3. Era Pandemi: COVID-19
⮚ Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan
menjadi pandemi dunia.
⮚ Penyebaran dari manusia ke manusia lewat percik renik
langsung maupun tidak langsung 🡪 menyebar dengan sangat
cepat ke berbagai negara.
6. Callaway, E. (2020). The race for coronavirus vaccines: a graphical guide. Nature, 580(7805), 576.
7. Cox, R. J., & Brokstad, K. A. (2020). Not just antibodies: B cells and T cells mediate immunity to COVID-19. Nature Reviews Immunology,
20(10), 581-582.
8. Immune-escape of SARS-COV2 Virus
Coronavirus hiding their RNAs and pathogen-associated
molecular patters (PAMPs).
Evade innate detection by pattern recognition receptors
(PRRs), especially Toll-Like Receptors (TLRs)
Failed early detection by innate immunity leads to poor
initiation of type I and type III interferon responses,
which are the hallmarks of severe covid-19
Totura AL, et Al. Mbio. 2015;6(3):e00638-15
Hu Y, et al. J Virol. 2017;91 (8)
Chang C-Y et al. J Virol. 2020;94(13)
11. KASUS SUSPEK
Seseorang yang memenuhi ≥1 kriteria klinis DAN ≥1 kriteria
epidemiologis:
Kriteria A
Kriteria Klinis
❑ Demam Akut (≥38ºC)/riwayat demam* dan batuk; ATAU
❑ ≥3 gejala berikut: demam/riwayat demam*, batuk, kelelahan,
sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung
tersumbat*, sesak napas, anoreksia/ mual/ muntah*, diare,
penurunan kesadaran. DAN
12. KRITERIA EPIDEMIOLOGIS (dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala)
❑ Riwayat tinggal/ bekerja di tempat berisiko tinggi
penularan**; ATAU
❑ Riwayat tinggal/ bepergian di negara/ wilayah Indonesia yang
melaporkan transmisi local***; ATAU
❑ Bekerja di fasyankes, baik melakukan pelayanan medis, dan
non-medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan
investigasi, pemantauan kasus dan kontak; ATAU
13. KASUS SUSPEK
Seseorang dengan ISPA Berat****
Kriteria B
Kriteria C
Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi
kriteria epidemiologis dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2
positif****.
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
14. Kasus Probable
Salah satu dari:
KRITERIA A KRITERIA B
❑Seseorang yang memenuhi
kriteria klinis
❑Memiliki riwayat kontak erat
dengan kasus probable;
atau terkonfirmasi; atau
berkaitan dengan cluster
COVID-19*****
❑Kasus suspek
dengan gambaran
radiologis sugestif
ke arah COVID-
19******
15. Kasus Probable
Salah satu dari:
KRITERIA C KRITERIA D
❑Seseorang dengan gejala
akut anosmia (hilangnya
kemampuan indra
penciuman) atau ageusia
(hilangnya kemampuan
indra perasa) dengan tidak
ada penyebab lain yang
dapat diidentifikasi
❑Orang dewasa yang
meninggal dengan
distress pernapasan
❑Riwayat kontak erat
dengan kasus probable
atau terkonfirmasi, atau
berkaitan dengan
cluster COVID-19*****
16. Kasus Konfirmasi
Salah satu dari:
Seseorang
dengan hasil
RT-PCR
positif
Seseorang dengan
hasil rapid antigen
SARS-CoV-2
positif
DAN
Memenuhi kriteria
definisi kasus probable
ATAU kasus suspek
(kriteria A atau B)
Seseorang tanpa
gejala (asimtomatik)
+ hasil rapid antigen
SARS-CoV-2 positif
DAN
Memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus
probable ATAU
terkonfirmasi
17. Kontak Erat
Riwayat kontak dengan kasus probable / konfirmasi COVID-19
✔ Kontak tatap muka/berdekatan dalam radius 1 meter +
jangka waktu > 15 menit
✔ Sentuhan fisik langsung (bersalaman, berpegangan tangan, dll)
✔ Orang yang memberikan perawatan langsung, tanpa
menggunakan APD sesuai standar
✔ Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
(PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN),
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
18. Pemeriksaan RT-PCR
❑Untuk diagnosis: hari ke-1 dan 2
❑ Hari ke-1 (+)🡪 tidak perlu swab hari ke-2
❑ Hari ke-1 (-) 🡪 swab ulang hari ke-2
❑Untuk pasien rawat inap, PCR swab hanya dilakukan 3
kali
❑PCR untuk follow-up hanya dilakukan pada pasien
dengan gejala berat & kritis (10 hari setelah
pengambilan swab yang positif)
19. • Jika saat klinis membaik, bebas demam 3 hari namun
didapatkan hasil PCR follow up positif 🡪
kemungkinan positif persisten 🡪 lihat hasil Cycle
Threshold (CT) value
20. Meng, H., Xiong, R., He, R., Lin, W., Hao, B., Zhang, L., ... & Geng, Q. (2020). CT imaging and clinical course of asymptomatic cases with COVID-19 pneumonia
at admission in Wuhan, China. Journal of Infection, 81(1), e33-e39.
● 6 gambaran Ground
Glass Opacity yang
berbeda-beda yang
ditemukan pada CT-
scan thoraks pasien
COVID-19
22. Derajat Ringan
Tanpa bukti pneumonia/hipoksia
Demam, batuk, fatigue, anoreksia,
napas pendek, myalgia
Gejala tidak spesifik: nyeri tenggorokan,
kongesti hidung, sakit kepala, diare,
mual, muntah, anosmia, ageusia 🡪
sebelum onset gejala pernapasan
Gejala atipikal pada pasien usia tua /
immunocompromised
23. Derajat Sedang
Remaja / Dewasa
✔ Tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak,
takipnea)
✔ Tanpa pneumonia berat
(SpO2 > 93% room air)
Anak - anak
✔Klinis pneumonia tidak
berat (batuk / sulit napas
+ napas cepat dan/atau
retraksi dinding dada)
✔Tanpa pneumonia berat
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit
24. Derajat Berat
Remaja / Dewasa
Tanda klinis pneumonia
DAN salah satu dari:
✔ RR > 30 x/menit
✔ Distres pernapasan berat
✔ SpO2 <93% room air
Anak - anak
Tanda klinis pneumonia DAN salah satu
dari:
✔ Sianosis sentral / SpO2 < 93%
✔ Distres pernapasan berat
✔ Tanda bahaya umum (tidak mampu
menyusui / minum, letargi,
penurunan kesadaran, kejang)
✔ Napas cepat / tarikan dinding dada /
takipnea
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit ;
usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit
27. Tanpa Gejala
Isolasi Mandiri
✔ Isolasi mandiri di rumah 10
hari sejak pengambilan
spesimen diagnosis
✔ Dipantau oleh petugas
FKTP
✔ Kontrol di FKTP setelah 10
hari karantina
Non - farmakologis
✔Pasien
o Protokol kesehatan 3M
o Kamar tidur sendiri
o Etika batuk
o Berjemur matahari
o Cuci alat makan/minum segera
✔Lingkungan
o Ventilasi-cahaya-udara
✔Keluarga
o3M
oKontak erat 🡪 periksa ke FKTP/RS
28. Tanpa Gejala
Farmakologi
✔Vitamin C
oVitamin C non-acidic 3-4x500mg
(14 hari)
oTablet hisap vitamin C 2x500mg
(30 hari)
oMultivitamin dengan kandungan
viamin C 1-2 tabler perhari (30
hari)
✔Vitamin D
o Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
o Obat: 1000-5000IU/hari
✔Komorbid (+) 🡪 lanjutkan
pengobatan
✔Rutin meminum ACE-inhibitor
dan ARB 🡪 konsultasi ke
SpPD / SpJP
✔Obar dengan sifat antioksidan
✔Obat suportif lainnya
29. Gejala Ringan
Isolasi Mandiri
✔ Isolasi mandiri di rumah 10
hari sejak pengambilan
spesimen diagnosis
✔ Dipantau oleh petugas
FKTP
✔ Kontrol di FKTP setelah 10
hari karantina
Non - farmakologis
✔Pasien
o Protokol kesehatan 3M
o Kamar tidur sendiri
o Etika batuk
o Berjemur matahari
o Cuci alat makan/minum segera
✔Lingkungan
o Ventilasi-cahaya-udara
✔Keluarga
o3M
oKontak erat 🡪 periksa ke FKTP/RS
30. Gejala Ringan
Farmakologi
✔Vitamin C
oVitamin C non-acidic 3-4x500mg
(14 hari)
oTablet hisap vitamin C 2x500mg
(30 hari)
oMultivitamin dengan kandungan
viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)
oDianjurkan vit komposisi C-B-E-
Zink
✔Vitamin D
o Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
o Obat: 1000-5000IU/hari
✔Azitromisin 1 x 500mg selama 5 hari
✔Antivirus
o Oseltamivir (Tamiflu) 2 x 75mg
5 – 7 hari ATAU
o Favirpiravir (Avigan) 2 x 600mg
selama 5 hari
✔Terapi Simptomatik
✔Pengobatan komorbid/komplikasi
✔Obat Suportif
31. Gejala Sedang
Isolasi dan Pemantauan
✔Rujuk ke RS dengan
perawatan COVID-19/
RS darurat COVID-19
✔Isolasi di RS perawatan
COVID-19/RS darurat
COVID-19
Non - farmakologis
✔Istirahat total, berikan kalori dan
hidrasi yang adekuat, cek
keseimbangan elektrolit, terapi
oksigen
✔Pemeriksaan darah perifer
lengkap dengan hitung jenis.
Pantau CRP, fungsi ginjal,
fungsi hati dan foto toraks
32. Gejala Sedang
Farmakologi
✔Vitamin C
3 x 200-400mg dalam 100cc NaCL
0.9% habis dalam 1 jam IV
✔Vitamin D
o Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
o Obat: 1000-5000IU/hari
✔Azitromisin 1 x 500mg selama 5-7
hari IV/Oral ATAU Levofloksasin
(curiga infeksi bakteri) 1 x 750mg
IV/Oral selama 5 – 7 hari
✔Antivirus
o Favipiravir (Avigan)
Hari ke-1 Loading Dose 2 x 1600mg
Hari 2-5 : 2x600mg
o Remdesivir
200mg IV drip (hari ke-1)
1 x 100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau ke 2-
10)
✔Antikoagulan
Low Molecular Weight Heparin (LWMH) atau
Unfractioned Heparin (UFH) sesuai
pertimbangan DPJP
✔ Terapi simptomatis
✔ Terapi komorbid
33. Gejala Berat/Kritis
Non Farmakologis
✔Istirahat total, berikan kalori dan hidrasi yang
adekuat, cek keseimbangan elektrolit, terapi oksigen
✔Pemeriksaan darah perifer lengkap dengan hitung
jenis. Pantau CRP, fungsi ginjal, fungsi hati,
hemostasis, LDH, D-dimer, foto toraks serial bila
perburukan
34. Gejala Berat/Kritis
Non Farmakologis (Lanjutan..)
Monitor tanda :
✔ Takipneu (rr>30x/m)
✔ SpO2 ≤93%
✔ PaO2 ≤300mmHg
✔ Peningkatan ≥50% di area
paru pada foto toraks 24-48
jam
✔ Limfopenia progresif
✔ Peningkatan CRP progresif
✔ Asidosis laktat progresif
Monitor keadaan kritis :
✔Gagal Napas, syok, gagal multiorgan
✔GagalNapas 🡪 pertimbangkan
ventilator
✔3 langkah pencegahan perburukan
penyakit
oGunakan HFNC/NIV
oPembatasan resusitasi cairan
oPosisikan pasien sadar dalam posisi
tengkurap dimiringkan (awake
prone position)
35. Gejala Berat
Farmakologi
✔Vitamin C
oVitamin C 200-400 mg/8jam
dalam 100cc NaCl 0.9% habis
dalam 1 jam IV
✔Vitamin B1 1 ampul/24 jam/IV
✔Vitamin D
o Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
o Obat: 1000-5000IU/hari
✔Azitromisin 1 x 500mg selama 5 hari
IV/PO ATAU alternative Levofloxacin
dapat diberikan apabila curiga ada
infeksi bakter dengan dosis 750mg/24
jam IV/PO
✔Antivirus
o Favirpiravir (Avigan) loading dose
1600mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2x600mg ( hari ke 2- 5 )
o Remdesivir 200mg IV drip (hari 1)
dan 1 x 100mg IV drip (hari ke 2-5
atau 2-10)
36. Gejala Berat
Farmakologi
✔Antikoagulan LMWH/UWH
berdasarkan evaluasi DPJP
✔Kasus berat 🡪 Dexametason
6mg/24 jam selama 10 hari
✔Pengobatan komorbid dan
komplikasi
✔Tatalaksana syok 🡪 jika ada
✔Obat Suportif
✔Pertimbangkan terapi
tambahan sesuai kondisi
klinis seperti anti IL-6
(tocilizumab), plasma
konvalesen, IVIG, atau
Mesenchymal Stem Cell
(MSCs)/Sel Punca, Terapi
Plasma Exchange (TPE)
37. Meng, H., Xiong, R., He, R., Lin, W., Hao, B., Zhang, L., ... & Geng, Q. (2020). CT imaging and clinical course of asymptomatic cases with COVID-19 pneumonia
at admission in Wuhan, China. Journal of Infection, 81(1), e33-e39.
38. Meng, H., Xiong, R., He, R., Lin, W., Hao, B., Zhang, L., ... & Geng, Q. (2020). CT imaging and clinical course of asymptomatic cases with COVID-19 pneumonia
at admission in Wuhan, China. Journal of Infection, 81(1), e33-e39.
39. Meng, H., Xiong, R., He, R., Lin, W., Hao, B., Zhang, L., ... & Geng, Q. (2020). CT imaging and clinical course of asymptomatic cases with COVID-19 pneumonia
at admission in Wuhan, China. Journal of Infection, 81(1), e33-e39.
40. Bila HFNC tidak tersedia
saat diindikasikan, maka
pasien langsung diintubasi
dan mendapatkan ventilasi
mekanik invasif
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
41. Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
42. Terapi Tambahan Lainnya
1. Anti IL-6 (Tocilizumab)
2. Anti IL-1 (Anakinra)
3. Antibiotik
4. Mesenchymal Stem Cell
(MSCs)/ Sel Punca
5. Intravenous
Immunoglobulin (IVIg)
6. Terapi Plasma Konvalesen
7. Vaksinasi
8. N-Asetilsistein
9. Kolkisin
10.Spironolakton
11.Bronkoskopi
12.Therapeutic Plasma
Exchange (TPE)