SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
Konsep ‘Multisektoral
Rencana Aksi Nasional
Resistensi Antimikroba
2020-2024’
The Writing Team
Center for Indonesian Veterinary
Analytical Studies (CIVAS)
Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba
Kementerian Kesehatan – 9 April 2019
• Salah satu ancaman terbesar
kesehatan masyarakat dan risiko
keamanan utama kesehatan global
• Mempengaruhi manusia, hewan,
pertanian, dan lingkungan
Resistensi antimikroba (AMR)
Morbiditas dan mortalitas berkepanjangan
Dampak fisiologis dan finansial
Sistim kesehatan terbebani
Kehilangan produktivitas
Penurunan produksi pangan dan pangan
yang tidak aman
Potensi dampak ke depan terhadap
perjalanan, migrasi, perdagangan dan
pariwisata
KonsekuensidariAMR
Sumber: Joshi – USAID (2017). The
Antimicrobial Resistance Challenge: No
Room for Complacency.
Masalah Global yang terus menjadi perhatian
Dampak kematian & ekonomi
• Pada 2050, menyebabkan
10 juta meninggal/tahun
• 2-3,5 persen reduksi GDP
• Total kerugian dunia sampai
$100 triliun
Kematian disebabkan AMR setiap
tahun di 2050
Sumber: J. O'Neil, 2014. Antimicrobial Resistance:
Tackling a crisis for the health and wealth of nations.
Kematian disebabkan AMR sampai 2050
Tetanus
60.000
Kecelakaan
lalu lintas di
jalan
1,2 juta
Tetanus 60.000
Campak
130.000
Penyakit
diarrhea
1,4 juta
Tetanus
60.000
Diabetes
1,5 juta
Cholera
100.000-
120.000
Cancer
8,2 juta
AMR di 2050
10 juta
AMR saat ini
700.00
(estimasi
rendah)
Sumber: J. O'Neil, 2014.
Antimicrobial Resistance:
Tackling a crisis for the health
and wealth of nations.
ORANG HEWAN
PANGAN LINGKUNGAN
Suatu masalah multisektoral dan global
• Penggunaan antibiotik yang ekstensif
➢ pengobatan sendiri, peresepan
berlebih, kesalahan advis/peresepan,
penggunaan yang luas dari antibiotik
broad-spectrum, penggunaan
profilaktik..…
• Penggunaan yang tidak tepat
➢ ketidakpatuhan, ketidaktahuan, akses
yang tidak bisa diandalkan terhadap
pengobatan, obat-obatan yang tidak
aman, aspek finansial…
• Penggunaan antibiotik dan obat-
obatan antimikroba di peternakan,
kedokteran hewan dan pertanian –
resistensi di lingkungan.
Pemicu utama AMR
Perawatan
kesehatan
Pertanian
Peternakan/
Kedokteran hewan
Strategi Global dan Regional
Resistensi Antimikroba
Global Health Security Agenda
• Kemitraan dari lebih 50 negara, organisasi internasional, dan stakeholder
non-pemerintah.
• Tujuan untuk membangun kapasitas negara-negara dalam menciptakan
suatu dunia yang aman dari ancaman penyakit, termasuk AMR.
PaketaksiAMRGHSA:
Dukungan kerja oleh
WHO/FAO/OIE melalui
pendekatan One Health
Pengembangan/implementasi NAP
on AMR
Penguatan surveilans dan
kapasitas laboratorium
Perbaikan konservasi dari
pengobatan saat ini dan ke depan
Pengembangan antibiotik baru dan
teknologi lainnya
Diukur dengan:
# NAP yang disetujui dan
diimplementasikan di tingkat negara
Pelaporan tahunan mengenai
kemajuan pelaksanaan
# negara yang berpartisipasi dalam
kerangka ‘twining’
• ‘Global Action Plan on Antimicrobial
Resistance’ disahkan pada pertemuan ‘68th
World Health Assembly’ pada bulan Mei
2015 (Resolusi 68.7), untuk menangani
resistensi antimikroba, termasuk resistensi
antibiotik, obat yang kecenderungannya
mengalami resistensi paling mendesak.
• Sasaran ‘global action plan’ (GAP) adalah
untuk memastikan, sepanjang
memungkinkan, kelanjutan keberhasilan
pengobatan dan pencegahan terhadap
penyakit-penyakit infeksius dengan obat-
obatan yang efektif dan aman yang telah
dijamin kualitasnya, digunakan secara
bertanggung jawab, dan terjangkau oleh
semua yang memerlukannya.
Global Action Plan (GAP)
https://www.who.int/antimicrobial-
resistance/global-action-plan/en/
• ‘High-level meeting of the United Nation (UN)’ menyetujui suatu
dokumen yang berdasarkan pada empat area yang lebih luas:
a) pengakuan dan persetujuan terhadap GAP sebagai ‘cetak biru’ primer
dari perencanaan nasional;
b) suatu panggilan kepada Pemerintahan untuk memungkinkan dan
memfasilitasi suatu pendekatan mutisektoral terhadap AMR;
c) Suatu panggilan kepada Pemerintahan, bank-bank pembangunan
utama dan kelembagaan-kelembagaan teknis dan mitranya untuk
menyediakan sumberdaya yang diperlukan oleh negara-negara untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana-rencana
nasional dan sub-nasional; dan
d) Pembentukan suatu mekanisme monitoring multi-sektoral untuk
mengkaji ulang dan menilai kemajuan dalam implementasi GAP dan
tingkat dan kecenderungan AMR.
• Isu AMR juga terkait dengan:
– SDG 1 (akhiri kemiskinan)
– SDG 2 (ketahanan pangan,
pertanian berkelanjutan)
– SDG 6 (air dan sanitasi)
– SDG 8 (pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan)
AMR – Suatu tantangan terhadap jalannya
Sustainable Development Goals (SDGs)
Sumber: WHO, OIE, FAO. Antimicrobial resistance (AMR).
http://www.who.int/antimicrobial-resistance/policy-package-july2016.pdf?ua=1
Development dialogue paper, No.16 , April 2016
http://www.daghammarskjold.se/wp-content/uploads/2016/04/dd-paper_no16_ABR_web.pdf
AMR mengancam kemajuan
SDG 3 (kesehatan)
AMR – Suatu tantangan terhadap jalannya
Universal Health Coverage (UHC)
Membuat antimikroba line ke-1 dan ke-2 tidak efektif,
berdampak pada rantai suplai, akses dan efikasi
Sulit mengalihkan sumberdaya langka, berdampak
pada rantai suplai & keterjangkauan sistim kesehatan
Sangat mahal untuk mengobati, menyebabkan isu
kesanggupan dan kesulitan finansial bagi pasien
Membuat pengobatan sulit dan komplek, berdampak
pada kualitas dan efektivitas pelayanan
CONTOH:
Pengobatan MDR-TB:
• Sampai 200 kali
lebih mahal
• Lebih banyak efek
samping
• Tingkat pengobatan
lebih rendah (<50%)
• Lama pengobatan
20 bulan atau lebih
Sumber: Joshi MP. 2016. Containing Antimicrobial Resistance to Realize the Goals
of Universal Health Coverage. http://siapsprogram.org/publication/containing-
antimicrobial-resistance-to-realize-the-goals-of-universal-health-coverage/
Area kunci – Global Action Plan
1. Peningkatan
pengetahuan &
pemahaman
tentang AMR
2. Penguatan
pengetahuan
dan kajian
berdasarkan
bukti
3. Pengurangan
insidensi infeksi
melalui
efektivitas
higiene dan
tindakan PPI
4. Optimasi
penggunaan
antimikroba pada
kesehatan
hewan dan
manusia
5. Pastikan
investasi
berkelanjutan
melalui penelitian
& pengembangan
Komunikasi
Risiko
Pendidikan
Surveilans
Nasional
AMR
Peningkatan
kapasitas
laboratorium
Penelitian dan
Pengembangan
PPI di fasiltas
perawatan
kesehatan
Pencegahan
di tingkat
masyarakat
Kesehatan
Hewan:
Pencegahan dan
Pengendalian
Akses
terhadap
antimikroba
berkualitas
dan sistim
regulasi
Penggunaan
di Veteriner
dan Pertanian
Pengukuran
beban AMR
Evaluasi
investasi yang
diperlukan
Kembangkan
prosedur
partisipasi
• “Global Action Plan” (GAP) mengamanatkan bagi setiap
negara untuk mengembangkan ‘national action plans’ (NAP).
National Action Plan (NAP)
Amanat tersebut mendesak “setiap Negara Anggota […]
untuk memiliki suatu draf NAP mengenai AMR, dalam
waktu 2 tahun, yang disetujui oleh Health Assembly, dan
NAP tersebut sejalan dengan the GAP. […] NAP harus
menyediakan dasar-dasar untuk penilaian sumberdaya
yang diperlukan, dengan mempertimbangkan prioritas
nasional dan regional, dan penanganan tata pemerintahan
nasional dan lokal yang relevan”.
Sumber: World Health Organization - WHO. Global Action Plan on Antimicrobial Resistance
[Internet]. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2015 [cited 2016 Jan 11]. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/193736/1/9789241509763_eng.pdf?ua=1
• Resolusi No. 26: “Perangi AMR dan Promosikan Penggunaan
Agen Antimikroba yang bijak pada Hewan”
▪ Negara-negara Anggota OIE mengikuti panduan ‘WHO Global
Action Plan (GAP) on AMR’, dikembangkan dengan dukungan
OIE dalam spirit pendekatan “One Health”, khususnya dalam
mengembangkan National Action Plan (NAP)…
▪ OIE mengembangkan suatu prosedur dan standar untuk kualitas
data untuk pengumpulan data per tahun dari Negara-negara
Anggota OIE dalam penggunaan agen antimikroba pada hewan
produksi pangan dengan tujuan menciptakan suatu global
database OIE...
• Resolusi No. 36: “Perangi AMR melalui Pendekatan One Health:
Aksi-aksi dan Strategi OIE”
▪ Aksi-aksi OIE yang dikompilasi dalam ‘OIE Strategy on AMR’
termasuk pengembangan dan manajemen suatu database untuk
pengumpulan data dan penggunaan agen antimikroba pada
hewan dan juga pengembangan interpretasi indikator-indikator.
Resolusi OIE No. 26 (2015) & No. 36 (2016)
Resolusi FAO No. 4 (2015)
Resolusi No. 4 (2015)
• Resolusi mengenai AMR ini diadopsi pada Konferensi FAO
ke-39 pada bulan Juni 2015, dimana FAO mengakui bahwa
AMR merupakan ancaman serius yang meningkat terhadap
kesehatan masyarakat dan produksi pangan berkelanjutan,
dan diperlukan suatu respon efektf yang melibatkan semua
sektor di pemerintahan dan masyarakat.
• Resolusi secara kuat mendukung kerja FAO yang
berkelanjutan untuk menilai bukti-bukti resistensi antimikroba
pada sistim pangan dan pertanian, identifikasi gap
pengetahuan dan memberikan rekomendasi-rekomendasi
untuk memerangi AMR secara efektif.
• Resolusi menyatakan lebih lanjut bahwa FAO secara aktif
mendukung dan menyediakan penguatan kapasitas yang
tepat di area-area yang dapat memerangi AMR dan
mendukung implementasi GAP on AMR.
http://www.fao.org/antimicrobial-resistance/en/
• Sesi Codex Alimentarius Commission
ke-39 (Juni 2016)
• Publikasi spesial ini dipersiapkan untuk
mendukung GAP on AMR yang
dikembangkan oleh WHO bekerja sama
dengan FAO dan OIE.
• Teks utama:
– Code of Practice to Minimize and
Contain Antimicrobial Resistance
(CAC/RCP 61-2005)
– Guidelines for Risk Analysis of
Foodborne Antimicrobial Resistance
(CAC/GL 77-2011)
Codex Alimentarius
Sumber: Antimicrobial Resistance: A One Health Challenge for Joint Action. Lubroth J. FAO (2016).
Pelaporan ke ‘Session of the United Nations’ ke-73 – Juni 2019
• Kegiatan pemetaan terhadap ‘Global Action Plan for Tripartite’,
‘UN agencies’ lain, dan stakeholder masyarakat yang lebih luas
(LSM, sektor swasta)
• Monitoring kerangka untuk GAP dan NAPs
• Sistim manajemen stakeholder dalam menyediakan saluran
untuk diseminasi informasi dan koordinasi kegiatan
• Advokasi efektif untuk menahan kesadaran tentang AMR di
tingkat politik internasional dan nasional yang paling tinggi
Pesan kunci
• Di banyak negara, tantangan paling besar adalah bukan dalam menulis suatu NA,
tetapi mengimplementasikannya dan mendemonstrasikan aksi yang berkelanjutan.
• Lima faktor utama yang membuat NAP menjadi suatu tantangan di banyak
negara: kesadaran dan kemauan politik, keuangan, koordinasi, monitoring dan
data, serta kapasitas teknis.
• Aksi AMR cenderung untuk diperpanjang dan dipertahankan jika diarusutamakan
ke dalam proyek-proyek kesehatan, pertanian dan lingkungan yang lebih luas.
• Dalam jangka panjang, mengarusutamakan AMR berarti pemerintah harus
mengimplementasikan sumberdaya dari NAP, mengembangkannya ke dalam
anggaran nasional dan lokal, dan siklus perencanaan untuk memastikan
keberlanjutan.
• Menempatkan sumberdaya untuk menghentikan AMR saat ini adalah satu dari
investasi yang memberikan hasil tertinggi yang dapat dibuat oleh negara-negara.
• Peningkatan kerjasama regional dapat memperbaiki efisiensi dan efektivitas
implementasi NAP dan adalah esensial untuk memastikan bahwa ada kekurangan
dalam aksi di satu area tidak akan merusak kemajuan di lainnya.
Multisektoral
Rencana Aksi
Nasional
Resistensi
Antimikroba
2020-2024
Strategi Global & Regional tentang AMR
Perspektif
“One Health"
yang holistik,
integral dan
multi-sektoral
Aksi multi-sektoral
adalah perlu untuk
membatasi konsekuensi
negatif penggunaan
antibiotik dan resistansi
Pengembangan NAP yang koheren
dengan Kebijakan Nasional
Multisektoral
Rencana Aksi
Nasional
Resistensi
Antimikroba
2020-2024
Strategi AMR dalam Kebijakan Nasional
• Indonesia mengadopsi ‘National Action
Plan on Antimicrobial Resistance’ (NAP
AMR) pada bulan Mei 2017.
• Proses dimulai pada Desember 2016,
berdasarkan analisis situasi pada Mei
2016, yang disusun oleh WHO bersama
dengan Antimicrobial Resistance Control
Committee (ARCC), yang menyediakan
suatu ikhtisar dari situasi resistensi
antimikroba, dan gap kapasitas negara.
• Bantuan teknis diberikan oleh WHO
Indonesia dan kantor regional dan
konsultan independen, melalui suatu seri
dialog yang melibatkan stakeholder kunci
dari Kementerian Kesehatan.
NAP Indonesia
http://www.searo.who.int/entity/antimicrobial_resistance/documents/amr-ino-jee.pdf?ua=1
Area kunci – National Action Plan
1. Peningkatan
kesadaran
tentang AMR &
perubahan
kebiasaan
masyarakat
2. Pelaksanaan
surveilans
berbasis bukti
3. Program
hygiene dan
sanitasi dan PPI
4. Peningkatan
penggunaan
antimikroba dan
menekan
percepatan
perkembangan
AMR
5. Penekanan
kebutuhan
investasi
berkelanjutan
(pengobatan,
metoda
diagnostik,
vaksin)
Komunikasi
Pendidikan
dan
pelatihan
Surveilans
AMR
Nasional
sistem
surveilans
multisenter
nasional
Peningkatan
kemampuan
laboratorium
PPI di
fasiltas RS,
peternakan,
perikanan
dan rantai
pangan
Penurunan
perkemba-
ngan dan
penyebaran
di komunitas
Penyusunan
kebijakan dan
pedoman
nasional
Penguatan
regulasi
surveilans
pasca pasar
Melibatkan
sektor swasta
Penurunan
HAI
Monitoring
AMR di tingkat
nasional
• Belum ada data AMR di
Indonesia berdasarkan
studi yang dilakukan oleh
rumah sakit maupun
universitas; dan
• Belum ada jejaring
laboratorium nasional yang
dibentuk untuk dapat
menyediakan data nasional
yang representatif.
Data tentang situasi AMR masih
sedikit di Indonesia
• Prevalensi resistensi tetrasiklin terhadap
Streptococcus pneumoniae 46% di Jakarta
(2001).
• Prevalensi resistensi kotrimoksasol terhadap
Streptococcus pneumoniae sebesar 45% dan
resistensi penicillin 24% di Semarang tahun
2010.
• Isolat E coli dari pasien diarwat di RS minimal
5 hari, meningkat cukup tinggi dibanding saat
masuk, yakni terhadap ampisilin (73%),
kotrimoksasol (56%), dan siprofloksasin
(22%).
• Angka E. coli penghasil ESBL cukup tinggi
(71%) dan Klebsiella penghasil ESBL (64%);
lebih dari seperempat sampel yang juga positif
MRSA (28%).
• Resistensi karbapenem yang tinggi pada
Enterobacteriaceae, yaitu 6%.
Sumber: Rencana Aksi Nasional
Pengendalian Resistensi Antimikroba
Indonesia Tahun 2017-2019.
Kemenkes
Kementan
KKP
Kemen.
LHK
BPOM
WHO
FAO
USAID
Fleming
Fund
Kerjasama stakeholder kegiatan
AMR di Indonesia
CDC
PAMKI
PDS
PATKLIN
IDI
ISPIKANI
ADHPHKI
PDHI USP
OIE
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Tidak ada NAP NAP sedang
dikembangkan
NAP sudah
dikembangkan
NAP disetujui oleh
pemerintah yang
merefleksikan tujuan GAP,
dengan Rencana
Operasional dan
Pengaturan Manajemen
NAP telah mengidentifikasi
sumber anggaran, sedang
diimplementasikan dan
melibatkan sektor-sektor yang
relevan dengan suatu proses
M&E yang sedang berjalan
Monitoring perkembangan global
dalam penanganan AMR
• Indonesia dikategorikan ke dalam
level 4 pada tahun 2017, artinya
tersedia Rencana Operasional dan
Pengaturan Manajemen
Metodologi Pengembangan NAP
• Bangun mekanisme di pemerintahan
– bentuk kelompok kerja koordinasi multisektoral (KKM) yang
fungsional
– bentuk kelompok kerja teknis (KKT) sesuai kebutuhan
– pastikan partisipasi dari ‘focal points on AMR’ nasional dari
sektor kesehatan manusia dan hewan dan sektor pertanian
• Lakukan analisis situasi
– pengumpulan data and informasi yang tersedia
– analisis data
– akses kapasitas dan identifikasi gap, kesempatan dan ancaman
• Perencanaan
– tentukan prioritas strategis
– elaborasi suatu rencana operasional dan anggaran
– siapkan suatu rencana untuk monitoring dan evaluasi (M&E).
• Inisiasi implementasi
– sampaikan dokumen inti untuk divalidasi oleh otoritas nasional
yang sesuai
– lakukan kegiatan
• Lakukan kaji ulang secara periodik, dan gabungkan
dengan pembelajaran
Proses untuk pengembangan dan
implementasi NAP
https://apps.who.int/iris/bitstream/han
dle/10665/204470/9789241549530_e
ng.pdf?sequence=1&isAllowed=y
• Kegiatan terkait AMR yang sedang berjalan dan struktur di negara tersebut;
• Kapasitas dan struktur untuk melakukan AMU dan AMR;
• Tingkat yang diketahui, seperti: beban AMR, resistensi terhadap obat-obatan
antiretroviral, MDR tuberculosis;
• Persepsi dan perilaku terkait dengan pemicu timbulnya AMR;
• Penggunaan antimikroba pada kesehatan manusia, kesehatan hewan, produksi
hewan, produksi dan kesehatan tumbuhan, situasi lingkungan, dan situasi lainnya;
• Ketersediaan alternatif untuk antimikroba, termasuk vaksin dan lainnya;
• Status dari faktor-faktor yang diketahui mempromosikan timbulnya AMR;
• Kapasitas negara saat ini dalam meregulasi dan menerapkan regulasi
penggunaan antimikroba, termasuk untuk infeksi HIV, tuberculosis, malaria, di
kedokteran hewan dan di produksi tanaman;
• Keberadaan dan penerapan kebijakan dan kerangka legal penggunaan dan
resistensi terhadap agen antimikroba di kesehatan manusia, kesehatan hewan,
produksi tanaman, lingkungan, perdagangan dan niaga;
• Stakeholder yang relevan, termasuk donor aktif dan mitra implementasi.
Pedoman data/informasi untuk
Analisis situasi
Sumber: Antimicrobial Resistance. A Manual for developing national action plans
1. Peningkatan pengetahuan dan
kesadaran tentang AMR
2. Pencegahan dan pengendalian
infeksi (IPC)
3. Surveilans resistensi antibiotik
4. Monitor konsumsi antibiotik
5. Penggunaan antibiotik yang
rasional
6. Akses terhadap antibiotik
7. Pertimbangan lingkungan
Elemen NAP
https://www.reactgroup.org/toolbox/policy/elements-of-a-national-action-plan/
Ringkasan Eksekutif
1. Latar Belakang
1.1. Pengaturan konteks AMR: Dari Rencana Aksi Global ke Nasional
1.2. Analisis dan penilaian situasi AMR
1.3. Koheren AMR dengan Kebijakan Nasional
2. Sasaran, Tujuan dan Prinsip-prinsip Panduan
3. Rencana Aksi Nasional 2020-2024
3.1. Tata pemerintahan
3.2. Rencana Strategis
3.3. Rencana Operasional dan Anggaran
3.4. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Referensi
Lampiran
DRAF SISTEMATIKA NAP AMR INDONESIA
Sumber: SAMPLE TEMPLATE National action plan on antimicrobial
resistance . https://www.who.int/antimicrobial-resistance/national-
action-plans/sample-template.pdf?ua=1
GAP tujuan strategis 1: Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang AMR melalui
komunikasi, edukasi dan training.
Peningkatan kesadaran dan Komunikasi risiko
Tujuan 1 Peningkatan Kesadaran Nasional AMR
Intervensi strategi Kegiatan
1.1. Kembangkan program
komunikasi publik berbasis bukti
dengan target audiens di praktik
kesehatan manusia.
Target: Januari 2017
1.1.1. Estimasi kesadaran dan pengetahuan
melalui studi perilaku di kelompok-kelompok
sosial dan profesional yang berbeda.
1.1.2. …
1.1.3. …
1.2. … 1.2.1. …
Edukasi
Tujuan 2 Perbaikan pengetahuan AMR dan topik-topik terkait
Intervensi strategi Kegiatan
2.1. Masukkan AMR dan topik-topik
terkait sebagai suatu komponen inti
dari edukasi, training dan sertifikasi
dan pengembangan profesional.
Target; Program edukasi direvisi dan
disetujui Juni 2017
2.1.1. Masukkan AMR dan topik-topik terkait
dalam kurikulum mahasiswa untuk profesional
kesehatan manusia, kesehatan hewan dan
industri pangan, dan pertanian.
2.1.2. …
2.1.3. …
2.2. … 2.2.1. …
Tujuan 3 ….
RencanaStrategis2020-2024
Sumber: Sample template. National action plans on antimicrobial resistance.
Rencana Operasional dan Anggaran
Sub-kegiatan Unit Jumlah Waktu Lokasi Entitas
bertanggung
jawab
Biaya Sumber
anggaran
Indikator
Intervensi strategi 1.1. Kembangkan program komunikasi publik berbasis bukti dengan target audiens di praktik
kesehatan manusia.
Kegiatan 1.1.1. Estimasi kesadaran dan pengetahuan melalui studi perilaku di kelompok-kelompok sosial dan
profesional yang berbeda.
Sub-kegiatan
1.1.1.1
Pengukuan
kesadaran
masyarakat AMR
pada tenaga
perawatan
kesehatan di
sector
pemerintah
Survei
kesadaran
2 Maret
2016 –
Maret
2018
Seluruh
wilayah
negara
Departemen
Ilmu Perilaku
dan Sosial,
Sekolah
Kesehatan
Masyarakat
Nasional
50,000 Kemenkes Kesadaran
dasar
Post
intervensi
Kegiatan 1.1.1.2. …. …. …. …. …. …. … …
Sumber: WHO. Sample template. National action plans on antimicrobial resistance.
• Global AMR Surveillance System
(GLASS)
• Global Database for Antimicrobial
Resistance Country Self Assessment
(https://amrcountryprogress.org/)
• OIE Annual Report on antimicrobial
agents intended for use in animals
(2016, 2017, 2018)
• FAO Assessment Tool for Laboratories
and AMR Surveillance Systems
(ATLASS)
Alat untuk seleksi indikator AMR
Sumber: Monitoring and and Evaluation of National Action Plans on AMR (2017)
Rencana Monitoring & Evaluasi
Perencanaan
Baseline
Input
Sumberdaya
dasar
Proses
Kegiatan
Output
Hasil di tingkat
program
Outcome
Hasil di tingkat
populasi
Dampak dan
sasaran
Dampak akhir
jangka panjang
Tujuan strategis 1 Penyiapan
program
komunikasi
dengan target
orang-orang di
praktik pangan.
Pembiayaan
untuk
mengembangkan
kit media AMR.
Partisipasi dalam
‘global antibiotic
awareness week’.
Kemitraan dengan
asosiasi
profesional, swsta
medikal, dan
kelompok
veteriner untuk
menangani AMR.
Proporsi tenaga
kerja dokter dan
dokter hewan di
sektor
pemerintah dan
swasta yang
telah menerima
edukasi AMR.
Tingkat
kesadaran
AMR di
populasi target.
Proporsi yang
diobati dengan
anitiobik yang
telah mengikuti
seluruh
pelajaran.
Akses diagnostik
dan pengobatan
di sektor
pemerintah dan
swasta.
Resistensi
penicillin
terhadap
Streptococcus
pneumoniae.
Tingkat ESBL
pada produksi
unggas.
Tujuan strategis 2 …… …… …… ……
Tujuan strategis 3 …… …… …… ……
Sumber: WHO. Sample conceptual monitoring and evaluation framework for national action plans on AMR.
• Pertemuan komisi dan kelompok kerja – sewa lokasi, makanan untuk
partisipan, akomodasi dan logistik perjalanan.
• Dukungan fasilitator dalam bentuk staf kementerian atau personil
konsultan eksternal untuk kegiatan spesifik atau kelompok kerja dan
fungsi.
• Biaya untuk tenaga ahli yang terlibat dalam Kelompok Kerja AMR atau
komisi sebagai akademisi atau dari dalam kementerian.
• Media dan biaya printing – penggunaan staf pemasaran yang
professional, pencetakan poster, posters, leaflets dan brochures
mengenai kesadaran AMR. Kampanye ini juga harus mencakup release
media, radio slots dan iklan atau billboards besar dan slot program TV.
• Analisis situasi dan studi yang diperlukan untuk memahami isu AMR
sebelum kegiatan dapat diimplementasikan – misalnya program
peningkatan kesadaran masyarakat atau PII ata praktik biosekuriti atau
status pelayanan laboratorium.
Penghitungan pengeluaran untuk
kegiatan AMR dalam NAP
https://www.reactgroup.org/news-and-views/news-and-opinions/year-2018/costing-national-action-plans-
on-amr-practical-suggestions-for-simplifying-the-process/
Proses pengembangan NAP
Tahapan kerja Workshop Waktu
1. Presentasi konsep dan sistematika NAP
2. Penyusunan ‘resources material’ NAP
3. Penyusunan daftar legislasi dan regulasi terkait AMR
4. Pengumpulan data/informasi untuk analisis situasi
5. Pengembangan metoda evaluasi NAP 2017-2019
2x Mei-April
1. Penetapan data baseline NAP 2020-2024
2. Penyusunan draf analisis dan penilaian situasi
3. Pengumpulan data/informasi untuk Rencana Strategis
(tujuan, intervensi strategi, kegiatan dan sub-kegiatan)
4. Penyusunan draf-1 NAP (matriks Rencana Strategis)
1x April-Mei
1. Penyelarasan dengan RPMJN 2020-2024
2. Penyusunan draf-2 NAP (matriks Rencana Strategis dan
draf-1 matriks Rencana Operasional dan Anggaran)
2x Juni-Juli
1. Penyusunan draf-3 NAP (termasuk draf-2 Rencana
Operasional dan Anggaran dan Rencana M&E)
Agustus
1. Penyusunan draf-4 NAP (finalisasi rencana M&E)
2. Penyusunan draf final NAP 2020-2024
2x Sept
Terima kasih

More Related Content

What's hot

MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITssusere6c40f
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxYenny Tanjung
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)mataram indonesia
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-dateismayani arifin
 
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)Esa Muktiaji
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) saninuraeni
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
 
Pedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium NasionalPedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium NasionalErie Gusnellyanti
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanairavalinsha
 
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rsPedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rserna yanti
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptiseko_apt
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 

What's hot (20)

MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKITMANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT
 
Penggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptxPenggunaan Obat Rasional.pptx
Penggunaan Obat Rasional.pptx
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
Home pharmacy care (PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH)
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date272444618 beyond-used-date
272444618 beyond-used-date
 
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
A.indikator mutu-dan-keselamatan-pasien-doc(implementasi)
 
Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO) Monitoring efek samping obat (MESO)
Monitoring efek samping obat (MESO)
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Pedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium NasionalPedoman Penerapan Formularium Nasional
Pedoman Penerapan Formularium Nasional
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaan
 
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rsPedoman organisasi instalasi farmasi rs
Pedoman organisasi instalasi farmasi rs
 
Farmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. AntibiotikaFarmakologi I. Antibiotika
Farmakologi I. Antibiotika
 
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakitManajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
Manajemen Pengadaan Obat di rumah sakit
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1   2. pengadaan obat di puskesmasMi 1   2. pengadaan obat di puskesmas
Mi 1 2. pengadaan obat di puskesmas
 
Visite Pasien
Visite PasienVisite Pasien
Visite Pasien
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 

Similar to Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024

Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxPerjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxherisutanto6
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Tata Naipospos
 
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...Tata Naipospos
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Tata Naipospos
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Tata Naipospos
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Tata Naipospos
 
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Tata Naipospos
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Tata Naipospos
 
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...Tata Naipospos
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptcipta73
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptRakhmatul1
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Tata Naipospos
 
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Tata Naipospos
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Tata Naipospos
 
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptx
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptxSosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptx
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptxZakariyahMichrob1
 
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Tata Naipospos
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Tata Naipospos
 
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfPNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfAdiYusup2
 
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfPNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfBrian ER
 

Similar to Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 (20)

Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptxPerjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
Perjalanan program AMR di rumah sakit .pptx
 
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
Resistensi Antimikroba - Komisi Ahli Keswan dan Kesmavet - Ditjen PKH - Denpa...
 
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...
FGD Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024 - BBLi...
 
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
Seminar Antibiotic Awareness Week - Ditkesmavet-FAO, Bogor, 19 November 2016
 
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
Globalisasi Obat Hewan dalam mendukung One Health dan Perdagangan Dunia - Dit...
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
 
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
Pembahasan Peternakan Indonesia 2 Tahun Pasca Pelarangan AGP - ASOHI, Menara ...
 
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
Penerapan Konsep 'One Health' di Peternakan dan Pasar Unggas dengan Mengoptim...
 
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...
Seminar SPS Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 - BARANTAN, Bogor, 20 Ma...
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
Harmonisasi Pelaksanaan AMR Dengan Regulasi Internasional - Direktorat Kawasa...
 
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
Seminar Ancaman Global Resistensi Antimikrobial - CIVAS, Jakarta, 22 Maret 2014
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
 
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
Webinar Pencegahan Potensi Zoonosis Melalui Penerapan Tindakan Biosekuriti - ...
 
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptx
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptxSosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptx
Sosialisasi_PPRA pembelajaran rahmatal lil alamin.pptx
 
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
Peran Dokter Hewan Dalam Implementasi Penatalayanan Antimikroba - PDHI-FAVA-F...
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
 
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdfPNPK HIV Kop Garuda.pdf
PNPK HIV Kop Garuda.pdf
 
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdfPNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
PNPK_HIV_Kop_Garuda__1_.pdf
 

More from Tata Naipospos

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Tata Naipospos
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Tata Naipospos
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Tata Naipospos
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Tata Naipospos
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Tata Naipospos
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Tata Naipospos
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Tata Naipospos
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Tata Naipospos
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Tata Naipospos
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Tata Naipospos
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Tata Naipospos
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Tata Naipospos
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023Tata Naipospos
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Tata Naipospos
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Tata Naipospos
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Tata Naipospos
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Tata Naipospos
 

More from Tata Naipospos (20)

Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
Usulan Konsepsi SISKESWANNAS - Ditkeswan dan AIHSP - 15 Maret 2024
 
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
Vaksinasi PMK dan Masa Kadaluwarsa Vaksin - Ditkeswan dan AIHSP - 29-30 Janua...
 
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
Bahan diskusi: Kondisi Peternakan Indonesia - CIVAS - 20 Januari 2024
 
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
Analisis Risiko PMK - Pangkal Pinang, Kepulauan Riau, 4-5 Desember 2023
 
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
Preparation PVS Evaluation Follow-up INDONESIA 2023
 
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
Update situasi epidemiologi Avian Influenza di Indonesia, CEVA Scientific Mee...
 
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
Keterlibatan WOAH dalam Peningkatan Kesadaran dan Pengetahun AMR di Indonesia...
 
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
Dampak Penerapan Kesejahteraan Hewan Terhadap Perdagangan Internasional dan S...
 
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi  Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
Pengantar: Penilaian Bersama Implementasi Penatagunaan AMU Pada Peternakan U...
 
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
Kaitan antara Progressive Control Pathways (PCP) untuk PMK dan Performance of...
 
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
Pentingnya Veterinary Statutory Body bagi Peningkatan Kualitas Profesi Kedokt...
 
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
Kewaspadaan Dini Terhadap Peste des Petits Ruminants - IDHSI, zoom 15 April 2023
 
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
Rencana Kontinjensi Pada Unit Kompartemen Bebas Penyakit - Ditkeswan - Bogor,...
 
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
A - Z Lumpy Skin Disease - Perspektif Global - Dr. B. Show - 25 Maret 2023
 
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
Kompartementalisasi Unit Peternakan Ruminansia Pada Situasi Wabah PMK dan LSD...
 
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
Resiliensi SISKESWANNAS Menghadapi Tantangan Wabah Penyakit Yang Berpotensi M...
 
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
Pengendalian Lalu Lintas dan Vaksinasi Khususnya di Daerah Bebas PMK - Rakor ...
 
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
Kewaspadaan dan Antisipasi Peste des Petits Ruminants - Rakor Balai Veteriner...
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (11)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024

  • 1. Konsep ‘Multisektoral Rencana Aksi Nasional Resistensi Antimikroba 2020-2024’ The Writing Team Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) Rapat Persiapan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba Kementerian Kesehatan – 9 April 2019
  • 2. • Salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dan risiko keamanan utama kesehatan global • Mempengaruhi manusia, hewan, pertanian, dan lingkungan Resistensi antimikroba (AMR) Morbiditas dan mortalitas berkepanjangan Dampak fisiologis dan finansial Sistim kesehatan terbebani Kehilangan produktivitas Penurunan produksi pangan dan pangan yang tidak aman Potensi dampak ke depan terhadap perjalanan, migrasi, perdagangan dan pariwisata KonsekuensidariAMR Sumber: Joshi – USAID (2017). The Antimicrobial Resistance Challenge: No Room for Complacency.
  • 3. Masalah Global yang terus menjadi perhatian Dampak kematian & ekonomi • Pada 2050, menyebabkan 10 juta meninggal/tahun • 2-3,5 persen reduksi GDP • Total kerugian dunia sampai $100 triliun Kematian disebabkan AMR setiap tahun di 2050 Sumber: J. O'Neil, 2014. Antimicrobial Resistance: Tackling a crisis for the health and wealth of nations.
  • 4. Kematian disebabkan AMR sampai 2050 Tetanus 60.000 Kecelakaan lalu lintas di jalan 1,2 juta Tetanus 60.000 Campak 130.000 Penyakit diarrhea 1,4 juta Tetanus 60.000 Diabetes 1,5 juta Cholera 100.000- 120.000 Cancer 8,2 juta AMR di 2050 10 juta AMR saat ini 700.00 (estimasi rendah) Sumber: J. O'Neil, 2014. Antimicrobial Resistance: Tackling a crisis for the health and wealth of nations.
  • 5. ORANG HEWAN PANGAN LINGKUNGAN Suatu masalah multisektoral dan global
  • 6. • Penggunaan antibiotik yang ekstensif ➢ pengobatan sendiri, peresepan berlebih, kesalahan advis/peresepan, penggunaan yang luas dari antibiotik broad-spectrum, penggunaan profilaktik..… • Penggunaan yang tidak tepat ➢ ketidakpatuhan, ketidaktahuan, akses yang tidak bisa diandalkan terhadap pengobatan, obat-obatan yang tidak aman, aspek finansial… • Penggunaan antibiotik dan obat- obatan antimikroba di peternakan, kedokteran hewan dan pertanian – resistensi di lingkungan. Pemicu utama AMR Perawatan kesehatan Pertanian Peternakan/ Kedokteran hewan
  • 7. Strategi Global dan Regional Resistensi Antimikroba
  • 8. Global Health Security Agenda • Kemitraan dari lebih 50 negara, organisasi internasional, dan stakeholder non-pemerintah. • Tujuan untuk membangun kapasitas negara-negara dalam menciptakan suatu dunia yang aman dari ancaman penyakit, termasuk AMR. PaketaksiAMRGHSA: Dukungan kerja oleh WHO/FAO/OIE melalui pendekatan One Health Pengembangan/implementasi NAP on AMR Penguatan surveilans dan kapasitas laboratorium Perbaikan konservasi dari pengobatan saat ini dan ke depan Pengembangan antibiotik baru dan teknologi lainnya Diukur dengan: # NAP yang disetujui dan diimplementasikan di tingkat negara Pelaporan tahunan mengenai kemajuan pelaksanaan # negara yang berpartisipasi dalam kerangka ‘twining’
  • 9. • ‘Global Action Plan on Antimicrobial Resistance’ disahkan pada pertemuan ‘68th World Health Assembly’ pada bulan Mei 2015 (Resolusi 68.7), untuk menangani resistensi antimikroba, termasuk resistensi antibiotik, obat yang kecenderungannya mengalami resistensi paling mendesak. • Sasaran ‘global action plan’ (GAP) adalah untuk memastikan, sepanjang memungkinkan, kelanjutan keberhasilan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit infeksius dengan obat- obatan yang efektif dan aman yang telah dijamin kualitasnya, digunakan secara bertanggung jawab, dan terjangkau oleh semua yang memerlukannya. Global Action Plan (GAP) https://www.who.int/antimicrobial- resistance/global-action-plan/en/
  • 10. • ‘High-level meeting of the United Nation (UN)’ menyetujui suatu dokumen yang berdasarkan pada empat area yang lebih luas: a) pengakuan dan persetujuan terhadap GAP sebagai ‘cetak biru’ primer dari perencanaan nasional; b) suatu panggilan kepada Pemerintahan untuk memungkinkan dan memfasilitasi suatu pendekatan mutisektoral terhadap AMR; c) Suatu panggilan kepada Pemerintahan, bank-bank pembangunan utama dan kelembagaan-kelembagaan teknis dan mitranya untuk menyediakan sumberdaya yang diperlukan oleh negara-negara untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana-rencana nasional dan sub-nasional; dan d) Pembentukan suatu mekanisme monitoring multi-sektoral untuk mengkaji ulang dan menilai kemajuan dalam implementasi GAP dan tingkat dan kecenderungan AMR.
  • 11. • Isu AMR juga terkait dengan: – SDG 1 (akhiri kemiskinan) – SDG 2 (ketahanan pangan, pertanian berkelanjutan) – SDG 6 (air dan sanitasi) – SDG 8 (pertumbuhan ekonomi berkelanjutan) AMR – Suatu tantangan terhadap jalannya Sustainable Development Goals (SDGs) Sumber: WHO, OIE, FAO. Antimicrobial resistance (AMR). http://www.who.int/antimicrobial-resistance/policy-package-july2016.pdf?ua=1 Development dialogue paper, No.16 , April 2016 http://www.daghammarskjold.se/wp-content/uploads/2016/04/dd-paper_no16_ABR_web.pdf AMR mengancam kemajuan SDG 3 (kesehatan)
  • 12. AMR – Suatu tantangan terhadap jalannya Universal Health Coverage (UHC) Membuat antimikroba line ke-1 dan ke-2 tidak efektif, berdampak pada rantai suplai, akses dan efikasi Sulit mengalihkan sumberdaya langka, berdampak pada rantai suplai & keterjangkauan sistim kesehatan Sangat mahal untuk mengobati, menyebabkan isu kesanggupan dan kesulitan finansial bagi pasien Membuat pengobatan sulit dan komplek, berdampak pada kualitas dan efektivitas pelayanan CONTOH: Pengobatan MDR-TB: • Sampai 200 kali lebih mahal • Lebih banyak efek samping • Tingkat pengobatan lebih rendah (<50%) • Lama pengobatan 20 bulan atau lebih Sumber: Joshi MP. 2016. Containing Antimicrobial Resistance to Realize the Goals of Universal Health Coverage. http://siapsprogram.org/publication/containing- antimicrobial-resistance-to-realize-the-goals-of-universal-health-coverage/
  • 13. Area kunci – Global Action Plan 1. Peningkatan pengetahuan & pemahaman tentang AMR 2. Penguatan pengetahuan dan kajian berdasarkan bukti 3. Pengurangan insidensi infeksi melalui efektivitas higiene dan tindakan PPI 4. Optimasi penggunaan antimikroba pada kesehatan hewan dan manusia 5. Pastikan investasi berkelanjutan melalui penelitian & pengembangan Komunikasi Risiko Pendidikan Surveilans Nasional AMR Peningkatan kapasitas laboratorium Penelitian dan Pengembangan PPI di fasiltas perawatan kesehatan Pencegahan di tingkat masyarakat Kesehatan Hewan: Pencegahan dan Pengendalian Akses terhadap antimikroba berkualitas dan sistim regulasi Penggunaan di Veteriner dan Pertanian Pengukuran beban AMR Evaluasi investasi yang diperlukan Kembangkan prosedur partisipasi
  • 14. • “Global Action Plan” (GAP) mengamanatkan bagi setiap negara untuk mengembangkan ‘national action plans’ (NAP). National Action Plan (NAP) Amanat tersebut mendesak “setiap Negara Anggota […] untuk memiliki suatu draf NAP mengenai AMR, dalam waktu 2 tahun, yang disetujui oleh Health Assembly, dan NAP tersebut sejalan dengan the GAP. […] NAP harus menyediakan dasar-dasar untuk penilaian sumberdaya yang diperlukan, dengan mempertimbangkan prioritas nasional dan regional, dan penanganan tata pemerintahan nasional dan lokal yang relevan”. Sumber: World Health Organization - WHO. Global Action Plan on Antimicrobial Resistance [Internet]. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2015 [cited 2016 Jan 11]. Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/193736/1/9789241509763_eng.pdf?ua=1
  • 15. • Resolusi No. 26: “Perangi AMR dan Promosikan Penggunaan Agen Antimikroba yang bijak pada Hewan” ▪ Negara-negara Anggota OIE mengikuti panduan ‘WHO Global Action Plan (GAP) on AMR’, dikembangkan dengan dukungan OIE dalam spirit pendekatan “One Health”, khususnya dalam mengembangkan National Action Plan (NAP)… ▪ OIE mengembangkan suatu prosedur dan standar untuk kualitas data untuk pengumpulan data per tahun dari Negara-negara Anggota OIE dalam penggunaan agen antimikroba pada hewan produksi pangan dengan tujuan menciptakan suatu global database OIE... • Resolusi No. 36: “Perangi AMR melalui Pendekatan One Health: Aksi-aksi dan Strategi OIE” ▪ Aksi-aksi OIE yang dikompilasi dalam ‘OIE Strategy on AMR’ termasuk pengembangan dan manajemen suatu database untuk pengumpulan data dan penggunaan agen antimikroba pada hewan dan juga pengembangan interpretasi indikator-indikator. Resolusi OIE No. 26 (2015) & No. 36 (2016)
  • 16. Resolusi FAO No. 4 (2015) Resolusi No. 4 (2015) • Resolusi mengenai AMR ini diadopsi pada Konferensi FAO ke-39 pada bulan Juni 2015, dimana FAO mengakui bahwa AMR merupakan ancaman serius yang meningkat terhadap kesehatan masyarakat dan produksi pangan berkelanjutan, dan diperlukan suatu respon efektf yang melibatkan semua sektor di pemerintahan dan masyarakat. • Resolusi secara kuat mendukung kerja FAO yang berkelanjutan untuk menilai bukti-bukti resistensi antimikroba pada sistim pangan dan pertanian, identifikasi gap pengetahuan dan memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk memerangi AMR secara efektif. • Resolusi menyatakan lebih lanjut bahwa FAO secara aktif mendukung dan menyediakan penguatan kapasitas yang tepat di area-area yang dapat memerangi AMR dan mendukung implementasi GAP on AMR. http://www.fao.org/antimicrobial-resistance/en/
  • 17. • Sesi Codex Alimentarius Commission ke-39 (Juni 2016) • Publikasi spesial ini dipersiapkan untuk mendukung GAP on AMR yang dikembangkan oleh WHO bekerja sama dengan FAO dan OIE. • Teks utama: – Code of Practice to Minimize and Contain Antimicrobial Resistance (CAC/RCP 61-2005) – Guidelines for Risk Analysis of Foodborne Antimicrobial Resistance (CAC/GL 77-2011) Codex Alimentarius Sumber: Antimicrobial Resistance: A One Health Challenge for Joint Action. Lubroth J. FAO (2016).
  • 18. Pelaporan ke ‘Session of the United Nations’ ke-73 – Juni 2019 • Kegiatan pemetaan terhadap ‘Global Action Plan for Tripartite’, ‘UN agencies’ lain, dan stakeholder masyarakat yang lebih luas (LSM, sektor swasta) • Monitoring kerangka untuk GAP dan NAPs • Sistim manajemen stakeholder dalam menyediakan saluran untuk diseminasi informasi dan koordinasi kegiatan • Advokasi efektif untuk menahan kesadaran tentang AMR di tingkat politik internasional dan nasional yang paling tinggi
  • 19. Pesan kunci • Di banyak negara, tantangan paling besar adalah bukan dalam menulis suatu NA, tetapi mengimplementasikannya dan mendemonstrasikan aksi yang berkelanjutan. • Lima faktor utama yang membuat NAP menjadi suatu tantangan di banyak negara: kesadaran dan kemauan politik, keuangan, koordinasi, monitoring dan data, serta kapasitas teknis. • Aksi AMR cenderung untuk diperpanjang dan dipertahankan jika diarusutamakan ke dalam proyek-proyek kesehatan, pertanian dan lingkungan yang lebih luas. • Dalam jangka panjang, mengarusutamakan AMR berarti pemerintah harus mengimplementasikan sumberdaya dari NAP, mengembangkannya ke dalam anggaran nasional dan lokal, dan siklus perencanaan untuk memastikan keberlanjutan. • Menempatkan sumberdaya untuk menghentikan AMR saat ini adalah satu dari investasi yang memberikan hasil tertinggi yang dapat dibuat oleh negara-negara. • Peningkatan kerjasama regional dapat memperbaiki efisiensi dan efektivitas implementasi NAP dan adalah esensial untuk memastikan bahwa ada kekurangan dalam aksi di satu area tidak akan merusak kemajuan di lainnya.
  • 21. Perspektif “One Health" yang holistik, integral dan multi-sektoral Aksi multi-sektoral adalah perlu untuk membatasi konsekuensi negatif penggunaan antibiotik dan resistansi
  • 22. Pengembangan NAP yang koheren dengan Kebijakan Nasional
  • 24. • Indonesia mengadopsi ‘National Action Plan on Antimicrobial Resistance’ (NAP AMR) pada bulan Mei 2017. • Proses dimulai pada Desember 2016, berdasarkan analisis situasi pada Mei 2016, yang disusun oleh WHO bersama dengan Antimicrobial Resistance Control Committee (ARCC), yang menyediakan suatu ikhtisar dari situasi resistensi antimikroba, dan gap kapasitas negara. • Bantuan teknis diberikan oleh WHO Indonesia dan kantor regional dan konsultan independen, melalui suatu seri dialog yang melibatkan stakeholder kunci dari Kementerian Kesehatan. NAP Indonesia http://www.searo.who.int/entity/antimicrobial_resistance/documents/amr-ino-jee.pdf?ua=1
  • 25. Area kunci – National Action Plan 1. Peningkatan kesadaran tentang AMR & perubahan kebiasaan masyarakat 2. Pelaksanaan surveilans berbasis bukti 3. Program hygiene dan sanitasi dan PPI 4. Peningkatan penggunaan antimikroba dan menekan percepatan perkembangan AMR 5. Penekanan kebutuhan investasi berkelanjutan (pengobatan, metoda diagnostik, vaksin) Komunikasi Pendidikan dan pelatihan Surveilans AMR Nasional sistem surveilans multisenter nasional Peningkatan kemampuan laboratorium PPI di fasiltas RS, peternakan, perikanan dan rantai pangan Penurunan perkemba- ngan dan penyebaran di komunitas Penyusunan kebijakan dan pedoman nasional Penguatan regulasi surveilans pasca pasar Melibatkan sektor swasta Penurunan HAI Monitoring AMR di tingkat nasional
  • 26. • Belum ada data AMR di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh rumah sakit maupun universitas; dan • Belum ada jejaring laboratorium nasional yang dibentuk untuk dapat menyediakan data nasional yang representatif. Data tentang situasi AMR masih sedikit di Indonesia • Prevalensi resistensi tetrasiklin terhadap Streptococcus pneumoniae 46% di Jakarta (2001). • Prevalensi resistensi kotrimoksasol terhadap Streptococcus pneumoniae sebesar 45% dan resistensi penicillin 24% di Semarang tahun 2010. • Isolat E coli dari pasien diarwat di RS minimal 5 hari, meningkat cukup tinggi dibanding saat masuk, yakni terhadap ampisilin (73%), kotrimoksasol (56%), dan siprofloksasin (22%). • Angka E. coli penghasil ESBL cukup tinggi (71%) dan Klebsiella penghasil ESBL (64%); lebih dari seperempat sampel yang juga positif MRSA (28%). • Resistensi karbapenem yang tinggi pada Enterobacteriaceae, yaitu 6%. Sumber: Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba Indonesia Tahun 2017-2019.
  • 27. Kemenkes Kementan KKP Kemen. LHK BPOM WHO FAO USAID Fleming Fund Kerjasama stakeholder kegiatan AMR di Indonesia CDC PAMKI PDS PATKLIN IDI ISPIKANI ADHPHKI PDHI USP OIE
  • 28. Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5 Tidak ada NAP NAP sedang dikembangkan NAP sudah dikembangkan NAP disetujui oleh pemerintah yang merefleksikan tujuan GAP, dengan Rencana Operasional dan Pengaturan Manajemen NAP telah mengidentifikasi sumber anggaran, sedang diimplementasikan dan melibatkan sektor-sektor yang relevan dengan suatu proses M&E yang sedang berjalan Monitoring perkembangan global dalam penanganan AMR • Indonesia dikategorikan ke dalam level 4 pada tahun 2017, artinya tersedia Rencana Operasional dan Pengaturan Manajemen
  • 30. • Bangun mekanisme di pemerintahan – bentuk kelompok kerja koordinasi multisektoral (KKM) yang fungsional – bentuk kelompok kerja teknis (KKT) sesuai kebutuhan – pastikan partisipasi dari ‘focal points on AMR’ nasional dari sektor kesehatan manusia dan hewan dan sektor pertanian • Lakukan analisis situasi – pengumpulan data and informasi yang tersedia – analisis data – akses kapasitas dan identifikasi gap, kesempatan dan ancaman • Perencanaan – tentukan prioritas strategis – elaborasi suatu rencana operasional dan anggaran – siapkan suatu rencana untuk monitoring dan evaluasi (M&E). • Inisiasi implementasi – sampaikan dokumen inti untuk divalidasi oleh otoritas nasional yang sesuai – lakukan kegiatan • Lakukan kaji ulang secara periodik, dan gabungkan dengan pembelajaran Proses untuk pengembangan dan implementasi NAP https://apps.who.int/iris/bitstream/han dle/10665/204470/9789241549530_e ng.pdf?sequence=1&isAllowed=y
  • 31. • Kegiatan terkait AMR yang sedang berjalan dan struktur di negara tersebut; • Kapasitas dan struktur untuk melakukan AMU dan AMR; • Tingkat yang diketahui, seperti: beban AMR, resistensi terhadap obat-obatan antiretroviral, MDR tuberculosis; • Persepsi dan perilaku terkait dengan pemicu timbulnya AMR; • Penggunaan antimikroba pada kesehatan manusia, kesehatan hewan, produksi hewan, produksi dan kesehatan tumbuhan, situasi lingkungan, dan situasi lainnya; • Ketersediaan alternatif untuk antimikroba, termasuk vaksin dan lainnya; • Status dari faktor-faktor yang diketahui mempromosikan timbulnya AMR; • Kapasitas negara saat ini dalam meregulasi dan menerapkan regulasi penggunaan antimikroba, termasuk untuk infeksi HIV, tuberculosis, malaria, di kedokteran hewan dan di produksi tanaman; • Keberadaan dan penerapan kebijakan dan kerangka legal penggunaan dan resistensi terhadap agen antimikroba di kesehatan manusia, kesehatan hewan, produksi tanaman, lingkungan, perdagangan dan niaga; • Stakeholder yang relevan, termasuk donor aktif dan mitra implementasi. Pedoman data/informasi untuk Analisis situasi Sumber: Antimicrobial Resistance. A Manual for developing national action plans
  • 32. 1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang AMR 2. Pencegahan dan pengendalian infeksi (IPC) 3. Surveilans resistensi antibiotik 4. Monitor konsumsi antibiotik 5. Penggunaan antibiotik yang rasional 6. Akses terhadap antibiotik 7. Pertimbangan lingkungan Elemen NAP https://www.reactgroup.org/toolbox/policy/elements-of-a-national-action-plan/
  • 33. Ringkasan Eksekutif 1. Latar Belakang 1.1. Pengaturan konteks AMR: Dari Rencana Aksi Global ke Nasional 1.2. Analisis dan penilaian situasi AMR 1.3. Koheren AMR dengan Kebijakan Nasional 2. Sasaran, Tujuan dan Prinsip-prinsip Panduan 3. Rencana Aksi Nasional 2020-2024 3.1. Tata pemerintahan 3.2. Rencana Strategis 3.3. Rencana Operasional dan Anggaran 3.4. Rencana Monitoring dan Evaluasi Referensi Lampiran DRAF SISTEMATIKA NAP AMR INDONESIA Sumber: SAMPLE TEMPLATE National action plan on antimicrobial resistance . https://www.who.int/antimicrobial-resistance/national- action-plans/sample-template.pdf?ua=1
  • 34. GAP tujuan strategis 1: Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang AMR melalui komunikasi, edukasi dan training. Peningkatan kesadaran dan Komunikasi risiko Tujuan 1 Peningkatan Kesadaran Nasional AMR Intervensi strategi Kegiatan 1.1. Kembangkan program komunikasi publik berbasis bukti dengan target audiens di praktik kesehatan manusia. Target: Januari 2017 1.1.1. Estimasi kesadaran dan pengetahuan melalui studi perilaku di kelompok-kelompok sosial dan profesional yang berbeda. 1.1.2. … 1.1.3. … 1.2. … 1.2.1. … Edukasi Tujuan 2 Perbaikan pengetahuan AMR dan topik-topik terkait Intervensi strategi Kegiatan 2.1. Masukkan AMR dan topik-topik terkait sebagai suatu komponen inti dari edukasi, training dan sertifikasi dan pengembangan profesional. Target; Program edukasi direvisi dan disetujui Juni 2017 2.1.1. Masukkan AMR dan topik-topik terkait dalam kurikulum mahasiswa untuk profesional kesehatan manusia, kesehatan hewan dan industri pangan, dan pertanian. 2.1.2. … 2.1.3. … 2.2. … 2.2.1. … Tujuan 3 …. RencanaStrategis2020-2024 Sumber: Sample template. National action plans on antimicrobial resistance.
  • 35. Rencana Operasional dan Anggaran Sub-kegiatan Unit Jumlah Waktu Lokasi Entitas bertanggung jawab Biaya Sumber anggaran Indikator Intervensi strategi 1.1. Kembangkan program komunikasi publik berbasis bukti dengan target audiens di praktik kesehatan manusia. Kegiatan 1.1.1. Estimasi kesadaran dan pengetahuan melalui studi perilaku di kelompok-kelompok sosial dan profesional yang berbeda. Sub-kegiatan 1.1.1.1 Pengukuan kesadaran masyarakat AMR pada tenaga perawatan kesehatan di sector pemerintah Survei kesadaran 2 Maret 2016 – Maret 2018 Seluruh wilayah negara Departemen Ilmu Perilaku dan Sosial, Sekolah Kesehatan Masyarakat Nasional 50,000 Kemenkes Kesadaran dasar Post intervensi Kegiatan 1.1.1.2. …. …. …. …. …. …. … … Sumber: WHO. Sample template. National action plans on antimicrobial resistance.
  • 36. • Global AMR Surveillance System (GLASS) • Global Database for Antimicrobial Resistance Country Self Assessment (https://amrcountryprogress.org/) • OIE Annual Report on antimicrobial agents intended for use in animals (2016, 2017, 2018) • FAO Assessment Tool for Laboratories and AMR Surveillance Systems (ATLASS) Alat untuk seleksi indikator AMR Sumber: Monitoring and and Evaluation of National Action Plans on AMR (2017)
  • 37. Rencana Monitoring & Evaluasi Perencanaan Baseline Input Sumberdaya dasar Proses Kegiatan Output Hasil di tingkat program Outcome Hasil di tingkat populasi Dampak dan sasaran Dampak akhir jangka panjang Tujuan strategis 1 Penyiapan program komunikasi dengan target orang-orang di praktik pangan. Pembiayaan untuk mengembangkan kit media AMR. Partisipasi dalam ‘global antibiotic awareness week’. Kemitraan dengan asosiasi profesional, swsta medikal, dan kelompok veteriner untuk menangani AMR. Proporsi tenaga kerja dokter dan dokter hewan di sektor pemerintah dan swasta yang telah menerima edukasi AMR. Tingkat kesadaran AMR di populasi target. Proporsi yang diobati dengan anitiobik yang telah mengikuti seluruh pelajaran. Akses diagnostik dan pengobatan di sektor pemerintah dan swasta. Resistensi penicillin terhadap Streptococcus pneumoniae. Tingkat ESBL pada produksi unggas. Tujuan strategis 2 …… …… …… …… Tujuan strategis 3 …… …… …… …… Sumber: WHO. Sample conceptual monitoring and evaluation framework for national action plans on AMR.
  • 38. • Pertemuan komisi dan kelompok kerja – sewa lokasi, makanan untuk partisipan, akomodasi dan logistik perjalanan. • Dukungan fasilitator dalam bentuk staf kementerian atau personil konsultan eksternal untuk kegiatan spesifik atau kelompok kerja dan fungsi. • Biaya untuk tenaga ahli yang terlibat dalam Kelompok Kerja AMR atau komisi sebagai akademisi atau dari dalam kementerian. • Media dan biaya printing – penggunaan staf pemasaran yang professional, pencetakan poster, posters, leaflets dan brochures mengenai kesadaran AMR. Kampanye ini juga harus mencakup release media, radio slots dan iklan atau billboards besar dan slot program TV. • Analisis situasi dan studi yang diperlukan untuk memahami isu AMR sebelum kegiatan dapat diimplementasikan – misalnya program peningkatan kesadaran masyarakat atau PII ata praktik biosekuriti atau status pelayanan laboratorium. Penghitungan pengeluaran untuk kegiatan AMR dalam NAP https://www.reactgroup.org/news-and-views/news-and-opinions/year-2018/costing-national-action-plans- on-amr-practical-suggestions-for-simplifying-the-process/
  • 39. Proses pengembangan NAP Tahapan kerja Workshop Waktu 1. Presentasi konsep dan sistematika NAP 2. Penyusunan ‘resources material’ NAP 3. Penyusunan daftar legislasi dan regulasi terkait AMR 4. Pengumpulan data/informasi untuk analisis situasi 5. Pengembangan metoda evaluasi NAP 2017-2019 2x Mei-April 1. Penetapan data baseline NAP 2020-2024 2. Penyusunan draf analisis dan penilaian situasi 3. Pengumpulan data/informasi untuk Rencana Strategis (tujuan, intervensi strategi, kegiatan dan sub-kegiatan) 4. Penyusunan draf-1 NAP (matriks Rencana Strategis) 1x April-Mei 1. Penyelarasan dengan RPMJN 2020-2024 2. Penyusunan draf-2 NAP (matriks Rencana Strategis dan draf-1 matriks Rencana Operasional dan Anggaran) 2x Juni-Juli 1. Penyusunan draf-3 NAP (termasuk draf-2 Rencana Operasional dan Anggaran dan Rencana M&E) Agustus 1. Penyusunan draf-4 NAP (finalisasi rencana M&E) 2. Penyusunan draf final NAP 2020-2024 2x Sept