SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
NAMA : DITA PURNAMASARI
NIM : 1011114028
RUANG : DAHLIA
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA
A. Pengertian
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004).
Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui
stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga
abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat
(Ester, 2004).
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002).
B. Etiologi
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun
wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya
procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang
dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya
jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan tekanan dalam rongga perut .
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia
Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah
selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi.
Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena
1
faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang
sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya
peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari
otot yang lemah tersebut
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada
kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau
pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis
dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada
abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh,
termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan
tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui
dinding organ yang lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi
tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya
hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat
menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang.
Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-
menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi
pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada
bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna,
2
sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui
kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar
kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).
C. Jenis- jenis Hernia
a. Hernia hiatal
Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati
diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut
menonjol ke dada (toraks).
b. Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah
perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang
berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering
menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika
pertama kali ditemukan.
c. Hernia umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan
bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak
menutup sepenuhnya.
d. Hernia inguinalis
Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan
di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini
lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
e. Hernia femoralis
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
f. Hernia insisional
Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini
muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar
tidak menutup sepenuhnya.
3
D. Patofisiologi
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan
tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air
besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal,
kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan pekerjaan yang
berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan
yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sehingga akhirnya menyebabkan
kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan.
E. Manifestasi klinik
a. Berupa benjolan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi
kandung kencing
F. Penatalaksanaan medis
a. Secara konservatif (non operatif)
• Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan
• Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
b. Secara operatif
• Hernioplasti
Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering
dilakukan pada anak – anak
• Herniographi
4
Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan
dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa
• Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis
G. Fokus Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan
yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.
b. Eliminasi
Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia
atau retensi urin.
c. Integritas ego
Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya
paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.
d. Neuro sensori
Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia,
nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam,
semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.
f. Keamanan
Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi yang dapat
dilakukan adalah:
5
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf,
spasme otot
Kriteria hasil:
• Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol.
• mengungkapkan metode yang memberi penghilangan.
• mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik.
Intervensi:
1) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor
pencetus atau yang memperberat
Rasional: Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan
dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi
2) Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi
semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan
fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30
derajat pada posisi lateral
Rasional: Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan
pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada
bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari
tonjolan discus.
3) Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
Rasional: Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat
menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada
struktur sekitar discus intervertebralis.
4) Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau
visualisasi
Rasional: Memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan
tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
5) Kolaborasi dalam pemberian terapi
Rasional: Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.
6
b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis
situasional, perubahan status kesehatan
Kriteria hasil:
• Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
• Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan
ketrampilan pemecahan masalah.
Intervensi:
1) Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani
masalahnya sebelumnya dan sekarang
Rasional: Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi
keadaannya sekarang.
2) Berikan informasi yang akurat
Rasional: Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang
didasarkan pada pengetahuannya.
3) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang
dihadapinya
Rasional: Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu
diungkapkan dan diberi respon.
4) Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan
peran sakit pasien
Rasional: Orang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan
pasien untuk mempertahankan ketergantungannya.
c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot
Kriteria hasil:
• Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan
aturan pengobatan individual.
Intervensi:
1) Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang
spesifik
7
Rasional: Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis
prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal.
2) Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan
aktivitas yang disesuaikan dengan pasien
Rasional: Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar
kegelisahan, peka terhadap rangsang.
3) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
Rasional: Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang khusus
tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
4) Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat
Rasional: Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan
otot.
5) Berikan atau bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak
aktif, dan pasif
Rasional: Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang,
memperbaiki mekanika tubuh.
d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus
Kriteria hasil:
• Meningkatkan masukan oral.
• Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui.
Intervensi:
1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan
ahli gizi.
Rasional: Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan
menentukan intervensi yang sesuai dan mempercepat proses
penyembuhan.
2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien
tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil
8
Rasional: Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai
kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk
beraktivitas.
3) Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium
Rasional: Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan intervensi
yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien.
4) Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau
klien dalam melakukan personal hygiene.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan
dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
5) Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan
ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan
mengurangi nafsu makan
Rasional: Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan masukan
oral.
e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah
pembentukan hematoma
Kriteria hasil:
• Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal.
Intervensi:
1) Lakukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik
Rasional: Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan resolusi
edema, inflamasi sekunder.
2) Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa
jam
Rasional: Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko
hematoma.
3) Pantau tanda-tanda vital catat kehangatan, pengisian kapiler
Rasional: Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipovolemi akibat
kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.
9
4) Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi
Rasional: Terapi cairan pengganti tergantung pada derajat hipovolemi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barbara C. (2002). Perawat Medical Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung
Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media Aesculapius
FKUI: Jakarta
Poppy Kumala, dkk. (2005). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta
R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
11

More Related Content

What's hot (17)

Lp hernia
Lp herniaLp hernia
Lp hernia
 
Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012Prolaps uteri 2012
Prolaps uteri 2012
 
Laporan pendahuluan hernia
Laporan pendahuluan herniaLaporan pendahuluan hernia
Laporan pendahuluan hernia
 
5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia
 
Lp megacolon pa amin
Lp megacolon pa aminLp megacolon pa amin
Lp megacolon pa amin
 
Inguinal Hernia
Inguinal HerniaInguinal Hernia
Inguinal Hernia
 
askep Hernia
askep Herniaaskep Hernia
askep Hernia
 
Hernia pada anak
Hernia pada anakHernia pada anak
Hernia pada anak
 
Ilmiah residen
Ilmiah residen Ilmiah residen
Ilmiah residen
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
HERNIA DIAFRAGMATIKA
HERNIA DIAFRAGMATIKAHERNIA DIAFRAGMATIKA
HERNIA DIAFRAGMATIKA
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RNEliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
Eliminasi fekal by Ns Yulia BSN, RN
 
Hisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRAHisprung Kelompok 4 NRA
Hisprung Kelompok 4 NRA
 

Similar to Laporan pendahuluan hernia

fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.pptfdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.pptNikadekDwi
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisDuniaShare
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
HERNIA12.pdf
HERNIA12.pdfHERNIA12.pdf
HERNIA12.pdfboscco
 
HERNIA.pptx
HERNIA.pptxHERNIA.pptx
HERNIA.pptxmoli100
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxHalmaFaujiah
 
HERNIA - samuel.pptx
HERNIA - samuel.pptxHERNIA - samuel.pptx
HERNIA - samuel.pptx19088samuel
 
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia   Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia pjj_kemenkes
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalHerry Utama
 
HERNIA ppt new slide terupdate sekarangg
HERNIA ppt new slide terupdate sekaranggHERNIA ppt new slide terupdate sekarangg
HERNIA ppt new slide terupdate sekaranggEghaSatriwi
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...Farida Hanum
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 

Similar to Laporan pendahuluan hernia (20)

fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.pptfdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
fdokumen.com_hernia-570cbaec68745.ppt
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
hernia
herniahernia
hernia
 
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptxGRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
GRANULOMA PIOGENIKUM.pptx
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
HERNIA12.pdf
HERNIA12.pdfHERNIA12.pdf
HERNIA12.pdf
 
HERNIA.pptx
HERNIA.pptxHERNIA.pptx
HERNIA.pptx
 
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptxPPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
PPT KEL.4 HIRSCHPRUNGS.pptx
 
HERNIA - samuel.pptx
HERNIA - samuel.pptxHERNIA - samuel.pptx
HERNIA - samuel.pptx
 
Lp eleminasi
Lp eleminasiLp eleminasi
Lp eleminasi
 
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia   Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia
Akibat Trauma Melehirkan dan Neoplasia
 
Dwn50bab 1 new
Dwn50bab 1 newDwn50bab 1 new
Dwn50bab 1 new
 
Dwn50bab1new 211012151154
Dwn50bab1new 211012151154Dwn50bab1new 211012151154
Dwn50bab1new 211012151154
 
Hernia modul.ppt
Hernia modul.pptHernia modul.ppt
Hernia modul.ppt
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
HERNIA ppt new slide terupdate sekarangg
HERNIA ppt new slide terupdate sekaranggHERNIA ppt new slide terupdate sekarangg
HERNIA ppt new slide terupdate sekarangg
 
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...
Asuhan keperawatan pada ibu dengan kegawatan ruptur uterus. STIKes Muhammadiy...
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

Laporan pendahuluan hernia

  • 1. NAMA : DITA PURNAMASARI NIM : 1011114028 RUANG : DAHLIA LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA A. Pengertian Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004). Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat (Ester, 2004). Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002). B. Etiologi a. Umur Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut . b. Jenis Kelamin Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena 1
  • 2. faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut c. Penyakit penyerta Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah. d. Keturunan Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia. e. Obesitas Berat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. f. Kehamilan Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia. g. Pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus- menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah. h. Kelahiran prematur Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, 2
  • 3. sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009). C. Jenis- jenis Hernia a. Hernia hiatal Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (toraks). b. Hernia epigastrik Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan. c. Hernia umbilikal Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya. d. Hernia inguinalis Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. e. Hernia femoralis Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. f. Hernia insisional Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya. 3
  • 4. D. Patofisiologi Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ– organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan yang mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan. E. Manifestasi klinik a. Berupa benjolan b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung kencing F. Penatalaksanaan medis a. Secara konservatif (non operatif) • Reposisi hernia Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan • Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset b. Secara operatif • Hernioplasti Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering dilakukan pada anak – anak • Herniographi 4
  • 5. Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa • Herniotomi Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis G. Fokus Keperawatan 1. Pengkajian a. Aktivitas/istirahat Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama. b. Eliminasi Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau retensi urin. c. Integritas ego Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga. d. Neuro sensori Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki. e. Nyeri atau ketidaknyamanan Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan. f. Keamanan Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi. 2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi yang dapat dilakukan adalah: 5
  • 6. a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf, spasme otot Kriteria hasil: • Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol. • mengungkapkan metode yang memberi penghilangan. • mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik. Intervensi: 1) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor pencetus atau yang memperberat Rasional: Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi 2) Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30 derajat pada posisi lateral Rasional: Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan discus. 3) Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan Rasional: Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus intervertebralis. 4) Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau visualisasi Rasional: Memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan. 5) Kolaborasi dalam pemberian terapi Rasional: Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan. 6
  • 7. b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan Kriteria hasil: • Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang. • Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan ketrampilan pemecahan masalah. Intervensi: 1) Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani masalahnya sebelumnya dan sekarang Rasional: Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi keadaannya sekarang. 2) Berikan informasi yang akurat Rasional: Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan pada pengetahuannya. 3) Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya Rasional: Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu diungkapkan dan diberi respon. 4) Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan peran sakit pasien Rasional: Orang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan pasien untuk mempertahankan ketergantungannya. c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot Kriteria hasil: • Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan pengobatan individual. Intervensi: 1) Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik 7
  • 8. Rasional: Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal. 2) Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan aktivitas yang disesuaikan dengan pasien Rasional: Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan, peka terhadap rangsang. 3) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif Rasional: Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi. 4) Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat Rasional: Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot. 5) Berikan atau bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif, dan pasif Rasional: Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh. d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus Kriteria hasil: • Meningkatkan masukan oral. • Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui. Intervensi: 1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan ahli gizi. Rasional: Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan menentukan intervensi yang sesuai dan mempercepat proses penyembuhan. 2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil 8
  • 9. Rasional: Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk beraktivitas. 3) Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium Rasional: Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan intervensi yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien. 4) Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau klien dalam melakukan personal hygiene. Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi. 5) Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan mengurangi nafsu makan Rasional: Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan masukan oral. e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah pembentukan hematoma Kriteria hasil: • Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal. Intervensi: 1) Lakukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik Rasional: Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan resolusi edema, inflamasi sekunder. 2) Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa jam Rasional: Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko hematoma. 3) Pantau tanda-tanda vital catat kehangatan, pengisian kapiler Rasional: Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipovolemi akibat kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah. 9
  • 10. 4) Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi Rasional: Terapi cairan pengganti tergantung pada derajat hipovolemi. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Long, Barbara C. (2002). Perawat Medical Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran: Bandung Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. Media Aesculapius FKUI: Jakarta Poppy Kumala, dkk. (2005). Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC: Jakarta R. Sjamsuhidayat & Wim, D.J. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta 11