2. AGAMA
Agama adalah fenomena hidup manusia.
Dorongan untuk bergama, penghayatan
terhadap wujud agama serta bentuk
pelaksanaanya dalam masyarakat bias
berbeda-beda, namun pada hakekatnya
sama, yaitu, bahwa semua agama
merupakan jawaban terhadap kerinduan
manusia yang paling dalam yang mengatasi
semua manusia.
3. MASYARAKAT
Masyarakat adalah sejumlah manusia
yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan
mempunyai kepentingan yang sama.
Seperti; Sekolah, Keluarga,
Perkumpulan, Negara semua adalah
masyarakat
4. Kaitan agama dengan masyarakat
dapat mencerminkan tiga tipe,
meskipun tidak menggambarkan
sebenarnya secara utuh (Elizabeth
K. Nottingham, 1954), yaitu:
3 TIPE KAITAN AGAMA DAN MASYARAKAT
6. 2.
Masyarakat-
masyarakat
pra- industri
yang sedang
berkembang
Keadaan masyarakat
tidak terisolasi, ada
perkembangan
teknologi yang lebih
tinggi daripada tipe
pertama. Agama
memberikan arti dan
ikatan kepada sistem
nilai dalam tipe
masyarakat ini. Dan
fase kehidupan sosial
diisi dengan upacara-
upacara tertentu
8. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau
lembaga dimana tempat tersebut untuk
membimbing manusia yang mempunyai atau
menganut suatu agama dan melembagai suatu
agama.
9. Seperti di Indonesia pelembagaan agamanya
seperti MUI, MUI itu sendiri singkatan dari
Majelis Ulama Indonesia,yang menghimpun
para ulama indonesia untuk menyatukan
gerak langkah islam di Indonesia, MUI yang
melembagai atau membimbing suatu agama
khususnya agama islam.
10. Dengan kata lain pelembagaan agama adalah
wadah untuk menampung aspirasi-aspirasi di
setiap masing-masing agama. ketika ada selisih
paham yang tidak sependapat dengan agama
yang bersangkutan, maka masalah tersebut di
bawa ke pelembagaan agama, untuk di tindak
lanjuti.dengan memusyawarahkan masalah
tersebut dan di ambil keputusan bersama dan
di sepakati bersama pula.
11. FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT
Fungsi
Edukatif
• Fungsi Edukatif (Pendidikan). Ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi
menyuruh/mengajak dan melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi
baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama
masing-masing.
Fungsi
Penyelamat
• Fungsi Penyelamat. Dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya
selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat.
Fungsi
Perdamaian
• Fungsi Perdamaian. Melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah
atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama,
semesta dan Alloh. Tentu dia/mereka harus bertaubat dan mengubah cara hidup.
Fungsi
Kontrol Sosial
• Fungsi Kontrol Sosial. Ajaran agama membentuk penganutnya makin peka terhadap
masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan
kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak bisa berdiam diri menyaksikan
kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada.
12. Fungsi
Pemupuk
Rasa
Solidaritas
• Fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas. Bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus,
maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar "Civil Society" (kehidupan
masyarakat) yang memukau.
Fungsi
Pembahar
uan.
• Fungsi Pembaharuan. Ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus
menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Fungsi
Kreatif.
• Fungsi Kreatif. Fungsi ini menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak
umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi
orang lain.
Fungsi
Sublimatif
• Fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi). Ajaran agama mensucikan segala usaha manusia,
bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia selama tidak
bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niat yang tulus, karena untuk Alloh,
itu adalah ibadah.
13. Agama Sebagai Faktor Konflik Di Masyarakat
Agama dalam satu sisi dipandang oleh pemeluknya
sebagai sumber moral dan nilai, sementara di sisi lain
dianggap sebagai sumber konflik. Menurut Afif
Muhammad : Agama acap kali menampakkan diri
sebagai sesuatu yang berwajah ganda”. Sebagaimana
yang disinyalir oleh John Effendi yang menyatakan
bahwa Agama pada sesuatu waktu memproklamirkan
perdamaian, jalan menuju keselamatan, persatuan dan
persaudaraan. Namun pada waktu yang lain
menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang dianggap
garang-garang menyebar konflik, bahkan tak jarang,
seperti di catat dalam sejarah, menimbulkan
peperangan.
14. KESIMPULAN
Kesimpulan
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan
agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah
kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat
kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan
relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman
agamanya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat
mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada
urutannya agama yang diyakininya merupakan sumber motivasi
tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada
konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman
keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu
dengan masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.