SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Journal Reading
Blunt trauma related chest wall and pulmonary injuries: An
overview
Adlin Nadila Fitaloka (I4061202066)
Marizca Okta Syafani (I4061202044)
Novta Rouli Sihombing (I4061192012)
Pembimbing: dr.GideonArdhyaT., Sp. B
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT TINGKAT II KARTIKA HUSADA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
Trauma adalah penyebab kematian ke3 setelah kardiovaskuler dan kanker. 60% politrauma mengalami
cedera toraks dan memiliki mortalitas 20-25%. Trauma dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Trauma tajam
(Penetrating trauma) dan tumpul (Blunt trauma).
Pada primary survey pasien trauma dada, 6 kondisi yang mengancam jiwa (obstruksi jalan nafas,
tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hematotoraks masif, flail ches, tamponade
perikadardial) harus segera diinvestigasi dan ditangani.
Faktor risiko yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pada Trauma tumpul dada adalah usia,
adanya fraktur dan jumlah fraktur, ventilisasi mekanik, penyakit paru kronik sebelumnya, riwayat
cedera kepala, hipotensi dan cedera organ extratoraks
Angka kematian pasien trauma di rumah sakit yang dapat dicegah antara 4 – 60% di seluruh dunia
Introduction
Mekanisme Injuri
Terdapat 4 mekanisme trauma tumpul dada:
Trauma tumpul didefinisikan sebagai cedera pada struktur dan organ yang terkena cedera
tanpa mengenai integritas jaringan. Trauma tumpul dapat terjadi sebagai akibat dari
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan jatuh dari ketinggian.
Berdampak langsung
pada thorax
Kompresi thorax
Acceleration/deceleration
injuries
Blast injuries
Acceleration/deceleration
injuries
Blast injuries
Dampak langsung pada
thorax
Kompresi thorax
Cedera
akselerasi/deselerasi
Cedera ledakan
Clinical findings
Semua struktur dalam toraks dapat
rusak: jaringan dinding dada, rongga
dada, tulang rusuk, paru-paru, pleura,
pembuluh darah besar, diafragma,
jantung, dan struktur mediastinum.
Tanda dan gejala trauma toraks:
• Sianosis pada jari , bibir atau wajah
• Dispnea, tachpnea or bradipnea
• Kontusio, laserasi, perforasi, distensi, dan tanda2
traumatis spesifik lainnya
• Hemoptysis
• Tanda tanda syok (hypoperfusion)
• Deviasi trakea, deformitas diding dada
• Gerakan paradoks dinding dada
• Distensi vena jugular
• Suara nafas berkurang atau tidak ada
• Nyeri terutama yang berhubungan dg fungsi dada
• Kegagalan ekspansi dada pada inspirasi normal
Cedera terkait dinding dada
Rongga dada
Trauma tumpul dinding dada tersering, meliputi fraktur tulang rusuk,
termasuk clavicula dan sternum.
Menyebabkan berbagai cedera dan komplikasi paru serta cedera
organ intraabdominal.
Masalah lanjut yang disebabkan fraktur karena trauma tumpul dada
didasarkan pada tiga alasan utama: hipoventilasi karena nyeri, gangguan
pertukaran gas karena kerusakan parenkim, dan perubahan mekanisme
pernapasan.
Cedera terkait dinding dada
Flail chest Suatu kondisi di mana tiga atau lebih tulang rusuk yang berdekatan patah
setidaknya di dua bagian
Masalah utama pada kasus ini adalah cedera parenkim, kemudian
mekanisme pernapasan terganggu dan edema bahkan nekrosis dapat
terjadi dengan perdarahan jaringan paru.
Rontgen dada (CXR) dan CT scan dapat digunakan untuk diagnosis
Setelah masa pemulihan, pasien flail chest mungkin mengalami kecacatan
jangka panjang seperti dispnea, nyeri kronis, intoleransi olahraga, dan
keterlambatan kembali bekerja.
Cedera terkait pleura
Pneumotoraks adalah kondisi klinis
yang disebabkan adanya udara antara
pleura viseral dan parietal. Trauma
adalah penyebab utama
pneumotoraks nonspontan.
Traumatic pneumothorax
Mechanis
pneumothorax
Ruptur alveolus akibat peningkatan
tekanan alveolus
Paperbag effect
Cedera akselerasi-deselerasi
Fraktur tulang rusuk merusak pleura
Tension pneumothorax
Udara masuk ke rongga pleura saat setiap inspirasi, sementara udara dalam rongga pleura tidak
dapat keluar karena adanya mekanisme katup satu arah. Adanya udara di rongga pleura dengan
pergeseran mediastinum menyebabkan tension pneumotoraks
Temuan Klinis dan Pemeriksaan fisik:
• Tidak adanya suara nafas
• Adnya emfisema subcutaneous
• Desaturasi dalam ventilasi mekanis mendekati 100%
Evaluasi paru-paru dengan CXR, CT scan, dan ultrasound
Prinsip umum pneumothorax:
• Eliminasi udara
• Mengurangi kebocoran udara
• Perbaikan Fistula Pleura
• Mempromosikan perluasan kembali dan mencegah
rekurensi
• Terapi suportif, terapi oksigen, needle decompression dan
torakostomi tabung (umum)
• Torakotomi untuk pleurodesis atau bedah torakoskopi
berbantuan video (VATS) dapat digunakan pada kasus yang
lebih lanjut
Pleura related injuries
Hemotoraks didefinisikan sebagai kondisi adanya
cairan diantara pleura viseral dan parietal ≥ 50%
dari hematokrit darah perifer. Trauma tumpul
dan tembus dapat menyebabkan hemotoraks
masif dengan arteri interkostalis, laserasi paru,
atau ruptur pembuluh darah besar mediastinum.
Traumatic hemothorax
• Hypovalemia karena kehilangan darah
• Perataan vena leher
• Hipotensi
• Tachycardia
• Suara nafas menurun
• Redup saat pemeriksaan perkusi
Clinical findings:
Diagnosis hemotoraks dimulai dengan pemeriksaan fisik. Sensitivitas dan spesifisitas
menggunakan auskultasi dalam diagnosis hemopneumotoraks akibat trauma tumpul dapat
mencapai 100% dan 99,8% pada pasien hemodinamik stabil.
Traumatic hemothorax
CXR imaging:
• Penumpulan sudut kostofrenikus atau kekeruhan sebagian atau seluruhnya
• 200-300 mL darah dalam rongga pleura cukup untuk mendeteksi hemotoraks (tegak)
• 1000 mL darah diperlukan untuk menggambarkan opasitas pada rontgen dada dengan posisi supine
Salah satu langkah terpenting dalam pengelolaan hematotoraks adalah intervensi dini. Tube
thoracostomy adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengelolaan dan pengobatan
hemotoraks.
Cedera terkait parenkim paru dan jalan
napas
Pulmonary contusion
Pulmonary laceration
Tracheobronchial injury
•Kerusakan paru dengan perdarahan alveolar, yang biasanya terjadi akibat trauma tumpul dada
tanpa laserasi, cedera paling umum yang berhubungan dengan patah tulang rusuk.
•Pulmonary contusion terjadi ketika energi kinetik ditransmisikan ke parenkim paru -> perdarahan
dan peradangan pada jaringan paru dan edema paru -> hipoksia
•Klinis bervariasi dari asimtomatik hingga gangguan pernapasan : nyeri dada, dispnea, dan
takipnea, hipoksemia dan hiperkarbia
•CXR : modalitas utama untuk diagnosis pencitraan (opasiti homogen focal atau difus)
•Pengobatan : terapi suportif (pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, kontrol nyeri,
mobilisasi dini dan fisioterapi dada).
•Penggantian cairan diperlukan untuk memastikan volume darah memadai, tetapi kelebihan
cairan pada kontusio paru dapat memperburuk edema paru -> keseimbangan cairan yang tepat,
jika perlu diuretik harus digunakan
•Pemulihan pulmonary contusion nonkompleks dapat diamati pada CXR antara 48 - 72 jam ->
tetapi pemulihan lengkap dapat memakan waktu hingga 14 hari
Pulmonary laceration adalah cedera yang terjadi pada jaringan parenkim paru
4 Subtypes Type 1 : Lacerations yang disebabkan oleh ruptur paru akibat kompresi
Type 2 : lacerations yang disebabkan oleh kompresi dan terjadi di lobus
bawah dan daerah paraspinal
Type 3 : lacerations yang biasanya terlihat sebagai akibat dari pungsi pleura
pada patah tulang rusuk dan berhubungan dengan pneumothoraks
Type 4 : lacerations yang disebabkan oleh pecahnya adhesi pleura dan tidak
memiliki temuan radiologis yang khas
• Auscultation: Suara napas dapat menurun pada sisi terjadinya laserasi.
• Dapat dideteksi pada CT tingkat yang tinggi -> Sulit terdeteksi CXR karena tumpang tindih
dengan kontusio paru yang terjadi bersamaan
• Tatalaksana :
- resusitasi cairan (ketidakstabilan hemodinamik)
- perawatan suportif
- chest tube jika perlu
- intervensi bedah jika perdarahan tidak dapat dikendalikan : Tube thoracostomy atau
thoracoscopic surgery bahkan reseksi paru
• Pulmonary laceration sembuh lebih lambat dapat berlangsung selama beberapa bulan.
Cedera trakeobronkial adalah cedera pada trakea, bronkus, dan percabangan trakeobronkial.
Terjadi melalui 3 mekanisme: Adanya kekuatan tiba-tiba dari anterior ke
posterior di atas tingkat carina.
Cedera kompresi parah dengan glotis tertutup
Robek adhesi krikoid dan carina pada trakea
dalam deselarasi cepat
Klinis : dispnea, hemoptisis, stridor, emfisema subkutan mediastinum, dan gangguan pernapasan
Pengobatan utama adalah untuk mempertahankan kontinuitas jalan napas dan untuk memperbaiki cedera :
trakeostomi atau krikotomi, primary repair dengan jahitan, lobektomi dan pneumoektomi
Penatalaksaan umum pasien dengan
trauma tumpul dada
Airway, breathing, circulation, disability, exposure (ABCDE)
Keparahan cidera (vital signs, meaknisme cedera, keluhan pasien, dan presentasi klinis umum)
Resusitasi cairan
Mobilisasi dini
Memperbaiki kegagalan pernafasan & kontrol nyeri yang memadai
Pencitraan seperti CXR, CT, dan USG penting dalam diagnosis dan pengobatan kasus trauma thorax
Monitoring tanda tanda vital
Adanya nyeri dapat mengganggu kemampuan orang tersebut untuk bernapas, mengganggu
fungsi ventilator, menekan reflex batuk pasien, lebih lanjut memperburuk gangguan mekanik
paru yang disebabkan oleh peradangan dan kemungkinan memar yang sudah ada pada pasien
trauma tumpul.
Kontrol nyeri:
1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
2. Opioid Sistemik
3. Metode analgesia regional seperti analgesia epidural, intrapleural, intercostal nerve block
dan thoracic paravertebral block.
Kontrol nyeri yang tidak memadai dapat membuat pasien mengalami stress pasca trauma dan
nyeri kronis
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Trauma Tumpul Dada

asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxasuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxErinRika2
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxsyifa sari
 
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptx
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptxReferat TRAUMA THORAKS Marni.pptx
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptxwidy12
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio mirapokeh
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxMarito Simanungkalit
 
tatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdftatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdfCitraRahmad1
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptx
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptxDiagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptx
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptxboscco
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptxRifqiRamdhani10
 
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdfarifamanullah1
 

Similar to Trauma Tumpul Dada (20)

asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxasuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
Pulmonari embolism
Pulmonari embolismPulmonari embolism
Pulmonari embolism
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptx
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptxReferat TRAUMA THORAKS Marni.pptx
Referat TRAUMA THORAKS Marni.pptx
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Trauma thorax
Trauma thoraxTrauma thorax
Trauma thorax
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
 
tatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdftatalaksana sternotomi.pdf
tatalaksana sternotomi.pdf
 
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Hematothorak
HematothorakHematothorak
Hematothorak
 
Hemothorax
HemothoraxHemothorax
Hemothorax
 
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptx
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptxDiagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptx
Diagnosa-dan-tatalaksana-trauma-torax-dan-abdomen.pptx
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
 
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
 

Trauma Tumpul Dada

  • 1. Journal Reading Blunt trauma related chest wall and pulmonary injuries: An overview Adlin Nadila Fitaloka (I4061202066) Marizca Okta Syafani (I4061202044) Novta Rouli Sihombing (I4061192012) Pembimbing: dr.GideonArdhyaT., Sp. B KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH RUMAH SAKIT TINGKAT II KARTIKA HUSADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2022
  • 2.
  • 3. Trauma adalah penyebab kematian ke3 setelah kardiovaskuler dan kanker. 60% politrauma mengalami cedera toraks dan memiliki mortalitas 20-25%. Trauma dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Trauma tajam (Penetrating trauma) dan tumpul (Blunt trauma). Pada primary survey pasien trauma dada, 6 kondisi yang mengancam jiwa (obstruksi jalan nafas, tension pneumotoraks, open pneumotoraks, hematotoraks masif, flail ches, tamponade perikadardial) harus segera diinvestigasi dan ditangani. Faktor risiko yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas pada Trauma tumpul dada adalah usia, adanya fraktur dan jumlah fraktur, ventilisasi mekanik, penyakit paru kronik sebelumnya, riwayat cedera kepala, hipotensi dan cedera organ extratoraks Angka kematian pasien trauma di rumah sakit yang dapat dicegah antara 4 – 60% di seluruh dunia Introduction
  • 4. Mekanisme Injuri Terdapat 4 mekanisme trauma tumpul dada: Trauma tumpul didefinisikan sebagai cedera pada struktur dan organ yang terkena cedera tanpa mengenai integritas jaringan. Trauma tumpul dapat terjadi sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan jatuh dari ketinggian. Berdampak langsung pada thorax Kompresi thorax Acceleration/deceleration injuries Blast injuries Acceleration/deceleration injuries Blast injuries Dampak langsung pada thorax Kompresi thorax Cedera akselerasi/deselerasi Cedera ledakan
  • 5. Clinical findings Semua struktur dalam toraks dapat rusak: jaringan dinding dada, rongga dada, tulang rusuk, paru-paru, pleura, pembuluh darah besar, diafragma, jantung, dan struktur mediastinum. Tanda dan gejala trauma toraks: • Sianosis pada jari , bibir atau wajah • Dispnea, tachpnea or bradipnea • Kontusio, laserasi, perforasi, distensi, dan tanda2 traumatis spesifik lainnya • Hemoptysis • Tanda tanda syok (hypoperfusion) • Deviasi trakea, deformitas diding dada • Gerakan paradoks dinding dada • Distensi vena jugular • Suara nafas berkurang atau tidak ada • Nyeri terutama yang berhubungan dg fungsi dada • Kegagalan ekspansi dada pada inspirasi normal
  • 6. Cedera terkait dinding dada Rongga dada Trauma tumpul dinding dada tersering, meliputi fraktur tulang rusuk, termasuk clavicula dan sternum. Menyebabkan berbagai cedera dan komplikasi paru serta cedera organ intraabdominal. Masalah lanjut yang disebabkan fraktur karena trauma tumpul dada didasarkan pada tiga alasan utama: hipoventilasi karena nyeri, gangguan pertukaran gas karena kerusakan parenkim, dan perubahan mekanisme pernapasan.
  • 7. Cedera terkait dinding dada Flail chest Suatu kondisi di mana tiga atau lebih tulang rusuk yang berdekatan patah setidaknya di dua bagian Masalah utama pada kasus ini adalah cedera parenkim, kemudian mekanisme pernapasan terganggu dan edema bahkan nekrosis dapat terjadi dengan perdarahan jaringan paru. Rontgen dada (CXR) dan CT scan dapat digunakan untuk diagnosis Setelah masa pemulihan, pasien flail chest mungkin mengalami kecacatan jangka panjang seperti dispnea, nyeri kronis, intoleransi olahraga, dan keterlambatan kembali bekerja.
  • 8. Cedera terkait pleura Pneumotoraks adalah kondisi klinis yang disebabkan adanya udara antara pleura viseral dan parietal. Trauma adalah penyebab utama pneumotoraks nonspontan. Traumatic pneumothorax Mechanis pneumothorax Ruptur alveolus akibat peningkatan tekanan alveolus Paperbag effect Cedera akselerasi-deselerasi Fraktur tulang rusuk merusak pleura
  • 9. Tension pneumothorax Udara masuk ke rongga pleura saat setiap inspirasi, sementara udara dalam rongga pleura tidak dapat keluar karena adanya mekanisme katup satu arah. Adanya udara di rongga pleura dengan pergeseran mediastinum menyebabkan tension pneumotoraks Temuan Klinis dan Pemeriksaan fisik: • Tidak adanya suara nafas • Adnya emfisema subcutaneous • Desaturasi dalam ventilasi mekanis mendekati 100% Evaluasi paru-paru dengan CXR, CT scan, dan ultrasound
  • 10. Prinsip umum pneumothorax: • Eliminasi udara • Mengurangi kebocoran udara • Perbaikan Fistula Pleura • Mempromosikan perluasan kembali dan mencegah rekurensi • Terapi suportif, terapi oksigen, needle decompression dan torakostomi tabung (umum) • Torakotomi untuk pleurodesis atau bedah torakoskopi berbantuan video (VATS) dapat digunakan pada kasus yang lebih lanjut
  • 11. Pleura related injuries Hemotoraks didefinisikan sebagai kondisi adanya cairan diantara pleura viseral dan parietal ≥ 50% dari hematokrit darah perifer. Trauma tumpul dan tembus dapat menyebabkan hemotoraks masif dengan arteri interkostalis, laserasi paru, atau ruptur pembuluh darah besar mediastinum. Traumatic hemothorax • Hypovalemia karena kehilangan darah • Perataan vena leher • Hipotensi • Tachycardia • Suara nafas menurun • Redup saat pemeriksaan perkusi Clinical findings:
  • 12. Diagnosis hemotoraks dimulai dengan pemeriksaan fisik. Sensitivitas dan spesifisitas menggunakan auskultasi dalam diagnosis hemopneumotoraks akibat trauma tumpul dapat mencapai 100% dan 99,8% pada pasien hemodinamik stabil. Traumatic hemothorax CXR imaging: • Penumpulan sudut kostofrenikus atau kekeruhan sebagian atau seluruhnya • 200-300 mL darah dalam rongga pleura cukup untuk mendeteksi hemotoraks (tegak) • 1000 mL darah diperlukan untuk menggambarkan opasitas pada rontgen dada dengan posisi supine Salah satu langkah terpenting dalam pengelolaan hematotoraks adalah intervensi dini. Tube thoracostomy adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengelolaan dan pengobatan hemotoraks.
  • 13. Cedera terkait parenkim paru dan jalan napas Pulmonary contusion Pulmonary laceration Tracheobronchial injury
  • 14. •Kerusakan paru dengan perdarahan alveolar, yang biasanya terjadi akibat trauma tumpul dada tanpa laserasi, cedera paling umum yang berhubungan dengan patah tulang rusuk. •Pulmonary contusion terjadi ketika energi kinetik ditransmisikan ke parenkim paru -> perdarahan dan peradangan pada jaringan paru dan edema paru -> hipoksia •Klinis bervariasi dari asimtomatik hingga gangguan pernapasan : nyeri dada, dispnea, dan takipnea, hipoksemia dan hiperkarbia •CXR : modalitas utama untuk diagnosis pencitraan (opasiti homogen focal atau difus)
  • 15. •Pengobatan : terapi suportif (pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, kontrol nyeri, mobilisasi dini dan fisioterapi dada). •Penggantian cairan diperlukan untuk memastikan volume darah memadai, tetapi kelebihan cairan pada kontusio paru dapat memperburuk edema paru -> keseimbangan cairan yang tepat, jika perlu diuretik harus digunakan •Pemulihan pulmonary contusion nonkompleks dapat diamati pada CXR antara 48 - 72 jam -> tetapi pemulihan lengkap dapat memakan waktu hingga 14 hari
  • 16. Pulmonary laceration adalah cedera yang terjadi pada jaringan parenkim paru 4 Subtypes Type 1 : Lacerations yang disebabkan oleh ruptur paru akibat kompresi Type 2 : lacerations yang disebabkan oleh kompresi dan terjadi di lobus bawah dan daerah paraspinal Type 3 : lacerations yang biasanya terlihat sebagai akibat dari pungsi pleura pada patah tulang rusuk dan berhubungan dengan pneumothoraks Type 4 : lacerations yang disebabkan oleh pecahnya adhesi pleura dan tidak memiliki temuan radiologis yang khas
  • 17. • Auscultation: Suara napas dapat menurun pada sisi terjadinya laserasi. • Dapat dideteksi pada CT tingkat yang tinggi -> Sulit terdeteksi CXR karena tumpang tindih dengan kontusio paru yang terjadi bersamaan • Tatalaksana : - resusitasi cairan (ketidakstabilan hemodinamik) - perawatan suportif - chest tube jika perlu - intervensi bedah jika perdarahan tidak dapat dikendalikan : Tube thoracostomy atau thoracoscopic surgery bahkan reseksi paru • Pulmonary laceration sembuh lebih lambat dapat berlangsung selama beberapa bulan.
  • 18. Cedera trakeobronkial adalah cedera pada trakea, bronkus, dan percabangan trakeobronkial. Terjadi melalui 3 mekanisme: Adanya kekuatan tiba-tiba dari anterior ke posterior di atas tingkat carina. Cedera kompresi parah dengan glotis tertutup Robek adhesi krikoid dan carina pada trakea dalam deselarasi cepat Klinis : dispnea, hemoptisis, stridor, emfisema subkutan mediastinum, dan gangguan pernapasan Pengobatan utama adalah untuk mempertahankan kontinuitas jalan napas dan untuk memperbaiki cedera : trakeostomi atau krikotomi, primary repair dengan jahitan, lobektomi dan pneumoektomi
  • 19. Penatalaksaan umum pasien dengan trauma tumpul dada Airway, breathing, circulation, disability, exposure (ABCDE) Keparahan cidera (vital signs, meaknisme cedera, keluhan pasien, dan presentasi klinis umum) Resusitasi cairan Mobilisasi dini Memperbaiki kegagalan pernafasan & kontrol nyeri yang memadai Pencitraan seperti CXR, CT, dan USG penting dalam diagnosis dan pengobatan kasus trauma thorax Monitoring tanda tanda vital
  • 20. Adanya nyeri dapat mengganggu kemampuan orang tersebut untuk bernapas, mengganggu fungsi ventilator, menekan reflex batuk pasien, lebih lanjut memperburuk gangguan mekanik paru yang disebabkan oleh peradangan dan kemungkinan memar yang sudah ada pada pasien trauma tumpul. Kontrol nyeri: 1. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) 2. Opioid Sistemik 3. Metode analgesia regional seperti analgesia epidural, intrapleural, intercostal nerve block dan thoracic paravertebral block. Kontrol nyeri yang tidak memadai dapat membuat pasien mengalami stress pasca trauma dan nyeri kronis

Editor's Notes

  1. Penetrating (tajam): seperti luka tembus, terpotong atau senjata api adalah trauma yang mengganggu integritas jaringan Blunt (tumpul): adalah trauma yang menyebabkan kerusakan organ dan struktur di bawah jaringan tanpa mengganggu integritas jaringan. c/ jatuh dari ketinggian, kKLL, kecelakaan kerja adalah mekanisme utama dari trauma tumpul. 70% trauma dada.
  2. Keruskan kompresi yang terjadi selama trauma. Dimana hal ini mempengaruhi tingkat keparahan cedera yang bergantung pada kekuatan ataupun durasi mekanisme trauma Contoh dari cedera acc-decc adalaha kecelakaan kendaraan bermotor. Dimana terjadi deselerasi mendadak dengan kecepatan tinggi yang terjadi di thorax anterior, menyebabkan cedera pada struktur vaskular, tulang jaringan lunak dan organ di dalam dada.
  3. Distress Pernapasan: masalah serius dalam trauma dada tumpul -> px nafas dg nasal flaring, menggunakan otot nafas tambahan, retraksi intercostal dan subcosta, dan adanya takipneu. Tanda traumatik lain: crepitasi, empisema subcutan, tenderness di rusuk Respirasi paradoxivcal: flail chest, tapi sering tidak terlihat karena px nyeri. Trias beck; (distensi vena jugular, hipotensi, muffle heart sound) -> Tamponade jantung Seatbelt sign / Steering wheel deformity: tanda trauma tumpul toraks dg energi tinggi Hiperresonans pada perkusi -> Tension pneumotoraks Dullness pada perkusi -> Hidro Pneumothorax Tanda Syok -> flail chest, TP, tamponade pericardial
  4. Biasanya fraktur tulang rusuk diikuti oleh kerusakan lain seperti kerusakan pada pleura, jaringan paru, pneumothorax, hemothorax, contusio pulmonar, laserasi parenkimal, etc. Biasanya bagian tulang rusuk yang fraktur berasal dari bagian yg terkena trauma tumpul atau dari posterolateral bend. Organ intraabdominal: hepar, spleen, cedera pada ginjal.
  5. Nnyeri pada fraktur rusuk, nyeri mengurangi volume tidal dan menekan relek batuk yang dapat mneyebabkan atelektasis dan pneumonia. Paradoxial: diagnsosis tipical yang menyebabkan bernafas sulit dan menyebabkan kegagalan bernafas Treatment: ABC, monitor TTV sesering mungkin, fisioterapi pulmonari, kontrol nyeri, intubasi endotracheal, ventilisasi mekanik, dan follow up.
  6. Pneumothorax : Spontan -> primar dan sekunder Non spontan -> traumaric dan nontrauma
  7. Memar paru sering terjadi, terutama pada trauma kecepatan tinggi yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor dan biasanya berhubungan dengan patah tulang rusuk ->terutama pada kelompok usia dewasa -> kontusio dapat terjadi tanpa fraktur tulang, terutama pada kelompok pediatrik. Chest X-ray CT sangat berharga dan sensitif dalam mendiagnosis kontusio paru.
  8. Memar paru sering terjadi, terutama pada trauma kecepatan tinggi yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor dan biasanya berhubungan dengan patah tulang rusuk ->terutama pada kelompok usia dewasa -> kontusio dapat terjadi tanpa fraktur tulang, terutama pada kelompok pediatrik. Chest X-ray CT sangat berharga dan sensitif dalam mendiagnosis kontusio paru.