SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
TATALAKSANA
KASUS MALARIA TANPA KOMPLIKASI
DAN
DENGAN KOMPLIKASI
M. JUFRI MAKMUR
BAG PENY DALAM RSD RADEN
MATTAHER
JAMBI
Pendahuluan
 Malaria adalah: Penyakit parasit yang
disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit yang ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual
didalam darah
 Infeksi malaria memberikan gejala
berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali
 Dapat berlangsung akut atau kronik
 Infeksi malaria dapat berlangsung
tanpa komplikasi ataupun mengalami
komplikasi sistemik yang dikenal
sebagai malaria berat
 Menyebabkan kematian terutama pada
kelompok resiko tinggi (bayi, anak
balita, ibu hamil)
 Menurunkan produktifitas kerja
 Upaya:
Program Pemberantasan malaria
(Diagnosis dini, Pengobatan Cepat
dan Tepat, Surveilans dan
Pengendalian vektor)
Etiologi
 Plasmodium ini pada manusia menginfeksi
eritrosit, dan mengalami pembiakan aseksual
di jaringan hati dan eritrosit
 Pembiakan seksual terjadi pada tubuh
nyamuk anopheles betina
 Parasit Malaria yang terdapat di Indonesia:
1. Plasmodium Vivax (Malaria tertiana,
Benign
Malaria)
2. Plasmodium Falciparum (Malaria tropika,
Malignan Malaria)
Sejarah
 Cina: 1700 SM
 Mesir: 2570 SM
 Charles Louis Alphonse Laveran
(th 1880): Malaria disebabkan oleh
adanya parasit didalam sel darah
merah
 Krotokski dan Garnham (1980):
menemukan bentuk di jaringan yg
disebut hipnozoit (dorman, relaps)
 Kina (th 1820): obat pertama malaria,
ditemukan oleh Pelletier dan Caventou
 Primaquin (th 1924): obat hasil sintesa
kimiawi
 Quinakrin (th 1930): sintesa kimiawi
 Klorokuin (th 1934): sintesa kimiawi
 Pirimetamin (th 1951): sintesa kimiawi
 Resistensi P. falciparum terhadap
klorokuin (th 1973), meluas, th 1990
seluruh Indonesia
 Resistensi Plasmodium terhadap
Sulfadoksin-Pirimetamin (SP)
 WHO: mencanangkan perubahan pemakaian
obat baru yaitu: Kombinasi artemisin
(Artemisin-base Combination Therapy =
ACT), untuk mengatasi masalah resistensi
pengobatan dan menurunkan morbiditas dan
mortalitas
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Nomor: 041/MENKES/SK/I/2007,
Tentang PEDOMAN PENATALAKSANAAN
KASUS MALARIA
Golongan artemisin
 Efektif terhadap Plasmodium yg
resisten
 Membunuh semua stadium, termasuk
gametosit semua spesies
 Sampai saat ini blm ditemukan adanya
laporan kegagalan
 Berasal dari tanaman Artemisia annua
(Qinghaosu; berasal dari Cina)
Golongan artemisin
 Formula: artemisin, artemeter, arte-eter,
artesunat,
 Bekerja sangat cepat, paruh waktu 2 jam,
larut dalam air, schizontosidal darah
 Pemakaian tunggal dapat menyebabkan
rekrudensi, maka direkomendasikan utk
dipakai kombinasi dg obat lain
 Dalam pemakaiannya harus
disertai/dibuktikan dg pemeriksaan parasit
positip
Golongan artemisin
 Kemasan kombinasi oral tetap:
Artesdiaquine (artesunat 50 mg + amodiaquin 200 mg)
Arsuamoon (Artesunat 50 mg + amodiaquin 150 mg base)
Co-artem (artemeter 20 mg + lumefantrine 120 mg)
 Kemasan tunggal oral:
Maltron (ditarik dari peredaran)
Amalin (jambi)
Golongan artemisin
 Kemasan injeksi
Artesunat for injection (IV/IM)
(Artesunat 60 mg/vial)
Artem (IM)
(Artemeter 40 mg/ampul) IM
Pengobatan
 Diberikan pengobatan radikal malaria
dengan membunuh semua stadium
parasit yang ada dalam tubuh manusia
 Semua obat malaria jangan diberikan
dalam keadaan perut kosong
PENGOBATAN
 A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
1. Malaria Falciparum:
1.1. Lini Pertama:
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
1.2. Lini Kedua:
Kina + Doksisilin / tetrasiklin + Primakuin
1.3. Malaria Mix:
Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
2. Malaria Vivaks, Ovale, Malariae
2.1. Lini Pertama:
Klorokuin + Primakuin
2.2. Lini Kedua:
Kina + Primakuin
2.3. Malaria Vivaks relaps
Klorokuin + Primakuin
Pemeriksaan Follow Up untuk
setiap penderita dgn konfirmasi
laboratorium positif:
Penderita di follow up untuk diperiksa
ulang Sediaan Darahnya pada H3, 7, 14,
28 dan Pv dilanjutkan sp akhir bulan 3.
3. Catatan:
3.1. Sudah ada sarana diagnostik malaria, dan blm ada obat
ACT:
P falciparum: sulfadoksin + pirimetamin (3 tab dosis
tunggal) + Primakuin 2 – 3 tab,
bila tidak efektif:
Kina + doksisiklin/tetrasilin + Primakuin
3.2. Belum ada sarana diagnostik malaria:
Pdrt gejala klinik malaria: Klorokuin + Primakuin
 B. Pengobatan Malaria dengan Komplikasi:
1. Pilihan Utama:
Derivat artemisin parenteral (Artesunat intravena
atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler)
2. Obat Alternatif:
Kina dihidroklorida parenteral
MANUSIANYAMUK
ANOPHELES DALAM DARAH DALAM JARINGAN / hati
Sporozoit
Gamet
Sporozoit
Skizon
Faffffffff
Faa
Gametosit
Obat SkizontosidJaringan
Eksoeritrositik
Primer
Skizogoni
Merozoit
Eksoeritrositik
Laten
Skizogoni
Relaps
Obat Skizon-
tosid darah
Obat Anti Gametosid
SPOROGONI
Eritrositik
Skizogoni
Obat Anti Relaps
Obat
Sporontosidal
Sifat/Cara Kerja Obat
 Klorokuin :
- Sizontosid darah
- anti gametosid, P.vivax dan P.malarie
 SP :
- Sizontosid darah
- Sporontosidal
 Kina :
- Sizontosid darah
- Anti gametosid, P.vivax dan P.malarie
 Primaquin :
- Anti gametosid
- Anti hipnosoit,
 Artesunat :
- Sizontosid darah,
 Amodiakuin :
- Struktur dan aktivitas sama dgn klorokuin
 Tetracyclin :
- Sizontosid darah
Pengobatan Lini I Malaria P.falciparum dengan ACT
Hari Jenis obat
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th
H1
*Artesunate 1 2 3 4
**Amodiaquine 1 2 3 4
Primaquin ¾ 1 ½ 2 2 – 3
H2
*Artesunate 1 2 3 4
**Amodiaquine 1 2 3 4
H3
*Artesunate 1 2 3 4
**Amodiaquine 1 2 3 4
*) Artesunate: 4 mg/KgBB per hari
**) Amodiaquine : 10 mg/KgBB per hari
 Efektif: sampai dengan hari ke 28, ditemukan
keadaan klinis sembuh, (sejak hari ke 4) dan
tidak ditemukan parasit stad aseksual sejak
hari ke 7
 Tidak efektif: gejala klinik memburuk dan
parasit aseksual positip, atau gejala klinik
tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi), diberikan obat lini 2
Pengobatan Lini Kedua Malaria P. falciparum
dosis Dewasa (BB > 60 Kg BB)
Alternatif Obat
I II III IV V VI VII
2 Kina 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2
Tetracycline 250 g 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1
Primakuin 3 - - - - - -
2 Kina 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2
Doxycycline 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1
Primakuin 3 - - - - - -
Hari
*) Bumil dan anak < 8 tahun tak diberikan tetrasiklin/doxysiklin.
Pengobatan lini 1
Pvivax/ovale
Hari
Jenis
obat
JUmlah tablet per hari menurut kelompok
umur
0 – 1
bl
2 – 11
bl
1 – 4
th
5 – 9
th
10 –
14 th
> 15
th
H1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H2
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H3
Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
H4 -
14
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
 Efektif: sampai hari ke 28 klinis sembuh (sejak hari ke
4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual
sejak hari ke 7
 Tidak efektif: dalam 28 hari setelah pemberian obat
- klinis memburuk, dan parasit aseksual positip,
- klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual
tidak berkurang (persisten), atau timbul kembali
sebelum hari ke 4 (kemungkinan resisten),
- atau klinik membaik tetapi parasit timbul kembali
antara hari ke 15 sampai hari ke 28 (kemungkinan
resisten, relaps atau infeksi baru)
Pengobatan lini 2 P. vivax
Hari
Jenis
obat
JUmlah tablet per hari menurut kelompok
umur
0 – 1
bl
2 – 11
bl
1 – 4
th
5 – 9
th
10 –
14 th
> 15
th
H1-7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2
H1-
14
Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
*) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/KgBB/hari (dibagi 3 dosis)
- Primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal
Pengobatan Malaria Klinis
Pengobatan Lini Pertama Malaria Klinis
Hari
Jenis
Obat
Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0 - 1
th
2 – 11
th
1 – 4
th
5 – 9
th
10 –
14 th
> 15
th
H1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 – 3
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
Pengobatan Lini Kedua Malaria Klinis*)
Hari Jenis Obat
Jumlah Tablet Per Hari Menurut Kelompok Umur
0 – 1
bln
2 – 11
bln
1 – 4
th
5 – 9 th
10 – 14
th
> 15 th
H1 – 7 Kina **) **) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2
H1 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 - 3
*) Apabila pada hari ke 4 setelah pengobatan lini pertama penderita tetap demam,
tidak memburuk (tidak berkembang menjadi malaria berat), di daerah yang sulit
mendapatkan pemeriksaan laboratorium maka pengobatan malaria klinis diulangi
dengan kina selama 7 hari dan primakuin 1 hari (pengobatan lini kedua)
**) Dosis untuk bayi (0 – 11 bln) berdasarkan BB :
- kina 30 mg/KgBB/hr (dibagi 3 dosis)
- primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal (tidak diberikan pd bumil dan bayi).
PENGOBATAN MALARIA
DENGAN KOMPLIKASI
 Lini 1:
 Derivat Artesmisin parenteral (di RS atau
Puskesmas perawatan): Artesunat IV/IM;
Artemeter IM
 Lini 2:
 Kina injeksi 10 mg/Kg BB/8 jam atau 30
mg/Kg BB/24 jam untuk anak.
Kemasan dan cara pemberian
derivat artemisin parenteral
Artesunat:
 Vial yg berisi 60 mg serbuk kering
 Pelarut dalam ampul 0,6 ml natrium
bikarbonat 5 %
 Keduanya dicampur dan ditambah dext
5 % 3 – 5 ml
 Loading dose: 2,4 mg/kgBB, IV, selama
2 menit, Diulang setelah 12 jam
 Selanjutnya: 1 x perhari (dosis dan cara
sama)
 Diberikan sampai pdrt mampu minum
obat oral, lini 1 P falciparum
Artemeter IM:
 Ampul 40 mg dlm lar minyak
 Loading dose: 3,2 mg/kg BB,IM
 Selanjutnya: 1,6 mg/Kg BB, IM,
1x/hari, sampai pdrt mampu minum
obat, lini 1 P Falcifarum
Kemasan dan cara pemberian
kina parenteral
 Kemasan: ampul 2 ml berisi 500 mg
 Dosis (dewasa termasuk bumil):
Loading dose: 20 mg/kg BB dilarutkan dlm
500 ml dext 5% atau NaCl 0,9 % diberikan
selama 4 jam pertama (40 gtt/mnt),
selanjutnya 4 jam kedua dext/NaCl kosong,
selanjutnya 4 jam ketiga 10 mg/KgBB, dst.
Atau: 10 mg/KgBB selama 8 jam, sampai pdrt
sadar
Malaria dengan komplikasi
 Ditemukannya Plasmodium falciparum
satadium aseksual dengan satu atau
beberapa manifestasi klinis dibawah ini
(WHO, 1997):
1.Malaria cerebral (malaria otak)
2.Anemia berat (Hb < 5 gr % atau Ht < 15 %
3.Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau < 1 ml/Kg
BB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi; dengan kreatinin darah
> 3 mg %)
4.Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrom
5.Hipoglikemia (gula darah < 40 mg %)
6.Gagal sirkulasi atau syok TDs < 70 mmHg, pada anak (Tek nadi ≤ 20
mmHg); disertai keringat dingin
7.Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan, dan/atau disertai
kelainan lab adanya gangguan koagulasi intra vaskuler
8.Kejang berulang > 2 kali per 24 jam setelah pendinginan setelah hipertermi
9.Asidemia ( pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L)
10.Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan oleh
karena obat anti malaria pada seseorang dengan defisiensi G-6-PD
Beberapa keadaan lain yang juga
digolongkan sebagai malaria berat
1. Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)
2. Kelemahan otot (tak bisa duduk /
berjalan) tanpa kelainan neurologik
3. Hiperparasitemia > 5%
4. Ikterus (kadar bilirubin darah > 3 mg %)
5. Hiperpireksia (temp rektal > 40° C pada
orang dewasa, > 41° C pada anak)
Perawatan pasien tidak sadar
 Buat grafik suhu, nadi, dan pernapasan
 Pasang IVFD
 Pasang katheter urethra/kantong tertutup
 Pasang gastric tube, sedot isi lambung
 Mata dilindungi dengan pelindung
 Menjaga kebersihan mulut
 Ubah balik posisi lateral
Ringkasan
 Malaria masih merupakan masalah di
seluruh dunia
 Upaya penanggulangan: diagnosis dini,
pengobatan cepat dan tepat
 Follow up pengobatan pasien sangat
penting
 Untuk mencegah resistensi digunakan
terapi artemisin kombinasi
TERIMAKASIH
 severe P.falciparum:
 infections are clinical forms
characterized by potentially
fatal manifestations or
complications: cerebral malaria,
defined by a state of
unrousable coma in absence of
other causes, is the most
common manifestation.
Celebral malaria: parasitized RBCs
in brain vessels (H&E stain).
 P.falciparum: rosetting of infected and
uninfected red blood cells and
cytoadherence of parasitized erythrocytes to
the vascular endothelium,
play a crucial role in sequestration of
parasites and obstruction of brain vessels.
Induction of host cytokines and soluble
mediators such as oxygen radicals
and NO play an important role in the
pathogenesis of the infection.
 P.falciparum: the brain appears
oedematous, hyperaemic and with
pigment
deposition; the capillaries,
expecially of the white matter,
appear dilated and congested and
obstructed by parasitized RBCs.
MASA INKUBASI PARASIT
DALAM TUBUH MANUSIA
1. P. falciparum 9 - 14 hari (12)
2. P. vivax 12 - 17 hari (15)
3. P. malariae 18 - 40 hari (28)
4. P. ovale 16 - 18 hari (17)
Pedoman Pengobatan
sebelum ACT
Pengobatan Lini Pertama Pf
Hari
Jenis
obat
JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur
0 – 1
bl
2 – 11
bl
1 – 4
th
5 – 9
th
10 – 14
th
> 15 th
H1
Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 – 3
H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4
H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
Pengobatan Lini Kedua Pf
Ha
ri
Jenis
obat
JUmlah tablet per hari menurut kelompok
umur
0 – 1
bl
2 –
11 bl
1 – 4
th
5 – 9
th
10 –
14 th
> 15
th
H1
SP - - ¾ 1 ½ 2 3
Primakui
n
- - ¾ 1 ½ 2 2 – 3
Pengobatan Lini Ketiga Pf
Hari
Jenis
obat
JUmlah tablet per hari menurut kelompok
umur
0 – 1
bl
2 – 11
bl
1 – 4
th
5 – 9
th
10 –
14 th
> 15
th
H1-7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2
H1 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 - 3
*) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/KgBB/hari (dibagi 3 dosis)
- Primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kegiatan Rincian
Mass treatment ACT & Kloroquin
Primakuin
ACT utk Pf+mixed; Klo utk Pv
Diagnostik RDT didukung Mikroskopist.
Malaria berat Artemeter injeksi
Pemberantasan Vektor - Penyemprotan rumah
- Pemberantasan Larva
Penyuluhan - Kelambu
- dll
Pengobatan Pencegahan
 Diminum satu minggu sebelum masuk ke
daerah endemis sampai 4 minggu setelah
kembali
 Dianjurkan utk digunakan selama 3-6
bulan pddk yg tinggal semetara didaerah
endemis malaria.
 Obat yg dpt utk pencegahan: Klorokuin
(Pv); Doxyciclin (Pf).
Tatalaksana kasus malaria
Tatalaksana kasus malaria

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1Semt 3 tikus 1
Semt 3 tikus 1
 
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
 
Pedoman Interpretasi Data Klinik
Pedoman Interpretasi Data Klinik Pedoman Interpretasi Data Klinik
Pedoman Interpretasi Data Klinik
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)
 
Jamur tiram
Jamur tiramJamur tiram
Jamur tiram
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Farmakologi Kebidanan
Farmakologi KebidananFarmakologi Kebidanan
Farmakologi Kebidanan
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Trematoda hati
Trematoda hatiTrematoda hati
Trematoda hati
 
Alkes nico
Alkes nicoAlkes nico
Alkes nico
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Perbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohortPerbedaan cros, case, cohort
Perbedaan cros, case, cohort
 
(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik(3) obat obat kolinergik
(3) obat obat kolinergik
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Obat obat anti jamur
Obat obat anti jamurObat obat anti jamur
Obat obat anti jamur
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
Regulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulinRegulasi cepat insulin
Regulasi cepat insulin
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 

Viewers also liked

Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaJoni Iswanto
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixbeequeen_30
 
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008Pitria Septiani Gusti Ayu
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malariaJoni Iswanto
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malariaasuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malariaPophy D'PRinces
 
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesiaKmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesiagiantolala
 
Hirschsprung nrb
Hirschsprung nrbHirschsprung nrb
Hirschsprung nrbAgnes Putri
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2Pophy D'PRinces
 
Penemuan penderita malaria
Penemuan penderita malariaPenemuan penderita malaria
Penemuan penderita malariaJoni Iswanto
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukJoni Iswanto
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaNajMah Usman
 

Viewers also liked (20)

Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malaria
 
Laporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fixLaporan kasus malaria falciparum fix
Laporan kasus malaria falciparum fix
 
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008
Pedoman penatalaksana kasus malaria di indonesia depkes ri 2008
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malaria
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malariaasuhan kebidanan patologi dengan malaria
asuhan kebidanan patologi dengan malaria
 
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesiaKmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Askur sulfonamida
Askur sulfonamidaAskur sulfonamida
Askur sulfonamida
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Hirschsprung nrb
Hirschsprung nrbHirschsprung nrb
Hirschsprung nrb
 
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
asuhan kebidanan patologi dengan malaria 2
 
Penemuan penderita malaria
Penemuan penderita malariaPenemuan penderita malaria
Penemuan penderita malaria
 
Tata laksana dbd 3
Tata laksana dbd 3Tata laksana dbd 3
Tata laksana dbd 3
 
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
Laporan Pendahuluan MALARIA (LP)
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Tugas 10 t
Tugas 10 tTugas 10 t
Tugas 10 t
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular MalariaBAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
BAB 11 Epidemiologi Penyakit Menular Malaria
 
Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 

Similar to Tatalaksana kasus malaria

Malaria
MalariaMalaria
MalariaKindal
 
Kelompok 1 malaria
Kelompok 1 malariaKelompok 1 malaria
Kelompok 1 malariaNisa Ajha
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarPangestu S
 
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdf
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdfRespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdf
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdfamanda119491
 
Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1Sisca Yoliza
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxsriwahyuni994883
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Gity Mitasari
 
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptxTUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptxyuyunLaily
 
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk PerawatCara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawatarymita
 
Antibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideAntibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideRara Indriani
 
Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Sisca Yoliza
 
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiKonsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiFina Ratih Wiraputri
 
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).ppt
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).pptMEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).ppt
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).pptEsiAfriyanti1
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiGilang Rizki
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
FarmakologiCahya
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologiSofie Via
 

Similar to Tatalaksana kasus malaria (20)

Malaria
MalariaMalaria
Malaria
 
Kelompok 1 malaria
Kelompok 1 malariaKelompok 1 malaria
Kelompok 1 malaria
 
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesarCacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
Cacingan dan Obat Cacing farmokologi by Pangestu chaesar
 
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdf
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdfRespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdf
RespiJOSS-Simpo-2018-2-Dwi_Wastoro_Antibiotika.pdf
 
Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1Rancangan Formularium 1
Rancangan Formularium 1
 
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptxPPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
PPT Penggunaan obat selama kehamilan.pptx
 
Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012Malaria farmasi-2012
Malaria farmasi-2012
 
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptxTUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
TUGAS MATA KULIAH FARMALOKOGI KELOMPOK 3 DOSIS ANTI EMETIK.pptx
 
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk PerawatCara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
Cara Pemberian Antibiotik untuk Perawat
 
Antibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideAntibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slide
 
Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2Rancangan Formularium 2
Rancangan Formularium 2
 
Antibiotika
AntibiotikaAntibiotika
Antibiotika
 
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusuiKonsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Konsep penggunaan obat untuk ibu hamil dan menyusui
 
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).ppt
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).pptMEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).ppt
MEDIKASI (Pemberian Obat-obatan).ppt
 
Farmakologi Antiparasit
Farmakologi AntiparasitFarmakologi Antiparasit
Farmakologi Antiparasit
 
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiPenggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui
 
Kelompok annona muricata
Kelompok annona muricataKelompok annona muricata
Kelompok annona muricata
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Pengantar farmakologi
Pengantar farmakologiPengantar farmakologi
Pengantar farmakologi
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 

Recently uploaded (12)

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 

Tatalaksana kasus malaria

  • 1. TATALAKSANA KASUS MALARIA TANPA KOMPLIKASI DAN DENGAN KOMPLIKASI M. JUFRI MAKMUR BAG PENY DALAM RSD RADEN MATTAHER JAMBI
  • 2. Pendahuluan  Malaria adalah: Penyakit parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit yang ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah  Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali
  • 3.  Dapat berlangsung akut atau kronik  Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat  Menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi (bayi, anak balita, ibu hamil)
  • 4.  Menurunkan produktifitas kerja  Upaya: Program Pemberantasan malaria (Diagnosis dini, Pengobatan Cepat dan Tepat, Surveilans dan Pengendalian vektor)
  • 5. Etiologi  Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit, dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit  Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina  Parasit Malaria yang terdapat di Indonesia: 1. Plasmodium Vivax (Malaria tertiana, Benign Malaria) 2. Plasmodium Falciparum (Malaria tropika, Malignan Malaria)
  • 6. Sejarah  Cina: 1700 SM  Mesir: 2570 SM  Charles Louis Alphonse Laveran (th 1880): Malaria disebabkan oleh adanya parasit didalam sel darah merah  Krotokski dan Garnham (1980): menemukan bentuk di jaringan yg disebut hipnozoit (dorman, relaps)
  • 7.  Kina (th 1820): obat pertama malaria, ditemukan oleh Pelletier dan Caventou  Primaquin (th 1924): obat hasil sintesa kimiawi  Quinakrin (th 1930): sintesa kimiawi  Klorokuin (th 1934): sintesa kimiawi  Pirimetamin (th 1951): sintesa kimiawi
  • 8.  Resistensi P. falciparum terhadap klorokuin (th 1973), meluas, th 1990 seluruh Indonesia  Resistensi Plasmodium terhadap Sulfadoksin-Pirimetamin (SP)
  • 9.  WHO: mencanangkan perubahan pemakaian obat baru yaitu: Kombinasi artemisin (Artemisin-base Combination Therapy = ACT), untuk mengatasi masalah resistensi pengobatan dan menurunkan morbiditas dan mortalitas  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor: 041/MENKES/SK/I/2007, Tentang PEDOMAN PENATALAKSANAAN KASUS MALARIA
  • 10. Golongan artemisin  Efektif terhadap Plasmodium yg resisten  Membunuh semua stadium, termasuk gametosit semua spesies  Sampai saat ini blm ditemukan adanya laporan kegagalan  Berasal dari tanaman Artemisia annua (Qinghaosu; berasal dari Cina)
  • 11. Golongan artemisin  Formula: artemisin, artemeter, arte-eter, artesunat,  Bekerja sangat cepat, paruh waktu 2 jam, larut dalam air, schizontosidal darah  Pemakaian tunggal dapat menyebabkan rekrudensi, maka direkomendasikan utk dipakai kombinasi dg obat lain  Dalam pemakaiannya harus disertai/dibuktikan dg pemeriksaan parasit positip
  • 12. Golongan artemisin  Kemasan kombinasi oral tetap: Artesdiaquine (artesunat 50 mg + amodiaquin 200 mg) Arsuamoon (Artesunat 50 mg + amodiaquin 150 mg base) Co-artem (artemeter 20 mg + lumefantrine 120 mg)  Kemasan tunggal oral: Maltron (ditarik dari peredaran) Amalin (jambi)
  • 13. Golongan artemisin  Kemasan injeksi Artesunat for injection (IV/IM) (Artesunat 60 mg/vial) Artem (IM) (Artemeter 40 mg/ampul) IM
  • 14. Pengobatan  Diberikan pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada dalam tubuh manusia  Semua obat malaria jangan diberikan dalam keadaan perut kosong
  • 15. PENGOBATAN  A. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi 1. Malaria Falciparum: 1.1. Lini Pertama: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin 1.2. Lini Kedua: Kina + Doksisilin / tetrasiklin + Primakuin 1.3. Malaria Mix: Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
  • 16. 2. Malaria Vivaks, Ovale, Malariae 2.1. Lini Pertama: Klorokuin + Primakuin 2.2. Lini Kedua: Kina + Primakuin 2.3. Malaria Vivaks relaps Klorokuin + Primakuin
  • 17. Pemeriksaan Follow Up untuk setiap penderita dgn konfirmasi laboratorium positif: Penderita di follow up untuk diperiksa ulang Sediaan Darahnya pada H3, 7, 14, 28 dan Pv dilanjutkan sp akhir bulan 3.
  • 18. 3. Catatan: 3.1. Sudah ada sarana diagnostik malaria, dan blm ada obat ACT: P falciparum: sulfadoksin + pirimetamin (3 tab dosis tunggal) + Primakuin 2 – 3 tab, bila tidak efektif: Kina + doksisiklin/tetrasilin + Primakuin 3.2. Belum ada sarana diagnostik malaria: Pdrt gejala klinik malaria: Klorokuin + Primakuin
  • 19.  B. Pengobatan Malaria dengan Komplikasi: 1. Pilihan Utama: Derivat artemisin parenteral (Artesunat intravena atau intramuskuler; Artemeter intramuskuler) 2. Obat Alternatif: Kina dihidroklorida parenteral
  • 20.
  • 21. MANUSIANYAMUK ANOPHELES DALAM DARAH DALAM JARINGAN / hati Sporozoit Gamet Sporozoit Skizon Faffffffff Faa Gametosit Obat SkizontosidJaringan Eksoeritrositik Primer Skizogoni Merozoit Eksoeritrositik Laten Skizogoni Relaps Obat Skizon- tosid darah Obat Anti Gametosid SPOROGONI Eritrositik Skizogoni Obat Anti Relaps Obat Sporontosidal
  • 22. Sifat/Cara Kerja Obat  Klorokuin : - Sizontosid darah - anti gametosid, P.vivax dan P.malarie  SP : - Sizontosid darah - Sporontosidal  Kina : - Sizontosid darah - Anti gametosid, P.vivax dan P.malarie
  • 23.  Primaquin : - Anti gametosid - Anti hipnosoit,  Artesunat : - Sizontosid darah,  Amodiakuin : - Struktur dan aktivitas sama dgn klorokuin  Tetracyclin : - Sizontosid darah
  • 24. Pengobatan Lini I Malaria P.falciparum dengan ACT Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 *Artesunate 1 2 3 4 **Amodiaquine 1 2 3 4 Primaquin ¾ 1 ½ 2 2 – 3 H2 *Artesunate 1 2 3 4 **Amodiaquine 1 2 3 4 H3 *Artesunate 1 2 3 4 **Amodiaquine 1 2 3 4 *) Artesunate: 4 mg/KgBB per hari **) Amodiaquine : 10 mg/KgBB per hari
  • 25.  Efektif: sampai dengan hari ke 28, ditemukan keadaan klinis sembuh, (sejak hari ke 4) dan tidak ditemukan parasit stad aseksual sejak hari ke 7  Tidak efektif: gejala klinik memburuk dan parasit aseksual positip, atau gejala klinik tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi), diberikan obat lini 2
  • 26. Pengobatan Lini Kedua Malaria P. falciparum dosis Dewasa (BB > 60 Kg BB) Alternatif Obat I II III IV V VI VII 2 Kina 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 Tetracycline 250 g 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 4 x1 Primakuin 3 - - - - - - 2 Kina 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 3 x2 Doxycycline 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 2 x1 Primakuin 3 - - - - - - Hari *) Bumil dan anak < 8 tahun tak diberikan tetrasiklin/doxysiklin.
  • 27. Pengobatan lini 1 Pvivax/ovale Hari Jenis obat JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 – 1 bl 2 – 11 bl 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 H4 - 14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1
  • 28.  Efektif: sampai hari ke 28 klinis sembuh (sejak hari ke 4) dan tidak ditemukan parasit stadium aseksual sejak hari ke 7  Tidak efektif: dalam 28 hari setelah pemberian obat - klinis memburuk, dan parasit aseksual positip, - klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten), atau timbul kembali sebelum hari ke 4 (kemungkinan resisten), - atau klinik membaik tetapi parasit timbul kembali antara hari ke 15 sampai hari ke 28 (kemungkinan resisten, relaps atau infeksi baru)
  • 29. Pengobatan lini 2 P. vivax Hari Jenis obat JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 – 1 bl 2 – 11 bl 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1-7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2 H1- 14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 *) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/KgBB/hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal
  • 30. Pengobatan Malaria Klinis Pengobatan Lini Pertama Malaria Klinis Hari Jenis Obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 - 1 th 2 – 11 th 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 – 3 H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
  • 31. Pengobatan Lini Kedua Malaria Klinis*) Hari Jenis Obat Jumlah Tablet Per Hari Menurut Kelompok Umur 0 – 1 bln 2 – 11 bln 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 – 7 Kina **) **) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2 H1 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 - 3 *) Apabila pada hari ke 4 setelah pengobatan lini pertama penderita tetap demam, tidak memburuk (tidak berkembang menjadi malaria berat), di daerah yang sulit mendapatkan pemeriksaan laboratorium maka pengobatan malaria klinis diulangi dengan kina selama 7 hari dan primakuin 1 hari (pengobatan lini kedua) **) Dosis untuk bayi (0 – 11 bln) berdasarkan BB : - kina 30 mg/KgBB/hr (dibagi 3 dosis) - primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal (tidak diberikan pd bumil dan bayi).
  • 32. PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI  Lini 1:  Derivat Artesmisin parenteral (di RS atau Puskesmas perawatan): Artesunat IV/IM; Artemeter IM  Lini 2:  Kina injeksi 10 mg/Kg BB/8 jam atau 30 mg/Kg BB/24 jam untuk anak.
  • 33. Kemasan dan cara pemberian derivat artemisin parenteral Artesunat:  Vial yg berisi 60 mg serbuk kering  Pelarut dalam ampul 0,6 ml natrium bikarbonat 5 %  Keduanya dicampur dan ditambah dext 5 % 3 – 5 ml
  • 34.  Loading dose: 2,4 mg/kgBB, IV, selama 2 menit, Diulang setelah 12 jam  Selanjutnya: 1 x perhari (dosis dan cara sama)  Diberikan sampai pdrt mampu minum obat oral, lini 1 P falciparum
  • 35. Artemeter IM:  Ampul 40 mg dlm lar minyak  Loading dose: 3,2 mg/kg BB,IM  Selanjutnya: 1,6 mg/Kg BB, IM, 1x/hari, sampai pdrt mampu minum obat, lini 1 P Falcifarum
  • 36. Kemasan dan cara pemberian kina parenteral  Kemasan: ampul 2 ml berisi 500 mg  Dosis (dewasa termasuk bumil): Loading dose: 20 mg/kg BB dilarutkan dlm 500 ml dext 5% atau NaCl 0,9 % diberikan selama 4 jam pertama (40 gtt/mnt), selanjutnya 4 jam kedua dext/NaCl kosong, selanjutnya 4 jam ketiga 10 mg/KgBB, dst. Atau: 10 mg/KgBB selama 8 jam, sampai pdrt sadar
  • 37. Malaria dengan komplikasi  Ditemukannya Plasmodium falciparum satadium aseksual dengan satu atau beberapa manifestasi klinis dibawah ini (WHO, 1997):
  • 38. 1.Malaria cerebral (malaria otak) 2.Anemia berat (Hb < 5 gr % atau Ht < 15 % 3.Gagal ginjal akut (urin < 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau < 1 ml/Kg BB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi; dengan kreatinin darah > 3 mg %) 4.Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrom 5.Hipoglikemia (gula darah < 40 mg %) 6.Gagal sirkulasi atau syok TDs < 70 mmHg, pada anak (Tek nadi ≤ 20 mmHg); disertai keringat dingin 7.Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan, dan/atau disertai kelainan lab adanya gangguan koagulasi intra vaskuler 8.Kejang berulang > 2 kali per 24 jam setelah pendinginan setelah hipertermi 9.Asidemia ( pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L) 10.Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan oleh karena obat anti malaria pada seseorang dengan defisiensi G-6-PD
  • 39. Beberapa keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat 1. Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15) 2. Kelemahan otot (tak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologik 3. Hiperparasitemia > 5% 4. Ikterus (kadar bilirubin darah > 3 mg %) 5. Hiperpireksia (temp rektal > 40° C pada orang dewasa, > 41° C pada anak)
  • 40. Perawatan pasien tidak sadar  Buat grafik suhu, nadi, dan pernapasan  Pasang IVFD  Pasang katheter urethra/kantong tertutup  Pasang gastric tube, sedot isi lambung  Mata dilindungi dengan pelindung  Menjaga kebersihan mulut  Ubah balik posisi lateral
  • 41. Ringkasan  Malaria masih merupakan masalah di seluruh dunia  Upaya penanggulangan: diagnosis dini, pengobatan cepat dan tepat  Follow up pengobatan pasien sangat penting  Untuk mencegah resistensi digunakan terapi artemisin kombinasi
  • 43.  severe P.falciparum:  infections are clinical forms characterized by potentially fatal manifestations or complications: cerebral malaria, defined by a state of unrousable coma in absence of other causes, is the most common manifestation.
  • 44. Celebral malaria: parasitized RBCs in brain vessels (H&E stain).
  • 45.  P.falciparum: rosetting of infected and uninfected red blood cells and cytoadherence of parasitized erythrocytes to the vascular endothelium, play a crucial role in sequestration of parasites and obstruction of brain vessels. Induction of host cytokines and soluble mediators such as oxygen radicals and NO play an important role in the pathogenesis of the infection.
  • 46.
  • 47.  P.falciparum: the brain appears oedematous, hyperaemic and with pigment deposition; the capillaries, expecially of the white matter, appear dilated and congested and obstructed by parasitized RBCs.
  • 48.
  • 49.
  • 50. MASA INKUBASI PARASIT DALAM TUBUH MANUSIA 1. P. falciparum 9 - 14 hari (12) 2. P. vivax 12 - 17 hari (15) 3. P. malariae 18 - 40 hari (28) 4. P. ovale 16 - 18 hari (17)
  • 52. Pengobatan Lini Pertama Pf Hari Jenis obat JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 – 1 bl 2 – 11 bl 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 – 3 H2 Klorokuin ¼ ½ 1 2 3 3 – 4 H3 Klorokuin 1/8 ¼ ½ 1 1 ½ 2
  • 53. Pengobatan Lini Kedua Pf Ha ri Jenis obat JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 – 1 bl 2 – 11 bl 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1 SP - - ¾ 1 ½ 2 3 Primakui n - - ¾ 1 ½ 2 2 – 3
  • 54. Pengobatan Lini Ketiga Pf Hari Jenis obat JUmlah tablet per hari menurut kelompok umur 0 – 1 bl 2 – 11 bl 1 – 4 th 5 – 9 th 10 – 14 th > 15 th H1-7 Kina *) *) 3 x ½ 3 x 1 3 x 1 ½ 3 x 2 H1 Primakuin - - ¾ 1 ½ 2 2 - 3 *) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/KgBB/hari (dibagi 3 dosis) - Primakuin 0,75 mg/KgBB, dosis tunggal
  • 55. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Kegiatan Rincian Mass treatment ACT & Kloroquin Primakuin ACT utk Pf+mixed; Klo utk Pv Diagnostik RDT didukung Mikroskopist. Malaria berat Artemeter injeksi Pemberantasan Vektor - Penyemprotan rumah - Pemberantasan Larva Penyuluhan - Kelambu - dll
  • 56. Pengobatan Pencegahan  Diminum satu minggu sebelum masuk ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali  Dianjurkan utk digunakan selama 3-6 bulan pddk yg tinggal semetara didaerah endemis malaria.  Obat yg dpt utk pencegahan: Klorokuin (Pv); Doxyciclin (Pf).