2. EMBRIOLOGI
◈ Usia 12 minggu gestasi terdapat
diverticulum peritoneum (processus
vaginalis peritonii) yang memanjang
ke arah annulus inguinalis internus
menuju canalis inguinalis.
◈ Gonad terbentuk usia 5 minggu
◈ Gonad dilekatkan pada scrotum oleh
gubernaculum (pria) dan melekat
pada labia oleh ligamentum rotundum
2
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
3. ◈ Gonad mulai turun usia 3 bulan
◈ Gonad sampai annulus inguinalis internus usia
7 bulan dan mulai dituntun turun oleh patent
processus vaginalis
◈ Turunnya testis dirangsang oleh calcitonin
gene-related peptide(CGRP) dan nervus
genitofemoralis.
3
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
4. Descensus testis
◈ Bulan ke-5 kehidupan embryonal, liagmentum diaphragmaticus
mesonephros menghilang
◈ Testis sudah berada di sekitar annulus inguinalis internus dan
sudah bersandar di atas bagian cavum peritonii (processus
vaginalis peritonii)
◈ Bersamaan dengan timbulnya bulbus genitalis maka timbul juga
lanjutan ligamentum genitoinguinalis pada bulbus itu,
ligamentum yang baru timbul disebut ligamentum scrotalis
◈ Ligamentum genitoinguinalis dan ligamentum scrotalis sekarang
disebut gubernaculum testis
4
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
5. ◈ Bulan ke-7 kehidupan embryonal, testis, processus
vaginalis dan epididymis serta sebagian ductus deferens
sudah berada dalam canalis inguinalis
◈ Bulan ke-8, bangunan tersebut sudah berada di cavum
scroti.
◈ Sekarang, processus vaginalis sebagian menutup
sehingga hubungan antara cavum peritonii terputus dan
sisanya yang terdapat di sekitar testis disebut cavum
testis
5
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
6. ANATOMI
◈ Anatomi dinding abdomen
◈ Anatomi canalis inguinalis
6
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
7. Anatomi Dinding Abdomen
◈ Struktur lapisan dinding abdomen
a. Cutis
b. Subcutis (tela subcutanea=superficialis fascia)
c. Deep Fascia (Fascia innominate=Gallaudet’s
fascia)
d. Lapisan otot-otot abdomen
e. Lapisan paling profunda
7
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
15. 15
Regio
Inguinal
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
17. 17
Canalis Inguinalis
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
21. 21
Hernia Inguinalis
Indirek
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
22. 22
Hernia
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
24. Anatomi Canalis Inguinalis
◈ Saluran yang menghubungkan cavitas
abdominopelvicus dan cavum scroti terletak di
lipat paha
◈ Di sebelah cranial ligamentum inguinalis
◈ Di sebelah lateral vasa epigastrica inferior
◈ Saluran ini membentang dari annulus inguinalis
profundus (lateralis) ke arah caudomedial
mencapai annulus inguinalis superfisialis
(medialis) 24
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
25. 25
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
26. 26
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
27. Canalis Inguinalis
◈ Terdapat 4 dinding:
- Anterior : dibentuk seluruhnya oleh
aponeurosis m. obliquus abdominis
eksternus
- Posterior: sebelah lateral dibentuk dari
fascia transversalis yang mengalami
sedikit penebalan, sebelah medial
diperkuat oleh falx inguinalis (conjoint
tendon)
- Cranial : dibentuk oleh m. obliquus
abdominis internus dan m. transversus
abdominis
- Caudal : menjadi lantai adalah ligamentum
inguinalis dan ligamentum lacunare
27
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
28. ◈ Tepi annulus inguinalis profundus, fascia transversalis
melanjut menjadi fascia spermatica internus (salah satu
pembungkus funiculus spermaticus)
◈ Superfisial dari fascia spermatica internus berturut-turut
m. cremaster dan fascianya merupakan kelanjutan dari
m. obliquus abdominis internus
◈ Fascia spermatica eksternus turunan dari fascia m.
obliquus abdominis eksternus dan melekat pada tepi
annulus inguinalis superfisialis
28
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
30. Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis Indirek
Locus minoris resistennya : annulus
inguinalis profundus
Dapat melanjut sebagai hernia scrotalis
Hernia Inguinalis Direk
Locus minoris resistennya : trigonum
Hesselbach
Trigonum Hesselbach dbatasi oleh tepi
lateral m. rectus abdominis, vasa
epigastrica inferior dan ligamentum
inguinalis
30
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
31. Funiculus Spermaticus
◈ Dibentuk pada annulus inguinalis
lateralis oleh bangunan-bangunan
yang mengikuti testis dan epididymis
pada proses descensus testiculorum.
◈ Terbentang dari annulus inguinalis
lateralis ke margo posterior testis
◈ Pembungkus funiculus spermaticus:
- Fascia spermatica externa
- M. cremaster dan fascianya
- Fascia spermatica interna
- Tunica vaginalis propria testis terdiri
atas lamina parietalis dan lamina
visceralis
◈ Terdiri dari:
- Dectus deferens dan vasa
deferentialis yang menempel
padanya
- A. testicularis, diikuti oleh plexus
nervosus testicularis
- Plexus pampiniformis (anyaman
vena-vena yang membawa darah
dari testis dan epididymis)
- Vasa lymphatica
- A. cremasterica
- R. genitalis n. genitofemoralis
- Sisa processus vaginalis peritonii
31
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
32. Patofisiologi
Hernia Indirek dan hidrokel
◈ Disebabkan oleh kegagalan penutupan embrionik dari prosesus vaginalis.
Pada pria, jalur hernia indirek (lateralis) mengikuti jalur yang sama dengan
jalur penurunan testis. Pada masa perkembangan organ berkemih dan
reproduksi, testis berpindah dari abdomen menuju skrotum.
◈ Setelah penurunan testis pada skrotum, prosesus vaginalis secara normal
akan menghilang. Namun bila prosesus vaginalis menetap, struktur
tersebut dapat berpotensi menjadi kantung hernia, yang akan berkembang
menjadi hernia inguinalis indirek. Dan terjadi penurunan cairan mukus
yang berkembang menjadi Hidrokel
32
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
33. Hernia Direk
◈ Pada hernia tipe ini, isi rongga abdomen menonjol
melalui sisi yang lemah pada fasia transversalis, yaitu
lapisan yang membentuk dinding posterior dari kanalis
inguinalis pada area segitiga Hasselbach.
33
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
34. Definisi Hernia
◈ Suatu tonjolan dari organ seperti usus yang
melalui dinding dari suatu rongga yang
biasanya itu berada.
◈ Hernia pada anak merupakan suatu kelainan
dari perkembangan yang mempunyai
perbedaan manajemen dibandingkan pada
dewasa
◈ (Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
34
35. 35
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
36. Prevalensi
◈ Insidensi kejadian pada bayi yang lahir cukup bulan adalah sekitar 1-5%.
◈ Enam kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
◈ Usus halus sering ditemukan pada hernia anak-anak laki-laki, sedangkan pada
anak perempuan lebih sering terjadi pada ovarium di hernia tersebut.
◈ Hernia inguinalis dekstra 3 kali lebih sering terjadi daripada sisi sinistra. Hernia
bilateral lebih sering terjadi pada bayi yang premature.
◈ Pada bayi perempuan yang cukup bulan, kejadian hernia bilateral yang berisi
ovarium perlu diperiksa lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya sindrom
insensitivitas androgen.
◈ Lebih dari 99% hernia inguinal pada anak tipe hernia indirek.
(Evie Yeap, 2020, Inguinal Hernias in children)
36
37. Tanda dan Gejala
◈ Hernia biasanya tampak sebagai benjolan pada
lipat paha, meskipun pada anak laki-laki dapat
terjadi pembengkakan dalam scrotum.
◈ Hal ini biasanya terjadi saat mengejan atau
menangis.
◈ Hidrocele juga dapat terjadi sebagai
pembengkakan di scrotum
( Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
37
38. Pemeriksaan Fisik
◈ Pemeriksaan transiluminasi dapat dilakukan untuk membedakan hernia inguinalis
dengan hydrocele.
◈ Keduanya bisa menghasilkan transiluminasi yang sama pada neonates karena
kulitnya masih tipis.
◈ Ibu jari dan jari telunjuk dapat digunakan untuk palpasi benjolan lebih ke atas lagi.
◈ Dapat ditemukan hydrocele pada hernia yang dengan patent processus vaginalis.
◈ Silk glove sign ditemukan di saat jari telunjuk digunakan untuk menggelindingkan
struktur tali terhadap tuberculum pubicum.
- Terasa seperti dua lembaran sutra bergesekan satu dengan yang lain. Hal ini
mencerminkan tepi kantong peritoneum yang halus.
- Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 93% dan spesifisitasnya 97%.
- Jika hal ini didapatkan keraguan, maka pemeriksaan USG dapat dilakukan
(Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
38
39. Tatalaksana
◈ Baik laparoscopy maupun operasi terbuka dapat dilakukan, tergantung dari
keadaan setempat dan sumber dayanya.
◈ Herniotomi terbuka dilakukan melalui insisi kecil di lipat paha.
◈ Setelah mengidentifikasi struktur cord, lakukan pemisahan dari saccus hernianya
secara hati-hati.
◈ Saccus diligasi secara proksimal dan bagian distal hydrocele dilakukan suction
sebelum ditutup.
◈ Semua teknik laparosopy mencoba untuk menempatkan jahitan tali di sekitar
processus vaginalis yang patent
◈ Lima belas persen kejadian hernia inkarserata yang dilakukan reduksi manual,
dapat mengalami re-inkarserata kembali dalam lima hari jika tidak ditangani
dengan operasi. Oleh karena itu, penanganan hernia harus dinilai secara cepat
(Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
39
40. Definisi Hidrokel
◈ Merupakan pengumpulan
cairan pada sebagian
processus vaginalis yang
masih terbuka
40
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
41. ◈ Hidrokel bisa ditemukan dimana saja sepanjang
funiculus spermaticus
◈ Dapat ditemukan juga di sekitar testis yang
terdapat dalam rongga perut pada undesensus
testis
◈ Hidrokel tampak lebih besar sewaktu anak
dalam posisi tegak dan mengecil sewaktu anak
tidur
41
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
42. ◈ Pada pemeriksaan fisik, batas atas hidrokel
mudah diraba, seterusnya dapat diraba struktur
funiculus spermaticus yang terpisah dari
kantong hidrokel.
◈ Hidrokel memerlukan pemeriksaan
diafanoskopi untuk membedakannya dengan
organ-organ yang padat pada scrotum dan
funiculus spermaticus.
42
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
43. ◈ Hidrokel kongenital pada bayi sampai umur 1 tahun, tidak memerlukan
pembedahan jika tidak disertai hernia inguinalis pada sisi yang sama
◈ Hidrokel yang menetap sesudah umur satu tahun memerlukan
pembedahan
◈ Pada dasarnya, teknik pembedahan hidrokel sama dengan teknik
pembedahan hernia inguinalis lateralis
◈ Sisa processus vaginalis peritonii perlu diikat dan dipotong setinggi-
tingginya untuk mencegah rekurensi
◈ Kalau hernia inguinalis lateralis ditemukan bersama-sama hidrokel
testis, maka setelah mengikat dan memotong kantong hernia, hidrokel
dapat ditarik melalui insisi atau ditekan dari arah luar scrotum
43
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
44. Non – operative management
Dilakukan pada pasien tanpa adanya
tanda syok ataupun peritonitis
Teknik:
1. Pasien dibaringkan dalam posisi supine
dengan kedua kaki posisi elevasi
2. Berdiri pada sisi ipsilateral dari bayi,
posisikan jari telunjuk dan tengah pada
SIAS ipsilateral
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
45. Non – operative management
3. Susuri canalis inguinalis menuju skrotum
ipsilateral. Usahakan ada tension dari tesiti,
massa hernia atau kulit skrotum dengan tangan
satunya
4. Traksi lembut dan konstan pada skrotum
membantu allignement dari axis hernia dengan
axis dari canalis inguialis. Selanjutnya, berikan
tekanan dengan ibu jari dan jari telunjuk pada
salah leher hernia
5. Prosedur ini dengan traksi pada skrotum,
membantu cincin external dan internal tetap
terbuka dan mencegah kantung hernia
overlapping atau tersangkut selama reduksi
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
46. Non – operative management
6. Posisikan tangan kiri pada apex dari
masa, dengan tekanan konstan pada
canalis inguinalis oleh ibu jari dan jari
telunjuk tangan kanan, gerakkan jaru
perlahan ke arah cincin internal
7. Jika berhasil, isi dari kantung hernia
akan menghilang bertahap –
bandingkan dengan sisi kontralateral
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
49. 1. Insisi transversal pada
lipatan inguinal diatas
cincin inguinal external
2. Insisi sampai
aponeurosis m. obliques
abdominis externus
terlihat, telusuri ke arah
lateral sampai ligament
inguinalis
50. 3. Ketika cincin inguinal
superficial sudah
diidentifikasi, fascia
obliquus external dibuka
ke arah superior, sesuai
arah serat fascia,
sepanjang 1 – 2 cm
mendekati cincing
inguinal profunda.
51. 4. Fascia obliquus external didiseksi
scara hati – hati untuk
membebaskan m. obliquus
internus dan m. trasversalis
5. Permukaan inferior dimobilisasi ke
arah ligament inquinal, ketika
mobilisasi, dapat diidentifikasi n.
ilioinguinal dan iliohypogastric
6. M. cremaster dibuka dengan
diseksi tumpul pada permukaan
anteromedial dari spermatic cord.
52. 7. Kantung hernia dielevasi ke arah
anteromedial dan pembuluh darah
spermatika diidentifikasi dan
dibebaskan dari jaringan sekitar.
Ketika pembuluh darah
spermatika dipisahkan
dimobilisasi menjauh dari kantung
hernia, akan tampak vas deferens
8. Ketika pembuh darah spermatika
dan vas deferens dipisahkan,
kantung hernia dapat didiseksi ke
superior dari cincin inguinal
profunda
53. 9. Seluruh isi dari kantung hernia
direduksi Kembali ke cavum
abdomen
10.Dasar dari kantung dapat diputar,
untuk memastikan seluruh isi
kantung telah direduksi
11.Penanganan terbaik biasanya
melibatkan pemisahan dari
pembuluh darah spermatika dan
vas deferens dari kantung hernia,
membuka kantung dan secara
halus diseksi dari struktur intra
abdominal dari kantung
54. 12.Setelah direduksi , ligase letak tinggi
dari kantung dengan cincin internal
dapat dilakukan dengan aman
13.Klem dapat digunakan pada dasar
dari kantung untuk melindungi vas
deferens dan pembuluh darah
spermatika.
14.Dasar kantung dijahit dengan benang
non-absorbable 3/0 untuk ligase
15.Jika cincin internal sangat besar,
dapat diperkecil dengan jahitan non
absorbable 4/0 inferior dari pembuluh
darah pada fascia transversalis
55. 16.Pentutupan luka operasi
dilakukan secara interruptus
dengan benang absorbable 4/0
pada fascia obliquus externus
17.Fascai scarpae dijahit dengan 1
atau 2 jahitan interruptus atau
kontinu 4/0 absorbable
56. Children With Inguinal
Hernia Repairs:
Age and Gender
Characteristics
Yih-Hung Chen, MS, RN, Chin-Hung Wei, MD,
and Kai-Wei K. Wang, PhD, RN
57. Pendahuluan
◈ Herniorrhaphy menjadi terapi pilihan untuk hernia inguinalis
dan diperkirakan digunakan pada lebih dari 20 juta kasus per
tahun di seluruh dunia.
◈ Laporan jumlah terapi hernia inguinal bervariasi di setiap
negara, mulai dari 100.000 di Britania Raya hingga 500.000
di Amerika Serikat setiap tahun.
◈ Di Taiwan, penelitian terbaru ini berusaha memperkirakan
kejadian anak-anak dengan terapi hernia inguinalis
menggunakan database NHI dan menentukan kejadian
kumulatif hernia inguinalis pada anak-anak hingga usia 15
tahun adalah 6,62% pada anak laki-laki dan 0,74% pada
anak perempuan.
58. Tujuan
◈ Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan usia dan jenis kelamin dalam
populasi dengan perbaikan hernia inguinalis terutama pada bayi prematur
Bahan dan Metode
• Menggunakan database NHI dari tahun 2007 sampai 2011 di Taiwan :
• Menganalisis perbedaan usia dan jenis kelamin anak dengan perbaikan
hernia inguinalis
• Menggunakan database rumah sakit pendidikan anak-anak lokal, kami
melakukan analisis spesifik usia dan gender pada anak-anak berusia 0
hingga 19 tahun yang lahir sebagai data awal dibandingkan bayi
prematur (<37 minggu kehamilan) yang menerima perbaikan hernia
inguinalis.
59. ◈ Desain Penelitian
○ Desain penelitian kohort retrospektif (karakteristik usia dan gender untuk anak usia 0
hingga 19 tahun dengan perbaikan hernia inguinalis di populasi Taiwan antara tahun 2007
dan 2011)
○ Semua data yang didapatkan dari bagian rawat inap dan rawat jalan dari tahun 2007 hingga
2011 dimasukkan untuk estimasi perbedaan usia dan jenis kelamin populasi yang
ditargetkan.
○ Data dari rumah sakit pendidikan anak-anak lokal diambil untuk melihat perbedaan usia dan
jenis kelamin bayi (istilah vs prematur) yang mendapat tindakan herniorrhaphy
◈ Sumber data dan Populasi Penelitian
○ Data diambil dari database NHI di Taiwan pada anak-anak berusia 0 hingga 19 tahun (lahir
antara 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2011, atau berusia 19 sebelum 31 Desember
2011) yang telah didiagnosis dengan ICD-9 -CM Kode Operasi 530-533
◈ Analisis Statistik
○ Metode statistik deskriptif untuk menganalisis variabel independen dalam melaporkan usia
dan karakteristik gender pasien data dalam bentuk angka dan presentasi
○ SAS version 9.3, dengan 95% confidence interval dan P < .05 menunjukkan signifikan
secara statistik
○ Perbedaan usia dan jenis kelamin pada sub kelompok usia dan bayi yang lahir tepat eaktu
dan preterm dinilai menggunakan χ2
◈ Persetujuan Etik
○ Institutional Review Board of Ethics Committee of the teaching hospital (Institutional Review
Board No.12MMHIS080)
61. Hasil
◈ Perbedaan Usia dan
Jenis Kelamin
○ Data rekam medis
dari rumah sakit
anak-anak lokal
62. Hasil
◈ perbedaan usia-spesifik dan jenis kelamin-spesifik dari 611 anak-
anak yang menerima herniorafi dalam data rumah sakit anak-anak
lokal, perbedaan spesifik usia ditemukan sementara perbedaan
spesifik jenis kelamin tidak signifikan secara statistik
63. Pembahasan
◈ Penelitian ini menambah konfirmasi data empiris pada karakteristik usia-spesifik dan jenis kelamin-
spesifik anak-anak dengan perbaikan hernia inguinalis dan menemukan bahwa anak-anak prasekolah
(usia 1-4 tahun) merupakan kelompok anak-anak terbesar yang mengalami perbaikan hernia inguinal
dibandingkan dengan anak-anak. pada kelompok umur lainnya
◈ Studi ini telah menemukan perbedaan jumlah pada jenis kelamin dalam populasi umum yaitu 4 Pria
disbanding 1 wanita
◈ Analisis pada studi ini menunjukkan bahwa tiap 3 anak dengan perbaikan hernia inguinalis, 1 anak
terlahir secara premature dan 25% dari kelompok ini membutuhkan hernirafi dalam waktu 6 bulan
◈ Penelitian ini juga menemukan bahwa banyak bayi yang lahir secara prematur (76%) dibandingkan bayi
yang lahir tepat bulan (48,6%) yang mendapatkan herniorafi dalam waktu 6 bulan
◈ Literatur telah menunjukkan bawha bayri preterm memikiki risiko terbentuknya hernia inguinal
berdasarkan posisi anatomi, di mana kanal ingunal pada bayi preterm pendek dan menyilang dinding
abdominal secara tegak lurus dibanding oblik, menghasilkan cincin luar terletak di atas cincin dalam
64. Implikasi dan Kesimpulan
◈ Skrining dan asesmen hernia inguinalis pada anak-anak kecil sangat penting, terutama di antara bayi
berusia kurang dari 6 bulan dan anak-anak prasekolah
◈ Skrining awal dari hernia inguinal pada anak-anak yang lahir secara premature, terutama 6 bulan setelah
lahir merupakan usia krusial untuk perbaikan hernia
◈ Anak laki-laki lebih memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan anak permpuan untuk perbaikan hernia
inguinal, terutama pada anak laki-laki yang lahir prematur
Keterbatasan
• Pada penelitian ini tidak meneliti tingkat kekambuhan, komorbid,
status preoperatifm atau kemungkinan hernia bilateral disbanding
hernia unilateral pada anak, yang mungkin bisa dipertimbangkan
pada penelitian selanjutnya