1. Di Susun Oleh :
KELOMPOK 4
DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2016
2.
3. Pengertian
Lopografi adalah teknik pemeriksaan secara
radiologis dari usus besar dengan
memasukkan media kontras positif ke dalam
usus melalui lubang buatan (stoma) pada
daerah abdomen.
4.
5.
6. Tujuan Pemeriksaan
Lopografi adalah pemeriksaan yang
bertujuan untuk memeriksa keadaan
anatomi dan fisiologi usus besar sehingga
dapat membantu menentukan tindakan
medis selanjutnya.
7. Indikasi Pemeriksaan
Divertikulosis , adalah timbulnya kantung
bernama divertikula dalam usus besar.
Karsinoma Kolon, adalah tumbuhnya sel-sel
ganas dipermukaan dalam usus besar atau
rektum.
Abses Anorektal, adalah kumpulan nanah di
daerah anus atau dubur.
Atresia Ani, adalah salah satu jenis cacat
atau kelainan sejak lahir yang mengalami
gangguan bentuk rektum sampai lubang
anus yang tidak sempurna..
8. Kontra Indikasi
Pemeriksaan Perforasi, adalah suatu bentuk penetrasi yang
komplek dari dinding lambung, usus halus, usus
besar akibat bocornya isi dari usus ke dalam rongga
perut.
Refleks Vagal, adalah suatu mekanisme tubuh yang
ditimbulkan karena adanya rangsangan saraf vagus.
Obstruksi, adalah penyempitan dari anastomosis
atau segmen dari saluran pencernaan yang
menghalangi perlintasan normal bahan makanan
atau limbah.
Diare Akut, adalah jenis diare yang sering terjadi
dan biasanya disebabkan oleh infeksi usus akibat
kuman, bakteri, ataupun virus pada air dan makanan
yang terkontaminasi
9. Teknik Pemeriksaan
Persiapan Pasien
Bertujuan untuk membersihkan
kolon dari feses karena bayangan dari feses
dapat mengganggu gambaran radiograf.
Untuk kasus non akut pasien diminta untuk
membersihkan stoma sebelum pemeriksaan,
yaitu :
1. Mengubah Pola Makanan Pasien
2. Minum Sebanyak-banyaknya
3. Pemberian Obat pencahar
10. Persiapan Alat
1. Pesawat Sinar-X
2. Kaset dan Film sesuai kebutuhan
3. Marker
4. Standar Irigator dan Irigator Set dengan
kateter.
5. Vaselin dan Jelly
6. Sarung Tangan
7. Penjepit atau Klem
8. Kain Kasa
9. Bengkok
10. Plester
11. Tempat mengaduk media kontras
11. Persiapan Bahan
1. Media Kontras ( Larutan Barium dengan
konsentrasi antara 20% weight/volume dan
20gr Barium ditambah air hingga
volumenya 100 ml). Banyaknya larutan
tergantung pada panjang pendeknya kolon
distal.
2. Air hangat untuk membuat larutan Barium.
3. Vaselin atau Jelly digunakan untuk
mengurangi rasa sakit saat kateter
dimasukkan ke dalam stoma.
12. Teknik Pemeriksaan Radiografi
Foto Polos Abdomen
Bertujuan untuk melihat persiapan pasien
sudah maksimal atau belum.
Inform Consent
Dilakukan setelah dipastikan bahwa
pemeriksaan dapat dilanjutkan.
Pemasukan Media Kontras
Media kontras dimasukkan melalui stoma
diikuti dengan fluoroscopy sampai mengisi daerah
kolon dan dapat ditandai dengan keluarnya kontras
melalui stoma. Selanjutnya pasien dirotasikan ke
kanan atau ke kiri serta dibuat radiograf full filling
dengan posisi AP.
13. Proyeksi Radiograf
1. Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien pada posisi supine, dengan
bantal di kepala. Kedua tangan lurus di samping tubuh
dan kedua kaki lurus ke bawah.
Posisi Objek :
- MSP tubuh pasien berada di tengah meja pemeriksaan.
- Objek diatur dengan menentukan batas atas processus
xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis.
- Pastikan tidak ada rotasi.
Pengaturan Sinar dan Eksposi :
- CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
- CP : Pertengahan kedua crista illiaca.
- FFD : Minimal 100 cm.
- Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
14. 2. Proyeksi PA
Posisi Pasien : Pasien pada posisi prone di
atas meja pemeriksaan. Kedua tangan lurus
disamping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah.
Posisi Objek :
- MSP tubuh pasien berada tepat dipertengahan
meja pemeriksaan.
- Objek diatur diatas meja pemeriksaan dengan
batas atas processus xypoideus dan batas
bawah sympisis pubis tidak terpotong.
Pengaturan Sinar dan Eksposi :
- CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
- CP : Pertengahan kedua crista illiaca.
- FFD : Minimal 100 cm.
15. 3. Proyeksi LPO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine kemudian
dirotasikan ke arah kiri kurang lebih 35 – 45 derajat
terhadap meja pemeriksaan. Tangan kiri digunakan
untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja pemeriksaan. Kaki kiri
lurus sedangkan kaki kanan di tekuk untuk fiksasi.
Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja
pemeriksaan dengan abdominal margins kiri dan
kanan sama jauhnya dari garis tengah meja
pemeriksaan.
Pengaturan Sinar dan Eksposi :
- CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
- CP : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik
tengah kedua crista illiaca.
- FFD : Minimal 100 cm.
- Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
16. 4. Proyeksi RPO
Posisi Pasien: Pasien diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan kemudian dirotasikan ke arah kanan kurang
lebih 35 – 45 derajat terhadap meja pemeriksaan. Tangan
kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri fleksi
didepan tubuh berpegangan pada tepi meja pemeriksaan.
Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit ditekuk
untuk fiksasi.
Posisi Objek : MSP tubuh dengan meja pemeriksaan dengan
abdominal margins kiri dan kanan sama jauhnya dari garis
tengah meja pemeriksaan.
Pengaturan Sinar dan Eksposi :
CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
CP : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah
kedua crista illiaca.
FFD : Minimal 100 cm.
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
17. 5. Proyeksi RAO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja pemeriksaan
lalu pasien diposisikan 35-45 derajat terhadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek :
MSP tubuh berada tepat di garis tengah meja pemeriksaan.
Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus
kebawah.
Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang
di depan tubuh berpegangan pada tepi meja.
Kaki kanan lurus ke bawah dan kaki kiri sedikit di tekuk untuk
fiksasi.
Batas atas Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
Pengaturan Sinar dan Eksposi
CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral kiri
dari titik tengah kedua crista illiaca.
FFD : Minimal 100 cm
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
18. 6. Proyeksi LAO
Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone di atas meja
pemeriksaan kemudian pasien dirotasikan 35-45 derajat
terhadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek :
MSP tubuh berada tepat digaris tengah meja pemeriksaan.
Kedua tangan lurus di samping atas tubuh dan kaki lurus ke
bawah.
Tangan kiri lurus di samping tubuh dan tangan menyilang di
depan tubuh perpegangan pada tepi meja.
Kaki kiri lurus ke bawah dan kaki kanan sedikit ditekuk untuk
fiksasi.
Batas atas Proc. Xypoideus dan Batas bawah Sympisis Pubis.
Pengaturan Sinar dan Eksposi
CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
CP : Titik bidik pada 1-2 inchi ke arah lateral
kanan dari titik tengah kedua crista
illiaca.
FFD : Minimal 100 cm.
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.
19. 7. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan recumbent.
Posisi Objek :
- MCP tubuh pasien diatur pada pertengahan
kaset.
- Genu sedikit fleksi untuk fiksasi.
Pengaturan Sinar dan Eksposi :
- CR : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
- CP : Setinggi Spina Illiaca Anterior
Superior (SIAS) pada MCP pasien.
FFD : Minimal 100 cm.
Eksposi : Ekspirasi tahan nafas.