SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
WAWANCARA (ANAMNESIS)
DAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
D I S U S U N O L E H :
N A D YA
R AT U B A L Q I S A F
S R I
TUJUAN
Menyusun laporan tentang
keadaan psikologik dan
psikopatologik pasien
psikiatri
FOKUS
MANIFESTASI :
Fungsi Mental
Emosional
Perilaku
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan tidak langsung (indirect examination)
Autoanamesis
Aloanamnesis
2. Pemeriksaan langsung (direct examination)
Pemeriksaan Fisik (status internus dan neurologis)
Pemeriksaan Khusus Psikik
- penampilan umum
- bidang emosi, afek
- bidang pikiran
- bidang motorik
3. Pemeriksaan tambahan atau penunjang
RIWAYAT PSIKIATRIK
Adalah catatan tentang riwayat penyakit,
gangguan jiwa, dan riwayat hidup pasien yang
diperlukan untuk memahami siapa pasien, dari
mana pasien berasal dan perkiraan akan kearah
mana pasien selanjutnya pada masa mendatang.
ANAMNESIS PSIKIATRI
I. Data Pribadi
II. Keluhan Utama
III. Riwayat Gangguan Sekarang
a. Awitan
b. Faktor Presipitasi
IV. Penyakit atau Gangguan Sebelumnya
a. Psikiatrik
b. Medik
c. Penggunaan Zat
ANAMNESIS PSIKIATRI
V. Riwayat Hidup
a. Prenatal dan Perinatal
b. Masa kanak awal (sampai 3 tahun)
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
d. Masa Remaja
e. Masa Dewasa
i. Riwayat pekerjaan, perkawinan/berpasangan/pacaran
ii. Riwayat pendidikan
iii. Riwayat militer
iv. Riwayat agama/kehidupan beragama
v. Aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang
vi. Riwayat pelanggaran hukum
f. Riwayat Psikoseksual
g. Riwayat Keluarga
h. Impian, Fantasi dan Nilai-nilai
Prinsip Wawancara Psikiatrik:
 Bina Rapport
o Salam
o Identitas
o Suasana tenang dan nyaman
 Tanyakan keluhan utama
 Onsetnya
 Gejala-gejala lain  DD/  D/
o Psikotik, Mood (depresi, manik, bipolar, cemas)
 Cara mengatasi gejala-gejala
 Faktor organik (penyakit fisik akut / kronis, obat,
penyalahgunaan)  singkirkan faktor organik
 Stressor psikososial (Perkawinan, pekerjaan, relasi
keluarga,dll)
 Biarkan pasien berbicara bebas  observasi komunikasi
verbal & non verbal pasien
 Pendengar aktif, bicara bahasa yang jelas & mudah
dimegerti
 Teknik wawancara spesifik (fasilitasi, kejelasan, refleksi,
interpretasi, keheningan,dll)
 Buat kesimpulan, informasi & edukasi, janji pertemuan
berikutnya
Lama wawancara :
30 menit sd 1 jam tergantung situasi
Psikotik akut, gaduh gelisah, derilium, penyakit
medik akut / terminal : lebih singkat
Teknik wawancara
Fasilitasi (verbal / non verbal)
Refleksi isi (mengulang & menyimpulkan)
Keheningan (normal, autistic thingking, halusinasi auditorik)
Konfrontasi (waham)
Interprestasi (jangan terburu-buru tetap seperti pada awal
wawancara, pasien depresi, cemas)
Menentramkan hati ( verbal / non-verbal)
Nasehat (akhir wawancara + sudah terbina raport)
Kejelasan (mengulang)
 Jangan malu / enggan bertanya ( hal-hal pribadi : seks,
perkawinan, ekonomi, bunuh diri : ide / usaha)
 Komunikasi verbal &non-verbal (melakukan & observer)
 Pendengar & Obeserver yang baik
 Status mental (kesadaran, sikap, perilaku / psikomotor,
mood/afek, bentuk & isi pikiran, persepsi, bahasa, kognitif)
 Pertanyaan terbuka >> tertutup
 Teknik wawancara (fasilitasi, refleksi isi,
kejelasan,keheningan, dll)
 Kehadiran keluarga ( tanya)
 Empati
EMPATI
Memahami / merabarasakan perasaan, pikiran,
keinginan pasien tanpa mempengaruhi
penilaian objektivitas
Tidak mengkritik, menghakimi, memotong
pembicaraan, mencela, menghargai
Menempatkan diri ditempat pasien sesuai usia,
jenis kelamin, pikiran, persepsi, budaya
Komunikasi 2 arah (verbal & non-verbal)
Kontak mata
• Pasien bicara jujur dan nyaman
• Psikopatologi muncul
• Problem muncul
Situasi tempat duduk:
Kursi sama tinggi
Membuat Catatan:
• Untuk alasan medis & hukum
• Bantu ingatan terapis tentang pasien
• Jangan dilakukan jika ganggu kelancaran wawancara
Sign + Symptoms = Syndrome

GANGGUAN MENTAL / JIWA

PPGDJ III / ICD 10
Synopsis Psychiatry Kaplan
ONSET PENYAKIT (Kriteria D/)
Manifestasi Klinis (Syndrome)
Distress & Disability  RTA
PSIKOTIK:
 Daya Nilai Realita (RTA) ternganggu
 Insight / tilikan ternganggu (Grade 1 sd 6)
 Judgment ternganggu
Manifestasi klinis :
 Gejala Positif :
oMelebihi & tidak ada pada orang normal
Psikomotor stereotipik & aneh, perilaku aneh / kacau ( bicara
sendiri, tertawa-tawa tanpa sebab, menari-nari, dll), flight of idea,
inkoheren, word salad, waham, preokupasi, fobia, idea bunuh diri,
gangguan persepsi, disorientasi
 Gejala Negatif:
oPerawatan diri buruk, isolasi sosial, mutisme, apatis, autistic
(behaviour / thingking), miskin pikir, hipoaktif, negativism.
MOOD:
DEPRESI Manik Hipomanik
Onset 2 minggu 1 minggu ±4 hari
Mood Murung
sedih
Hipertym ↑ ↑ ↑ (euforia,
ekspansif, eksaltasi)
↑
Motivasi Anhedonia, miskin isi
pikiran, cepat lelah
↑ ↑ ↑
Impulsif, agitasi, boros,
flight of idea
↑
Motorik Hipoaktiv / retradasi
psikomotor
Hipobulia / abulia
malas
↑ ↑ ↑
Hiperaktiv
Energi berlebih
↑
Vegetatif M / M ↓ /↑
Tidur ↓ / ↑
Seks ↓ / ↑
↑ ↑ ↑ ↑
Persepsi
Diri
Problem
Lingkungan
(-) (+) ↑ ↑ ↑
Megalomen
Histerionik
(+) ↑
Megalomen
Histerionik
Waham / halusinasi Kejar, cemburu,
nihilistik, somatik,
eritomania
Kebesaran, kejar (-)
ANXIETAS
(6 bulan)
Kecuali : gangguan panik  1 bulan
 Hiperaktivitas Motorik
 rilex (-), distraktibilitas, cepalgia, migren, vertigo, nyeri leher /
pundak / otot-otot, gelisah, mondar-mandir, bingung
 Peningkatan Otonom
 Keringat dingin / panas dingin, palpitasi, diare / konstipasi,
mual, mules/konstipasi , muntah, batuk, gatal-gatal, poliuria,
tremor, kesemutan, baal, hipotensi ortostatik, pandangan
kabur, mulut kering, dll
 Kewaspadaan meningkat
 tidak bisa konsentrasi, “ pelupa”, insomnia, cemas / khawatir
/ takut / tegang
MIXED DEPRESI - CEMAS
CHECK LIST
WAWANCARA PSIKIATRIK
CHECK LIST KETRAMPILAN WAWANCARA PSIKIATRIK
NO.
KOMPONEN PENILAIAN SKOR
0 1 2
1. Membina rapport
2. Menanyakan identitas pasien (nama, usia, pekerjaan,
pendidikan, status nikah, alamat pasien)
3. Menanyakan keluhan utama (alasan datang berobat)
4. Menunjukkan minat, perhatian dan empati (ekspresi wajah
dan intonasi suara ramah, kontak mata, dll)
5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan jelas
oleh pasien
6. Memberi respon secara memadai terhadap komunikasi
verbal & non-verbal pasien
7. Mampu mendengar secara aktif
8. Menelusuri gejala gangguan jiwa (gejala psikotik, depresi,
cemas, manik)
9. Menggali kemungkinan faktor-faktor organik sebagai
penyebab atau pencetus keluhan pasien
10. Menggali stressor psikososial (pekerjaan, perkawinan, sosial
ekonomi,dll)
11. Menggali riwayat penggunaan obat-obat yang sudah diminum
12. Menyimpulkan dan menutup wawancara
Total Skor
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, kurang benar
2 = Dilakukan, dengan benar
PEMERIKSAAN STATUS
MENTALIS
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
 Bagian dari pemeriksaan
status klinis yang
menggambarkan jumlah total
observasi pemeriksa dan kesan
tentang pasien psikiatrik saat
wawancara.
GARIS BESAR PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
I. Gambaran umum
a.Penampilan
b.Perilaku dan aktivitas psikomotor
c.Sikap terhadap pemeriksa
II. Mood dan Afek
a.Mood
b.Afek
c.Kesesuaian
III. Bicara
IV. Gangguan persepsi
...LANJUTAN
V. Pikiran
a. Proses atau bentuk pikiran
b. Isi pikiran
VII. Sensorium dan Kognotif
a. Kesiagaan dan tingkat kecerdasan
b. Orientasi
c. Daya ingat
d. Konsentrasi dan perhatian
e. Kapasitas untuk membaca dan menulis
f. Kemampuan visuospasial
g. Pikiran abstrak
h. Sumber informasi dan kecerdasan
...LANJUTAN
VII. Pengendalian impuls
VIII. Pertimbangan dan tilikan
IX. Reliabilitas
I. GAMBARAN UMUM
a. PENAMPILAN  kesan fisik pasien
secara keseluruhan.
Contoh : jenis tubuh, postur, ketegangan,
pakaian, dandanan, rambut, kuku.
Istilah yg digunakan untuk
menggambarkan penampilan tampak sehat,
sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan
muda, kusut, seperti anak- anak, dan
kacau.
Tanda kecemsan : tangan yang lembab,
keringat pada dahi, postur tegang, mata
lebar.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Contoh : menerisma, tiks, gerakan isyarat,
kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia,
hiperaktivitas, agitasi, melawan,
fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan, dan
ketangkasan, kegelisahan, meremas-remas
tangan dan melangkah.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Contoh : bekerjasama, bersahabat, penuh
perhatian, tertarik, datar, menggoda,
bertahan, merendahkan, kebingungan,
apatis, bermusuhan, bermain-main,
menyenangkan, mengelak atau berlindung.
II. MOOD DAN AFEK
a. Mood  emosi yang meresap dan terus-
menerus yang mewarnai persepsi
seseorang akan dunia.
Contoh : depresi, kecewa, mudah marah,
cemas, marah meluap-luap, euforik,
kosong, bersalah, terpesona, sia-sia,
merendahkan diri-sendiri, ketakutan dan
membingungkan.
b. Ekspresi Afektif  respon emosional
pasien yang tampak yang disimpulkan
pemeriksa dari wajah pasien termasuk
jumlah dan macam perilaku ekspresif.
Afek digambarkan : dalam rentang normal,
terbatas, tumpul dan datar.
c. Kesesuaian
Kesesuaian respon emosional pasien dapat dipertimbangkan
dalam konteks masalah subyektif yang didiskusikan pasien.
Apabila ekspresi emosi serasi dengan isi pikiran, budaya dan
keadaan/ suasana pada waktu pemeriksaan.
III. BICARA
Menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara
baik kuantitas, kecepatan produksi bicara dan
kualitasnya.
Contoh : senang berbicara, suka mengomel,
fasih, pendiam, tidak spontan atau berespon
normal terhadap pewawancara.
Bicara mungkin cepat atau lambat, tertekan,
ragu-ragu, emosional, dramatik, monoton,
keras, berbisik, dll.
IV. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi dan ilusi  apakah pasien
mendengar suara atau melihat bayangan?,
apa yang dilihat atau didengar?, dalam
keadan bagimana keadaan itu terjadi?
Depersonalisasi dan derealisasi : perasaan
terlepas dari diri sendiri dan lingkungan.
V. PIKIRAN
Contoh gangguan pikiran :
a. proses berpikir atau bentuk pikiran
o pengendoran asosiasi atau keluar dari jalur
o flight of ideas
o pikiran berpacu
o tangensialitas
o sirkumstansialitas
o inkoherensi
o neologisme
o asosiasi bunyi
o permainan kata
o penghambatan pikiran
o pikiran samara-samar.
b. Isi pikiran
 Waham
 Gagasan bunuh diri dan membunuh
 Paranoid
 Preokupasi
 Gagasan menyangkut diri sendiri
 Obsesi dan konvulsi
 Kemiskinan isi.
 Mencari petunjuk fungsi organ organik,
intelegensia pasien, kapasitas untuk
berpikir abstrak, tingkat tilikan dan
pertimbangan.
VI. SENSORIUM DAN KOGNISI
a. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran
Gangguan kesadaran  biasanya
menyatakan gangguan otak organik.
Tingkat kesadaran pasien : berkabut,
somnolen, stupor, koma, letargi, melupakan
identitas lama seringkali disertai perjalanan
dan mengembara kelingkungan baru.
b. Orientasi
• Waktu : perhatikan apakah pasien mampu
mengidentifikasikan hari, waktu, lamanya
pasientelah berada di rumah sakit. Apakah
perilakunya sesuai dengan orientasi waktu.
• Tempat : perhatikan apakah pasien tahu
dimana ia berada.
• Orang : perhatikan apakah pasien tahu
siapa pemeriksa dan peranan orang-orang
yang berhubungan dengannya disekitarnya.
c. Daya ingat
Fungsi daya ingat (memory) biasanya dibagi
menjadi empat bidang :
 Daya ingat jauh (remote memory)  data masa
anak-anak, peristiwa penting yang diketahui telah
terjadi saat pasien masih muda atau bebas dari
penyakit, masalah pribadi.
 Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past
memory)  dalam beberapa bulan yang lalu.
 Daya ingat yang baru saja (recent memory) 
beberapa hari yang lalu, apa yang pasien lakukan
kemarin, hari sebelumnya, apa yang pasien makan
untuk sarapan, makan siang dan makan malam.
 Penyimpanan dan daya ingat segera (immediate
retention reccal)  pengukuran rentang angka,
kemampuan untuk mengulang tiga kata segera dan
3-5 menit kemudian.
d.Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien dapat terganggu karena
berbagai alasan.
Misalnya : gangguan kognitif, kecemasan,
depresi dan stimulasi in ternal.
Perhatian dinilai dengan kemampuan
berhitung atau meminta pasien mengeja kata
secara mundur.
e.Kemampuan membaca dan menulis
Pasien diminta untuk bereaksi terhadap
suatu kalimat dan selanjutnya melakukan
apa yang diperintahkan kalimat tersebut.
Pasien juga diminta untuk menulis kalimat
sederhana tapi lengkap.
f. Kemampuan visuospasial
Pasien diminta mencontoh suatu gambar
seperti jam atau segilima yang
berpotongan.
g. Berpikir abstrak
Kemampuan pasien untuk berhadapan
dengan konsep.
h. Sumber informasi dan intelegensia
Intelegensia  berhubungan dengan
perbendaharaan kata dan sumber
pengetahuan umum.
VII. PENGENDALIAN IMPULS
 Pemeriksaan pengendalian impuls penting
dalam memastikan kesadaran pasien tentang
perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu
pengukuran tentang kemungkinan bahaya
pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain,
misalnya : impuls seksual, agresif dan
lainnya.
VIII. PERTIMBANGAN DAN TILIKAN
 Pertimbangan (judgement)  menilai
aspek kemampuan pasien dalam
pertimbangan sosial.
 Apakah pasien mengerti kemungkinan akibat dari
perilakunya?
 Dapatkah pasien memperkirakan apa yang akan
dilakukannya didalam situasi khayalan?
 Tilikan  derajat kesadaran dan
pengertian pasien mengenai gangguan
kesehatan jiwa yang dialami.
TINGKAT TILIKAN
1. Penyangkalan penyakit sama sekali.
2. Kesadaran sedikit bhw mereka sakit & membutuhkan
bantuan, tp dlm wkt yg bersamaan menyangkal penyakitnya.
3. Terdapat kesadaran bhw mereka sakit tp melemparkan
kesalahan pd org lain, pd faktor eksternal/ faktor organik.
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yg tdk
diketahui pd diri sendiri.
5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit &
gejala/ kegagalan dlm penyesuaian sosialnya disebabkan
oleh perasan irasional atau gangguan tertentu dlm diri pasien
sendiri tanpa menetapkan pengetahuan tsb untuk
pengalaman dimasa dpn.
6. Tilikan emosional yang sesungguhnya : kesadaran
emosional tentang motif & perasaan di dalam diri pasien &
orang yg penting dlm kehidupan.
IX. REALIBILITAS
Perkiraan kesan dokter psikiatri pada
kebenaran atau kejujuran pasien.
Terima kasih…

More Related Content

What's hot (20)

12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Case Report BPPV
Case Report BPPVCase Report BPPV
Case Report BPPV
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 

Viewers also liked

metode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menitmetode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menitJoni Iswanto
 
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...Tyaseta Sardjono
 
Wawancara dan status psikiatri
Wawancara dan status psikiatriWawancara dan status psikiatri
Wawancara dan status psikiatricokordawahyu
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsImron Rosyadi
 
Forensik psikiatri
Forensik psikiatriForensik psikiatri
Forensik psikiatrifikri asyura
 
Emosi dan afek kelompok 6
Emosi dan afek kelompok 6Emosi dan afek kelompok 6
Emosi dan afek kelompok 6Rizman Aji
 
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi KhususDokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khususpjj_kemenkes
 
Presentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaPresentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaIke Setyowati
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdJeng Hettie
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidAris Rahmanda
 
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remajafikri asyura
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkdike1
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
SOP Administrasi Pemerintahan
SOP Administrasi Pemerintahan SOP Administrasi Pemerintahan
SOP Administrasi Pemerintahan Kacung Abdullah
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensiNirma Syari Vutry
 

Viewers also liked (19)

metode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menitmetode pemeriksaan 2 menit
metode pemeriksaan 2 menit
 
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH...
Pedoman wawancara pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH...
 
Wawancara dan status psikiatri
Wawancara dan status psikiatriWawancara dan status psikiatri
Wawancara dan status psikiatri
 
Complete Spinal Transections
Complete Spinal TransectionsComplete Spinal Transections
Complete Spinal Transections
 
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia ParanoidSkizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid
 
Forensik psikiatri
Forensik psikiatriForensik psikiatri
Forensik psikiatri
 
Emosi dan afek kelompok 6
Emosi dan afek kelompok 6Emosi dan afek kelompok 6
Emosi dan afek kelompok 6
 
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi KhususDokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
 
Presentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwaPresentasi kasus jiwa
Presentasi kasus jiwa
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
Penanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igdPenanganan pasien di igd
Penanganan pasien di igd
 
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia ParanoidPresentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
Presentasi Kasus - Skizofrenia Paranoid
 
3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja3. psikiatri anak dan remaja
3. psikiatri anak dan remaja
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
SOP Administrasi Pemerintahan
SOP Administrasi Pemerintahan SOP Administrasi Pemerintahan
SOP Administrasi Pemerintahan
 
Tata cara survey
Tata cara surveyTata cara survey
Tata cara survey
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Anatomy of pain pathway
Anatomy of pain pathwayAnatomy of pain pathway
Anatomy of pain pathway
 

Similar to wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri

90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...SuciMayvera1
 
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaratriayu1
 
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPikaLubis
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxOtchiPutri
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkargopusoro
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul Karimah
 
Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)ratriayu1
 
KP 5 Perilaku kekerasan.ppt
KP 5 Perilaku kekerasan.pptKP 5 Perilaku kekerasan.ppt
KP 5 Perilaku kekerasan.pptrahmiramadhan
 
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksial
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksialKp 3.1.25 diagnosis multiaksial
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksialAhmad Muhtar
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxekoprayugo
 

Similar to wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri (20)

90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
90100261-82896606-wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri-150510062744-lva1-app68...
 
Pemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwaPemeriksaan status-mental jiwa
Pemeriksaan status-mental jiwa
 
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mentalPemeriksaan status mental
Pemeriksaan status mental
 
status mental.ppt
status mental.pptstatus mental.ppt
status mental.ppt
 
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docxLKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
LKK 1 Wawancara Psikotik BARU.docx
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bk
 
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwaAzimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
Azimatul karimah, assessment dan manajemen gangguan jiwa
 
widya.pptx
widya.pptxwidya.pptx
widya.pptx
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)Makalah depresi (5)
Makalah depresi (5)
 
Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)
 
Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)Panduan koas jiwa (1)
Panduan koas jiwa (1)
 
KP 5 Perilaku kekerasan.ppt
KP 5 Perilaku kekerasan.pptKP 5 Perilaku kekerasan.ppt
KP 5 Perilaku kekerasan.ppt
 
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksial
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksialKp 3.1.25 diagnosis multiaksial
Kp 3.1.25 diagnosis multiaksial
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PK.pptx
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 

wawancara-dan-pemeriksaan-psikiatri

  • 1. WAWANCARA (ANAMNESIS) DAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI D I S U S U N O L E H : N A D YA R AT U B A L Q I S A F S R I
  • 2. TUJUAN Menyusun laporan tentang keadaan psikologik dan psikopatologik pasien psikiatri
  • 4. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan tidak langsung (indirect examination) Autoanamesis Aloanamnesis 2. Pemeriksaan langsung (direct examination) Pemeriksaan Fisik (status internus dan neurologis) Pemeriksaan Khusus Psikik - penampilan umum - bidang emosi, afek - bidang pikiran - bidang motorik 3. Pemeriksaan tambahan atau penunjang
  • 5. RIWAYAT PSIKIATRIK Adalah catatan tentang riwayat penyakit, gangguan jiwa, dan riwayat hidup pasien yang diperlukan untuk memahami siapa pasien, dari mana pasien berasal dan perkiraan akan kearah mana pasien selanjutnya pada masa mendatang.
  • 6. ANAMNESIS PSIKIATRI I. Data Pribadi II. Keluhan Utama III. Riwayat Gangguan Sekarang a. Awitan b. Faktor Presipitasi IV. Penyakit atau Gangguan Sebelumnya a. Psikiatrik b. Medik c. Penggunaan Zat
  • 7. ANAMNESIS PSIKIATRI V. Riwayat Hidup a. Prenatal dan Perinatal b. Masa kanak awal (sampai 3 tahun) c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun) d. Masa Remaja e. Masa Dewasa i. Riwayat pekerjaan, perkawinan/berpasangan/pacaran ii. Riwayat pendidikan iii. Riwayat militer iv. Riwayat agama/kehidupan beragama v. Aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang vi. Riwayat pelanggaran hukum f. Riwayat Psikoseksual g. Riwayat Keluarga h. Impian, Fantasi dan Nilai-nilai
  • 8. Prinsip Wawancara Psikiatrik:  Bina Rapport o Salam o Identitas o Suasana tenang dan nyaman  Tanyakan keluhan utama  Onsetnya  Gejala-gejala lain  DD/  D/ o Psikotik, Mood (depresi, manik, bipolar, cemas)  Cara mengatasi gejala-gejala  Faktor organik (penyakit fisik akut / kronis, obat, penyalahgunaan)  singkirkan faktor organik
  • 9.  Stressor psikososial (Perkawinan, pekerjaan, relasi keluarga,dll)  Biarkan pasien berbicara bebas  observasi komunikasi verbal & non verbal pasien  Pendengar aktif, bicara bahasa yang jelas & mudah dimegerti  Teknik wawancara spesifik (fasilitasi, kejelasan, refleksi, interpretasi, keheningan,dll)  Buat kesimpulan, informasi & edukasi, janji pertemuan berikutnya
  • 10. Lama wawancara : 30 menit sd 1 jam tergantung situasi Psikotik akut, gaduh gelisah, derilium, penyakit medik akut / terminal : lebih singkat
  • 11. Teknik wawancara Fasilitasi (verbal / non verbal) Refleksi isi (mengulang & menyimpulkan) Keheningan (normal, autistic thingking, halusinasi auditorik) Konfrontasi (waham) Interprestasi (jangan terburu-buru tetap seperti pada awal wawancara, pasien depresi, cemas) Menentramkan hati ( verbal / non-verbal) Nasehat (akhir wawancara + sudah terbina raport) Kejelasan (mengulang)
  • 12.  Jangan malu / enggan bertanya ( hal-hal pribadi : seks, perkawinan, ekonomi, bunuh diri : ide / usaha)  Komunikasi verbal &non-verbal (melakukan & observer)  Pendengar & Obeserver yang baik  Status mental (kesadaran, sikap, perilaku / psikomotor, mood/afek, bentuk & isi pikiran, persepsi, bahasa, kognitif)  Pertanyaan terbuka >> tertutup  Teknik wawancara (fasilitasi, refleksi isi, kejelasan,keheningan, dll)  Kehadiran keluarga ( tanya)  Empati
  • 13. EMPATI Memahami / merabarasakan perasaan, pikiran, keinginan pasien tanpa mempengaruhi penilaian objektivitas Tidak mengkritik, menghakimi, memotong pembicaraan, mencela, menghargai Menempatkan diri ditempat pasien sesuai usia, jenis kelamin, pikiran, persepsi, budaya Komunikasi 2 arah (verbal & non-verbal) Kontak mata • Pasien bicara jujur dan nyaman • Psikopatologi muncul • Problem muncul
  • 14. Situasi tempat duduk: Kursi sama tinggi Membuat Catatan: • Untuk alasan medis & hukum • Bantu ingatan terapis tentang pasien • Jangan dilakukan jika ganggu kelancaran wawancara
  • 15. Sign + Symptoms = Syndrome  GANGGUAN MENTAL / JIWA  PPGDJ III / ICD 10 Synopsis Psychiatry Kaplan ONSET PENYAKIT (Kriteria D/) Manifestasi Klinis (Syndrome) Distress & Disability  RTA
  • 16. PSIKOTIK:  Daya Nilai Realita (RTA) ternganggu  Insight / tilikan ternganggu (Grade 1 sd 6)  Judgment ternganggu Manifestasi klinis :  Gejala Positif : oMelebihi & tidak ada pada orang normal Psikomotor stereotipik & aneh, perilaku aneh / kacau ( bicara sendiri, tertawa-tawa tanpa sebab, menari-nari, dll), flight of idea, inkoheren, word salad, waham, preokupasi, fobia, idea bunuh diri, gangguan persepsi, disorientasi  Gejala Negatif: oPerawatan diri buruk, isolasi sosial, mutisme, apatis, autistic (behaviour / thingking), miskin pikir, hipoaktif, negativism.
  • 17. MOOD: DEPRESI Manik Hipomanik Onset 2 minggu 1 minggu ±4 hari Mood Murung sedih Hipertym ↑ ↑ ↑ (euforia, ekspansif, eksaltasi) ↑ Motivasi Anhedonia, miskin isi pikiran, cepat lelah ↑ ↑ ↑ Impulsif, agitasi, boros, flight of idea ↑ Motorik Hipoaktiv / retradasi psikomotor Hipobulia / abulia malas ↑ ↑ ↑ Hiperaktiv Energi berlebih ↑ Vegetatif M / M ↓ /↑ Tidur ↓ / ↑ Seks ↓ / ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ Persepsi Diri Problem Lingkungan (-) (+) ↑ ↑ ↑ Megalomen Histerionik (+) ↑ Megalomen Histerionik Waham / halusinasi Kejar, cemburu, nihilistik, somatik, eritomania Kebesaran, kejar (-)
  • 18. ANXIETAS (6 bulan) Kecuali : gangguan panik  1 bulan  Hiperaktivitas Motorik  rilex (-), distraktibilitas, cepalgia, migren, vertigo, nyeri leher / pundak / otot-otot, gelisah, mondar-mandir, bingung  Peningkatan Otonom  Keringat dingin / panas dingin, palpitasi, diare / konstipasi, mual, mules/konstipasi , muntah, batuk, gatal-gatal, poliuria, tremor, kesemutan, baal, hipotensi ortostatik, pandangan kabur, mulut kering, dll  Kewaspadaan meningkat  tidak bisa konsentrasi, “ pelupa”, insomnia, cemas / khawatir / takut / tegang
  • 21. CHECK LIST KETRAMPILAN WAWANCARA PSIKIATRIK NO. KOMPONEN PENILAIAN SKOR 0 1 2 1. Membina rapport 2. Menanyakan identitas pasien (nama, usia, pekerjaan, pendidikan, status nikah, alamat pasien) 3. Menanyakan keluhan utama (alasan datang berobat) 4. Menunjukkan minat, perhatian dan empati (ekspresi wajah dan intonasi suara ramah, kontak mata, dll) 5. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan jelas oleh pasien 6. Memberi respon secara memadai terhadap komunikasi verbal & non-verbal pasien 7. Mampu mendengar secara aktif 8. Menelusuri gejala gangguan jiwa (gejala psikotik, depresi, cemas, manik) 9. Menggali kemungkinan faktor-faktor organik sebagai penyebab atau pencetus keluhan pasien
  • 22. 10. Menggali stressor psikososial (pekerjaan, perkawinan, sosial ekonomi,dll) 11. Menggali riwayat penggunaan obat-obat yang sudah diminum 12. Menyimpulkan dan menutup wawancara Total Skor 0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan, kurang benar 2 = Dilakukan, dengan benar
  • 24. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL  Bagian dari pemeriksaan status klinis yang menggambarkan jumlah total observasi pemeriksa dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara.
  • 25. GARIS BESAR PEMERIKSAAN STATUS MENTAL I. Gambaran umum a.Penampilan b.Perilaku dan aktivitas psikomotor c.Sikap terhadap pemeriksa II. Mood dan Afek a.Mood b.Afek c.Kesesuaian III. Bicara IV. Gangguan persepsi
  • 26. ...LANJUTAN V. Pikiran a. Proses atau bentuk pikiran b. Isi pikiran VII. Sensorium dan Kognotif a. Kesiagaan dan tingkat kecerdasan b. Orientasi c. Daya ingat d. Konsentrasi dan perhatian e. Kapasitas untuk membaca dan menulis f. Kemampuan visuospasial g. Pikiran abstrak h. Sumber informasi dan kecerdasan
  • 27. ...LANJUTAN VII. Pengendalian impuls VIII. Pertimbangan dan tilikan IX. Reliabilitas
  • 28. I. GAMBARAN UMUM a. PENAMPILAN  kesan fisik pasien secara keseluruhan. Contoh : jenis tubuh, postur, ketegangan, pakaian, dandanan, rambut, kuku. Istilah yg digunakan untuk menggambarkan penampilan tampak sehat, sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anak- anak, dan kacau. Tanda kecemsan : tangan yang lembab, keringat pada dahi, postur tegang, mata lebar.
  • 29. b. Perilaku dan aktivitas psikomotor Contoh : menerisma, tiks, gerakan isyarat, kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia, hiperaktivitas, agitasi, melawan, fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan, dan ketangkasan, kegelisahan, meremas-remas tangan dan melangkah. c. Sikap terhadap pemeriksa Contoh : bekerjasama, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, datar, menggoda, bertahan, merendahkan, kebingungan, apatis, bermusuhan, bermain-main, menyenangkan, mengelak atau berlindung.
  • 30. II. MOOD DAN AFEK a. Mood  emosi yang meresap dan terus- menerus yang mewarnai persepsi seseorang akan dunia. Contoh : depresi, kecewa, mudah marah, cemas, marah meluap-luap, euforik, kosong, bersalah, terpesona, sia-sia, merendahkan diri-sendiri, ketakutan dan membingungkan. b. Ekspresi Afektif  respon emosional pasien yang tampak yang disimpulkan pemeriksa dari wajah pasien termasuk jumlah dan macam perilaku ekspresif. Afek digambarkan : dalam rentang normal, terbatas, tumpul dan datar.
  • 31. c. Kesesuaian Kesesuaian respon emosional pasien dapat dipertimbangkan dalam konteks masalah subyektif yang didiskusikan pasien. Apabila ekspresi emosi serasi dengan isi pikiran, budaya dan keadaan/ suasana pada waktu pemeriksaan.
  • 32. III. BICARA Menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara baik kuantitas, kecepatan produksi bicara dan kualitasnya. Contoh : senang berbicara, suka mengomel, fasih, pendiam, tidak spontan atau berespon normal terhadap pewawancara. Bicara mungkin cepat atau lambat, tertekan, ragu-ragu, emosional, dramatik, monoton, keras, berbisik, dll.
  • 33. IV. GANGGUAN PERSEPSI Halusinasi dan ilusi  apakah pasien mendengar suara atau melihat bayangan?, apa yang dilihat atau didengar?, dalam keadan bagimana keadaan itu terjadi? Depersonalisasi dan derealisasi : perasaan terlepas dari diri sendiri dan lingkungan.
  • 34. V. PIKIRAN Contoh gangguan pikiran : a. proses berpikir atau bentuk pikiran o pengendoran asosiasi atau keluar dari jalur o flight of ideas o pikiran berpacu o tangensialitas o sirkumstansialitas o inkoherensi o neologisme o asosiasi bunyi o permainan kata o penghambatan pikiran o pikiran samara-samar.
  • 35. b. Isi pikiran  Waham  Gagasan bunuh diri dan membunuh  Paranoid  Preokupasi  Gagasan menyangkut diri sendiri  Obsesi dan konvulsi  Kemiskinan isi.
  • 36.  Mencari petunjuk fungsi organ organik, intelegensia pasien, kapasitas untuk berpikir abstrak, tingkat tilikan dan pertimbangan. VI. SENSORIUM DAN KOGNISI
  • 37. a. Kewaspadaan dan tingkat kesadaran Gangguan kesadaran  biasanya menyatakan gangguan otak organik. Tingkat kesadaran pasien : berkabut, somnolen, stupor, koma, letargi, melupakan identitas lama seringkali disertai perjalanan dan mengembara kelingkungan baru.
  • 38. b. Orientasi • Waktu : perhatikan apakah pasien mampu mengidentifikasikan hari, waktu, lamanya pasientelah berada di rumah sakit. Apakah perilakunya sesuai dengan orientasi waktu. • Tempat : perhatikan apakah pasien tahu dimana ia berada. • Orang : perhatikan apakah pasien tahu siapa pemeriksa dan peranan orang-orang yang berhubungan dengannya disekitarnya.
  • 39. c. Daya ingat Fungsi daya ingat (memory) biasanya dibagi menjadi empat bidang :  Daya ingat jauh (remote memory)  data masa anak-anak, peristiwa penting yang diketahui telah terjadi saat pasien masih muda atau bebas dari penyakit, masalah pribadi.  Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past memory)  dalam beberapa bulan yang lalu.  Daya ingat yang baru saja (recent memory)  beberapa hari yang lalu, apa yang pasien lakukan kemarin, hari sebelumnya, apa yang pasien makan untuk sarapan, makan siang dan makan malam.  Penyimpanan dan daya ingat segera (immediate retention reccal)  pengukuran rentang angka, kemampuan untuk mengulang tiga kata segera dan 3-5 menit kemudian.
  • 40. d.Konsentrasi dan perhatian Konsentrasi pasien dapat terganggu karena berbagai alasan. Misalnya : gangguan kognitif, kecemasan, depresi dan stimulasi in ternal. Perhatian dinilai dengan kemampuan berhitung atau meminta pasien mengeja kata secara mundur. e.Kemampuan membaca dan menulis Pasien diminta untuk bereaksi terhadap suatu kalimat dan selanjutnya melakukan apa yang diperintahkan kalimat tersebut. Pasien juga diminta untuk menulis kalimat sederhana tapi lengkap.
  • 41. f. Kemampuan visuospasial Pasien diminta mencontoh suatu gambar seperti jam atau segilima yang berpotongan. g. Berpikir abstrak Kemampuan pasien untuk berhadapan dengan konsep. h. Sumber informasi dan intelegensia Intelegensia  berhubungan dengan perbendaharaan kata dan sumber pengetahuan umum.
  • 42. VII. PENGENDALIAN IMPULS  Pemeriksaan pengendalian impuls penting dalam memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain, misalnya : impuls seksual, agresif dan lainnya.
  • 43. VIII. PERTIMBANGAN DAN TILIKAN  Pertimbangan (judgement)  menilai aspek kemampuan pasien dalam pertimbangan sosial.  Apakah pasien mengerti kemungkinan akibat dari perilakunya?  Dapatkah pasien memperkirakan apa yang akan dilakukannya didalam situasi khayalan?  Tilikan  derajat kesadaran dan pengertian pasien mengenai gangguan kesehatan jiwa yang dialami.
  • 44. TINGKAT TILIKAN 1. Penyangkalan penyakit sama sekali. 2. Kesadaran sedikit bhw mereka sakit & membutuhkan bantuan, tp dlm wkt yg bersamaan menyangkal penyakitnya. 3. Terdapat kesadaran bhw mereka sakit tp melemparkan kesalahan pd org lain, pd faktor eksternal/ faktor organik. 4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yg tdk diketahui pd diri sendiri. 5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit & gejala/ kegagalan dlm penyesuaian sosialnya disebabkan oleh perasan irasional atau gangguan tertentu dlm diri pasien sendiri tanpa menetapkan pengetahuan tsb untuk pengalaman dimasa dpn. 6. Tilikan emosional yang sesungguhnya : kesadaran emosional tentang motif & perasaan di dalam diri pasien & orang yg penting dlm kehidupan.
  • 45. IX. REALIBILITAS Perkiraan kesan dokter psikiatri pada kebenaran atau kejujuran pasien.