1. Kesmavet merupakan bidang kesehatan masyarakat yang berfokus pada penerapan ilmu kedokteran hewan untuk menjamin kesehatan manusia.
2. Ruang lingkupnya meliputi pencegahan penyakit zoonotik, higiene pangan, dan edukasi masyarakat.
3. Tantangan kesmavet saat ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat dan munculnya penyakit baru.
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
Pengertian dan ruang lingkup Kesmavet.pptx
1. PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP KESMAVET
KESMAVET
Oleh:
Drh. Diana Agustiani Wuri, M.Si
Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana
2023
2. Pengertian Kesmavet
Istilah Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet)
atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai
Veterinary Public Health (VPH) diperkenalkan
pertama kali oleh World Health Organization
(WHO) dan Food Agriculture Organization (FAO)
pada laporannya The Joint WHO/FAO Expert Group
on Zoonoses pada tahun 1951.
3. Dalam laporan tersebut, Kesmavet (VPH)
didefinisikan sebagai:
seluruh usaha masyarakat yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh seni dan ilmu kedokteran hewan yang
diterapkan untuk mencegah penyakit, melindungi kehidupan,
dan mempromosikan kesejahteraan dan efisiensi manusia
(veterinary public health comprises all the community efforts
influencing and influenced by the veterinary medical arts and
sciences applied to the prevention of diseases, protection of
life, and promotion of the well-being and efficiency of man).
4. Selanjutnya definisi Kesmavet dimodifikasi oleh
WHO/FAO pada tahun 1975.
Kesmavet didefinisikan sebagai:
suatu komponen aktivitas kesehatan masyarakat yang
mengarah kepada penerapan keterampilan, pengetahuan dan
sumberdaya profesi kedokteran hewan untuk perlindungan
dan perbaikan kesehatan masyarakat (veterinary public
health is a component of public health activities devoted to the
application of professional veterinary skills, knowledge and
resources for the protection and improvement of human
health).
5. Pada tahun 1999, WHO, FAO, OIE dan WHO/FAO
Coloborating for Research and Training in
Veterinary Epidemiology and Management
mengusulkan definisi kesmavet dikaitkan dengan
definisi sehat menurut WHO.
Menurut WHO, health is the state of complete
physical, mental, and social well-being and not
merely the absence of disease or infirmity.
6. Oleh sebab itu, pada tahun 1999, Kesmavet
didefinisikan sebagai:
kontribusi terhadap kesejahteraan fisik, mental dan sosial
melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan
(veterinary public health is the contribution to the complete
physical, mental, and social well-being of humans through an
understanding and application of veterinary medical
science).
7. Indonesia memasukkan istilah Kesmavet pada
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
Definisi Kesmavet dalam UU tersebut adalah:
segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan bahan-
bahan yang berasal dari hewan yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia.
8. Ruang Lingkup Kesmavet
Kesmavet merupakan penghubung antara bidang
pertanian/peternakan dan kesehatan.
Secara garis besar, tugas, dan fungsi kesmavet
adalah menjamin keamanan dan kualitas produk-
produk peternakan, serta mencegah terjadinya
resiko bahaya akibat penyakit hewan/zoonosis
dalam rangka menjamin kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
9. Ruang lingkup tugas dan fungsi kesmavet adalah
administrasi dan konsultasi, pencegahan penyakit
zoonotik, higiene makanan, riset dan penyidikan
penyakit hewan dan zoonosis, serta pendidikan
kesmavet.
10. Ruang Lingkup dan Fungsi Kesmavet:
1. Memberi masukan teknis dalam penyusunan peraturan
perundangan, kebijakan, pedoman, perencanaan strategis
dan pelaksanaan dalam bidang pengendalian dan
pencegahan penyakit hewan dan manusia, sanitasi,
higiene, dan lingkungan;
2. Pencegahan dan pengendalian penyakit zoonotik atau
zoonosis (penyakit yang ditularkan Dari hewan ke
manusia)
11. 3. Higiene pangan dan keamanan pangan, termasuk
pengendalian foodborne illness (penyakit yang ditularkan
melalui makanan).
4. Identifikasi dan evaluasi bahaya-bahaya (hazards) baik
biologis, kimiawi, dan fisik yang menimbulkan dampak
buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan;
5. Pendidikan kesehatan masyarakat.
6. Kerjasama antar instansi/badan dalam rangka menjamin
kesehatan hewan, manusia, lingkungan.
12. Tantangan Kesmavet
1. Perubahan demografi (penduduk) dan dampak
urbanisasi.
2. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat.
3. Perubahan industri dan teknologi.
4. Pariwisata.
5. Perdagangan bebas/global.
6. Mikrooganisme atau agen patogen baru (emerging
disease), serta adaptasi dan resistensi mikroorganisme.
7. Disaster medicine.
8. Kesejahteraan hewan.
9. Agriculture bioterorisms.
13. Visi, Misi, Kebijakan, dan
Program Kesmavet
VISI
Terwujudnya pelayanan veteriner yang prima dalam
menjamin kesehatan dan ketentraman bathin
masyarakat.
14. MISI
1. Meningkatkan jaminan keamanan pangan asal hewan
melalui pembinaan dan pengawasan higiene-sanitasi dalam
upaya penyediaan pangan asal hewan yang aman, sehat,
utuh, dan halal (ASUH).
2. Meningkatkan jaminan keamanan pangan asal hewan
melalui pengujian keamanan dan mutu produk peternakan.
3. Meningkatkan perlindungan sumberdaya hewani dan
ketentraman bathin masyarakat dalam penyediaan pangan
asal hewan melalui pembinaan analisa risiko dan peredaran
pangan asal hewan.
15. 4. Meningkatkan perlindungan sumberdaya hewani dan daya
saing produk hewan non pangan dalam penyediaan produk
hewan non pangan melalui pembinaan analisa risiko dan
peredaran produk hewan non pangan.
5. Meningkatkan pengendalian zoonosis melalui monitoring
dan surveilans.
6. Meningkatkan penerapan kesejahteraan hewan melalui
pembinaan dan kepedulian masyarakat.
16. KEBIJAKAN KESMAVET
a) Penyediaan pangan asal hewan yang ASUH (Food Safety
and Halalness Assurance System).
b) Pengendalian dan penanggulangan zoonosis.
c) Pembinaan kesejahteraan hewan.
17. PROGRAM KESMAVET
a) Penerapan Sistem Jaminan Keamanan Pangan
pada mata rantai produksi pangan asal hewan.
b) Pengamanan produk hewan.
c) Monitoring dan surveilans residu serta cemaran
mikroba pada produk hewan.
d) Pengendalian zoonosis melalui monitoring,
surveilans dan partisipasi masyarakat.
e) Penerapan kesejahteraan hewan.