SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
TEKNIK
PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI COLON
IN LOOP
PENGERTIAAN
Colon In Loop merupakan suatu
pemeriksaan radiografi kolon menggunakan
kontras (Barium Sulfat) yang dimasukkan
secara anal.
Bisa berupa pemeriksaan single contrast
bila kontras yang digunakan hanya barium,
bisa juga double contrast bila udara juga
dipompakan ke dalam kolon. Pemeriksaan ini
termasuk barium enema dan memerlukan
persiapan pasien.
Anatomi Fisiologi Colon Manusia
BAGIAN-BAGIAN COLON MANUSIA
1. Sekum
2. Colon Asenden
3. Colon Transversum
4. Colon Desenden
5. Colon Sigmoid
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PATOLOGI
COLON MANUSIA
Indikasi
1. Colitis
2. Megakolon congenital atau
Hirschsprung’s Disease
3. Ileus Obstruktif
4. Invaginasi
5. Atresia Ani
Kontra Indikasi
1. Perforasi
2. Obstruksi
3. Diare Akut
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop
Persiapan pasien
1. Mengubah pola makanan pasien
2. Minum sebanyak-banyaknya
3. Pemberian obat pencahar
Persiapan Alat dan Bahan
• Persiapan Alat
1. Pesawat X-ray siap pakai
2. Kaset dan film sesuai
dengan kebutuhan
3. Marker
4. Standar irigator dan
irigator set lengkap
dengan kanula rectal
5. Vaselin dan jelly
6. Sarung tangan
7. Penjepit atau klem
8. Kain kassa
9. bengkok
• Persiapan Bahan
1. Media kontras, yang sering
dipakai adalah larutan barium
dengan konsentrasi antara 70 –
80 W/V %. Banyaknya larutan
tergantung pada panjang
pendeknya kolon, kurang lebih
600 – 800 ml.
2. Air hangat untuk membuat
larutan barium
3. Vaselin atau jelly, yang
digunakan untuk menghilangi
rasa sakit saat kanula
dimasukkan kedalam anus.
Prosedur pemeriksaan
1. Metode kontras tunggal
2. Metode kontras ganda
1. Metode kontras tunggal
Barium dimasukkan lewat anus sampai
mengisi daerah sekum. Untuk keperluan
informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan
ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf
full filling. Pasien diminta untuk buang air
besar, kemudian dibuat radiograf post
evakuasi posisi antero posterior.
2. Metode kontras ganda
a. kontras ganda satu tingkat
Pemeriksaan colon in loop dengan menggunakan
media kontras berupa campuran antara BaSO4 dan
udara.
Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan
udara untuk mendorong barium melapisi kolon.
Selanjutnya dibuat foto full filling.
b. Kontras ganda dua tingkat
Tahap Pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke
dalam lumen kolon, sampai mencapai pertengahan
kolon transversum. Bagian yang belum terisi dapat
diisi dengan mengubah posisi penderita.
Tahap Pelapisan
Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar
larutan BaSo4 mengisi mukosa kolon.
Tahap Pengosongan
Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu
dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
Tahap Pengembangan
Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke
lumen kolon. Pemompaan udara tidak boleh
berlebihan (1800- 2000 ml) karena dapat
menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal
yang ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap,
bradikardi, keringat dingin dan pusing.
Tahap Pemotretan
Pemotretan dilakukan bila seluruh kolon telah
mengembang sempurna.
3. Pemeriksaan Radiografi
Proyeksi AP
1. Posisi Pasien
Pasien berbaring di atas meja
pemeriksaan bahu diatur sejajar
dengan jarak yang sama pada
permukaan meja pemeriksaan. Kedua
tungkai lurus.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan permukaan
meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai
diletakkan di bawah grid. Batas bawah
simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac
crests
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura
linealis dan fleksura hepatika.
Kriteria Radiograf : seluruh kolon nampak, termasuk
splenic flexure dan rectum
Single contras Double contas
Proyeksi PA
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan
permukaan meja. Kaset dengan
ukuran yang sesuai diletakkan
di bawah grid. Batas bawah
simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh
setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan
fleksura hepatika
Kriteria Radiograf : menampakan flexures, colon ascending,
colon descending, dan rectum
Single contras
Double contras
Proyeksi PA Axial
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan.
2. Posisi Objek
MSP di pertengahan meja, SIAS
berjarak sama dengan
permukaan meja. Kaset dengan
ukuran yang sesuai diletakkan
di bawah grid. Batas bawah
simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : 30 – 40 derajat caudad
CP : pada MSP tubuh
setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk melihat rectum
Kriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisi dibandingkan
dengan gambaran radiograf
Proyeksi RAO
1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja
pemeriksaan. Tubuh
dirotasikan 35 – 45 derajat
terhadap meja.
2. Posisi Objek
batas atas : proc. Xypoideus,
batas bawah : simp. pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inch ke kiri dari
titik tengah kedua krista iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal
Kriteria Radiograf :
seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi dibanding PA,
colon ascending, sigmoid dan sekum
Proyeksi RPO
1. Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja
pemeriksaan
2. Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45
derajat menuju right dan left
posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan
sekitar 2,5 cm lateral
menuju garis MSP
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis
Kriteria radiograf :
menampakan keseluruhan colon, left colic flexure dan colon
desending
Single contras Double contras
Proyeksi LPO
1. Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja
pemeriksaan
2. Posisi Objek
Pasien dirotasikan 35 – 45
derajat menuju left dan right
posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan
sekitar 2,5 cm lateral
menuju garis MSP
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan :
untuk memperlihatkan fleksura hepatica.
Kriteria Radiograf :
menampakan keseluruha colon, colon ascending, sekum, colon
sigmoid, dan right colic flexure less superimposed.
Single contras Double contras
Proyeksi LAO
1. Posisi Pasien
tidur tengkurap diatas meja
pemeriksaan, tubuh
dirotasikan ke kiri 35 – 45
derajat terhadap meja, tangan
kiri lurus disamping tubuh,
tangan kanan didepan kepala
dan kaki kiri lurus, kaki kanan
ditekuk
2. Posisi Objek
obyek diatur diatas meja,
Batas atas : Proc. Xypoideus,
Batas bawah: Simp.pubis
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari
titik tengah kedua Krista
iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal
Kriteria Radiograf :
seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi di
banding PA, colon ascenden
Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
keseblah kanan atau kiri.
2. Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar
nyaman, dan tubuh 5 cm
kedepan dari pertengahan
kaset sehingga MSP berada di
pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : vertical tegak lurus
CP : 5-7 cm kearah superior
dari batas atas Krista
iliaka
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan rectum
Kriteria radiograf : menampakan rectosigmoid
Double contras
Proyeksi LLD
1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring
keseblah kiri.
2. Posisi Objek
Fleksikan kaki pasien agar
nyaman, dan atur sampai MCP
berada di pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposi
CR : horizontal tegak lurus
CP : berada di MSP tubuh
setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm
Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan :
untuk memperlihatkan air fluid level
Kriteria Radiograf :
Menunjukkan bagian atas sisi lateral
dari kolon asenden naik dan bagian
tengah dari kolon desenden saat
terisi udara.
Tujuan Pemeriksaan
• Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica
• Posisi lateral untuk melihat rectum
• Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat
rectum
• RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis
• Right Lateral untuk melihat rectum
• Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica
• PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum
• LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica
• AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal
• AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
• DAFTAR REFERENSI
•
• http://www.sridianti.com/anatomi-dan-fisiologi-usus-
besar.html 21:00
• http://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bagian-usus-
besar 21:45
• http://radangususbesar.com/radang-usus-besar-colitis/
11:06
• https://dokterugm.wordpress.com/2010/04/17/penya
kit-hirschprung-disease-atau-megacolon-congenital-
atau-megakolon-kongenital/11: 29
• http://dr-
suparyanto.blogspot.co.id/2009/11/ileus.html12 : 00
TERIMAKASIIIIH…

More Related Content

What's hot

Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
Ich Bin Fandy
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
Nona Zesifa
 
Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4
Ishak Majid
 

What's hot (20)

Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Benda Asing (corpus alienum)
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
Prinsip dasar usg
Prinsip dasar usg Prinsip dasar usg
Prinsip dasar usg
 
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto ThoraksInterpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
Interpretasi Rontgen Dada atau Foto Thoraks
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakheaTeknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
Teknik Pemeriksaan Radiografi Faring laring trakhea
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracalppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Cervical dan thoracal
 
Penyakit vertebrae
Penyakit vertebraePenyakit vertebrae
Penyakit vertebrae
 
Tugas Anatomi Radiologi 1
Tugas Anatomi Radiologi 1Tugas Anatomi Radiologi 1
Tugas Anatomi Radiologi 1
 
Ultrasonografi
UltrasonografiUltrasonografi
Ultrasonografi
 
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposiRadiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
Radiofotografi 2 Modifikasi faktor eksposi
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4Radiologi & laboratorium a4
Radiologi & laboratorium a4
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow throughppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 

Viewers also liked (7)

Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitis
 
Bab iii dislokasi ankle
Bab iii dislokasi ankleBab iii dislokasi ankle
Bab iii dislokasi ankle
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIAAnatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan MANUSIA
 
Pediatric radiology
Pediatric radiologyPediatric radiology
Pediatric radiology
 
Ulcerative colitis
Ulcerative colitisUlcerative colitis
Ulcerative colitis
 
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaanPowerpoint anatomi sistem pencernaan
Powerpoint anatomi sistem pencernaan
 

Similar to Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)

Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Nola Hastuti
 
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptxKLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
angelmanurip
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Uwes Chaeruman
 

Similar to Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL) (20)

THORAX.pptx
THORAX.pptxTHORAX.pptx
THORAX.pptx
 
Atresia ani radiografi
Atresia ani radiografiAtresia ani radiografi
Atresia ani radiografi
 
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liverppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
ppt Ct scan abdomen pada kasus kista liver
 
PKL II TEKNIK PEMERIKSAAN OMD KLINIS GERD.pptx
PKL II TEKNIK PEMERIKSAAN OMD KLINIS GERD.pptxPKL II TEKNIK PEMERIKSAAN OMD KLINIS GERD.pptx
PKL II TEKNIK PEMERIKSAAN OMD KLINIS GERD.pptx
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisi
 
Ppt ct scan abdomen pada klinis kanker pankreas
Ppt ct scan abdomen pada  klinis kanker pankreasPpt ct scan abdomen pada  klinis kanker pankreas
Ppt ct scan abdomen pada klinis kanker pankreas
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Postural drainage
Postural drainagePostural drainage
Postural drainage
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernapasan'
 
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptxKLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
KLP 1 TR 3 COLON IN LOOP PEDIATRIC.pptx
 
50208457.pdf
50208457.pdf50208457.pdf
50208457.pdf
 
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasanModul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
Modul 1 kb1 pemeriksaan fisik sistem pernafasan
 
Pemfispencernaan
PemfispencernaanPemfispencernaan
Pemfispencernaan
 
Pemfispencernaan
PemfispencernaanPemfispencernaan
Pemfispencernaan
 
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdfPemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
Pemeriksaan Radiologi Tr. Digestivus - Kuliah .pdf
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem PernafasanPemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan
 
Modul 3 cetak
Modul 3 cetakModul 3 cetak
Modul 3 cetak
 

More from Nona Zesifa

More from Nona Zesifa (20)

PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
 
PPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatifPPT Rancangan penelitian kuantitatif
PPT Rancangan penelitian kuantitatif
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
PPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah PenelitianPPT Langkah - langkah Penelitian
PPT Langkah - langkah Penelitian
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
ppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogramppt teknik scanning Renogram
ppt teknik scanning Renogram
 
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up takePpt teknik pemeriksaan tiroid up take
Ppt teknik pemeriksaan tiroid up take
 
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hatiPpt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
Ppt ct scan abdomen pada kasus tumor hati
 
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asmaPpt ct scan thorax pada kasus asma
Ppt ct scan thorax pada kasus asma
 
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paruPpt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
Ppt ct-scan thorax pada kasus biopsi tumor paru
 
ppt Ct scan thorax pada klinis tumor hepar
ppt Ct scan thorax pada klinis tumor heparppt Ct scan thorax pada klinis tumor hepar
ppt Ct scan thorax pada klinis tumor hepar
 
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienumppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
ppt aplikasi klinis Ct-scan thorax pada kasus Corpus Alienum
 
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRIppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
ppt Pengolahan citra digital pada modalitas MRI
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scanppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas ct-scan
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyxppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Sacrum dan coccyx
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografippt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lopografi
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacralppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Lumbal dan Lumbosacral
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loopppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
ppt kritisi dan evaluasi radiograf colon in loop
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografippt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Appendicografi
 

Recently uploaded

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (13)

Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 

Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)

  • 2. PENGERTIAAN Colon In Loop merupakan suatu pemeriksaan radiografi kolon menggunakan kontras (Barium Sulfat) yang dimasukkan secara anal. Bisa berupa pemeriksaan single contrast bila kontras yang digunakan hanya barium, bisa juga double contrast bila udara juga dipompakan ke dalam kolon. Pemeriksaan ini termasuk barium enema dan memerlukan persiapan pasien.
  • 4. BAGIAN-BAGIAN COLON MANUSIA 1. Sekum 2. Colon Asenden 3. Colon Transversum 4. Colon Desenden 5. Colon Sigmoid
  • 5. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PATOLOGI COLON MANUSIA Indikasi 1. Colitis 2. Megakolon congenital atau Hirschsprung’s Disease 3. Ileus Obstruktif 4. Invaginasi 5. Atresia Ani Kontra Indikasi 1. Perforasi 2. Obstruksi 3. Diare Akut
  • 6. Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop Persiapan pasien 1. Mengubah pola makanan pasien 2. Minum sebanyak-banyaknya 3. Pemberian obat pencahar
  • 7. Persiapan Alat dan Bahan • Persiapan Alat 1. Pesawat X-ray siap pakai 2. Kaset dan film sesuai dengan kebutuhan 3. Marker 4. Standar irigator dan irigator set lengkap dengan kanula rectal 5. Vaselin dan jelly 6. Sarung tangan 7. Penjepit atau klem 8. Kain kassa 9. bengkok • Persiapan Bahan 1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70 – 80 W/V %. Banyaknya larutan tergantung pada panjang pendeknya kolon, kurang lebih 600 – 800 ml. 2. Air hangat untuk membuat larutan barium 3. Vaselin atau jelly, yang digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus.
  • 8.
  • 9. Prosedur pemeriksaan 1. Metode kontras tunggal 2. Metode kontras ganda
  • 10. 1. Metode kontras tunggal Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah sekum. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling. Pasien diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi posisi antero posterior.
  • 11. 2. Metode kontras ganda a. kontras ganda satu tingkat Pemeriksaan colon in loop dengan menggunakan media kontras berupa campuran antara BaSO4 dan udara. Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolon. Selanjutnya dibuat foto full filling.
  • 12. b. Kontras ganda dua tingkat Tahap Pengisian Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen kolon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita. Tahap Pelapisan Dengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4 mengisi mukosa kolon. Tahap Pengosongan Setelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
  • 13. Tahap Pengembangan Pada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap, bradikardi, keringat dingin dan pusing. Tahap Pemotretan Pemotretan dilakukan bila seluruh kolon telah mengembang sempurna.
  • 14. 3. Pemeriksaan Radiografi Proyeksi AP 1. Posisi Pasien Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan bahu diatur sejajar dengan jarak yang sama pada permukaan meja pemeriksaan. Kedua tungkai lurus. 2. Posisi Objek MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis. 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : pada MSP tubuh setinggi iliac crests FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 15. Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura hepatika. Kriteria Radiograf : seluruh kolon nampak, termasuk splenic flexure dan rectum Single contras Double contas
  • 16. Proyeksi PA 1. Posisi Pasien Pasien prone di atas meja pemeriksaan. 2. Posisi Objek MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis. 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : pada MSP tubuh setinggi iliac creasts FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 17. Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura hepatika Kriteria Radiograf : menampakan flexures, colon ascending, colon descending, dan rectum Single contras Double contras
  • 18. Proyeksi PA Axial 1. Posisi Pasien Pasien prone di atas meja pemeriksaan. 2. Posisi Objek MSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis. 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : 30 – 40 derajat caudad CP : pada MSP tubuh setinggi iliac creasts FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 19. Tujuan : untuk melihat rectum Kriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisi dibandingkan dengan gambaran radiograf
  • 20. Proyeksi RAO 1. Posisi Pasien Pasien prone di atas meja pemeriksaan. Tubuh dirotasikan 35 – 45 derajat terhadap meja. 2. Posisi Objek batas atas : proc. Xypoideus, batas bawah : simp. pubis. 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : 1 – 2 inch ke kiri dari titik tengah kedua krista iliaka FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 21. Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi dibanding PA, colon ascending, sigmoid dan sekum
  • 22. Proyeksi RPO 1. Posisi Pasien pasien tidur diatas meja pemeriksaan 2. Posisi Objek Pasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju right dan left posterion oblique 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : setinggi iliac crest dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis MSP FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 23. Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis Kriteria radiograf : menampakan keseluruhan colon, left colic flexure dan colon desending Single contras Double contras
  • 24. Proyeksi LPO 1. Posisi Pasien pasien tidur diatas meja pemeriksaan 2. Posisi Objek Pasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju left dan right posterion oblique 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : setinggi iliac crest dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis MSP FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 25. Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura hepatica. Kriteria Radiograf : menampakan keseluruha colon, colon ascending, sekum, colon sigmoid, dan right colic flexure less superimposed. Single contras Double contras
  • 26. Proyeksi LAO 1. Posisi Pasien tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk 2. Posisi Objek obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 27. Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekal Kriteria Radiograf : seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi di banding PA, colon ascenden
  • 28. Proyeksi Lateral 1. Posisi Pasien Pasien berbaring miring keseblah kanan atau kiri. 2. Posisi Objek Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan tubuh 5 cm kedepan dari pertengahan kaset sehingga MSP berada di pertengahan kaset 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : vertical tegak lurus CP : 5-7 cm kearah superior dari batas atas Krista iliaka FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 29. Tujuan : untuk memperlihatkan rectum Kriteria radiograf : menampakan rectosigmoid Double contras
  • 30. Proyeksi LLD 1. Posisi Pasien Pasien berbaring miring keseblah kiri. 2. Posisi Objek Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan atur sampai MCP berada di pertengahan kaset 3. Pengaturan sinar dan eksposi CR : horizontal tegak lurus CP : berada di MSP tubuh setinggi iliac creasts FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
  • 31. Tujuan : untuk memperlihatkan air fluid level Kriteria Radiograf : Menunjukkan bagian atas sisi lateral dari kolon asenden naik dan bagian tengah dari kolon desenden saat terisi udara.
  • 32. Tujuan Pemeriksaan • Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica • Posisi lateral untuk melihat rectum • Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat rectum • RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis • Right Lateral untuk melihat rectum • Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica • PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum • LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica • AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal • AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
  • 33. • DAFTAR REFERENSI • • http://www.sridianti.com/anatomi-dan-fisiologi-usus- besar.html 21:00 • http://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bagian-usus- besar 21:45 • http://radangususbesar.com/radang-usus-besar-colitis/ 11:06 • https://dokterugm.wordpress.com/2010/04/17/penya kit-hirschprung-disease-atau-megacolon-congenital- atau-megakolon-kongenital/11: 29 • http://dr- suparyanto.blogspot.co.id/2009/11/ileus.html12 : 00