Dokumen tersebut merangkum tentang kasus non small cell lung carcinoma pada seorang pria berusia 68 tahun yang mengalami batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Pemeriksaan medis dan radiologi menunjukkan adanya tumor paru kanan berukuran sekitar 3x4cm. Biopsi sitologi mengonfirmasi diagnosis kanker paru non small cell.
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
NSCLC DETEKSI DINI
1. NON SMALL CELL LUNG CARCINOMA
REFARAT DAN LAPORAN
KASUS
Oleh
dr. Isna Sudirman
Pembimbing
dr. Luthfy Attamimi, Sp. Rad
dr. Achmad Dara, Sp. Rad
dr. Sri Asriyani, Sp. Rad (K), M.Med., Ed
dr. Nikmatia Latief, Sp. Rad (K)
dr. H. Hasanuddin, Sp. Rad (K), Onk.Rad
2. PENDAHULUAN
• Tumor ganas paru paru karsinoma
bronkogenik
• Klasifikasi :
• Non Small Cell Lung Carcinoma ( NSCLC )
• Small Cell Lung Carcinoma ( SCLC )
• NSCLC : 3 subtipe yaitu Squamous Cell
Carcinoma, Adenocarcinoma dan Large Cell
Carcinoma
3. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
• Insiden : 63 per 100. 000 penduduk.
• Tahun 2007 : 1,5 juta kasus baru di dunia
1,35 juta penderita meninggal
• Squamous cell carcinoma paling sering pada
laki – laki, perokok.
• Di Indonesia peringkat ke-4 penderita
kanker paru di dunia dan cenderung meningat
0.5 % per tahunnya (2004)
4. ETIOLOGI
• Faktor utama paparan atau inhalasi berkepanjangan
zat yang bersifat karsinogenik
• Faktor yang paling erat hubungannya adalah rokok
• Faktor lainnya
• Paparan asbes
• Fibrosis paru
• Penyakit paru obstruktif menahun
• Genetik
8. PATOFISIOLOGI
Sel kanker terjadi apabila ada
ketidakseimbangan fungsi onkogen dengan
gen tumor supresor. Perubahan atau mutasi
gen yang menyebabkan terjadinya
hiperekspresi onkogen dan atau
kurang/hilangnya fungsi gen tumor supressor
menyebabkan sel tumbuh dan berkembang
tak terkendali.
Merokok perubahan epitel metaplasia
dysplasia carcinoma insitu carcinoma
invasif
10. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• Foto toraks : pemeriksaan awal yang murah,
mudah, sederhana, dapat mendeteksi 61 %
tumor paru-paru
• CT Scan Toraks : lebih sensitif. Penting untuk
staging
• MRI dan PET : tidak rutin dilakukan. Lebih
sensitif untuk deteksi invasi dan metastasis
tumor
11. FOTO TORAKS
• Bronkial stenosis
Perubahan stenotik
karena massa tumbuh
intraluminer
Gambaran menyempitan
cabang bronkus atau cut
off
Atelektasis segmental,
lobaris ataupun seluruh
paru
12. FOTO TORAKS
• Massa hilus
Karsinoma bronkogenik
yang lokasi sentral
menyebabkan opasitas
daerah hilus meningkat
13. FOTO TORAKS
• Nodul soliter paru
Diameter > 3 cm
Batas tidak tegas
Tepi spiculated
Rigler notch sign
Cavitas dinding tebal
14. CT SCAN TORAKS
• Nodul tepi
ireguler,
spiculated
• Golden S sign
• Air
bronchogram
sign
• Penyangatan
20HU atau
lebih
15. KLASIFIKASI TNM
• Tumor Primer (T) diklasifikasikan berdasarkan ukuran tumor
dan penyebaran lokalnya.
• T1-Ukuran terbesar tumor kurang atau sama dengan 3 cm yang tidak
mengenai bronchus utama.
• T2-Tumor dengan beberapa keadaan berikut :
• Ukuran terbesar tumor lebih dari 3 cm.
• Melibatkan bronkus utama lebih dari 2 cm dari carina.
• Menginvasi pleura viseral.
• Berhubungan disertai dengan atelektasis namun tidak melibatkan seluruh
paru.
• T3-Tumor dengan berbagai ukuran dengan beberapa keadaan
berikut :
• Tumor (termasuk tumor sulkus superior) secara langsung menginvasi
dinding dada, diafragma, pleura mediastinum, atau perikardium parietal.
• Tumor pada bronkus utama kurang 2 cm dari carina. (tapi tidak
melibatkan carina)
• Tumor yang disertai atelektasis seluruh lapangan paru.
• T4-Tumor dengan berbagai ukuran dengan beberapa keadaan
berikut :
• Tumor yang menginvasi mediastinum, jantung, pembuluh darah besar ,
16. KLASIFIKASI TNM
• Status kelenjar limfe regional (N).
• N0 – tidak ada metastasis pada kelenjar limfe regional.
• N1 – Metastasis pada kelenjar limfe peribronkial ipsilateral atau
nodus perihiler atau nodus intrapulmoner oleh ekstensi langsung
dari tumor primer.
• N2 – Mediastinum ipsilateral, subcarina, midline prevaskular, dan
retrotrakeal
• N3 – Metastasis pada nodus mediastinum kontralateral atau
perihiler kontralateral, supraklavikular ipsilateral atau kontralateral
• NX – Jika tidak dapat menilai metastasis pada kelenjar limfe.
• Metastasis Jauh (M).
• M0 – Tidak ada metastasis jauh
• M1:
• Nodul tumor yang terpisah pada lobus lain pada sisi paru yang sama
• Nodul tumor pada kontralateral paru.
21. ATELEKTASIS OBSTRUKTIF
Squamous cell carcinoma pada wanita 63 tahun dengan disfagia, sesak dan
berat badan menurun. Pada foto toraks PA tampak opasifikasi pada
hemithoraks kiri shift mediastinum ipsilateral sesuai dengan atelektasis paru-
paru kiri. Hilangnya main bronkhus kiri menunjukkan adanya obstruksi
sentral. Pada CT Scan kontras (window mediastinum ) menunjukkan adanya
soft tissue mass, penyempitan dan obstruksi main bronkhus kiri dan
22. CAVITAS
Squamous cell carcinoma pada pria 72 tahun dengan nyeri dada dan sesak.
Pada foto thoraks PA dan CT scan kontras ( window mediastinun ) tampak
massa bulat dengan kavitas fluid level didalamnya pada segmen superior
lobus bawah paru kiri. Dinding dalam kavitas dengan kontur noduler dan
24. MASSA PERIFER, SOLITER, SPICULATED
Bronchioloalveolar carcinoma pada pria 60 tahun. Pada Foto toraks
PA tampak nodul soliter yang tidak berubah ukurannya dari foto 16
bulan sebelumnya. Pada CT scan ( window paru ) tampak lesi
dengan atenuasi groundglass dengan densitas yang tinggi di
tengahnya, tepi lesi lobulated dan spiculated.
25. AIR BRONCHOGRAM SIGN, PSEUDOCAVITAS
Bronchoalveolar carcinoma pada pria 39 tahun dengan hemoptosis dan nyeri
dada. Pada foto toraks PA tampak konsolidasi dengan cavitas pada segmen
lingula lobus atas paru-paru kiri. Pada CT scan (window paru) tampak cavitas
di dalam konsolidasi parenkhim paru. Air bronchogram sign tampak di dekat
cavitas
26. LARGE CELL CARCINOMA
Massa tumor yang besar berukuran lebih dari 3 cm,
lokasi di perifer, lesi sentral sangat jarang
.(A) Large cell carcinoma pada seorang wanita 69 tahun dengan sputum
bercampur darah disertai berat badan menurun, pada foto toraks PA tampak
massa perifer yang besar pada lobus atas paru kiri yang berbatasan dengan
pleura dengan kontur yang lobulated. (B) Large cell carcinoma pada pria 57
tahun dengan berat badan menurun, nyeri pada dinding dada sebelah kiri.
Pada CT scan kontras (window mediastinum) tampak massa besar densitas
A B
27. • Sitologi (sputum, bronchial brushing
dan washing, bronchioloalveolar lavage
(BAL), fine needle aspiration (TTNA, TB
FNA, EBUS FNA, EUS FNA)
• Sensitivitas pada sitologi paru dalam
mendiagnosis kanker paru bervariasi
antara 50% sampai lebih dari 90%.
Spesifisitas mendekati 100%
• Patologi (thoracoscopy, lobectomy,
pneumonectomy)
HISTOPATOLOGI
33. • Hamartoma
Berisi kartilago
Berasal dari sisa jaringan embrionik pada dinding bronkus
atau dari jaringan mesenkimal yang tampak sebagai
karsinoma
>85 % kasus terlihat sebagai nodul soliter
34. • Tuberkuloma
Klinis demam, batuk, hemoptysis, penurunan berat
badan dan nafas pendek
Tampak gambaran tree in bud
35. TERAPI
• Bedah (pneumonectomy, lobectomy, segmentomy)
• RFA, menggunakan gelombang energi tinggi
dengan pemanasan pada tumor
• Radioterapi (terapi utama, sblm pembedahan, stlh
pembedahan, utk mengurangi gejala NSCLC spt
nyeri)
• Kemoterapi (sblm dan setelah pembedahan,
bersamaan dengan radioterapi atau sebagai terapi
utama)
• Immunoterapi, obat-obatan untuk menstimulasi
sistem imun agar dapat menghancurkan sel
kanker dengan efektif
36. • Pilihan terapi pada NSCLC tergantung
stadium penyakit dan keadaan umum
pasien
• Reseksi bedah merupakan pilihan terapi
untuk stadium dini (stadium I dan II)
• Radioterapi kombinasi kemoterapi dan
dengan atau tanpa pembedahan pada
stadium IIIA
• Radioterapi : kuratif, paliatif dan
adjuvant
TERAPI
38. LAPORAN KASUS
• Pria, 68 tahun, KU : batuk sejak
beberapa minggu sebelum masuk RS,
disertai nyeri dada dan sesak napas,
tidak ada riwayat trauma. Sejak 2 tahun
terakhir, pasien sering batuk dan
penurunan berat badan. Riwayat
merokok sejak muda. BAB dan BAK
normal. Riwayat diabetes dan hipertensi
tidak diketahui.
39. • Pemeriksaan Fisik : sakit sedang, gizi
cukup, sadar
• Frekuensi napas 20 kali/menit dan TV
lainnya normal. Bunyi pernapasan
menurun pada hemitoraks kanan, tidak
ada wheezing, perkusi redup dan vokal
fremitus menurun
• Status lokalis lainnya dalam batas normal
• Pemeriksaan laboratorium : dalam batas
normal
40. • Pemeriksaan radiologi :
• Foto thoraks PA :
• Perselubungan
inhomogen, batas tegas,
bentuk bulat, pada
parahilar kanan
• Cor : kesan normal, aorta
kalsifikasi
• Kedua sinus dan
diafragma normal
Kesan : - KP dextra aktif
DD/ massa
- Atherosclerosis
45. • CT scan thorax tanpa kontras irisan axial
reformat coronal dan sagittal :
-Tampak perselubungan pada paru
kanan posterior, tepi tidak rata,
berukuran sekitar
3x4cm
-Pembesaran KGB peribronchial kanan
-Paru kiri normal, nodul (-), hilus normal
-Cor normal
-Trachea, main bronchus bebas
Kesan : Tumor paru kanan, DD/ pneumonia,
disertai
46. • Pemeriksaan sitologi bilasan bronchus
Keterangan :
dari beberapa slide yang diterima umumnya terdiri dari
sel-sel darah merah, sedikit sel-sel radang dan hanya 3
sel yang cukup besar dengan inti hyperchromatik.
Berhubung sel-sel atipik terlalu sedikit maka belum
defenitif untuk suatu keganasan, meskipun gambaran
sitologis mencurigakan ganas asal sel epithel
47. • Pemeriksaan sitologi
trans thoracal needle
aspiration
(TTNA)
Keterangan :
sediaan hapusan terdiri dari
sel-sel dengan inti bulat,
oval, atipik, pleomorfik,
kromatin inti kasar, ukuran
inti 5-6x ukuran limfosit
matang. Sel-sel ini sebagian
berkelompok, sebagian
tersebar. Latar belakang :
eritrosit
• Kesan : Non small cell
48. •Terapi : kemoterapi
pada pasien ini di staging dengan T2N1Mx stadium
IIB, dan pada kasus stadium I dan II, terapi NSCLC
adalah pembedahan namun pada situasi tertentu
biasa dilakukan kemoterapi terlebih dahulu baru
dilanjutkan dengan pembedahan dengan tujuan
mengecilkan massa menjadi resectable.