.
o Tangan pasien diletakkan diatas kepala pasien
o Untuk meminimalkan motion artefact, maka penggunaan
restraining straps harus dikuatkan
 TEKNIK SCANNING
Tujuan dari pemeriksaan HRCT yaitu untuk mengoptimalkan
spatial resolusi pada scanner yang didapatkan dari penggunaan slice
thickness yang tipis (1-3mm) dengan interslice distance yang kecil untuk
mengevaluasi kelainan/penyakit yang arenya sangat kecil.
Daerah pemeriksaan HRCT meliputi semua area paru, akan
tetapi terdapat area penting dalam penggambaran HRCT yaitu pada
arkus aorta, daerah hilus, dan base of lung. Secara khusus, high resolution
digambarkan dengan gambar penampang axial dan didapatkan tanpa
kemiringan sudut gantry.
Posisi pasien supine saat inspirasi dapat sangat membantu
dalam mengevaluasi suatu bentuk atenuasi mosaic dan saat ekspirasi
dapat digunakan untuk mendeteksi air trapping. Juga ditambah dengan
posisi pasien prone yang dapat menunjukkan klarifikasi dari klinis
penting pada infiltrasi dalam daerah paru yang berbeda.
Gambaran scanning Gambaran scanning
saat pasien inspirasi saat pasien ekspirasi
Scanning yang digunakan dalam pemeriksaan HRCT ini yaitu teknik sequence
single slice. Bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama dari kedua prinsip
terletak pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan. Jika
dibandingkan dengan slice thickness 1 mm, maka resolusi akan tampak yaitu
spatial resolution dan ketajaman gambar untuk menilai struktur linier lebih baik
menggunakan teknik sequence. Meskipun struktur linear dapat digambarkan lebih
baik dengan sequence, akan tetapi untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih
baik ditampilkan dengan teknik spiral.
Perbedaan hasil scanning dalam
menilai detail paru menggunakan
teknik spiral (A-B) dan teknik
sequence (C-D)
A B
C D
Pemeriksaan HRCT ini dilakukan dengan filter yang memungkinkan
untuk menekan kesalahan diagnosa kalsifikasi yang ada. Dan
langsung diatur menggunakan window lung tanpa window
mediastinum terlebih dahulu, karena dalam pemeriksaan ini organ
yang diperiksa adalah paru-paru. Sehingga dalam mengolah
gambar hasil scanning yang dihasilkan dapat lebih cepat, tanpa
mengatur ulang kondisi gambar yang dihasilkan.
PARAMETER
Pada pemeriksaan HRCT, pengaturan window width 1000 sampai dengan
2000 akan dapat mengurangi kontras antara paru dan udara yang
ditampung, tapi sangat membantu dalam memeriksa kelainan pada
pleuroparenkimal
 Kriteria gambar pemeriksaan HRCT yaitu :
1) Terdapat area dengan atenuasi yang rendah dibandingkan
dengan area paru normal secara continue yang akan
membentuk gambaran seperti atenuasi mozaic.
2) Terdapat perubahan jaringan parenkim yang jelas pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
3) Batas interstitial short lines dan curvilinear subpleural lines
tampak jelas.
HRCT pada daerah basal paru saat full inspirasi HRCT pada daerah basal paru saat end ekspirasi
Contoh hasil citra
CT-Scan Thorax
thanks!
Any questions?
pertanyaan
Rovikhotus S (Kelompok 3)
Pada presentasi dijelaskan ada 2 metode yang digunakan, yaitu
sequence dan spiral. Minta tolong dijelaskan kembali ttg
perbedaannya dan apakah pemeriksaan tersebut dilakukan
langsung sekaligus 2x atau satu-satu?
JAWABAN
Scanning yang digunakan untuk klinis ini adalah teknik sequence single
slice bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama terletak pada lamanya
pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan.
Selain itu pemilihan teknik scanning juga disesuaikan dengan tujuan
pemeriksaan untuk memperlihatkan apa. Pasien dengan klinis asma akan dinilai
keadaan daerah parenkim dan interintestinial paru.
Dengan teknik sequence, akan tampak spatial resolution dan ketajaman
gambar untuk menilai struktur linier lebih baik dibandingkan teknik spiral. Spatial
resolusi adalah kemampuan gambar dalam menampakkan struktur organ terkecil.
Untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih baik ditampilkan dengan teknik
spiral.
Apabila seorang pasien sudah di lakukan pemeriksaan dengan teknik
sequence maka tidak perlu melakukan pemeriksaan lagi dengan teknik spiral.
Mengingat kefektifan waktu dan dosis yang diterima pasien akan bertambah.

More Related Content

What's hot

Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiNona Zesifa
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariNona Zesifa
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiWira Kusuma
 
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienumppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus AlienumNona Zesifa
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontrasIch Bin Fandy
 
PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyIvan Kurnia
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanNona Zesifa
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-pptdini dimas
 
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiPpt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiNona Zesifa
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalNona Zesifa
 
Aksi achalasia esofagus
Aksi achalasia esofagusAksi achalasia esofagus
Aksi achalasia esofagusAksiMitayani
 
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyTeknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyIch Bin Fandy
 
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverNona Zesifa
 
Makalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyMakalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyIvan Kurnia
 

What's hot (20)

Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
 
Tugas Anatomi Radiologi 1
Tugas Anatomi Radiologi 1Tugas Anatomi Radiologi 1
Tugas Anatomi Radiologi 1
 
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem BiliariTeknik Radiografi 3 Sistem Biliari
Teknik Radiografi 3 Sistem Biliari
 
Ct scan
Ct scanCt scan
Ct scan
 
Bahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografiBahan kontras radiografi
Bahan kontras radiografi
 
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienumppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
PPT Digital Radiography
PPT Digital RadiographyPPT Digital Radiography
PPT Digital Radiography
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiPpt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
 
Aksi achalasia esofagus
Aksi achalasia esofagusAksi achalasia esofagus
Aksi achalasia esofagus
 
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystographyTeknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
Teknik pemeriksaan radiografi oral colecystography
 
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
 
THORAX.pptx
THORAX.pptxTHORAX.pptx
THORAX.pptx
 
Makalah Digital Radiography
Makalah Digital RadiographyMakalah Digital Radiography
Makalah Digital Radiography
 

Similar to CT-Scan Paru Asma

Trakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomiTrakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomimita1304
 
CT SCAN THORAX.pdf
CT SCAN THORAX.pdfCT SCAN THORAX.pdf
CT SCAN THORAX.pdfRina989451
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxMarito Simanungkalit
 
Referat catamenial pneumothorax
Referat catamenial pneumothoraxReferat catamenial pneumothorax
Referat catamenial pneumothoraxgeelieman1990
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxMutia840738
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...RTISanglah
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasi
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasiyg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasi
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasiAnnisaa Wafa Syahida
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxMuhammadYunus728432
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxxfaizal653432
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasanpjj_kemenkes
 
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptx
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptxAnatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptx
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptxArnataIGedeMade1
 

Similar to CT-Scan Paru Asma (20)

Trakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomiTrakeostomi dan krikotirotomi
Trakeostomi dan krikotirotomi
 
CT SCAN THORAX.pdf
CT SCAN THORAX.pdfCT SCAN THORAX.pdf
CT SCAN THORAX.pdf
 
92221596 foto-thorax
92221596 foto-thorax92221596 foto-thorax
92221596 foto-thorax
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
 
Referat catamenial pneumothorax
Referat catamenial pneumothoraxReferat catamenial pneumothorax
Referat catamenial pneumothorax
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
NSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptxNSCLC isna.pptx
NSCLC isna.pptx
 
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasi
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasiyg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasi
yg ini KKPMT I tugas makalah termin respirasi
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
PPT pak lili.pptx
PPT pak lili.pptxPPT pak lili.pptx
PPT pak lili.pptx
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptx
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptxAnatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptx
Anatomi dan fisiologi sistem respirasi.pptx
 

More from Nona Zesifa

PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisNona Zesifa
 
PPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatifPPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifNona Zesifa
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianNona Zesifa
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriNona Zesifa
 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning RenogramNona Zesifa
 
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takePpt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takeNona Zesifa
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRINona Zesifa
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)Nona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenumppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag DuodenumNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografippt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf LopografiNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacralppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan LumbosacralNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografiNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow throughppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow throughNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loopppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loopNona Zesifa
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografippt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf AppendicografiNona Zesifa
 
ppt quality control akurasi dan repro timer
ppt quality control akurasi dan repro timerppt quality control akurasi dan repro timer
ppt quality control akurasi dan repro timerNona Zesifa
 
Ppt quality control akurasi dan repro kv
Ppt quality control akurasi dan repro kvPpt quality control akurasi dan repro kv
Ppt quality control akurasi dan repro kvNona Zesifa
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Nona Zesifa
 

More from Nona Zesifa (20)

PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
 
PPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatifPPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatif
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogram
 
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takePpt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenumppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Oesofagus Maag Duodenum
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografippt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacralppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow throughppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loopppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografippt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
 
ppt quality control akurasi dan repro timer
ppt quality control akurasi dan repro timerppt quality control akurasi dan repro timer
ppt quality control akurasi dan repro timer
 
Ppt quality control akurasi dan repro kv
Ppt quality control akurasi dan repro kvPpt quality control akurasi dan repro kv
Ppt quality control akurasi dan repro kv
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
 

Recently uploaded

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

CT-Scan Paru Asma

  • 1. Teknik Pemeriksaan CT-Scan Thorax Dengan Indikasi Asma
  • 2. PENDAHULUAN Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT. HRCT dilakukan menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk mengakses parenkim paru dengan teknik single scan atau slice by slice scan. Pemeriksaan HRCT thorax merupakan pemeriksaan khusus CT- Scan untuk indikasi yang berada didaerah parenkim dan interintestinial paru
  • 3. BAGAIMANA Anatomi dan Fisiologi thorax dan saluran pernafasan ??
  • 4. Anatomi Rangka Thorax tersusun atas tulang dan tulang rawan. Thorax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, dibawah lebih lebar daripada di atas dan dibelakang lebih panjang daripada bagian depan. Dibagian belakang thorax dibentuk oleh 12 vertebrae thoracalis, didepan oleh sternum dan disamping oleh 12 pasang costae.
  • 5. Anatomi THORAX merupakan suatu lapisan tipis kontinyu yang mengandung kolagen dan jaringan elastis, dikenal sebagai pleura, melapisi rongga thorax ( pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru (pleura viseralis). Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang melapisi rongga thorax sedangkan pleura viseral yang menutupi setiap paru-paru. Diantara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan tersebut bergerak selama pernafasan dan untuk mencegah pemisahan thorax dan paru.
  • 7. Fisiologi Thorax mempunyai fungsi untuk respirasi antara lain ventilasi (memutar udara), distribusi (membagikan), difusi (menukar CO2 dan O2), dan perfusi (darah arteri dibawa ke jaringan). Respirasi thorax dapat dilakukan dengan cara inspirasi yaitu secara aktif dan ekspirasi secara pasif.
  • 8. Anatomi Saluran pernafasan yang membawa udara ke dalam paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakhea, bronkus dan bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia. Gambar saluran pernafasan
  • 9. Anatomi 1. RONGGA HIDUNG Udara yang masuk rongga hidung akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan oleh mukosa respirasi yang terdiri dari epitel thorax bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Gerakan silia akan mendorong lapisan muskus ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior di dalam sistem pernapasan bagian bawah menuju faring. Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara
  • 10. Anatomi 2. TRAKHEA Trakhea disokong oleh cincin tulang rawan berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya sekitar 9 cm. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel cangkir. Gerakan silia akan bergerak ke atas arah laring, agar debu daan butiran halus lainnya dapat dikeluarkan.
  • 11. Anatomi 3. BRONKUS Bronkus yang masuk ke paru terbentuk dari belahan trakhea menjadi bronkus kanan dan kiri yang mempunyai struktur dan dilapisi oleh jenis sel yang sama dengan trakhea. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada bronkus kir yang mempunyai cabang yaitu bronkus lobus atas, lobus bawah, dan lobus tengah. Sedangkan bronkus mempunyai cabang ke lobus atas dan bawah.
  • 12. Anatomi 4. BRONKIOLUS Percabangan dari bronkus berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dari vestibula berjalan lagi terdapat beberapa infudibula dan di dindingnya terdapat alveoli
  • 14. Patofisiologi Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas cabang trakeobronkial terhadap ransangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, dan penyempitan jalan nafas secara periodik yang bersifat sementara. Perubahan patologis yang menyebabkan obstruksi jalan nafas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus yang berdiameter 1mm. Asma dapat disebabkan oleh kontraksi otot disekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas, pembengkakan membran bronkus dan terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
  • 15. Patofisiologi Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepaan lendir kedalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
  • 17. “✘Asma merupakan kelainan pada saluran nafas dan merupakan salah satu indikasi pemeriksaan HRCT (High Resolution Computer Tomografi. HRCT dilakukan menggunakan teknik scanning khusus yang bisa untuk mengakses parenkim paru dengan teknik single scan atau slice by slice scan. Pemeriksaan HRCT thorax merupakan pemeriksaan khusus CT-Scan untuk indikasi yang berada didaerah parenkim dan interintestinial paru
  • 18. Riwayat Pasien Pasien Ny. K berusia 61 tahun datang ke Rumah Sakit bagian poli Paru pada tanggal 28 Juli 2008 untuk check up penyakit asma yang dideritanya. Pasien mengeluh pada dokter, bahwa sekarang asmanya lebih sering kambuh daripada sebelumnya. Pada hari itu juga dokter merujuk pasien ke bagian radiologi untuk dilakukan pemeriksaan CT-Scan Thorax.
  • 19. Bagaimana prosedur pemeriksaan ct-scan thorax dengan indikasi ASMA ??
  • 20. Persiapan Pasien Secara umum tidak ada persiapan khusus. Pasien hanya dipersilahkan untuk mengganti baju dengan baju pasien yang telah disiapakan serta melepas benda-benda yang dapat menimbulkan artefak (misal: bra dan kalung) sehingga dapat mengurangi kualitas radiograf. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan melatih pernafasan.
  • 21.
  • 22.
  • 24. •Pada pemeriksaan CT dengan indikasi tersebut, dilakukan dengan membuat scannogram terlebih dahulu. Selanjutnya membuat topogram dengan menentukan range daerah yang akan diperiksa. •Pada pemeriksaan CT ini dibuat dengan teknik scanning dan pernafasan, yaitu supine inspirasi dengan range whole chest, supine ekspirasi pada 3 level (arcus aorta, hilus, dan basal paru), serta prone inspirasi dengan whole chest.
  • 25. POSISI PASIEN  Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi head first.  Kepala diberi bantal dan selimut, sebagai fiksasi agar pasien merasa lebih nyaman. Kedua tangan diposisikan diatas kepala dan tubuh difiksasi dengan straining straps. CR (Central Ray)  Lampu indikator longitudinal sejajar dengan MSP tubuh. Lampu indikator horizontal sejajar dengan MCP tubuh. Lampu indikator longitudinal paling dalam atau yang kedua melintang terhadap tubuh pasien, sejajar dengan dagu pasien.
  • 26. Prosedur pengambilan gambar  DEFINISI Teknik pemeriksaan HRCT (High resolution computed tomography) merupakan suatu teknik yang mempunyai spatial resolusi yang baik, sehingga dapat menampakkan struktur paru dengan baik.  INDIKASI Mendeteksi dan mengkarakteristikkan diffuse parenchymal lung disease, termasuk diantaranya yaitu emphysema, bronchiectasis, ataupun asthma
  • 27.  POSISI PASIEN o Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien diberi informasi teknik pernafasan yang sesuai. o Pasien supine dan prone dengan posisi head first diatas meja pemeriksaan o Pasien diposisikan dengan MSP pasien paralel dengan sinar longitudinal pada gantry o Gunakan bantal dan restraining traps, jika diperlukan. o Tangan pasien diletakkan diatas kepala pasien o Untuk meminimalkan motion artefact, maka penggunaan restraining straps harus dikuatkan
  • 28.  TEKNIK SCANNING Tujuan dari pemeriksaan HRCT yaitu untuk mengoptimalkan spatial resolusi pada scanner yang didapatkan dari penggunaan slice thickness yang tipis (1-3mm) dengan interslice distance yang kecil untuk mengevaluasi kelainan/penyakit yang arenya sangat kecil. Daerah pemeriksaan HRCT meliputi semua area paru, akan tetapi terdapat area penting dalam penggambaran HRCT yaitu pada arkus aorta, daerah hilus, dan base of lung. Secara khusus, high resolution digambarkan dengan gambar penampang axial dan didapatkan tanpa kemiringan sudut gantry. Posisi pasien supine saat inspirasi dapat sangat membantu dalam mengevaluasi suatu bentuk atenuasi mosaic dan saat ekspirasi dapat digunakan untuk mendeteksi air trapping. Juga ditambah dengan posisi pasien prone yang dapat menunjukkan klarifikasi dari klinis penting pada infiltrasi dalam daerah paru yang berbeda.
  • 29. Gambaran scanning Gambaran scanning saat pasien inspirasi saat pasien ekspirasi
  • 30. Scanning yang digunakan dalam pemeriksaan HRCT ini yaitu teknik sequence single slice. Bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama dari kedua prinsip terletak pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan. Jika dibandingkan dengan slice thickness 1 mm, maka resolusi akan tampak yaitu spatial resolution dan ketajaman gambar untuk menilai struktur linier lebih baik menggunakan teknik sequence. Meskipun struktur linear dapat digambarkan lebih baik dengan sequence, akan tetapi untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih baik ditampilkan dengan teknik spiral. Perbedaan hasil scanning dalam menilai detail paru menggunakan teknik spiral (A-B) dan teknik sequence (C-D) A B C D
  • 31. Pemeriksaan HRCT ini dilakukan dengan filter yang memungkinkan untuk menekan kesalahan diagnosa kalsifikasi yang ada. Dan langsung diatur menggunakan window lung tanpa window mediastinum terlebih dahulu, karena dalam pemeriksaan ini organ yang diperiksa adalah paru-paru. Sehingga dalam mengolah gambar hasil scanning yang dihasilkan dapat lebih cepat, tanpa mengatur ulang kondisi gambar yang dihasilkan.
  • 32. PARAMETER Pada pemeriksaan HRCT, pengaturan window width 1000 sampai dengan 2000 akan dapat mengurangi kontras antara paru dan udara yang ditampung, tapi sangat membantu dalam memeriksa kelainan pada pleuroparenkimal
  • 33.  Kriteria gambar pemeriksaan HRCT yaitu : 1) Terdapat area dengan atenuasi yang rendah dibandingkan dengan area paru normal secara continue yang akan membentuk gambaran seperti atenuasi mozaic. 2) Terdapat perubahan jaringan parenkim yang jelas pada saat inspirasi dan ekspirasi. 3) Batas interstitial short lines dan curvilinear subpleural lines tampak jelas. HRCT pada daerah basal paru saat full inspirasi HRCT pada daerah basal paru saat end ekspirasi
  • 36. pertanyaan Rovikhotus S (Kelompok 3) Pada presentasi dijelaskan ada 2 metode yang digunakan, yaitu sequence dan spiral. Minta tolong dijelaskan kembali ttg perbedaannya dan apakah pemeriksaan tersebut dilakukan langsung sekaligus 2x atau satu-satu?
  • 37. JAWABAN Scanning yang digunakan untuk klinis ini adalah teknik sequence single slice bukan menggunakan teknik spiral. Perbedaan utama terletak pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan. Selain itu pemilihan teknik scanning juga disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan untuk memperlihatkan apa. Pasien dengan klinis asma akan dinilai keadaan daerah parenkim dan interintestinial paru. Dengan teknik sequence, akan tampak spatial resolution dan ketajaman gambar untuk menilai struktur linier lebih baik dibandingkan teknik spiral. Spatial resolusi adalah kemampuan gambar dalam menampakkan struktur organ terkecil. Untuk menggambarkan nodul yang kecil lebih baik ditampilkan dengan teknik spiral. Apabila seorang pasien sudah di lakukan pemeriksaan dengan teknik sequence maka tidak perlu melakukan pemeriksaan lagi dengan teknik spiral. Mengingat kefektifan waktu dan dosis yang diterima pasien akan bertambah.