SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Hernia
dan
Hidrokel
Stase Bedah Anak Mei 2020
EMBRIOLOGI
◈ Usia 12 minggu gestasi terdapat
diverticulum peritoneum (processus
vaginalis peritonii) yang memanjang
ke arah annulus inguinalis internus
menuju canalis inguinalis.
◈ Gonad terbentuk usia 5 minggu
◈ Gonad dilekatkan pada scrotum oleh
gubernaculum (pria) dan melekat
pada labia oleh ligamentum rotundum
2
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
◈ Gonad mulai turun usia 3 bulan
◈ Gonad sampai annulus inguinalis internus usia
7 bulan dan mulai dituntun turun oleh patent
processus vaginalis
◈ Turunnya testis dirangsang oleh calcitonin
gene-related peptide(CGRP) dan nervus
genitofemoralis.
3
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
Descensus testis
◈ Bulan ke-5 kehidupan embryonal, liagmentum diaphragmaticus
mesonephros menghilang
◈ Testis sudah berada di sekitar annulus inguinalis internus dan
sudah bersandar di atas bagian cavum peritonii (processus
vaginalis peritonii)
◈ Bersamaan dengan timbulnya bulbus genitalis maka timbul juga
lanjutan ligamentum genitoinguinalis pada bulbus itu,
ligamentum yang baru timbul disebut ligamentum scrotalis
◈ Ligamentum genitoinguinalis dan ligamentum scrotalis sekarang
disebut gubernaculum testis
4
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
◈ Bulan ke-7 kehidupan embryonal, testis, processus
vaginalis dan epididymis serta sebagian ductus deferens
sudah berada dalam canalis inguinalis
◈ Bulan ke-8, bangunan tersebut sudah berada di cavum
scroti.
◈ Sekarang, processus vaginalis sebagian menutup
sehingga hubungan antara cavum peritonii terputus dan
sisanya yang terdapat di sekitar testis disebut cavum
testis
5
Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
ANATOMI
◈ Anatomi dinding abdomen
◈ Anatomi canalis inguinalis
6
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
Anatomi Dinding Abdomen
◈ Struktur lapisan dinding abdomen
a. Cutis
b. Subcutis (tela subcutanea=superficialis fascia)
c. Deep Fascia (Fascia innominate=Gallaudet’s
fascia)
d. Lapisan otot-otot abdomen
e. Lapisan paling profunda
7
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
8
Dinding Abdomen
Anterior
(Superficial)
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
9
Dinding Abdomen
Anterior
(Intermediate)
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
10
Dinding Abdomen
Anterior
(Profunda)
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
11
Dinding Abdomen
Anterior
(Internal view)
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
12
Arteri Dinding
Abdomen Anterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
13
Vena Dinding
Abdomen Anterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
14
Nervus Dinding
Abdomen Anterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
15
Regio
Inguinal
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
16
Canalis Inguinalis
dan Funiculus
spermaticus
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
17
Canalis Inguinalis
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
18
Arteri Dinding
Abdomen
Posterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
19
Vena Dinding
Abdomen
Posterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
20
Nervus Dinding
Abdomen
Posterior
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
21
Hernia Inguinalis
Indirek
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
22
Hernia
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
23
Ligamentum di
regio inguinalis
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Anatomi Canalis Inguinalis
◈ Saluran yang menghubungkan cavitas
abdominopelvicus dan cavum scroti terletak di
lipat paha
◈ Di sebelah cranial ligamentum inguinalis
◈ Di sebelah lateral vasa epigastrica inferior
◈ Saluran ini membentang dari annulus inguinalis
profundus (lateralis) ke arah caudomedial
mencapai annulus inguinalis superfisialis
(medialis) 24
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
25
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
26
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Canalis Inguinalis
◈ Terdapat 4 dinding:
- Anterior : dibentuk seluruhnya oleh
aponeurosis m. obliquus abdominis
eksternus
- Posterior: sebelah lateral dibentuk dari
fascia transversalis yang mengalami
sedikit penebalan, sebelah medial
diperkuat oleh falx inguinalis (conjoint
tendon)
- Cranial : dibentuk oleh m. obliquus
abdominis internus dan m. transversus
abdominis
- Caudal : menjadi lantai adalah ligamentum
inguinalis dan ligamentum lacunare
27
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
◈ Tepi annulus inguinalis profundus, fascia transversalis
melanjut menjadi fascia spermatica internus (salah satu
pembungkus funiculus spermaticus)
◈ Superfisial dari fascia spermatica internus berturut-turut
m. cremaster dan fascianya merupakan kelanjutan dari
m. obliquus abdominis internus
◈ Fascia spermatica eksternus turunan dari fascia m.
obliquus abdominis eksternus dan melekat pada tepi
annulus inguinalis superfisialis
28
Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
29
Lapisan Canalis
Inguinalis dan
Scrotum
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis Indirek
Locus minoris resistennya : annulus
inguinalis profundus
Dapat melanjut sebagai hernia scrotalis
Hernia Inguinalis Direk
Locus minoris resistennya : trigonum
Hesselbach
Trigonum Hesselbach dbatasi oleh tepi
lateral m. rectus abdominis, vasa
epigastrica inferior dan ligamentum
inguinalis
30
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Funiculus Spermaticus
◈ Dibentuk pada annulus inguinalis
lateralis oleh bangunan-bangunan
yang mengikuti testis dan epididymis
pada proses descensus testiculorum.
◈ Terbentang dari annulus inguinalis
lateralis ke margo posterior testis
◈ Pembungkus funiculus spermaticus:
- Fascia spermatica externa
- M. cremaster dan fascianya
- Fascia spermatica interna
- Tunica vaginalis propria testis terdiri
atas lamina parietalis dan lamina
visceralis
◈ Terdiri dari:
- Dectus deferens dan vasa
deferentialis yang menempel
padanya
- A. testicularis, diikuti oleh plexus
nervosus testicularis
- Plexus pampiniformis (anyaman
vena-vena yang membawa darah
dari testis dan epididymis)
- Vasa lymphatica
- A. cremasterica
- R. genitalis n. genitofemoralis
- Sisa processus vaginalis peritonii
31
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Patofisiologi
Hernia Indirek dan hidrokel
◈ Disebabkan oleh kegagalan penutupan embrionik dari prosesus vaginalis.
Pada pria, jalur hernia indirek (lateralis) mengikuti jalur yang sama dengan
jalur penurunan testis. Pada masa perkembangan organ berkemih dan
reproduksi, testis berpindah dari abdomen menuju skrotum.
◈ Setelah penurunan testis pada skrotum, prosesus vaginalis secara normal
akan menghilang. Namun bila prosesus vaginalis menetap, struktur
tersebut dapat berpotensi menjadi kantung hernia, yang akan berkembang
menjadi hernia inguinalis indirek. Dan terjadi penurunan cairan mukus
yang berkembang menjadi Hidrokel
32
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Hernia Direk
◈ Pada hernia tipe ini, isi rongga abdomen menonjol
melalui sisi yang lemah pada fasia transversalis, yaitu
lapisan yang membentuk dinding posterior dari kanalis
inguinalis pada area segitiga Hasselbach.
33
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Definisi Hernia
◈ Suatu tonjolan dari organ seperti usus yang
melalui dinding dari suatu rongga yang
biasanya itu berada.
◈ Hernia pada anak merupakan suatu kelainan
dari perkembangan yang mempunyai
perbedaan manajemen dibandingkan pada
dewasa
◈ (Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
34
35
Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi.
Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Prevalensi
◈ Insidensi kejadian pada bayi yang lahir cukup bulan adalah sekitar 1-5%.
◈ Enam kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
◈ Usus halus sering ditemukan pada hernia anak-anak laki-laki, sedangkan pada
anak perempuan lebih sering terjadi pada ovarium di hernia tersebut.
◈ Hernia inguinalis dekstra 3 kali lebih sering terjadi daripada sisi sinistra. Hernia
bilateral lebih sering terjadi pada bayi yang premature.
◈ Pada bayi perempuan yang cukup bulan, kejadian hernia bilateral yang berisi
ovarium perlu diperiksa lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya sindrom
insensitivitas androgen.
◈ Lebih dari 99% hernia inguinal pada anak tipe hernia indirek.
(Evie Yeap, 2020, Inguinal Hernias in children)
36
Tanda dan Gejala
◈ Hernia biasanya tampak sebagai benjolan pada
lipat paha, meskipun pada anak laki-laki dapat
terjadi pembengkakan dalam scrotum.
◈ Hal ini biasanya terjadi saat mengejan atau
menangis.
◈ Hidrocele juga dapat terjadi sebagai
pembengkakan di scrotum
( Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
37
Pemeriksaan Fisik
◈ Pemeriksaan transiluminasi dapat dilakukan untuk membedakan hernia inguinalis
dengan hydrocele.
◈ Keduanya bisa menghasilkan transiluminasi yang sama pada neonates karena
kulitnya masih tipis.
◈ Ibu jari dan jari telunjuk dapat digunakan untuk palpasi benjolan lebih ke atas lagi.
◈ Dapat ditemukan hydrocele pada hernia yang dengan patent processus vaginalis.
◈ Silk glove sign ditemukan di saat jari telunjuk digunakan untuk menggelindingkan
struktur tali terhadap tuberculum pubicum.
- Terasa seperti dua lembaran sutra bergesekan satu dengan yang lain. Hal ini
mencerminkan tepi kantong peritoneum yang halus.
- Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 93% dan spesifisitasnya 97%.
- Jika hal ini didapatkan keraguan, maka pemeriksaan USG dapat dilakukan
(Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
38
Tatalaksana
◈ Baik laparoscopy maupun operasi terbuka dapat dilakukan, tergantung dari
keadaan setempat dan sumber dayanya.
◈ Herniotomi terbuka dilakukan melalui insisi kecil di lipat paha.
◈ Setelah mengidentifikasi struktur cord, lakukan pemisahan dari saccus hernianya
secara hati-hati.
◈ Saccus diligasi secara proksimal dan bagian distal hydrocele dilakukan suction
sebelum ditutup.
◈ Semua teknik laparosopy mencoba untuk menempatkan jahitan tali di sekitar
processus vaginalis yang patent
◈ Lima belas persen kejadian hernia inkarserata yang dilakukan reduksi manual,
dapat mengalami re-inkarserata kembali dalam lima hari jika tidak ditangani
dengan operasi. Oleh karena itu, penanganan hernia harus dinilai secara cepat
(Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia)
39
Definisi Hidrokel
◈ Merupakan pengumpulan
cairan pada sebagian
processus vaginalis yang
masih terbuka
40
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
◈ Hidrokel bisa ditemukan dimana saja sepanjang
funiculus spermaticus
◈ Dapat ditemukan juga di sekitar testis yang
terdapat dalam rongga perut pada undesensus
testis
◈ Hidrokel tampak lebih besar sewaktu anak
dalam posisi tegak dan mengecil sewaktu anak
tidur
41
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
◈ Pada pemeriksaan fisik, batas atas hidrokel
mudah diraba, seterusnya dapat diraba struktur
funiculus spermaticus yang terpisah dari
kantong hidrokel.
◈ Hidrokel memerlukan pemeriksaan
diafanoskopi untuk membedakannya dengan
organ-organ yang padat pada scrotum dan
funiculus spermaticus.
42
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
◈ Hidrokel kongenital pada bayi sampai umur 1 tahun, tidak memerlukan
pembedahan jika tidak disertai hernia inguinalis pada sisi yang sama
◈ Hidrokel yang menetap sesudah umur satu tahun memerlukan
pembedahan
◈ Pada dasarnya, teknik pembedahan hidrokel sama dengan teknik
pembedahan hernia inguinalis lateralis
◈ Sisa processus vaginalis peritonii perlu diikat dan dipotong setinggi-
tingginya untuk mencegah rekurensi
◈ Kalau hernia inguinalis lateralis ditemukan bersama-sama hidrokel
testis, maka setelah mengikat dan memotong kantong hernia, hidrokel
dapat ditarik melalui insisi atau ditekan dari arah luar scrotum
43
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Non – operative management
 Dilakukan pada pasien tanpa adanya
tanda syok ataupun peritonitis
Teknik:
1. Pasien dibaringkan dalam posisi supine
dengan kedua kaki posisi elevasi
2. Berdiri pada sisi ipsilateral dari bayi,
posisikan jari telunjuk dan tengah pada
SIAS ipsilateral
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Non – operative management
3. Susuri canalis inguinalis menuju skrotum
ipsilateral. Usahakan ada tension dari tesiti,
massa hernia atau kulit skrotum dengan tangan
satunya
4. Traksi lembut dan konstan pada skrotum
membantu allignement dari axis hernia dengan
axis dari canalis inguialis. Selanjutnya, berikan
tekanan dengan ibu jari dan jari telunjuk pada
salah leher hernia
5. Prosedur ini dengan traksi pada skrotum,
membantu cincin external dan internal tetap
terbuka dan mencegah kantung hernia
overlapping atau tersangkut selama reduksi
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Non – operative management
6. Posisikan tangan kiri pada apex dari
masa, dengan tekanan konstan pada
canalis inguinalis oleh ibu jari dan jari
telunjuk tangan kanan, gerakkan jaru
perlahan ke arah cincin internal
7. Jika berhasil, isi dari kantung hernia
akan menghilang bertahap –
bandingkan dengan sisi kontralateral
Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran,
editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
Teknik operasi
Sumber: Hernias in children, Chapter 37. Operative Pediatric
Surgery, 7ed.
1. Insisi transversal pada
lipatan inguinal diatas
cincin inguinal external
2. Insisi sampai
aponeurosis m. obliques
abdominis externus
terlihat, telusuri ke arah
lateral sampai ligament
inguinalis
3. Ketika cincin inguinal
superficial sudah
diidentifikasi, fascia
obliquus external dibuka
ke arah superior, sesuai
arah serat fascia,
sepanjang 1 – 2 cm
mendekati cincing
inguinal profunda.
4. Fascia obliquus external didiseksi
scara hati – hati untuk
membebaskan m. obliquus
internus dan m. trasversalis
5. Permukaan inferior dimobilisasi ke
arah ligament inquinal, ketika
mobilisasi, dapat diidentifikasi n.
ilioinguinal dan iliohypogastric
6. M. cremaster dibuka dengan
diseksi tumpul pada permukaan
anteromedial dari spermatic cord.
7. Kantung hernia dielevasi ke arah
anteromedial dan pembuluh darah
spermatika diidentifikasi dan
dibebaskan dari jaringan sekitar.
Ketika pembuluh darah
spermatika dipisahkan
dimobilisasi menjauh dari kantung
hernia, akan tampak vas deferens
8. Ketika pembuh darah spermatika
dan vas deferens dipisahkan,
kantung hernia dapat didiseksi ke
superior dari cincin inguinal
profunda
9. Seluruh isi dari kantung hernia
direduksi Kembali ke cavum
abdomen
10.Dasar dari kantung dapat diputar,
untuk memastikan seluruh isi
kantung telah direduksi
11.Penanganan terbaik biasanya
melibatkan pemisahan dari
pembuluh darah spermatika dan
vas deferens dari kantung hernia,
membuka kantung dan secara
halus diseksi dari struktur intra
abdominal dari kantung
12.Setelah direduksi , ligase letak tinggi
dari kantung dengan cincin internal
dapat dilakukan dengan aman
13.Klem dapat digunakan pada dasar
dari kantung untuk melindungi vas
deferens dan pembuluh darah
spermatika.
14.Dasar kantung dijahit dengan benang
non-absorbable 3/0 untuk ligase
15.Jika cincin internal sangat besar,
dapat diperkecil dengan jahitan non
absorbable 4/0 inferior dari pembuluh
darah pada fascia transversalis
16.Pentutupan luka operasi
dilakukan secara interruptus
dengan benang absorbable 4/0
pada fascia obliquus externus
17.Fascai scarpae dijahit dengan 1
atau 2 jahitan interruptus atau
kontinu 4/0 absorbable
Children With Inguinal
Hernia Repairs:
Age and Gender
Characteristics
Yih-Hung Chen, MS, RN, Chin-Hung Wei, MD,
and Kai-Wei K. Wang, PhD, RN
Pendahuluan
◈ Herniorrhaphy menjadi terapi pilihan untuk hernia inguinalis
dan diperkirakan digunakan pada lebih dari 20 juta kasus per
tahun di seluruh dunia.
◈ Laporan jumlah terapi hernia inguinal bervariasi di setiap
negara, mulai dari 100.000 di Britania Raya hingga 500.000
di Amerika Serikat setiap tahun.
◈ Di Taiwan, penelitian terbaru ini berusaha memperkirakan
kejadian anak-anak dengan terapi hernia inguinalis
menggunakan database NHI dan menentukan kejadian
kumulatif hernia inguinalis pada anak-anak hingga usia 15
tahun adalah 6,62% pada anak laki-laki dan 0,74% pada
anak perempuan.
Tujuan
◈ Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan usia dan jenis kelamin dalam
populasi dengan perbaikan hernia inguinalis terutama pada bayi prematur
Bahan dan Metode
• Menggunakan database NHI dari tahun 2007 sampai 2011 di Taiwan :
• Menganalisis perbedaan usia dan jenis kelamin anak dengan perbaikan
hernia inguinalis
• Menggunakan database rumah sakit pendidikan anak-anak lokal, kami
melakukan analisis spesifik usia dan gender pada anak-anak berusia 0
hingga 19 tahun yang lahir sebagai data awal dibandingkan bayi
prematur (<37 minggu kehamilan) yang menerima perbaikan hernia
inguinalis.
◈ Desain Penelitian
○ Desain penelitian kohort retrospektif (karakteristik usia dan gender untuk anak usia 0
hingga 19 tahun dengan perbaikan hernia inguinalis di populasi Taiwan antara tahun 2007
dan 2011)
○ Semua data yang didapatkan dari bagian rawat inap dan rawat jalan dari tahun 2007 hingga
2011 dimasukkan untuk estimasi perbedaan usia dan jenis kelamin populasi yang
ditargetkan.
○ Data dari rumah sakit pendidikan anak-anak lokal diambil untuk melihat perbedaan usia dan
jenis kelamin bayi (istilah vs prematur) yang mendapat tindakan herniorrhaphy
◈ Sumber data dan Populasi Penelitian
○ Data diambil dari database NHI di Taiwan pada anak-anak berusia 0 hingga 19 tahun (lahir
antara 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2011, atau berusia 19 sebelum 31 Desember
2011)  yang telah didiagnosis dengan ICD-9 -CM Kode Operasi 530-533
◈ Analisis Statistik
○ Metode statistik deskriptif untuk menganalisis variabel independen dalam melaporkan usia
dan karakteristik gender pasien  data dalam bentuk angka dan presentasi
○ SAS version 9.3, dengan 95% confidence interval dan P < .05 menunjukkan signifikan
secara statistik
○ Perbedaan usia dan jenis kelamin pada sub kelompok usia dan bayi yang lahir tepat eaktu
dan preterm dinilai menggunakan χ2
◈ Persetujuan Etik
○ Institutional Review Board of Ethics Committee of the teaching hospital (Institutional Review
Board No.12MMHIS080)
Hasil
◈ Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin
○ NHI data
Hasil
◈ Perbedaan Usia dan
Jenis Kelamin
○ Data rekam medis
dari rumah sakit
anak-anak lokal
Hasil
◈ perbedaan usia-spesifik dan jenis kelamin-spesifik dari 611 anak-
anak yang menerima herniorafi dalam data rumah sakit anak-anak
lokal, perbedaan spesifik usia ditemukan sementara perbedaan
spesifik jenis kelamin tidak signifikan secara statistik
Pembahasan
◈ Penelitian ini menambah konfirmasi data empiris pada karakteristik usia-spesifik dan jenis kelamin-
spesifik anak-anak dengan perbaikan hernia inguinalis dan menemukan bahwa anak-anak prasekolah
(usia 1-4 tahun) merupakan kelompok anak-anak terbesar yang mengalami perbaikan hernia inguinal
dibandingkan dengan anak-anak. pada kelompok umur lainnya
◈ Studi ini telah menemukan perbedaan jumlah pada jenis kelamin dalam populasi umum yaitu 4 Pria
disbanding 1 wanita
◈ Analisis pada studi ini menunjukkan bahwa tiap 3 anak dengan perbaikan hernia inguinalis, 1 anak
terlahir secara premature dan 25% dari kelompok ini membutuhkan hernirafi dalam waktu 6 bulan
◈ Penelitian ini juga menemukan bahwa banyak bayi yang lahir secara prematur (76%) dibandingkan bayi
yang lahir tepat bulan (48,6%) yang mendapatkan herniorafi dalam waktu 6 bulan
◈ Literatur telah menunjukkan bawha bayri preterm memikiki risiko terbentuknya hernia inguinal
berdasarkan posisi anatomi, di mana kanal ingunal pada bayi preterm pendek dan menyilang dinding
abdominal secara tegak lurus dibanding oblik, menghasilkan cincin luar terletak di atas cincin dalam
Implikasi dan Kesimpulan
◈ Skrining dan asesmen hernia inguinalis pada anak-anak kecil sangat penting, terutama di antara bayi
berusia kurang dari 6 bulan dan anak-anak prasekolah
◈ Skrining awal dari hernia inguinal pada anak-anak yang lahir secara premature, terutama 6 bulan setelah
lahir merupakan usia krusial untuk perbaikan hernia
◈ Anak laki-laki lebih memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan anak permpuan untuk perbaikan hernia
inguinal, terutama pada anak laki-laki yang lahir prematur
Keterbatasan
• Pada penelitian ini tidak meneliti tingkat kekambuhan, komorbid,
status preoperatifm atau kemungkinan hernia bilateral disbanding
hernia unilateral pada anak, yang mungkin bisa dipertimbangkan
pada penelitian selanjutnya
TERIMA KASIH
65

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakSyscha Lumempouw
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hatiandikabudiarto
 
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroidsohapi
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Raddr_kelana
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)Yolly Finolla
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiMerdy Prianda
 
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisDefinisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisLena Setianingsih
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copyAzis Aimaduddin
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomiboby-nugroho
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbalhomeworkping4
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Prolaps Rektum
Prolaps RektumProlaps Rektum
Prolaps Rektum
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Pendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopatiPendekatan diagnosis limfadenopati
Pendekatan diagnosis limfadenopati
 
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi ParaphimosisDefinisi dan Etiologi Paraphimosis
Definisi dan Etiologi Paraphimosis
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 
Invaginasi retro aai copy
Invaginasi retro aai   copyInvaginasi retro aai   copy
Invaginasi retro aai copy
 
tehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomitehnik operasi tiroidektomi
tehnik operasi tiroidektomi
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Herniasi Otak
Herniasi OtakHerniasi Otak
Herniasi Otak
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 

Similar to Hernia dan Hidrokel

SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docx
SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docxSarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docx
SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docxdradekurnia24
 
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxTEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxazwararifki1993
 
Askep ggn esofagus
Askep ggn esofagusAskep ggn esofagus
Askep ggn esofagusthathareth
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaFransiska Oktafiani
 
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinanFaktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinancahyatoshi
 
Posisi uterus
Posisi uterusPosisi uterus
Posisi uterusfannybli
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)Menanti Senja
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Putri Nugraheni
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxDediKurniawan173037
 
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxIleus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxAyuDarmaPutri
 
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forceps
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forcepsSc,laparatomi,kuretase,vakum,forceps
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forcepsNovitasari6789
 

Similar to Hernia dan Hidrokel (20)

Hernia inguinalis-wnd
Hernia inguinalis-wndHernia inguinalis-wnd
Hernia inguinalis-wnd
 
Rbd ileus fix
Rbd ileus fix Rbd ileus fix
Rbd ileus fix
 
PPT DDH.pptx
PPT DDH.pptxPPT DDH.pptx
PPT DDH.pptx
 
MALFORMASI ANOREKTAL.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL.pptxMALFORMASI ANOREKTAL.pptx
MALFORMASI ANOREKTAL.pptx
 
SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docx
SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docxSarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docx
SarPus Efek Kehamilan dan Persalinan terhadap Otot Dasar Panggul.docx
 
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptxTEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
TEHNIK_OPERASI_HERNIOTOMY_RIY.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Askep ggn esofagus
Askep ggn esofagusAskep ggn esofagus
Askep ggn esofagus
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinanFaktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
 
Makalah hisprong
Makalah hisprongMakalah hisprong
Makalah hisprong
 
Posisi uterus
Posisi uterusPosisi uterus
Posisi uterus
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
RA_Darwin_2102611019.pptx
RA_Darwin_2102611019.pptxRA_Darwin_2102611019.pptx
RA_Darwin_2102611019.pptx
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptxReferat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
Referat_radiologi_dislokasi_bahu.pptx
 
Jurnal reading
Jurnal readingJurnal reading
Jurnal reading
 
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptxIleus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
Ileus obstruktif dan emriologi saluran cerna .pptx
 
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forceps
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forcepsSc,laparatomi,kuretase,vakum,forceps
Sc,laparatomi,kuretase,vakum,forceps
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Hernia dan Hidrokel

  • 2. EMBRIOLOGI ◈ Usia 12 minggu gestasi terdapat diverticulum peritoneum (processus vaginalis peritonii) yang memanjang ke arah annulus inguinalis internus menuju canalis inguinalis. ◈ Gonad terbentuk usia 5 minggu ◈ Gonad dilekatkan pada scrotum oleh gubernaculum (pria) dan melekat pada labia oleh ligamentum rotundum 2 Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
  • 3. ◈ Gonad mulai turun usia 3 bulan ◈ Gonad sampai annulus inguinalis internus usia 7 bulan dan mulai dituntun turun oleh patent processus vaginalis ◈ Turunnya testis dirangsang oleh calcitonin gene-related peptide(CGRP) dan nervus genitofemoralis. 3 Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
  • 4. Descensus testis ◈ Bulan ke-5 kehidupan embryonal, liagmentum diaphragmaticus mesonephros menghilang ◈ Testis sudah berada di sekitar annulus inguinalis internus dan sudah bersandar di atas bagian cavum peritonii (processus vaginalis peritonii) ◈ Bersamaan dengan timbulnya bulbus genitalis maka timbul juga lanjutan ligamentum genitoinguinalis pada bulbus itu, ligamentum yang baru timbul disebut ligamentum scrotalis ◈ Ligamentum genitoinguinalis dan ligamentum scrotalis sekarang disebut gubernaculum testis 4 Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
  • 5. ◈ Bulan ke-7 kehidupan embryonal, testis, processus vaginalis dan epididymis serta sebagian ductus deferens sudah berada dalam canalis inguinalis ◈ Bulan ke-8, bangunan tersebut sudah berada di cavum scroti. ◈ Sekarang, processus vaginalis sebagian menutup sehingga hubungan antara cavum peritonii terputus dan sisanya yang terdapat di sekitar testis disebut cavum testis 5 Sadler T.W. Langman : Embriologi kedokteran. Ed.10. Jakarta : EGC, 2018
  • 6. ANATOMI ◈ Anatomi dinding abdomen ◈ Anatomi canalis inguinalis 6 Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
  • 7. Anatomi Dinding Abdomen ◈ Struktur lapisan dinding abdomen a. Cutis b. Subcutis (tela subcutanea=superficialis fascia) c. Deep Fascia (Fascia innominate=Gallaudet’s fascia) d. Lapisan otot-otot abdomen e. Lapisan paling profunda 7 Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
  • 8. 8 Dinding Abdomen Anterior (Superficial) Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 9. 9 Dinding Abdomen Anterior (Intermediate) Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 10. 10 Dinding Abdomen Anterior (Profunda) Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 11. 11 Dinding Abdomen Anterior (Internal view) Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 12. 12 Arteri Dinding Abdomen Anterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 13. 13 Vena Dinding Abdomen Anterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 14. 14 Nervus Dinding Abdomen Anterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 15. 15 Regio Inguinal Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 16. 16 Canalis Inguinalis dan Funiculus spermaticus Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 17. 17 Canalis Inguinalis Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 18. 18 Arteri Dinding Abdomen Posterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 19. 19 Vena Dinding Abdomen Posterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 20. 20 Nervus Dinding Abdomen Posterior Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 21. 21 Hernia Inguinalis Indirek Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 22. 22 Hernia Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 23. 23 Ligamentum di regio inguinalis Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 24. Anatomi Canalis Inguinalis ◈ Saluran yang menghubungkan cavitas abdominopelvicus dan cavum scroti terletak di lipat paha ◈ Di sebelah cranial ligamentum inguinalis ◈ Di sebelah lateral vasa epigastrica inferior ◈ Saluran ini membentang dari annulus inguinalis profundus (lateralis) ke arah caudomedial mencapai annulus inguinalis superfisialis (medialis) 24 Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
  • 25. 25 Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 26. 26 Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 27. Canalis Inguinalis ◈ Terdapat 4 dinding: - Anterior : dibentuk seluruhnya oleh aponeurosis m. obliquus abdominis eksternus - Posterior: sebelah lateral dibentuk dari fascia transversalis yang mengalami sedikit penebalan, sebelah medial diperkuat oleh falx inguinalis (conjoint tendon) - Cranial : dibentuk oleh m. obliquus abdominis internus dan m. transversus abdominis - Caudal : menjadi lantai adalah ligamentum inguinalis dan ligamentum lacunare 27 Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
  • 28. ◈ Tepi annulus inguinalis profundus, fascia transversalis melanjut menjadi fascia spermatica internus (salah satu pembungkus funiculus spermaticus) ◈ Superfisial dari fascia spermatica internus berturut-turut m. cremaster dan fascianya merupakan kelanjutan dari m. obliquus abdominis internus ◈ Fascia spermatica eksternus turunan dari fascia m. obliquus abdominis eksternus dan melekat pada tepi annulus inguinalis superfisialis 28 Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006
  • 29. 29 Lapisan Canalis Inguinalis dan Scrotum Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 30. Hernia Inguinalis Hernia Inguinalis Indirek Locus minoris resistennya : annulus inguinalis profundus Dapat melanjut sebagai hernia scrotalis Hernia Inguinalis Direk Locus minoris resistennya : trigonum Hesselbach Trigonum Hesselbach dbatasi oleh tepi lateral m. rectus abdominis, vasa epigastrica inferior dan ligamentum inguinalis 30 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 31. Funiculus Spermaticus ◈ Dibentuk pada annulus inguinalis lateralis oleh bangunan-bangunan yang mengikuti testis dan epididymis pada proses descensus testiculorum. ◈ Terbentang dari annulus inguinalis lateralis ke margo posterior testis ◈ Pembungkus funiculus spermaticus: - Fascia spermatica externa - M. cremaster dan fascianya - Fascia spermatica interna - Tunica vaginalis propria testis terdiri atas lamina parietalis dan lamina visceralis ◈ Terdiri dari: - Dectus deferens dan vasa deferentialis yang menempel padanya - A. testicularis, diikuti oleh plexus nervosus testicularis - Plexus pampiniformis (anyaman vena-vena yang membawa darah dari testis dan epididymis) - Vasa lymphatica - A. cremasterica - R. genitalis n. genitofemoralis - Sisa processus vaginalis peritonii 31 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 32. Patofisiologi Hernia Indirek dan hidrokel ◈ Disebabkan oleh kegagalan penutupan embrionik dari prosesus vaginalis. Pada pria, jalur hernia indirek (lateralis) mengikuti jalur yang sama dengan jalur penurunan testis. Pada masa perkembangan organ berkemih dan reproduksi, testis berpindah dari abdomen menuju skrotum. ◈ Setelah penurunan testis pada skrotum, prosesus vaginalis secara normal akan menghilang. Namun bila prosesus vaginalis menetap, struktur tersebut dapat berpotensi menjadi kantung hernia, yang akan berkembang menjadi hernia inguinalis indirek. Dan terjadi penurunan cairan mukus yang berkembang menjadi Hidrokel 32 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 33. Hernia Direk ◈ Pada hernia tipe ini, isi rongga abdomen menonjol melalui sisi yang lemah pada fasia transversalis, yaitu lapisan yang membentuk dinding posterior dari kanalis inguinalis pada area segitiga Hasselbach. 33 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 34. Definisi Hernia ◈ Suatu tonjolan dari organ seperti usus yang melalui dinding dari suatu rongga yang biasanya itu berada. ◈ Hernia pada anak merupakan suatu kelainan dari perkembangan yang mempunyai perbedaan manajemen dibandingkan pada dewasa ◈ (Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia) 34
  • 35. 35 Paulsen, F dan Waschake J. 2013. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia, Anatomi. Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
  • 36. Prevalensi ◈ Insidensi kejadian pada bayi yang lahir cukup bulan adalah sekitar 1-5%. ◈ Enam kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki. ◈ Usus halus sering ditemukan pada hernia anak-anak laki-laki, sedangkan pada anak perempuan lebih sering terjadi pada ovarium di hernia tersebut. ◈ Hernia inguinalis dekstra 3 kali lebih sering terjadi daripada sisi sinistra. Hernia bilateral lebih sering terjadi pada bayi yang premature. ◈ Pada bayi perempuan yang cukup bulan, kejadian hernia bilateral yang berisi ovarium perlu diperiksa lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya sindrom insensitivitas androgen. ◈ Lebih dari 99% hernia inguinal pada anak tipe hernia indirek. (Evie Yeap, 2020, Inguinal Hernias in children) 36
  • 37. Tanda dan Gejala ◈ Hernia biasanya tampak sebagai benjolan pada lipat paha, meskipun pada anak laki-laki dapat terjadi pembengkakan dalam scrotum. ◈ Hal ini biasanya terjadi saat mengejan atau menangis. ◈ Hidrocele juga dapat terjadi sebagai pembengkakan di scrotum ( Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia) 37
  • 38. Pemeriksaan Fisik ◈ Pemeriksaan transiluminasi dapat dilakukan untuk membedakan hernia inguinalis dengan hydrocele. ◈ Keduanya bisa menghasilkan transiluminasi yang sama pada neonates karena kulitnya masih tipis. ◈ Ibu jari dan jari telunjuk dapat digunakan untuk palpasi benjolan lebih ke atas lagi. ◈ Dapat ditemukan hydrocele pada hernia yang dengan patent processus vaginalis. ◈ Silk glove sign ditemukan di saat jari telunjuk digunakan untuk menggelindingkan struktur tali terhadap tuberculum pubicum. - Terasa seperti dua lembaran sutra bergesekan satu dengan yang lain. Hal ini mencerminkan tepi kantong peritoneum yang halus. - Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 93% dan spesifisitasnya 97%. - Jika hal ini didapatkan keraguan, maka pemeriksaan USG dapat dilakukan (Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia) 38
  • 39. Tatalaksana ◈ Baik laparoscopy maupun operasi terbuka dapat dilakukan, tergantung dari keadaan setempat dan sumber dayanya. ◈ Herniotomi terbuka dilakukan melalui insisi kecil di lipat paha. ◈ Setelah mengidentifikasi struktur cord, lakukan pemisahan dari saccus hernianya secara hati-hati. ◈ Saccus diligasi secara proksimal dan bagian distal hydrocele dilakukan suction sebelum ditutup. ◈ Semua teknik laparosopy mencoba untuk menempatkan jahitan tali di sekitar processus vaginalis yang patent ◈ Lima belas persen kejadian hernia inkarserata yang dilakukan reduksi manual, dapat mengalami re-inkarserata kembali dalam lima hari jika tidak ditangani dengan operasi. Oleh karena itu, penanganan hernia harus dinilai secara cepat (Kirk Bowling ST8 in general surgery, 2017, Management of paediatric hernia) 39
  • 40. Definisi Hidrokel ◈ Merupakan pengumpulan cairan pada sebagian processus vaginalis yang masih terbuka 40 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 41. ◈ Hidrokel bisa ditemukan dimana saja sepanjang funiculus spermaticus ◈ Dapat ditemukan juga di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undesensus testis ◈ Hidrokel tampak lebih besar sewaktu anak dalam posisi tegak dan mengecil sewaktu anak tidur 41 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 42. ◈ Pada pemeriksaan fisik, batas atas hidrokel mudah diraba, seterusnya dapat diraba struktur funiculus spermaticus yang terpisah dari kantong hidrokel. ◈ Hidrokel memerlukan pemeriksaan diafanoskopi untuk membedakannya dengan organ-organ yang padat pada scrotum dan funiculus spermaticus. 42 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 43. ◈ Hidrokel kongenital pada bayi sampai umur 1 tahun, tidak memerlukan pembedahan jika tidak disertai hernia inguinalis pada sisi yang sama ◈ Hidrokel yang menetap sesudah umur satu tahun memerlukan pembedahan ◈ Pada dasarnya, teknik pembedahan hidrokel sama dengan teknik pembedahan hernia inguinalis lateralis ◈ Sisa processus vaginalis peritonii perlu diikat dan dipotong setinggi- tingginya untuk mencegah rekurensi ◈ Kalau hernia inguinalis lateralis ditemukan bersama-sama hidrokel testis, maka setelah mengikat dan memotong kantong hernia, hidrokel dapat ditarik melalui insisi atau ditekan dari arah luar scrotum 43 Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 44. Non – operative management  Dilakukan pada pasien tanpa adanya tanda syok ataupun peritonitis Teknik: 1. Pasien dibaringkan dalam posisi supine dengan kedua kaki posisi elevasi 2. Berdiri pada sisi ipsilateral dari bayi, posisikan jari telunjuk dan tengah pada SIAS ipsilateral Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 45. Non – operative management 3. Susuri canalis inguinalis menuju skrotum ipsilateral. Usahakan ada tension dari tesiti, massa hernia atau kulit skrotum dengan tangan satunya 4. Traksi lembut dan konstan pada skrotum membantu allignement dari axis hernia dengan axis dari canalis inguialis. Selanjutnya, berikan tekanan dengan ibu jari dan jari telunjuk pada salah leher hernia 5. Prosedur ini dengan traksi pada skrotum, membantu cincin external dan internal tetap terbuka dan mencegah kantung hernia overlapping atau tersangkut selama reduksi Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 46. Non – operative management 6. Posisikan tangan kiri pada apex dari masa, dengan tekanan konstan pada canalis inguinalis oleh ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan, gerakkan jaru perlahan ke arah cincin internal 7. Jika berhasil, isi dari kantung hernia akan menghilang bertahap – bandingkan dengan sisi kontralateral Pediatric surgery. Edisi ke-6, Jan 2006, J L Grosfeld, J A O'neill, E W Fonkalsrud,A G Coran, editor. Pediatric surgery. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier; 2006.
  • 47. Teknik operasi Sumber: Hernias in children, Chapter 37. Operative Pediatric Surgery, 7ed.
  • 48.
  • 49. 1. Insisi transversal pada lipatan inguinal diatas cincin inguinal external 2. Insisi sampai aponeurosis m. obliques abdominis externus terlihat, telusuri ke arah lateral sampai ligament inguinalis
  • 50. 3. Ketika cincin inguinal superficial sudah diidentifikasi, fascia obliquus external dibuka ke arah superior, sesuai arah serat fascia, sepanjang 1 – 2 cm mendekati cincing inguinal profunda.
  • 51. 4. Fascia obliquus external didiseksi scara hati – hati untuk membebaskan m. obliquus internus dan m. trasversalis 5. Permukaan inferior dimobilisasi ke arah ligament inquinal, ketika mobilisasi, dapat diidentifikasi n. ilioinguinal dan iliohypogastric 6. M. cremaster dibuka dengan diseksi tumpul pada permukaan anteromedial dari spermatic cord.
  • 52. 7. Kantung hernia dielevasi ke arah anteromedial dan pembuluh darah spermatika diidentifikasi dan dibebaskan dari jaringan sekitar. Ketika pembuluh darah spermatika dipisahkan dimobilisasi menjauh dari kantung hernia, akan tampak vas deferens 8. Ketika pembuh darah spermatika dan vas deferens dipisahkan, kantung hernia dapat didiseksi ke superior dari cincin inguinal profunda
  • 53. 9. Seluruh isi dari kantung hernia direduksi Kembali ke cavum abdomen 10.Dasar dari kantung dapat diputar, untuk memastikan seluruh isi kantung telah direduksi 11.Penanganan terbaik biasanya melibatkan pemisahan dari pembuluh darah spermatika dan vas deferens dari kantung hernia, membuka kantung dan secara halus diseksi dari struktur intra abdominal dari kantung
  • 54. 12.Setelah direduksi , ligase letak tinggi dari kantung dengan cincin internal dapat dilakukan dengan aman 13.Klem dapat digunakan pada dasar dari kantung untuk melindungi vas deferens dan pembuluh darah spermatika. 14.Dasar kantung dijahit dengan benang non-absorbable 3/0 untuk ligase 15.Jika cincin internal sangat besar, dapat diperkecil dengan jahitan non absorbable 4/0 inferior dari pembuluh darah pada fascia transversalis
  • 55. 16.Pentutupan luka operasi dilakukan secara interruptus dengan benang absorbable 4/0 pada fascia obliquus externus 17.Fascai scarpae dijahit dengan 1 atau 2 jahitan interruptus atau kontinu 4/0 absorbable
  • 56. Children With Inguinal Hernia Repairs: Age and Gender Characteristics Yih-Hung Chen, MS, RN, Chin-Hung Wei, MD, and Kai-Wei K. Wang, PhD, RN
  • 57. Pendahuluan ◈ Herniorrhaphy menjadi terapi pilihan untuk hernia inguinalis dan diperkirakan digunakan pada lebih dari 20 juta kasus per tahun di seluruh dunia. ◈ Laporan jumlah terapi hernia inguinal bervariasi di setiap negara, mulai dari 100.000 di Britania Raya hingga 500.000 di Amerika Serikat setiap tahun. ◈ Di Taiwan, penelitian terbaru ini berusaha memperkirakan kejadian anak-anak dengan terapi hernia inguinalis menggunakan database NHI dan menentukan kejadian kumulatif hernia inguinalis pada anak-anak hingga usia 15 tahun adalah 6,62% pada anak laki-laki dan 0,74% pada anak perempuan.
  • 58. Tujuan ◈ Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan usia dan jenis kelamin dalam populasi dengan perbaikan hernia inguinalis terutama pada bayi prematur Bahan dan Metode • Menggunakan database NHI dari tahun 2007 sampai 2011 di Taiwan : • Menganalisis perbedaan usia dan jenis kelamin anak dengan perbaikan hernia inguinalis • Menggunakan database rumah sakit pendidikan anak-anak lokal, kami melakukan analisis spesifik usia dan gender pada anak-anak berusia 0 hingga 19 tahun yang lahir sebagai data awal dibandingkan bayi prematur (<37 minggu kehamilan) yang menerima perbaikan hernia inguinalis.
  • 59. ◈ Desain Penelitian ○ Desain penelitian kohort retrospektif (karakteristik usia dan gender untuk anak usia 0 hingga 19 tahun dengan perbaikan hernia inguinalis di populasi Taiwan antara tahun 2007 dan 2011) ○ Semua data yang didapatkan dari bagian rawat inap dan rawat jalan dari tahun 2007 hingga 2011 dimasukkan untuk estimasi perbedaan usia dan jenis kelamin populasi yang ditargetkan. ○ Data dari rumah sakit pendidikan anak-anak lokal diambil untuk melihat perbedaan usia dan jenis kelamin bayi (istilah vs prematur) yang mendapat tindakan herniorrhaphy ◈ Sumber data dan Populasi Penelitian ○ Data diambil dari database NHI di Taiwan pada anak-anak berusia 0 hingga 19 tahun (lahir antara 1 Januari 2007 hingga 31 Desember 2011, atau berusia 19 sebelum 31 Desember 2011)  yang telah didiagnosis dengan ICD-9 -CM Kode Operasi 530-533 ◈ Analisis Statistik ○ Metode statistik deskriptif untuk menganalisis variabel independen dalam melaporkan usia dan karakteristik gender pasien  data dalam bentuk angka dan presentasi ○ SAS version 9.3, dengan 95% confidence interval dan P < .05 menunjukkan signifikan secara statistik ○ Perbedaan usia dan jenis kelamin pada sub kelompok usia dan bayi yang lahir tepat eaktu dan preterm dinilai menggunakan χ2 ◈ Persetujuan Etik ○ Institutional Review Board of Ethics Committee of the teaching hospital (Institutional Review Board No.12MMHIS080)
  • 60. Hasil ◈ Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin ○ NHI data
  • 61. Hasil ◈ Perbedaan Usia dan Jenis Kelamin ○ Data rekam medis dari rumah sakit anak-anak lokal
  • 62. Hasil ◈ perbedaan usia-spesifik dan jenis kelamin-spesifik dari 611 anak- anak yang menerima herniorafi dalam data rumah sakit anak-anak lokal, perbedaan spesifik usia ditemukan sementara perbedaan spesifik jenis kelamin tidak signifikan secara statistik
  • 63. Pembahasan ◈ Penelitian ini menambah konfirmasi data empiris pada karakteristik usia-spesifik dan jenis kelamin- spesifik anak-anak dengan perbaikan hernia inguinalis dan menemukan bahwa anak-anak prasekolah (usia 1-4 tahun) merupakan kelompok anak-anak terbesar yang mengalami perbaikan hernia inguinal dibandingkan dengan anak-anak. pada kelompok umur lainnya ◈ Studi ini telah menemukan perbedaan jumlah pada jenis kelamin dalam populasi umum yaitu 4 Pria disbanding 1 wanita ◈ Analisis pada studi ini menunjukkan bahwa tiap 3 anak dengan perbaikan hernia inguinalis, 1 anak terlahir secara premature dan 25% dari kelompok ini membutuhkan hernirafi dalam waktu 6 bulan ◈ Penelitian ini juga menemukan bahwa banyak bayi yang lahir secara prematur (76%) dibandingkan bayi yang lahir tepat bulan (48,6%) yang mendapatkan herniorafi dalam waktu 6 bulan ◈ Literatur telah menunjukkan bawha bayri preterm memikiki risiko terbentuknya hernia inguinal berdasarkan posisi anatomi, di mana kanal ingunal pada bayi preterm pendek dan menyilang dinding abdominal secara tegak lurus dibanding oblik, menghasilkan cincin luar terletak di atas cincin dalam
  • 64. Implikasi dan Kesimpulan ◈ Skrining dan asesmen hernia inguinalis pada anak-anak kecil sangat penting, terutama di antara bayi berusia kurang dari 6 bulan dan anak-anak prasekolah ◈ Skrining awal dari hernia inguinal pada anak-anak yang lahir secara premature, terutama 6 bulan setelah lahir merupakan usia krusial untuk perbaikan hernia ◈ Anak laki-laki lebih memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan anak permpuan untuk perbaikan hernia inguinal, terutama pada anak laki-laki yang lahir prematur Keterbatasan • Pada penelitian ini tidak meneliti tingkat kekambuhan, komorbid, status preoperatifm atau kemungkinan hernia bilateral disbanding hernia unilateral pada anak, yang mungkin bisa dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya

Editor's Notes

  1. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia
  2. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia
  3. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia
  4. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia
  5. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia
  6. ICD-9-CM Operation Codes 530, unilateral repair of inguinal hernia; 531, bilateral repair of inguinal hernia; 532, unilateral repair of femoral hernia; 533, bilateral repair of femoral hernia