Konsep sesama manusia dalam hukum Taurat dan tradisi Yahudi hanya menekankan pada kelompok keturunan dan agama mereka sendiri. Ajaran Yesus memperluas cakupan sesama manusia tanpa memandang latar belakang. Pancasila dan nilai-nilai lokal Indonesia seperti Pela juga menekankan pada persatuan di tengah keragaman.
4. *Konsep teologi sesama manusia dalam tradisi Yahudi
tidak terlepas dari konsepTorah baik dalam Pl Maupun
PB.
*Perjanjian Lama
Konsep manusia dalam tradisi PL (masa sebelum
pembuangan), manusia perlu dilihat dalam struktur
kemasyarakatan dari masyarakat Yahudi, di mana
konsep sesama itu terbentuk berdasarkan garis
keturunan Abraham, Ishak dan Yakub.
Pada masa pasca pembuangan, struktur social
masyarakat terbentuk berdasarkan realitas senasib
sepenanggunangan dengan penekanan pada konsep
benih suci Israel.
5. * Penulis P (Priest) menggunakan dokumen Y (Yahwist) melalui
narasi Kej. 12: 1-9 tentang pemanggilan Abaraham dengan
satu perintah: lek-lekah (pergi-pergilah) untuk meng-counter
ciri eksklusif Yahudi melalui ideologi pemurnian darah
sehingga memisahkan diri dari dunia luar.
* Aktualisasi dari prinsip ini dapat dilihat dari larangan kawin
campur yang dikritisi oleh nabi Ezra.
* Impikasi teologis adalah Yehuda semakin eksklusif namun
tereliminasi dari dunia luar sehingga memperhambat
perjungan politik untuk membebaskan diri dari kekuasaan
Babel maupun Helenis.
* Secara keagamaan, hal ini pun memperlambat pembangunan
bait suci.
6. Pengantar Hukum Taurat
Konsep teologi mengenai sesama manusia yang dibahas
dalam materi ini, bertolak dari perspektif hukum Taurat.
Secara khusus berangkat dari Perjanjian Baru yakni Injil
Markus 12:22-34.
Dalam agama Yahudi, Thora adalah istilah yang
mencakup keseluruhan perintah-perintah Allah,
khususnya perintah-perintah Allah dalam kitab Musa.
Thora dalam arti ini diterjemahkan oleh Septuaginta
dengan istilah ho nomos yang berarti peraturan atau
hukum.
7. Thora atau Taurat, juga ditafsirkan kembali oleh Yesus.
Yesus membedakan secara tajam antara adat-istiadat
atau kebiasaan yang berlaku di kalangan orang Yahudi
dengan Taurat yang sesungguhnya.
Melalui pemberitaanNya, Yesus menyatakan bahwa
Thora atau Taurat itu bukan satu-satunya pernyataan
kehendak Allah.
Pengantar Hukum Taurat
8. Persoalannya adalah bukan memilih antara kultis dan
ethos melainkan antara hidup dan mati. Hal ini bukan
berarti bahwa kebiasaan atau kultis dihapus oleh Yesus
dan diganti dengan etos. Dari hidup Yesus, telah nampak
bahwa Yesus mematuhi dan melaksanakan hukum kultis.
Menentukan hukum kasih sebagai hukum yang terutama
(Mrk 12:28-34), maka mengasihi Allah dan sesama
manusia dibawa keluar oleh Yesus dari rentetan hukum
yang lain dan padanya diberikan kedudukan penting.
9. Hukum yang terutama itu terbagi dalam dua bagian
besar, yakni
1. Kasih kepada Allah
Kasih kepada Allah adalah kasih yang berdasarkan
kesungguhan hati dan melibatkan seluruh totalitas
diri.
2. Kasih kepada sesama manusia.
Kasih kepada sesama adalah kasih yang bersifat
universal yaitu mencakup semua orang, bahkan
sampai mereka yang dianggap musuh.
10. Kasih harus membuka diri secara utuh baik kepada Allah
maupun kepada sesama. Kasih yang utuh bukanlah kasih
yang berdasarkan prinsip do ut des atau memberikan
sesuatu dengan maksud untuk menerima balasan.
Ada dua tradisi yang berlaku dalam kehidupan orang
Yahudi, yaitu:
1. Tradisi tulisan yaitu Taurat
2. Tradisi lisan yang datang dari kelompok Farisi yang
tidak menuruti Taurat, melainkan memilih jalan
berbeda yakni tetap bertahan dalam masyarakat dan
mempraktikan berbagai ketentuan dan penafsiran
baru terhadap Taurat.
12. Penulis Injil Markus memulai kisah ini dengan suatu
dialog. Dalam teks asli Yunani tidak dijelaskan siapa saja
yang terlibat dalam dialog tersebut.
Terdapat dua kemungkinan jawaban mengenai orang-
orang yang terlibat dalam dialog itu.
1. Orang-orang Saduki itu berdebat di kalangan mereka
sendiri.
2. Yang berdebat adalah Yesus dan orang-orang Saduki.
13. Dialog antara Yesus dan orang-orang Saduki itu berkaitan
dengan pertanyaan mengenai kebangkitan.
Dalam kalangan pemimpin agama Yahudi, ada dua kelompok
besar, yaitu:
1. Kelompok orang Farisi
2. Kelompok orang Saduki
14. Berikut adalah plot atau alur percakapan antara Yesus
dengan ahli Taurat.
Ahli Taurat: Jenis perintah manakah yang paling utama?
Yesus: Bahwa yang paling utama adalah dengarlah Israel
Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang Esa. Dan engkau
harus mengasihi Tuhan Allah dari segenap hatimu
dan dari segenap kehidupanmu dari seluruh milikmu
dan dari segenap akal budimu dan dari segenap
kekuatanmu. Yang kedua engkau harus mengasihi
sesama manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
perintah yang lain, hanya perintah ini yang paling
benar.
Ahli Taurat: Tepat sekali Guru atas kebenaran itu. Tidak
ada yang lain kecuali Dia.
15. Konsep sesama manusia juga dapat ditemukan dalam kisah tentang
“orang Samaria yang murah hati” (Luk 10:25-37). Kisah ini
memperlihatkan dialog antara orang-orang Yahudi (salah satunya ahli
taurat) dengan Yesus. Ahli Taurat tersebut memulainya dengan
bertanya:
Ahli Taurat: Guru, apa yang harus ku perbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?
Yesus: Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di
dalamnya?
Ahli Taurat: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal
budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.
Yesus: Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan
hidup.
Ahli Taurat: Siapakah sesamaku manusia?
18. Mengasihi Tuhan atau Tuhan Allahmu merupakan salah
satu hukum atau perintah yang utama. Hukum atau
perintah yang utama ini bertolak dari Kitab Ulangan 6:4
sebagai pidato kedua dari Nabi Musa.
Shema atau bentuk pengakuan iman raya umat Israel ini
mula-mula dimaksudkan secara simbolis yakni; hendaklah
Taurat Tuhan menjadi pedoman yang mengendalikan
segala kegiatan tangan dan memonitor segala pandangan
mata serta mengatur pergaulan rumah tangga, kegiatan
perdagangan dan politik
19. Bahasa kiasan ini kemudian dimaknai secara harfiah
dengan cara membuat kota-kotak kulit yang kecil (Ibrani:
“tefillim”) yang diisi juga dengan tulisan-tulisan yang
terdiri dari beberapa ayat Taurat dan diikat pada tangan
kiri dan didahi.
Kotak yang di dahi itu dibagi dalam empat ruang yang
masing-masing memuat Kel 13:1-10; Kel 13:11-16; Ul
6:4-9 dan Ul 11:13-21. Kotak yang diikat pada tangan itu
terdiri dari satu ruang saja dan memuat petikan-petikan
Taurat yang sama, sedangkan kotak yang ditempelkan
pada tiang pintu rumah dibuat dari logam dan isinya sama
seperti isi dari tefilim.
20. Mengasihi Tuhan yakni sikap sayang, suka, setia dan taat
atau patuh. Mengasihi juga mencakup sikap
bertanggungjawab terhadap yang dikasihi.
Tanggungjawab mengasihi Tuhan itu harus benar-benar
dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan. Kata
penghubung “dengan” dalam teks LAI dipakai untuk
menghubungkan kata-kata: dengan segenap hatimu,
dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu
dan dengan segenap kekuatanmu.
Kata “dengan” berasal dari kata Yunani – ἐξ (ek) yang
ditambah kasus genetif berarti keluar dari. Artinya sikap
mengasihi Allah mesti keluar dari bagian terdalam diri
manusia, seperti dari hati, dari jiwa, dari akal budi dan
kekuatan.
21. Mengasihi Tuhan “dari segenap hatimu”. Kata hati dalam
bahasa Ibrani adalah “lebhabh” dipakai dalam Perjanjian
Lama untuk menunjukan organ tubuh (jantung), juga
dalam bahasa Yunani disebut kardia yang berarti jantung
atau hati.
Ungkapan mengasihi Tuhan dari segenap hatimu, jiwamu,
akal budimu dan kekuatanmu menunjukkan bahwa
seseorang harus mengasihi Tuhan secara utuh atau
menyeluruh.
23. Hukum yang kedua yaitu mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri.
Sesama manusia, istilah Yunaninya secara harafiah berarti
“tetangga”.
Dalam pengertian orang Ibrani, seperti yang terdapat
dalam Imamat 19:18, sesamamu manusia adalah orang-
orang Israel atau orang-orang asing yang tinggal di antara
orang-orang Israel.
Ungkapan “seperti dirimu sendiri” atau “mengasihi diri
sendiri” hanya mau menunjuk pada kemampuan
mengasihi sesama.
24. Mengasihi sesama memiliki nilai kebaikan yang sangat
kuat.
Hal ini dapat dilihat dalam perumpamaan Yesus mengenai
orang Samaria yang murah hati (Luk.10:25-37).
Perumpamaan ini mengartikan tentang mengasihi sesama
yang diwujudkan melampaui batas-batas eklusivitas
agama, suku, ras, golongan dan kelas sosial.
26. Beragam fakta akibat klaim kebenaran atas nama
identitas terus terjadi. Kekerasan ekstrim, intoleransi,
radikalisme hingga terorisme telah mewarnai perjalanan
berbangsa dan bernegara.
Relasi sosial antar sesama yang terbangun atas dasar
kesadaran sebagai anak bangsa warisan pendiri negara
ini, kini telah mengalami ancaman. Nilai-nilai
kebersamaan atau common values yang termanifestasi
melalui Pancasila tidak lagi dihargai sebagai falsafah
hidup oleh sekelompok orang.
27. Pancasila merupakan norma dasar (grundnorm), cita
hukum (rechtsidee), cita negara (statesidee) dan dasar
falsafah negara (philosophiche grondslag).
Pancasila menjadi landasan, baik dalam kerangka
institusional ataupun personal.
28. Konsep sesama manusia dalam konteks Indonesia, dapat
kita temukan melalui nilai-nilai sosial dan budaya yang
dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Nilai-nilai sosial
warisan leluhur tanah ini, memiliki power dalam
menyatukan setiap keragaman yang dimiliki.
Pela di Maluku Tengah merupakan salah satu contoh nilai-
nilai sosial yang berhasil menyatukan identitas yang
berbeda.
Pela merupakan ikatan kekerabatan atau persaudaraan
antar dua negeri atau wilayah yang berbeda identitas,
secara khusus identitas agama.
29. Dalam ikatan Pela, masyarakat dari dua negeri yang
berbeda ini mengangkat sumpah dan berjanji untuk saling
mendukung, dalam suka maupun duka.
Hubungan Pela, mengarah pada hubungan kemanusiaan
yang melampaui batas-batas agama, suku, negeri dan
golongan.
Pela sebagai salah satu kearifan lokal hendak memberi
makna bahwa sesama manusia adalah mereka yang tidak
hanya memiliki kesamaan, tetapi juga mereka yang
berbeda.
30. Konsep sesama manusia dalam perspektif hukum Taurat
bertentangan dengan konsep sesama manusia yang
diajarkan oleh Yesus. Hukum Taurat hanya menekankan
tentang ritus-ritus keagamaan dan mengabaikan
tanggungjawab sosial kepada masyarakat.
Hukum kasih menekankan dua hal, yakni mengasihi Tuhan
dan sesama. Pada prinsipnya, mengasihi Tuhan
termanifestasi melalui mengasihi sesama manusia.
31. Sekian dan Terima Kasih…
Tuhan Yesus Berkati…
By
Yamres Pakniani
✝☺♥ ♪♫✝