3. Pharynx (tekak) adalah pipa berotot yang
berjalan dari dasar tengkorak hingga esofagus,
pada ketinggian tulang rawan krikoid/ sebuah
susunan jalan kecil yang penting ke sistem
pernapasan yang sesuai.
Dibagi menjadi 3 : Nasofaring (belakang
hidung), Orofaring (belakang mulut), dan
Larinx gopharynx (belakang larynx).
Larinyxpharing berada diatas dan posterior ke
larinyx dan meluas dari bagian batas atas epiglotis
dimana larinyxpharing sedikit bergabung dengan
eshophagus.
4.
5. Larynx (tenggorokan) adalah kotak suara
yang berbentuk seperti sangkar merupakan
(kartilago) tulang rawan dengan panjang 4-5
cm.
Terdiri dari : Kartilago
Tiroid(terbesar),epiglotis, kartilgo Kriloid,
kartilgo Aritenoid(2)
Sebagian besar dilapisi oleh epitelium
pernapasan, yang mengandung sel-sel
kolumna bersilia
6.
7. Trakea adalah batang tenggorok dengan
panjang sekitar 9 cm, berjalan dari larynk sampai
ketinggian kira-kira vertebra torakalis 5
Tersusun atas16-20 kartilago berbentuk C
dihubungkan satu sama lainnya oleh jaringan
fibrosa
Trakea cervikalis berjalan melalui leher,
disilang oleh kelenjar tiroid
Trakea Torasika berjalan melintasi
mediastinum, belakang sternum
11. Posisi pasien
• Supine atau erect
Posisi objek
• Tempatkan MSP tubuh pada pertengahan garis
grid
• Atur tepi atas kaset setinggi auricle (batas atas)
• Apabila pasien berdiri berat tubuh dibebankan
pada kedua kaki
• Atur kedua bahu simetris
• Letakkan pertengahan kaset setinggi C4 atau
jakun
• Kepala hiperekstensi dan pandangan lurus
kedepan
CR : 10 derajat kearah cephalad
CP : Pada jakun (C4) / cartilago tyroid
Ukuran kaset : 18 x 24 cm
Ekspose : Pada saat pasien melakukan ponasi “I”
Soft tissue teknik
Faktor Eksposi : 50-52 kVp, 10-12 mAs
FFD : 100 cm
12.
13. • Kolimasi meliputi sebagian
os occipitale sampai
vertebrae cervical ke-7
• Semua bagian larynx
dan pharynx terlihat jelas
• Tidak overlap pada larynx
dengan mandibula
• Leher tidak rotasi
• Atur densitas radiografi
pada gambaran dari struktur
pharyngolaryngeal
14. 1. Posisi pasien
Erect / duduk menyamping pada salah satu sisi
Atur bagian anterior temporomandibular joint tepat ditengah grid
2. Posisi objek
Atur kedua bahu simetris
MSP di pertengahan kaset
Atur daerah Larynx dan Pharynx di pertengahan kaset
Tepi atas kaset setinggi dengan auricle
Tekan bahu dan letakkan tangan pada posterior tubuh
Pandangan lurus kedepan
3. CR : Horizontal tegak lurus terhadap kaset
4. CP : Pada C4, dibawah proc. mastoideus diatas kartilago tiroid melalui
vertebrae cervikal 4
5. Ukuran kaset : 18 x 24 cm
6. Ekspose : pada saat pasien ponasi “I”
7. Soft tissue teknik
8. Faktor Eksposi : 50-12 kvp , 10-12 mAs
9. FFD : 100 cm
15.
16. • Terlihat soft tissue
pada structur
pharyngelaryngeal
• Tidak ada superposisi
trachea terhadap bahu
• Tidak terjadi
superposisi bahu dengan
larynx
• Superimpose bayangan
mandibular
• Gambaran udara pada
pharynx dan larynx
17. Posisi pasien
• Erect perpendicular dengan kepala posterior dan
bahu sejajar tegak lurus
Posisi objek
• MSP perpendicular dengan grid
• Istirahatkan dagu dengan acanthiomeatal
perpendicular dengan kaset
• Batas atas kaset 3-4 cm di bawah MAE
CP : (T1-T2) yakni pada manubrium
CR : perpendicular dengan kaset
FFD : 120 cm
Kaset : 24x30 cm
Faktor Eksposi : 53- 54 kvp, 10-12 mAs
18.
19. • Tampak udara pada larynx dan
tracea dari cervical 3 -thoracal 4
tervisualisasi pada cervical 5
• Terlihat vertebra cervicalis
sampai vertebra thoracalis
•Dalam kondisi normal trachea
superposisi dengan bayangan dari
vertebra cervical.
•Harus memperlihatkan: area dari
midcervical dengan bagian mid
thorax. Udara yang mengisi trachea
tidak ada rotasi pada trachea.
20. Posisi pasien
• Duduk / erect tegak bila memungkinkan
Posisi objek
• Letakkan anterior larynx dan trachea sejajar pada cervikal
dan vertebra thorakal
• Rotasikan shoulder ke posterior dengan kedua lengan tangan
ke bawah, letakkan tangan dibelakang tubuh
CP : C6 atau C7 (diantara pertengahan prominent di tiroid dan
jugular notch)
CR: Horisontal Tegak lurus dengan kaset
FFD : 180 cm
Ekspose: Inspirasi pelan-pelan
Faktor Eksposi : 53-54 kVp, 10-12 mAs