SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
PROLAPS HEMOROID
Oleh:
Regi Septian
NPM : 131821120505
PEMBIMBING :
dr. Bambang A.S. Sp.B-KBD
DEFINISI
Haemorroid  pelebaran vena dalam pleksus
hemoroidalisPenyebab utama masih belum
diketahuiFaktor resiko
• Hemorroid bukan suatu varikosis, tetapi merupakan
penimbunan/ pengelompokan dari jaringan vaskuler
(arterioles, venule, koneksi arterio-venosa), otot polos
(cth:otot lig.Treitz) dan jaringan ikat yang melapisi
epitelium normal.
• Kelompok ini dikenal sebagai “fibrovascular
cushion”/bantalan fibrovaskuler
ANATOMI
Vaskularisasi
ARTERI
• A.rektus superior (berasal dari cabang-cabang terminal
a.mesenterika inferior)
• A. rektus media (berasal dari a. iliaka interna)
• A. rektus inferior (berasal dari a.pudenda interna)
VENA
• V. rektus superior (mengalir ke v.mesenterika inferior,
masuk ke sistem porta)
• V.rektus media (mengalir ke v.iliaka interna)
• V. rektus inferior (mengalir ke v.pudenda interna, lalu
menuju v.iliaka interna)
Pleksus submukosa di dalam kolumna Morgagni membentuk
pleksus hemorrhoidalis dan mengalir ke dalam ketiga vena
tersebut
Innervasi
• Sfingter ani interna dipersyarafi oleh saraf
simpatis dan parasimpatis (yang menghambat
kontraksi sfingter)
• Sfingter ani eksterna dipersyarafi oleh cabang
rektus inferior dari n. pudenda interna
(sensoris)
PATOFISIOLOGI
• Hemoroid terjadi akibat kongesti dan
pembesaran (bantalan fibrovaskuler) sepanjang
mukosa anus.
• Normalnya, bantalan fibrovaskuler berfungsi
mempertahankan mekanisme kontinens defekasi
pada saat tekanan intrarektal meningkat.
• Batuk, bersin, mengedan  kelompok
fibrovaskuler ini mengalami kongesti dan
membesar
• Kebiasaan sering mengedan (chronic straining) akibat
konstipasi, diare Penyebab patologis hemoroid
• Daya lekat bantalan fibrovaskuler dengan dinding anorektal
dibawahnya berkurang, sehingga terjadi prolaps jaringan
hemoroid interna melalui kanalis ani
• Kongesti hemoroid juga menyebabkan penipisan mukosa di
atasnya sehingga vaskularisasi meningkat.
• Dengan semakin menipisnya mukosa di atas bantalan
fibrovaskuler disertai kongesti jaringan vaskuler pecah dan
menimbulkan perdarahan yang segar (hematochezia) pada
saat defekasi.
KLASIFIKASI
• Hemoroid eksterna (terjadi
di bawah linea dentata)
• Hemoroid interna (terjadi
di atas linea dentata)
Keterangan
• A, Thrombosed external.
• B, First-degree internal viewed
through anoscope. C, Second-
degree internal prolapsed,
reduced spontaneously.
• D, Third-degree internal
prolapsed, requiring manual
reduction.
• E, Fourth-degree strangulated
internal and thrombosed
external.
KOMPLIKASI
• Trombosis
• Fissura Ani
• Fistula Ani
GEJALA
• Defekasi berdarah(segar) / merah terang (hematoskesia)
bersamaan atau setelah keluarnya feses.
• Nyeri / rasa tidak enak saat defekasi
• Pengeluaran cairan mukus
• Prolaps massa anal disebut juga prolapse hemoroid,
saat defekasi kuat, mengedan atau mengangkat beban
Bila inkarserasi dapat berlanjut menjadi strangulasi,
penderita mengeluh sangat nyeri, perdarahan, kadang
disertai tanda-tanda penyakit sistemik
PEMERIKSAAN FISIK
• Posisi LLD, dengan pantat di pinggir tempat tidur, dan
kedua tungkai ditekuk sampai ke perut atau posisi
litotomi
Inspeksi:
• Melihat kelainan selain hemoroid ( skin tag, kondiloma
akuminata, fistula, dermatitis, abses dll).
• Penderita disuruh mengedan  dapat terlihat
hemoroid grade II (tereduksi spontan) atau grade III
(harus direduksi manual)
• Pada prolapse hemoroid disebut juga hemoroid grade
IVmassa prolaps tidak dapat direduksi
kembaliinkarserata
Colok dubur:
• Dengan cermat dan lembut/gentle, jari yang sudah
dilumasi pelicin dimasukkan ke lubang anus penderita
sementara penderita diminta mengedan .
• Evaluasi  tonus kanalis anal(TSA) saat istirahat, dan
kontraksi otot iskhiorektalis dan sfingter, mukosa
rektum, daerah nyeri, dan adanya massa
Anoskopi:
• Secara berurutan dilakukan observasi bagian anterior
kanan, posterior kanan, kemudian lateral kiri lalu
seluruh lapangan rektum sesuai arah putaran jam.
• Bantalan hemoroid dapat terlihat sebagai mukosa dan
anoderm yang membengkak. Penderita diminta
mengedan agar dapat ditentukan apakah terdapat
prolaps
TERAPI
• Diet dan kebiasaan defekasi yang sehat
• Medikasi
• Rawat jalan
– Sclerotherapy
– Ligasi rubber band
– Koagulasi dengan sinar infra merah
– Electrokoagulasi
– Cryotherapy
• Operasi
Medikasi
• Obat Hydroksiethylen yang dapat diberikan
dikatakan dapat mengurangi edema dan
inflamasi. Kombinasi Diosmin dan Hesperidin
(ardium) yang bekerja pada vascularisasi dan
mikro sirkulasi dikatakan dapat menurunkan
desensibilitas dan stasis pada vena dan
memperbaiki permeabilitas kapiler.
• Ardium diberikan 3x2tab selama 4 hari kemudian
2x2 selama 3 hari dan selanjutnya1x1tab.
• Teknik Open Hemorrhoidectomy
(Miligan-Morgan)
• Closed Hemorrhoidectomy (Ferguson dan
Heaton)
• Semi-Closed Hemorrhoidectomy (Hanafi-
Usman)
• Hemoroidektomi dengan stapling
(Stapled hemorrhoidectomy)
Teknik Open Hemorrhoidectomy
(Miligan-Morgan)
• Posisi lithotomy
• Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang
dengan klem arteri dan ditarik
• Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid
kira-kira 1,5 – 3 cm dari anal verge.
• Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spingter interna
dengan jarak 1,5 – 2 cm
• Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis
• Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0
pada pangkal hemorrhoid.
• Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi
pangkal hemorrhoid
Closed Hemorrhoidectomy
Dikembangkan oleh Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik
ini, yaitu:
• Mengangkat sebanyak mungkin jaringan vaskuler tanpa
mengorbankan anoderm.
• Memperkecil serous discharge post op dan mempercepat proses
penyembuhan dengan cara mendekatkan anal kanal dengan epitel
berlapis gepeng (anoderm)
• Mencegah stenosis sebagai komplikasi akibat komplikasi luka
terbuka luas yang diisi jaringan granulasi.
Indikasi :
• Perdarahan berlebihan
• Tidak terkontrol dengan rubber band ligation.
• Prolaps hebat disertai nyeri.
• Adanya penyakit anorectal lain.
Ferguson Hemorrhoidectomy
– Posisi LLD
– Jaringan hemorrhoid diidentifikasi dan di klem
– Kulit diatas analverge diincisi sampai anal kanal diatas
jaringan hemorrhoid
– Jar hemorrhoid external maupun internal dibebaskan
dari bagian subcutan spincter interna maupun
eksterna dan dieksisi seluruhnya.
– Jaringan hemorrhoid yang tersisa diangkat dengan
undermining mukosa.
– Ligasi dengan cat gut 2 – 0 atau 3 – 0, bisa dengan
dexon 4-0 atau 5 – 0 dengan vicril2
Semi-Closed Hemorrhoidectomy
• Diperkenalkan oleh Hanafi-Usman
• Kulit di atas jaringan hemorrhoid dipegang
dengan klem dan ditarik
• Buat insisi “V” terbalik  membuat flap
• Isi hemorrhoid dieksisi, flap dijahit kembali
Hemoroidektomi dengan stapling
(Stapled hemorrhoidectomy)
• Dikenal sebagai teknik Longo.
• Meliputi stapling transanal, sirkuler mukosa anorektal yang
“redundant” ( bantalan hemoroid ) di atas linea dentata 
mukosa yang mengandung bantalan fibrovaskuler ditarik
sesuai kebutuhan lalu dieksisi dalam bentuk “stapled
doughnat”  vaskularisasi kearah hemoroid distal ditutup
dan pasokan darah (-) / sangat minimal.
• Dalam 10-14 hari, bantalan hemoroid mengalami nekrosis
dan jaringan fibrovaskuler menciut/kempis..
• Keuntungan : rasa nyeri yang relatif (-)/minimal,
dan masa rawat yang singkat (cukup satu hari).
• Komplikasi : nyeri permanen (akibat teknik yang
kurang adekuat, inkontinensia alvi s/d fistula
rekto vaginal/ rektouretral bila jaringan yang
dieksisi terlalu dalam.mengenai sfingter.
• Indikasi : hemoroid interna grade III & IV.
Hemoroidektomi dengan stapling
(Stapled hemorrhoidectomy)
KOMPLIKASI
• Komplikasi awal:
– Rasa nyeri pasca operasi, berlangsung s/d 2-3
minggu. Hal ini terutama karena insisi dan ligasi
pedikel hemoroid.
– Infeksi luka jarang; dapat timbul abses (1%),
– Perdarahan pasca operasi.
– Pembengkakan
– Inkontinesia berat jangka pendek
• Komplikasi lanjut :
– Stenosis ani
– Terbentuknya skin tag
– Kambuh
– Fisura Ani.
– Inkontinensia ringan
– Perdarahan akibat pernanahan / infeksi daerah
pedikel. Biasanya sehingga ikatan/ jahitan terlepas
(hari ke 7-16 pasca operasi). Biasanya penderita
harus menjalani “operasi ulangan “ untuk
beberapa ligasi / jahitan hemostasis dengan di
ruang operasi
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifAlex Susanto
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalKharima SD
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxAditAditya19
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)Seascape Surveys
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroidhomeworkping3
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikAnna Lestari
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 

What's hot (20)

Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Hernia modul.ppt
Hernia modul.pptHernia modul.ppt
Hernia modul.ppt
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid193897174 case-bedah-hemoroid
193897174 case-bedah-hemoroid
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Teknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regiTeknik operasi ctt regi
Teknik operasi ctt regi
 
Journal reading
Journal reading Journal reading
Journal reading
 
Terapi Alternatif Wasir
Terapi Alternatif WasirTerapi Alternatif Wasir
Terapi Alternatif Wasir
 
before after laser safute
before after laser safutebefore after laser safute
before after laser safute
 
Klinik Wasir Pusat
Klinik Wasir Pusat Klinik Wasir Pusat
Klinik Wasir Pusat
 
Perianal fistula
Perianal fistulaPerianal fistula
Perianal fistula
 

Similar to Prolaps Hemoroid

Similar to Prolaps Hemoroid (20)

Hemorrhoid
HemorrhoidHemorrhoid
Hemorrhoid
 
Askep dan SOP haemoroid
Askep dan SOP haemoroidAskep dan SOP haemoroid
Askep dan SOP haemoroid
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSISANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
ANEURYSM . THROMBOSIS EMBOLISM & DEEP VEIN THROMBOSIS
 
Teknik operasi
Teknik operasiTeknik operasi
Teknik operasi
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptxHemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
Hemorrhoid ambeyen hemorhoid azis[1].pptx
 
HEMODINAMIKA 1.pptx
HEMODINAMIKA 1.pptxHEMODINAMIKA 1.pptx
HEMODINAMIKA 1.pptx
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
 
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-TubexxxxxxxxxxxxxxxTeknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
Teknik-Operasi-Chest-Tubexxxxxxxxxxxxxxx
 
Komplikasi pada luka
Komplikasi pada lukaKomplikasi pada luka
Komplikasi pada luka
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)Total Thyroidectomi (Optek)
Total Thyroidectomi (Optek)
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.pptManagement Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
Management Nefrostomi of Nursing For Patient.ppt
 
Belajar OSCE.pptx
Belajar OSCE.pptxBelajar OSCE.pptx
Belajar OSCE.pptx
 
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
Efusi pleura AKPER PEMDA MUNA
 

More from Regi Septian

Basic technique of circumcision by regi septian
Basic technique of circumcision by regi septianBasic technique of circumcision by regi septian
Basic technique of circumcision by regi septianRegi Septian
 
Cystocele physical examination
Cystocele physical examinationCystocele physical examination
Cystocele physical examinationRegi Septian
 
Hormonal therapy of prostate cancer
Hormonal therapy of prostate cancerHormonal therapy of prostate cancer
Hormonal therapy of prostate cancerRegi Septian
 
Management of Epispadia
Management of EpispadiaManagement of Epispadia
Management of EpispadiaRegi Septian
 
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infection
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infectionPathogenesis of bacterial infection and nosocomial infection
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infectionRegi Septian
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianRegi Septian
 
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Regi Septian
 

More from Regi Septian (8)

Basic technique of circumcision by regi septian
Basic technique of circumcision by regi septianBasic technique of circumcision by regi septian
Basic technique of circumcision by regi septian
 
Cystocele physical examination
Cystocele physical examinationCystocele physical examination
Cystocele physical examination
 
Hormonal therapy of prostate cancer
Hormonal therapy of prostate cancerHormonal therapy of prostate cancer
Hormonal therapy of prostate cancer
 
Management of Epispadia
Management of EpispadiaManagement of Epispadia
Management of Epispadia
 
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infection
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infectionPathogenesis of bacterial infection and nosocomial infection
Pathogenesis of bacterial infection and nosocomial infection
 
Pneumonia regi
Pneumonia regiPneumonia regi
Pneumonia regi
 
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septianEarly goal direct treatment (egdt) regi septian
Early goal direct treatment (egdt) regi septian
 
Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013Pembentukan batu kemih 2013
Pembentukan batu kemih 2013
 

Recently uploaded

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

Prolaps Hemoroid

  • 1. PROLAPS HEMOROID Oleh: Regi Septian NPM : 131821120505 PEMBIMBING : dr. Bambang A.S. Sp.B-KBD
  • 2. DEFINISI Haemorroid  pelebaran vena dalam pleksus hemoroidalisPenyebab utama masih belum diketahuiFaktor resiko • Hemorroid bukan suatu varikosis, tetapi merupakan penimbunan/ pengelompokan dari jaringan vaskuler (arterioles, venule, koneksi arterio-venosa), otot polos (cth:otot lig.Treitz) dan jaringan ikat yang melapisi epitelium normal. • Kelompok ini dikenal sebagai “fibrovascular cushion”/bantalan fibrovaskuler
  • 4. Vaskularisasi ARTERI • A.rektus superior (berasal dari cabang-cabang terminal a.mesenterika inferior) • A. rektus media (berasal dari a. iliaka interna) • A. rektus inferior (berasal dari a.pudenda interna) VENA • V. rektus superior (mengalir ke v.mesenterika inferior, masuk ke sistem porta) • V.rektus media (mengalir ke v.iliaka interna) • V. rektus inferior (mengalir ke v.pudenda interna, lalu menuju v.iliaka interna) Pleksus submukosa di dalam kolumna Morgagni membentuk pleksus hemorrhoidalis dan mengalir ke dalam ketiga vena tersebut
  • 5. Innervasi • Sfingter ani interna dipersyarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (yang menghambat kontraksi sfingter) • Sfingter ani eksterna dipersyarafi oleh cabang rektus inferior dari n. pudenda interna (sensoris)
  • 6. PATOFISIOLOGI • Hemoroid terjadi akibat kongesti dan pembesaran (bantalan fibrovaskuler) sepanjang mukosa anus. • Normalnya, bantalan fibrovaskuler berfungsi mempertahankan mekanisme kontinens defekasi pada saat tekanan intrarektal meningkat. • Batuk, bersin, mengedan  kelompok fibrovaskuler ini mengalami kongesti dan membesar
  • 7. • Kebiasaan sering mengedan (chronic straining) akibat konstipasi, diare Penyebab patologis hemoroid • Daya lekat bantalan fibrovaskuler dengan dinding anorektal dibawahnya berkurang, sehingga terjadi prolaps jaringan hemoroid interna melalui kanalis ani • Kongesti hemoroid juga menyebabkan penipisan mukosa di atasnya sehingga vaskularisasi meningkat. • Dengan semakin menipisnya mukosa di atas bantalan fibrovaskuler disertai kongesti jaringan vaskuler pecah dan menimbulkan perdarahan yang segar (hematochezia) pada saat defekasi.
  • 8.
  • 9. KLASIFIKASI • Hemoroid eksterna (terjadi di bawah linea dentata) • Hemoroid interna (terjadi di atas linea dentata)
  • 10.
  • 11. Keterangan • A, Thrombosed external. • B, First-degree internal viewed through anoscope. C, Second- degree internal prolapsed, reduced spontaneously. • D, Third-degree internal prolapsed, requiring manual reduction. • E, Fourth-degree strangulated internal and thrombosed external.
  • 13. GEJALA • Defekasi berdarah(segar) / merah terang (hematoskesia) bersamaan atau setelah keluarnya feses. • Nyeri / rasa tidak enak saat defekasi • Pengeluaran cairan mukus • Prolaps massa anal disebut juga prolapse hemoroid, saat defekasi kuat, mengedan atau mengangkat beban Bila inkarserasi dapat berlanjut menjadi strangulasi, penderita mengeluh sangat nyeri, perdarahan, kadang disertai tanda-tanda penyakit sistemik
  • 14. PEMERIKSAAN FISIK • Posisi LLD, dengan pantat di pinggir tempat tidur, dan kedua tungkai ditekuk sampai ke perut atau posisi litotomi Inspeksi: • Melihat kelainan selain hemoroid ( skin tag, kondiloma akuminata, fistula, dermatitis, abses dll). • Penderita disuruh mengedan  dapat terlihat hemoroid grade II (tereduksi spontan) atau grade III (harus direduksi manual) • Pada prolapse hemoroid disebut juga hemoroid grade IVmassa prolaps tidak dapat direduksi kembaliinkarserata
  • 15. Colok dubur: • Dengan cermat dan lembut/gentle, jari yang sudah dilumasi pelicin dimasukkan ke lubang anus penderita sementara penderita diminta mengedan . • Evaluasi  tonus kanalis anal(TSA) saat istirahat, dan kontraksi otot iskhiorektalis dan sfingter, mukosa rektum, daerah nyeri, dan adanya massa Anoskopi: • Secara berurutan dilakukan observasi bagian anterior kanan, posterior kanan, kemudian lateral kiri lalu seluruh lapangan rektum sesuai arah putaran jam. • Bantalan hemoroid dapat terlihat sebagai mukosa dan anoderm yang membengkak. Penderita diminta mengedan agar dapat ditentukan apakah terdapat prolaps
  • 16. TERAPI • Diet dan kebiasaan defekasi yang sehat • Medikasi • Rawat jalan – Sclerotherapy – Ligasi rubber band – Koagulasi dengan sinar infra merah – Electrokoagulasi – Cryotherapy • Operasi
  • 17. Medikasi • Obat Hydroksiethylen yang dapat diberikan dikatakan dapat mengurangi edema dan inflamasi. Kombinasi Diosmin dan Hesperidin (ardium) yang bekerja pada vascularisasi dan mikro sirkulasi dikatakan dapat menurunkan desensibilitas dan stasis pada vena dan memperbaiki permeabilitas kapiler. • Ardium diberikan 3x2tab selama 4 hari kemudian 2x2 selama 3 hari dan selanjutnya1x1tab.
  • 18.
  • 19. • Teknik Open Hemorrhoidectomy (Miligan-Morgan) • Closed Hemorrhoidectomy (Ferguson dan Heaton) • Semi-Closed Hemorrhoidectomy (Hanafi- Usman) • Hemoroidektomi dengan stapling (Stapled hemorrhoidectomy)
  • 20. Teknik Open Hemorrhoidectomy (Miligan-Morgan) • Posisi lithotomy • Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang dengan klem arteri dan ditarik • Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid kira-kira 1,5 – 3 cm dari anal verge. • Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spingter interna dengan jarak 1,5 – 2 cm • Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis • Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0 pada pangkal hemorrhoid. • Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi pangkal hemorrhoid
  • 21.
  • 22. Closed Hemorrhoidectomy Dikembangkan oleh Ferguson dan Heaton. Ada 3 prinsip pada teknik ini, yaitu: • Mengangkat sebanyak mungkin jaringan vaskuler tanpa mengorbankan anoderm. • Memperkecil serous discharge post op dan mempercepat proses penyembuhan dengan cara mendekatkan anal kanal dengan epitel berlapis gepeng (anoderm) • Mencegah stenosis sebagai komplikasi akibat komplikasi luka terbuka luas yang diisi jaringan granulasi. Indikasi : • Perdarahan berlebihan • Tidak terkontrol dengan rubber band ligation. • Prolaps hebat disertai nyeri. • Adanya penyakit anorectal lain.
  • 23. Ferguson Hemorrhoidectomy – Posisi LLD – Jaringan hemorrhoid diidentifikasi dan di klem – Kulit diatas analverge diincisi sampai anal kanal diatas jaringan hemorrhoid – Jar hemorrhoid external maupun internal dibebaskan dari bagian subcutan spincter interna maupun eksterna dan dieksisi seluruhnya. – Jaringan hemorrhoid yang tersisa diangkat dengan undermining mukosa. – Ligasi dengan cat gut 2 – 0 atau 3 – 0, bisa dengan dexon 4-0 atau 5 – 0 dengan vicril2
  • 24.
  • 25. Semi-Closed Hemorrhoidectomy • Diperkenalkan oleh Hanafi-Usman • Kulit di atas jaringan hemorrhoid dipegang dengan klem dan ditarik • Buat insisi “V” terbalik  membuat flap • Isi hemorrhoid dieksisi, flap dijahit kembali
  • 26. Hemoroidektomi dengan stapling (Stapled hemorrhoidectomy) • Dikenal sebagai teknik Longo. • Meliputi stapling transanal, sirkuler mukosa anorektal yang “redundant” ( bantalan hemoroid ) di atas linea dentata  mukosa yang mengandung bantalan fibrovaskuler ditarik sesuai kebutuhan lalu dieksisi dalam bentuk “stapled doughnat”  vaskularisasi kearah hemoroid distal ditutup dan pasokan darah (-) / sangat minimal. • Dalam 10-14 hari, bantalan hemoroid mengalami nekrosis dan jaringan fibrovaskuler menciut/kempis..
  • 27.
  • 28. • Keuntungan : rasa nyeri yang relatif (-)/minimal, dan masa rawat yang singkat (cukup satu hari). • Komplikasi : nyeri permanen (akibat teknik yang kurang adekuat, inkontinensia alvi s/d fistula rekto vaginal/ rektouretral bila jaringan yang dieksisi terlalu dalam.mengenai sfingter. • Indikasi : hemoroid interna grade III & IV. Hemoroidektomi dengan stapling (Stapled hemorrhoidectomy)
  • 29. KOMPLIKASI • Komplikasi awal: – Rasa nyeri pasca operasi, berlangsung s/d 2-3 minggu. Hal ini terutama karena insisi dan ligasi pedikel hemoroid. – Infeksi luka jarang; dapat timbul abses (1%), – Perdarahan pasca operasi. – Pembengkakan – Inkontinesia berat jangka pendek
  • 30. • Komplikasi lanjut : – Stenosis ani – Terbentuknya skin tag – Kambuh – Fisura Ani. – Inkontinensia ringan – Perdarahan akibat pernanahan / infeksi daerah pedikel. Biasanya sehingga ikatan/ jahitan terlepas (hari ke 7-16 pasca operasi). Biasanya penderita harus menjalani “operasi ulangan “ untuk beberapa ligasi / jahitan hemostasis dengan di ruang operasi