2. ALASAN KEMUNCULAN
BUDDHA
Riwayat bodhisatva petapa Sumedha
Buddha DĪpankarā dapat melihat kualitas
batin petapa Sumedhā, kemudian
menyatakan bahwa Sumedhā akan menjadi
Buddha di masa mendatang
Petapa Sumedhā bertekad akan berusaha
mencapai Kebuddhaan dan membebaskan
semua makhluk termasuk para dewa dari
lingkaran penderitaan kelahiran kembali.
Maka ia bertekad menyempurnakan 10
Parami
3. Hubungan bodhisatva calon Buddha Gotama
dengan 24 Buddha masa lampau
Bodhisatva calon Buddha Gotama bertemu
dengan 24 Buddha masa lampau pada masanya
masing-masing dan setiap Buddha tersebut
memberikan pernyataan bahwa bodhisatva akan
menjadi Buddha di masa mendatang
RIWAYAT 24 BUDDHA
MASA LAMPAU
4. KEHIDUPAN
BUDDHA GOTAMA
Kelahiran Bodhisatva Siddharta
Melihat empat pertanda
Pertapaan keras
Mencapai Penerangan Sempurna
Pemutaran Roda Dhamma
Para Dharmaduta Pertama
Buddha guru para brahma,
dewa, dan manusia
Wanita menjadi Bhikkhuni
Sang Buddha parinibbana
6. PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA
PADA MASA KERAJAAN
KERAJAAN PENINGGALAN
• Kerajaan dan raja pendukung
perkembangan agama Buddha
• Faktor pendukung perkembangan
• Faktor menyebab kemunduran
Prasasti
Candi
Sastra
13. SRIWIJAYA
• Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa
• Raja Bālaputra
Faktor Pendukung
Seribu orang bhiksu tekun mencurahkan perhatiannya
kepada pengetahuan agama dan mengamalkan ajaran
Buddha, melakukan penelitian dan mempelajari ilmu
Toleransi antar umat beragama Buddha (Mahayana,
Tantra), Hindu, dan Islam
Palembang
14. Faktor Kemunduran
• Penyerangan raja Dharmavangsa dari Dinasti Isyana
(988-992) , Rajendra Chola dari Colamandala India
(1025), dan Raja Kertanegara dari Singosari (1275)
• Masuknya pedagang India dan Arab Muslim (abad 12-
13 M)
• Kedatangan Zheng He (Ceng Ho) sehingga raja
Prameswara memeluk Islam
• Lemahnya pengelolaan keagamaan oleh pemerintah
SRIWIJAYA
15. Peninggalan Sejarah
• Candi Muara Takus (abad 11-13) seluas 4 hektar
di Sungai Kampar.
• Arca Awalokiteśwara bertangan 4 (abad 8 M)
• Arca perunggu Buddha Maitreya dan
Awalokiteśwara di sungai Lematang, Palembang.
SRIWIJAYA
16. Raja Adityawarman (abad ke-14)
Faktor Pendukung
Kerajaan Pagan sejak abad ke-12 menjalin hubungan dengan
Mālayu dengan mengirim biksu untuk menerjemahkan teks-
teks Buddhis atas permintaan Mālayu.
Raja Kertanegara (Singasari) mengirimkan patung Amoghapasa
kepada raja Śrīmat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa
MELAYU
Sungai Batanghari, Jambi, dan Sumatera Barat
17. Peninggalan Sejarah
Situs arkeologis di sepanjang Sungai Batanghari
Adityawarman mendirikan vihara Buddha di
Majapahit dan membuat patung Amoghapasa di
kuil pemujaan Jina (di Rambahan)
Patung Bhairawa di Padangroco
Kompleks Candi Tanjungmedan (Putri Sangkar
Bulan) seluas 2 hektar di hulu Sungai Rokan
MELAYU
18. Ratu Si-Mo atau Sima
Faktor Pendukung
Pusat Buddhisme pertama dan sebagai tempat kelahiran
pendeta Buddha berdarah Jawa bernama Jnanabhadra.
Jnanabbadra membantu Hwui Ning (664-665 M), untuk
menterjemahkan teks-teks Hinayana ke dalam bahasa Cina.
Naskah terjemahan Hwui Ning berbeda dengan naskah
Mahayana, sehingga sekte agama Buddha pada waktu itu
bukan Mahayana meskipun menggunakan bahasa Sanskerta
KALING (HO-LING-CHO-PO)
Grobogan Jawa Tengah
19. Faktor Kemunduran
Adanya pendirian candi-candi Siwa seperti
candi Dieng dan Gedong Songo
Kepercayaan yang dianut di Holing telah
beralih ke kepercayaan Hindu-Siwa
KALING (HO-LING-CHO-PO)
20. MATARAM KUNO
Raja Rakai Paṇamkaran
Faktor Pendukung
◦ Raja Rakai Paṇamkaran membangun Trisamaya Caitya
untuk Padmapāṇi, Śākyamuni, dan Wajrapāṇi,
◦ Di Jawa Panamkaran membangun candi untuk Dewi Tārā,
Candi Sewu untuk pemujaan Mañjuśri, Candi Plaosan Lor,
Candi Borobudur, dan salah satu bangunan di Bukit Ratu
Baka.
Jawa Tengah
21. SINGHASARI
Raja Ken Arok,
Raja Wisnuwardhana,
Raja Kertanegara
Faktor Pendukung
• Raja Singasari memerintah dengan sangat
religius melalui agama Siwa dan Buddha
Tantrayana
Malang, Jawa Timur
22. Peninggalan Sejarah
• Penghormatan terhadap raja-raja / putri setelah meninggal
sebagai Dewa dan Bodhisatva
• Ken Dedes dihormati sebagai PrajnaPāramitta
• Raja Anusapati dihormati sebagai Siwa di candi Kidal
• Raja Wishnuwardhana dihormati sebagai Buddha di Mleri,
makam Tumpang / candi Jago sebagai Bodhisattva
Amoghapasa
• Raja Kertanegara di candi Singosari sebagai Patung Aksobhya,
di candi Jawi sebagai Siwa-Buddha sekaligus simbol politik
damai bagi Nusantara, dan di makam Segala sebagai
Vairocana
• Puteri Gayatri (Rajapadni) yang menjadi Bhiksuni dihormati
sebagai PrajnaPāramita.
SINGHASARI
23. MAJAPAHIT
Raja Kertarajasa Jayawardana, dll
Faktor Pendukung
Toleransi antara Hindu-Siwa dan Buddha Kasogatan
Adanya tiga pejabat tinggi keagamaan yaitu:
Dharmadhyaksa Ring Kasaiwan (mengurusi agama Syiwa)
Dharmadhyaksa Ring Kasogatan (mengurusi agama Buddha
Kasogatan)
Dharma Lpas Karsyan (pejabat pusat mantra ber-haji yang
mengurusi agama lain)
Trowulan, Jawa Timur
24. Faktor Kemunduran
Datangnya Zheng He (Cheng Ho) yang beragama Islam tahun 1406
Munculnya keyakinan kuno Penguasa Pegunungan
Raja Kertawijaya menjadi saksi berkembangnya Islam pada tahun
1447 oleh pedagang Arab dan Cina Islam
Kertabhumi menikah dengan putri Cina yang beragama Islam,
kemudian memiliki anak bernama Raden Patah (Cek Kok Po) pendiri
kesultanan Demak pada tahun 1478
Girindravardhana Dyah Rana Wijaya pada 1474 M mengalahkan
Kertabhumi/ Brawijaya V dan ia menjadi raja Majapahit terakhir
pada 1478 M;
MAJAPAHIT
25. Faktor Kemunduran agama Buddha di Jawa
Kerajaan Daha/ Kediri (Girindravardhana) ditumpas oleh
Sultan Trenggana dari kesultanan Demak (1474)
Kerajaan Blambangan dihancurkan oleh Pasuruan karena
putri Blambangan menolak di-Islamkan oleh suaminya
(Pangeran Pasuruan) tahun 1597
Sultan Trenggana meng-Islamkan kerajaan taklukkannya,
pendeta Buddha dan para bangsawan
Penyebaran agama Islam oleh para Sufi yang bermukim di
Indo-Melayu pada abad 15 dan 16 M.
MAJAPAHIT
26. Peninggalan Sejarah
Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, berlatar
belakang ajaran Buddha Mahayana dan
Vajrayana
Candi Jabung adalah stupa yang di dalamnya
disinggasanakan Bhagavati PrajnaPāramita
MAJAPAHIT