SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA
MENURUT KITAB SARASAMUSCAYA
DAN WRHASPATITATTWA
…OM SWASTYASTU…
KERANGKA DASAR AGAMA HINDU
Upacara dalam agama Hindu, adalah merupakan rangkaian kegiatan manusia dalam usaha
menghubungkan diri dengan Hyang Widhi Wasa guna memohon tuntunan hidup dan keselamatan
secara lahir dan bathin. Dalam pelaksanaan upacara-upacara tersebut, dilengkapi dengan upakara,
banten, atau sesajen, yang fungsinya sebagai sarana konsentrasi atau pemusatan pikiran. Semua
jenis upakara mengandung makna simbolis filosofis yang tinggi dan mendalam,
berasal dari kata tat dan twa. Tat
berarti ”itu” dan twa juga berarti ”itu”.
Jadi secara leksikal kata tattwa berarti
”ke-itu-an”. Dalam makna yang lebih
mendalam kata tattwa bermakna
”kebenaranlah itu”. Kerapkali tattwa
disamakan dengan filsafat ketuhanan
atau teologi. Di satu sisi, tattwa adalah
filsafat tentang Tuhan
TATTWA SUSILA
Sementara itu susila berasal dari kata ”su” dan
”sila”. Su berarti baik, dan sila berarti dasar,
perilaku atau tindakan. Secara umum susila
diartikan sama dengan kata ”etika”. Definisi ini
kurang lebih tepat karena susila bukan hanya
berbicara mengenai ajaran moral atau cara
berperilaku yang baik, tetapi juga berbicara
mengenai landasan filosofis yang mendasari suatu
perbuatan baik harus dilakukan
UPACARA
SUSILA
Dalam Agama Hindu merupakan
kerangka dasar yang kedua.
Susila berasal dari kosa kata
bahasa Sanskerta yang artinya
tingkah laku yang baik atau
menunjukkan kebaikan. Dalam
Wrhaspati Tattwa 26 dinyatakan
sebagai berikut:
“Sila ngaranya angraksa acara
rahayu”.
(Wrhaspati Tattwa.26)
Artinya: Kata susila mengandung
pengertian perbuatan baik atau
tingkah laku yang baik.
Susila atau etika adalah upaya mencari kebenaran.
Sebagai filsafat ia mencari informasi yang sedalam-
dalamnya secara sistematis tentang kebenaran
yang bersifat absolut maupun relatif.
Susila atau etika adalah upaya untuk mengadakan
penyelidikan atau mengkaji kebaikan manusia,
sebagai manusia bagaimana seharusnya hidup dan
bertindak di dunia ini agar hidup menjadi bermakna.
Susila atau etika merupakan upaya (karma)
manusia mempergunakan keterampilan fisiknya
(angga/raga) dan kecerdasan rohani (suksma
sarira). Suksma sarira manusia terdiri atas pikiran
(manas), kecerdasan (buddhi), dan kesadaran
murni (atman) yang dapat berfungsi sebagai sarana
untuk memecahkan berbagai masalah tentang
bagaimana manusia hidup dan berbuat baik
(suputra)
Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu
samavistam subhesveva varakayet.
Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwangjuga wenang
gumawaya-kenikang subha-subhakarma, kuneng paneentas
akena ring subhakarma juga ikang asubhakarma phalaning dadi wwang
(Sarasamuscaya, 2)
Artinya:
Dari sedemikian banyaknya semua makhluk yang hidup, yang
dilahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat perbuatan baik-
buruk itu, adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam
perbuatan baik juga manfaatnya menjadi manusia.
Kitab Sarasamuscaya
menyebutkan sebagai berikut:
PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA
MENURUT KITAB SARASAMUSCAYA
• Etika Hindu menurut ajaran Sarasamuccaya
• Isi pokok ajaran sarasamuccaya ini adalah ajaran etika. Berbagai
suruhan, larangan mengenai tingkah laku disajikan oleh kitab ini.
Tentu saja semua ajaran ini berlandaskan ajaran agama Hindu,
ajaran untuk mencapai kelepasan dari belenggu penderitan.
• Kelahiran ini adalah tangga untuk naik ke sorga. Karena itu
kelahiran ini harus diabadikan untuk meningkatkan diri dalam
kebajikan supaya tidak jatuh ke neraka. Caranya adalah dengan
melakukan dharma.
• Dalam hal ini akan dipaparkan beberapa pokok ajaran kitab ini
yang mengenai :
1) Catur Purusa Artha
2) Tri kaya
3) Tentang pergaulan
4) Hormat kepada orang lain dan orang tua
5) Ajaran tentang dasa yama dan dasa niyama.
CATUR PURUSA ARTHA
Walaupun kitab Sarasamuccaya tidak ada menyebut
nama catur purusa artha, tetapi perincian dari catur
purusa artha itu yaitu dharma, artha, kama dan
moksa beberapa kali disebut dan diuraikan maknanya
dalam beberapa ayat. Hal ini misalnya dapat kita baca
pada sloka 1 kitab ini sebagai berikut :
Dharma carthe ca kame ca mokse ca bharatarsabha,
Yadihasti tadanyatra yannehasti na tat kvacit.
Terjemahan :
Oh engkau bentengnya keluarga Bhatara, dalam
lapangan dharma, artha, kama dan moksa,
sebagaimana tertulis disini terdapat juga ditempat lain,
dan apa yang tidak tercantum disini tidak akan dijumpai
ditempat lain.
TRI KAYA PARISUDHA
MANACIKA
WACIKA
KAYIKA
Manacika : berpikir yang bersih dan suci
Wacika : berkata yang baik, sopan dan benar
Kayika : berbuat yang jujur dan benar
wiweka
Tri pramana
Manusia mahluk sempurna
Sabda, bayu, idep
Wiweka, dengan pikiran manusia mampu membedakan serta memilah-
milah baik dan buruk, benar dan salah.
Kitab Sarasamuccaya mengajarkan :
Tidak ingin dan dengki pada milik orang lain (si tan engin adengkya ri
drbyaning len)
Tidak bersikap marah dean kasar kepada semua mahluk (si tan krodha
ring sarwa sattwa)
Percaya akan kebenaran ajaran Karmaphala (si mamittuha ni hananing
karmaphala.
Manacika: Idep/pikiran
Sarasamuccaya sloka 73
Perkataan jahat, menyakitkan kotor
(ujar ahala)
Perkataan keras, kasar (Ujar aprgas)
Perkataan mempitnah (ujar pisuna)
Perkataan bohong (ujar mithya)
Wacika: Berkata baik / benar
Kakawin niti sastra :
Wasita minittante manemu laksmi
Wasita minittante pati kapangguh
Wasita minittante manemu dukha
Wasita minittante manemu mitra
TI Guna ; Sattwam, rajas , tamas
Kitab Saracamuccaya ;
a. Tidak menyiksa dan membunuh (Ahimsa)
b. Tidak mencuri (Asteya)
c. Tidak berbuat zina
Kayika: Perbuatan yang baik
Sebagaimana sudah kita maklumi manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu hidup bersama orang lain,
karena satu dengan yang lainnya saling bergantungan. Sebenarnya setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan dari yang lain, baik berupa harta benda ataupun kemampuan. Karena itu bagi yang lebih
harus bersedia menerima atau mendermakan kelebihannya kepada yang kurang dan yang kurang harus
bersedia menerima dari yang lebih. Demikian kitab Sarasamuccaya mengajarkan kita supaya bersedia
berdana karena sesungguhnya apa yang kita miliki adalah juga untuk menbantu orang lain. Hal ini kita
baca dalam kitab Sarasamuccaya ayat 178 berikut ini :
Djanena kin janna dadati nasnute balena kin yena ripun na badhate, srutena kin yena na, dharma
macaret kimatnayo na jitendriyo vasi.
Ndta kari doning dhana, yang tan danakkena, tan tan bhutin, mangkanang kasaktin, tan padan ika yan
tan sadhana ning mangalahanang musuh, mangkanang aji, tan padon ika, yan tan suluha ring
dharmasadhana, mangkanang buddhi kaprajnana tan padon ika yan tan pangalahakenendriya, tan
pangawasakenang rajah tamah.
Terjemahan :
Apa gerangan gunanya kekayaan bila tidak untuk disedekahkan dan untuk dinikmati. Demikian pula
kesaktian, tidak ada gunanya jika bukan alat untuk mengalahkan musuh. Demikian pula ajaran suci tidak
ada gunanya bila tidak untuk suluh dalam pelaksanaan dharma. Demikian pula budi yang arif bijaksana
tidak ada gunanya bila tidak untuk menaklukkan hawa nafsu, agar tidak dikuasai rajah tamas.
HIDUP SALING BANTU MEMBANTU
DAN MENGHORMATI
Bila dalam astangga yoga terdapat ajaran panca Yama
niyama, maka dalam kitab Sarasamuccaya terdapatlah
ajaran dasa yama niyama brata. Ajaran ini adalah ajaran
etika yang amat luhur. Adapun dasa yama brata
perinciannya seperti dibawah ini :
Anrsangsya ksama satyamahimsa dama arjavam,
Pritih prasado madhuryam mardavam ca yama dasa.
Nyang brata ikang inaranan yama, pratyekanya nihan,
sapuluh, kwehnya, anrsangsya, ksama, satya, ahingsa,
dama, arjawa, priti, prasada, madhurya, mardawa, nahan
pratyekanya sapuluh, anrsangsya, si harimbawa, tan
swartha kewala, ksama si kelan panastis, satya, si tan
mrsawada, ahigsa, manuke sarwa, bhawa, dama, si
upasama wruh mituturi manahnya, arjawa, si duga-duga
bener, priti, si gong karuna, prasada heningning manah,
madhurya, manisning wulat lawan wuwus, mardawa, pos
ning manah. (S.S.259)
Dasa Yama Niyama Brata dan Rwa
Wlas Brata Ning Brahmana
Terjemahan:
Inilah brata yang disebut yama,
perinciannya demikian:
• Anrsangsya yaitu harimbawa, tidak
mementingkan diri sendiri saja.
• Ksama yaitu tahan akan panas dan
dingin.
• Satya yaitu tidak berdusta.
• Ahingsa yaitu membahagiakan semua
makhluk.
• Dama yaitu sabar, dapat menasehati
dirinya sendiri.
• Arjawa, tulus hati, berterus terang.
• Priti, sangat welas asih.
• Prasada, jernih hatinya.
• Madhurya, manisnya pandangan dan
manisnya perkataan.
• Mardawa, lembut hatinya.
Dasa Nyama Brata ajarannya lebih banyak ajaran
adhyatmika, ajaran yang mengarah kepada diri
sendiri. Adapun perinciannya sebagai berikut :
Danamijya tapo dhyanam svadhyayopasthanigrahah
vratopavasamaunam ca snanam ca niyama dasa.
Nyang brata sapuluh kwehnya, ikang niyama
ngaranya, pratyekanya, dana, ijya, tapa, dhyana,
swadhyaya, upasthanigraha, brata, upawasa,
mauna, snana, nahan ta awak ning niyama, dana
weweh, annadanadi, ijya, dewapuja, pitrapujadi,
tapa, kayasangsosana, kasatan ikang sarira,
bhusarya, jalatyagadi, dhyana, ikang siwasmarana,
swadhyaya, wedabhyasa, upasthanigraha, kahrta
ning upastha, brata, annawarjadi, mauna,
wacangyama, kahrtaning ujar, haywakecek kuneng,
snana, trisangdhyasewana, madhyusa ring kala ning
sandhya. (S.S.260)
DASA NYAMA BRATA
Terjemahan :
Inilah brata sepuluh banyaknya yang disebut niyama
perinciaannya :
• Dana yaitu pemberian, pemberian makanan,
minuman dan lain-lainnya.
• Ijya yaitu pujaan kepada Dewa, kepada leluhur dan
lain-lainnya, pujaan sejenis itu.
• Tapa yaitu pengekangan nafsu jasmaniah, seluruh
badan kering berbaring di atas tanah, pantang air
dan sebagainya.
• Dhyana yaitu terfokus merenungkan Bhatara Siwa.
• Swadhyaya yaitu mempelajari Weda.
• Upasthanigraha yaitu pengekangan upastha,
pengekangan nafsu kelamin.
• Brata yaitu pengekangan nafsu terhadap makanan
dan minuman.
• Mona yaitu wacang yama artinya menahan, tidak
mengucapkan kata-kata yaitu tidak berkata sama
sekali, tidak bersuara.
• Snana yaitu trisandhya sewana mengikuti
trisandhya, mandi membersihkan diri pada waktu
pagi, tengah hari dan petang hari.
Struktur dan Isi Wrhaspatitattwa
Wrhaspatitatwa Adalah sebuah lontar paksa Saiva, yang mengandung
ajaran Samkhya dan Yoga. Bagian yang mengajarkan pembentukan
alam semesta beserta isinya mengikuti ajaran Samkhya dan bagian
yang mengajarkan etika dan pengendalian diri mengambil ajaran Yoga.
Ajaran etikanya kita dapati pula pada lontar-lontar lain seperti lontar
Vratisasana dan Pancasiksa. Wrhaspati tattwa terdiri atas 74 sloka
yang masing-masing dijelaskan maksudnya dalam bahasa Jawa Kuna.
Isinya merupakan percakapan antara Bhatara Parameswara dengan
yang Mulia Wrhaspati.
ETIKA MENURUT AJARAN
WRHASPATI TATWA
Seperti ajaran Bhagavadgita dan Tattwajnana, maka Wrhaspati tattwa juga mengajarkan
bahwa kecenderungan-kecenderungan sifat manusia itu timbul dari triguna. Dalam ajaran
ini triguna adalah bagian dari citta yaitu alam pikiran. Cittalah yang menentukan
seseorang akan selamat atau celaka, duka atau bahagia. Lebih jauh Wrhaspatitattwa
mengajarkan bahwa orang naik sorga, jatuh ke neraka atau mencapai moksa adalah
karena citta. Hal ini diterangkan demikian.
Moksah svargasca narakam
tiryagbhāvasca manusam,
Cittapāpasya jāyate
cittasya hyanubhavatah.
Ikang citta hetu nikang ātma pamukti swarga, citta hetu
ring atma tibeng naraka, citta hetu nimittanyan pangdadi
tiryak, citta hetunyan pangjanma manusa citta hetunya
pamanggihakēn kamoksan mwang kalēpasan, nimittanya nihan.
(W.T.16)
Kecenderungan-kecenderungan
Sifat Manusia
Supaya orang tidak jatuh ke neraka maka orang harus
mengendalikan dirinya dan melaksanakan ajaran etika
sehingga kecenderungan-kecenderungan hati yang buruk
dapat dibendung dan kecenderungan hati yang baik dapat
dipupuk. Dalam hubungan ini Wrhaspatitattwa
mengambil astanggayoga ajaran Rsi Patanjali sebagai jalan
untuk menguasai diri. Dengan demikian ajaran yama
niyama dalam ajaran ini juga menjadi alas ajaran yoga
ialah sebagai ajaran yang bersifat etis. Susunan
astanggayoga dalam kitab Wrhaspatitattwa ini berbeda
dengan susunan anggota yoga, sehingga yang tinggal
enam anggota yoga itu disebut sadangga yoga. Susunan
sadangga yoga itupun berbeda dengan susunan dalam
asana dengan tarka yoga. Tetapi penjelasan masing-
masing anggota yoga itu sesuai pula dengan penjelasan
yoga sutra Patanjali.
Dalam kitab Wrhaspatitattwa ini ajaran yoga itu dimulai
dengan jalan sadangga yoga dan kemudian ajaran, yama
niyama. Hal ini terbalik bila dibandingkan dengan susunan
dalam yoga sutra Patanjali. Dalam tulisan ini kami ikuti
susunan astāngga itu sebagaimana yang tersebut dalam
kitab Wrhaspatitattwa.
PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA
Pratyāharastathā dhyanam
prānāyāmasca dhāranam,
Tarkascaiva samadhisca
sadangga yoga ucyate.
Nahan tang sadanggayoga ngaranya, ika ta sadhana ning
sang mahyun umangguhakena sang hyang Wisesa denika,
pahawas tanghidepta, haywa ta iweng-iweng dengtāngrengo
sang hyang aji hana prātyhāra yoga ngaranya, hana
dhyānayoga ngaranya, hana pranayama yoga ngaranya,
hana dharana yoga ngaranya, hana ratkayoga ngaranya,
hana samdhi yoga ngaranya, nahan tang sadangga yoga
ngaranya.
Terjemahan :
Demikianlah sadangga yoga namanya, itulah sarananya orang
yang ingin menemukan sang hwang Wisesa, biarlah terang hitam
janganlah kalut olehmu mendengar ajaran ini. Ada pratyahara
yoga namanya ada dhyana yoga namanya, ada tarka yoga
namanya ada Samadhi yoga namanya; Demikianlah Sadangga
yoga namanya.
TUJUAN ETIKA DAN MORALITAS
DALAM AGAMA HINDU
Untuk membina
agar umat Hindu
dapat memelihara
hubungan dengan
baik.
Untuk
menghindarkan
adanya hukum
rimba, dimana
yang kuat
menindas atau
memperalat yang
lemah.
Untuk membina
agar umat Hindu
dapat menjadi
manusia yang
baik dan berbudi
luhur.
Untuk membina
agar umat Hindu
selalu bersikap
dan bertingkah
laku baik,
termasuk selalu
berbuat baik
dengan siapapun
juga.
Dalam Hindu
Kita memutuskan
PUNARBAWA
MENCAPAI MOKSA/PELEPASAN
MATUR SUKSMA

More Related Content

What's hot

makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
Cici Cweety
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
ahmad sururi
 
2. paradigma ilmu sebagai proses prosedur dan produk_2
2. paradigma ilmu sebagai proses  prosedur  dan produk_22. paradigma ilmu sebagai proses  prosedur  dan produk_2
2. paradigma ilmu sebagai proses prosedur dan produk_2
riahamrina
 
Tugas makalah (demokrasi pancasila)
Tugas makalah (demokrasi pancasila)Tugas makalah (demokrasi pancasila)
Tugas makalah (demokrasi pancasila)
Rietz Wiguna
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Susanti Susanti
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Aisyah Turidho
 

What's hot (20)

Karakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratisKarakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratis
 
makalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-anmakalah ke-PGRI-an
makalah ke-PGRI-an
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Ppt pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan...
Ppt pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan...Ppt pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan...
Ppt pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan...
 
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
instrumen lembar penilaian antar peserta didik (sikap)
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
Bab iv nilai dan norma konstitusional uud nri 1945
 
alam semesta
alam semestaalam semesta
alam semesta
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
Struktur sosial, pranata sosial dan proses sosial Konsep Dasar IPS PGSD FKIP ...
 
2. paradigma ilmu sebagai proses prosedur dan produk_2
2. paradigma ilmu sebagai proses  prosedur  dan produk_22. paradigma ilmu sebagai proses  prosedur  dan produk_2
2. paradigma ilmu sebagai proses prosedur dan produk_2
 
Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka Fundamental Gerakan Pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka
 
Tugas makalah (demokrasi pancasila)
Tugas makalah (demokrasi pancasila)Tugas makalah (demokrasi pancasila)
Tugas makalah (demokrasi pancasila)
 
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
Bab IX pengertian etika, nilai, moral dan norma 1
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Kumpulan Soal Seni Budaya SMA/SMK beserta Jawaban
Kumpulan Soal Seni Budaya SMA/SMK beserta JawabanKumpulan Soal Seni Budaya SMA/SMK beserta Jawaban
Kumpulan Soal Seni Budaya SMA/SMK beserta Jawaban
 
Materi agama hindu
Materi agama hinduMateri agama hindu
Materi agama hindu
 
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkanSoal bentuk pg bs dan menjodohkan
Soal bentuk pg bs dan menjodohkan
 

Similar to Tata susila 4 ppt kb 3 ok

Agama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hinduAgama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hindu
dimas_aria
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
guestddfd0f
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
guestddfd0f
 

Similar to Tata susila 4 ppt kb 3 ok (20)

Abhyasa yoga
Abhyasa yogaAbhyasa yoga
Abhyasa yoga
 
Pengantar abhidhamma revisi
Pengantar abhidhamma revisiPengantar abhidhamma revisi
Pengantar abhidhamma revisi
 
Kekuatan paritta
Kekuatan parittaKekuatan paritta
Kekuatan paritta
 
Resume kb 1
Resume kb 1Resume kb 1
Resume kb 1
 
Agama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hinduAgama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hindu
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
makna TRI DATU pada lukisan wayang Bali
makna TRI DATU pada lukisan wayang Balimakna TRI DATU pada lukisan wayang Bali
makna TRI DATU pada lukisan wayang Bali
 
Formulasi konsep tatan baru dalam kehidupan perspektif teologi hindu donder
Formulasi konsep tatan baru dalam kehidupan perspektif teologi hindu donderFormulasi konsep tatan baru dalam kehidupan perspektif teologi hindu donder
Formulasi konsep tatan baru dalam kehidupan perspektif teologi hindu donder
 
Seminar online stah dnj 22 prof kartika
Seminar online stah dnj 22 prof kartikaSeminar online stah dnj 22 prof kartika
Seminar online stah dnj 22 prof kartika
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
 
s i l a
 s i l a s i l a
s i l a
 
Lahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddhaLahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddha
 
Buddha avatara
Buddha avataraBuddha avatara
Buddha avatara
 
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptDialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
 
veda smt 2 kls XI.pptx
veda smt 2 kls XI.pptxveda smt 2 kls XI.pptx
veda smt 2 kls XI.pptx
 
tri kaya parisudha
tri kaya parisudhatri kaya parisudha
tri kaya parisudha
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
Tamadun india
Tamadun indiaTamadun india
Tamadun india
 

More from Istna Zakia Iriana

Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran okSuplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran okSuplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran topSuplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 okSuplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer okSuplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual topSuplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah okSuplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Istna Zakia Iriana
 
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha okSuplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Istna Zakia Iriana
 

More from Istna Zakia Iriana (20)

Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
 
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran okSuplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
Suplemen kb 4 modul pedagogik evaluasi pembelajaran ok
 
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran okSuplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
Suplemen kb 3 modul pedagogik media pembelajaran ok
 
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran topSuplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
Suplemen kb 2 modul pedagogik strategi pembelajaran top
 
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 okSuplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
Suplemen kb 1 modul pedagogik pembelajaran abad 21 ok
 
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer okSuplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
Suplemen kb 7 modul pdab pab kontemporer ok
 
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual topSuplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
Suplemen kb 6 modul pdab buddha dhamma kontekstual top
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
 
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah okSuplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
Suplemen kb 4 modul pdab jalan tengah ok
 
Suplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha okSuplemen kb 3 modul pdab saddha ok
Suplemen kb 3 modul pdab saddha ok
 
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka okSuplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
Suplemen kb 2 modul pdab kitab suci tipitaka ok
 
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha okSuplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
Suplemen kb 1 modul pdab sejarah agama buddha ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 3 ok
Weda 3. kegiatan belajar 3 okWeda 3. kegiatan belajar 3 ok
Weda 3. kegiatan belajar 3 ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 2 ok
Weda 3. kegiatan belajar 2   okWeda 3. kegiatan belajar 2   ok
Weda 3. kegiatan belajar 2 ok
 
Weda 3. kegiatan belajar 1 ok
Weda 3. kegiatan belajar 1   okWeda 3. kegiatan belajar 1   ok
Weda 3. kegiatan belajar 1 ok
 
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 okTata susila 4 ppt kb 4 ok
Tata susila 4 ppt kb 4 ok
 
Sejarah Agama Hindu Kb 1
Sejarah Agama Hindu Kb 1Sejarah Agama Hindu Kb 1
Sejarah Agama Hindu Kb 1
 
Sejarah Agama Hindu Kb 3
Sejarah Agama Hindu Kb 3Sejarah Agama Hindu Kb 3
Sejarah Agama Hindu Kb 3
 
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2Modul Sejarah Agama Hindu  Kb 2
Modul Sejarah Agama Hindu Kb 2
 
Modul 2 Hindu KB 2 "Purana"
Modul 2 Hindu KB 2  "Purana"Modul 2 Hindu KB 2  "Purana"
Modul 2 Hindu KB 2 "Purana"
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 

Tata susila 4 ppt kb 3 ok

  • 1. PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA MENURUT KITAB SARASAMUSCAYA DAN WRHASPATITATTWA
  • 3. KERANGKA DASAR AGAMA HINDU Upacara dalam agama Hindu, adalah merupakan rangkaian kegiatan manusia dalam usaha menghubungkan diri dengan Hyang Widhi Wasa guna memohon tuntunan hidup dan keselamatan secara lahir dan bathin. Dalam pelaksanaan upacara-upacara tersebut, dilengkapi dengan upakara, banten, atau sesajen, yang fungsinya sebagai sarana konsentrasi atau pemusatan pikiran. Semua jenis upakara mengandung makna simbolis filosofis yang tinggi dan mendalam, berasal dari kata tat dan twa. Tat berarti ”itu” dan twa juga berarti ”itu”. Jadi secara leksikal kata tattwa berarti ”ke-itu-an”. Dalam makna yang lebih mendalam kata tattwa bermakna ”kebenaranlah itu”. Kerapkali tattwa disamakan dengan filsafat ketuhanan atau teologi. Di satu sisi, tattwa adalah filsafat tentang Tuhan TATTWA SUSILA Sementara itu susila berasal dari kata ”su” dan ”sila”. Su berarti baik, dan sila berarti dasar, perilaku atau tindakan. Secara umum susila diartikan sama dengan kata ”etika”. Definisi ini kurang lebih tepat karena susila bukan hanya berbicara mengenai ajaran moral atau cara berperilaku yang baik, tetapi juga berbicara mengenai landasan filosofis yang mendasari suatu perbuatan baik harus dilakukan UPACARA
  • 4. SUSILA Dalam Agama Hindu merupakan kerangka dasar yang kedua. Susila berasal dari kosa kata bahasa Sanskerta yang artinya tingkah laku yang baik atau menunjukkan kebaikan. Dalam Wrhaspati Tattwa 26 dinyatakan sebagai berikut: “Sila ngaranya angraksa acara rahayu”. (Wrhaspati Tattwa.26) Artinya: Kata susila mengandung pengertian perbuatan baik atau tingkah laku yang baik. Susila atau etika adalah upaya mencari kebenaran. Sebagai filsafat ia mencari informasi yang sedalam- dalamnya secara sistematis tentang kebenaran yang bersifat absolut maupun relatif. Susila atau etika adalah upaya untuk mengadakan penyelidikan atau mengkaji kebaikan manusia, sebagai manusia bagaimana seharusnya hidup dan bertindak di dunia ini agar hidup menjadi bermakna. Susila atau etika merupakan upaya (karma) manusia mempergunakan keterampilan fisiknya (angga/raga) dan kecerdasan rohani (suksma sarira). Suksma sarira manusia terdiri atas pikiran (manas), kecerdasan (buddhi), dan kesadaran murni (atman) yang dapat berfungsi sebagai sarana untuk memecahkan berbagai masalah tentang bagaimana manusia hidup dan berbuat baik (suputra)
  • 5. Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samavistam subhesveva varakayet. Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwangjuga wenang gumawaya-kenikang subha-subhakarma, kuneng paneentas akena ring subhakarma juga ikang asubhakarma phalaning dadi wwang (Sarasamuscaya, 2) Artinya: Dari sedemikian banyaknya semua makhluk yang hidup, yang dilahirkan sebagai manusia itu saja yang dapat berbuat perbuatan baik- buruk itu, adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan baik juga manfaatnya menjadi manusia. Kitab Sarasamuscaya menyebutkan sebagai berikut:
  • 6. PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA MENURUT KITAB SARASAMUSCAYA • Etika Hindu menurut ajaran Sarasamuccaya • Isi pokok ajaran sarasamuccaya ini adalah ajaran etika. Berbagai suruhan, larangan mengenai tingkah laku disajikan oleh kitab ini. Tentu saja semua ajaran ini berlandaskan ajaran agama Hindu, ajaran untuk mencapai kelepasan dari belenggu penderitan. • Kelahiran ini adalah tangga untuk naik ke sorga. Karena itu kelahiran ini harus diabadikan untuk meningkatkan diri dalam kebajikan supaya tidak jatuh ke neraka. Caranya adalah dengan melakukan dharma. • Dalam hal ini akan dipaparkan beberapa pokok ajaran kitab ini yang mengenai : 1) Catur Purusa Artha 2) Tri kaya 3) Tentang pergaulan 4) Hormat kepada orang lain dan orang tua 5) Ajaran tentang dasa yama dan dasa niyama.
  • 7. CATUR PURUSA ARTHA Walaupun kitab Sarasamuccaya tidak ada menyebut nama catur purusa artha, tetapi perincian dari catur purusa artha itu yaitu dharma, artha, kama dan moksa beberapa kali disebut dan diuraikan maknanya dalam beberapa ayat. Hal ini misalnya dapat kita baca pada sloka 1 kitab ini sebagai berikut : Dharma carthe ca kame ca mokse ca bharatarsabha, Yadihasti tadanyatra yannehasti na tat kvacit. Terjemahan : Oh engkau bentengnya keluarga Bhatara, dalam lapangan dharma, artha, kama dan moksa, sebagaimana tertulis disini terdapat juga ditempat lain, dan apa yang tidak tercantum disini tidak akan dijumpai ditempat lain.
  • 9. Manacika : berpikir yang bersih dan suci Wacika : berkata yang baik, sopan dan benar Kayika : berbuat yang jujur dan benar wiweka Tri pramana Manusia mahluk sempurna Sabda, bayu, idep
  • 10. Wiweka, dengan pikiran manusia mampu membedakan serta memilah- milah baik dan buruk, benar dan salah. Kitab Sarasamuccaya mengajarkan : Tidak ingin dan dengki pada milik orang lain (si tan engin adengkya ri drbyaning len) Tidak bersikap marah dean kasar kepada semua mahluk (si tan krodha ring sarwa sattwa) Percaya akan kebenaran ajaran Karmaphala (si mamittuha ni hananing karmaphala. Manacika: Idep/pikiran
  • 11. Sarasamuccaya sloka 73 Perkataan jahat, menyakitkan kotor (ujar ahala) Perkataan keras, kasar (Ujar aprgas) Perkataan mempitnah (ujar pisuna) Perkataan bohong (ujar mithya) Wacika: Berkata baik / benar Kakawin niti sastra : Wasita minittante manemu laksmi Wasita minittante pati kapangguh Wasita minittante manemu dukha Wasita minittante manemu mitra
  • 12. TI Guna ; Sattwam, rajas , tamas Kitab Saracamuccaya ; a. Tidak menyiksa dan membunuh (Ahimsa) b. Tidak mencuri (Asteya) c. Tidak berbuat zina Kayika: Perbuatan yang baik
  • 13. Sebagaimana sudah kita maklumi manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu hidup bersama orang lain, karena satu dengan yang lainnya saling bergantungan. Sebenarnya setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dari yang lain, baik berupa harta benda ataupun kemampuan. Karena itu bagi yang lebih harus bersedia menerima atau mendermakan kelebihannya kepada yang kurang dan yang kurang harus bersedia menerima dari yang lebih. Demikian kitab Sarasamuccaya mengajarkan kita supaya bersedia berdana karena sesungguhnya apa yang kita miliki adalah juga untuk menbantu orang lain. Hal ini kita baca dalam kitab Sarasamuccaya ayat 178 berikut ini : Djanena kin janna dadati nasnute balena kin yena ripun na badhate, srutena kin yena na, dharma macaret kimatnayo na jitendriyo vasi. Ndta kari doning dhana, yang tan danakkena, tan tan bhutin, mangkanang kasaktin, tan padan ika yan tan sadhana ning mangalahanang musuh, mangkanang aji, tan padon ika, yan tan suluha ring dharmasadhana, mangkanang buddhi kaprajnana tan padon ika yan tan pangalahakenendriya, tan pangawasakenang rajah tamah. Terjemahan : Apa gerangan gunanya kekayaan bila tidak untuk disedekahkan dan untuk dinikmati. Demikian pula kesaktian, tidak ada gunanya jika bukan alat untuk mengalahkan musuh. Demikian pula ajaran suci tidak ada gunanya bila tidak untuk suluh dalam pelaksanaan dharma. Demikian pula budi yang arif bijaksana tidak ada gunanya bila tidak untuk menaklukkan hawa nafsu, agar tidak dikuasai rajah tamas. HIDUP SALING BANTU MEMBANTU DAN MENGHORMATI
  • 14. Bila dalam astangga yoga terdapat ajaran panca Yama niyama, maka dalam kitab Sarasamuccaya terdapatlah ajaran dasa yama niyama brata. Ajaran ini adalah ajaran etika yang amat luhur. Adapun dasa yama brata perinciannya seperti dibawah ini : Anrsangsya ksama satyamahimsa dama arjavam, Pritih prasado madhuryam mardavam ca yama dasa. Nyang brata ikang inaranan yama, pratyekanya nihan, sapuluh, kwehnya, anrsangsya, ksama, satya, ahingsa, dama, arjawa, priti, prasada, madhurya, mardawa, nahan pratyekanya sapuluh, anrsangsya, si harimbawa, tan swartha kewala, ksama si kelan panastis, satya, si tan mrsawada, ahigsa, manuke sarwa, bhawa, dama, si upasama wruh mituturi manahnya, arjawa, si duga-duga bener, priti, si gong karuna, prasada heningning manah, madhurya, manisning wulat lawan wuwus, mardawa, pos ning manah. (S.S.259) Dasa Yama Niyama Brata dan Rwa Wlas Brata Ning Brahmana Terjemahan: Inilah brata yang disebut yama, perinciannya demikian: • Anrsangsya yaitu harimbawa, tidak mementingkan diri sendiri saja. • Ksama yaitu tahan akan panas dan dingin. • Satya yaitu tidak berdusta. • Ahingsa yaitu membahagiakan semua makhluk. • Dama yaitu sabar, dapat menasehati dirinya sendiri. • Arjawa, tulus hati, berterus terang. • Priti, sangat welas asih. • Prasada, jernih hatinya. • Madhurya, manisnya pandangan dan manisnya perkataan. • Mardawa, lembut hatinya.
  • 15. Dasa Nyama Brata ajarannya lebih banyak ajaran adhyatmika, ajaran yang mengarah kepada diri sendiri. Adapun perinciannya sebagai berikut : Danamijya tapo dhyanam svadhyayopasthanigrahah vratopavasamaunam ca snanam ca niyama dasa. Nyang brata sapuluh kwehnya, ikang niyama ngaranya, pratyekanya, dana, ijya, tapa, dhyana, swadhyaya, upasthanigraha, brata, upawasa, mauna, snana, nahan ta awak ning niyama, dana weweh, annadanadi, ijya, dewapuja, pitrapujadi, tapa, kayasangsosana, kasatan ikang sarira, bhusarya, jalatyagadi, dhyana, ikang siwasmarana, swadhyaya, wedabhyasa, upasthanigraha, kahrta ning upastha, brata, annawarjadi, mauna, wacangyama, kahrtaning ujar, haywakecek kuneng, snana, trisangdhyasewana, madhyusa ring kala ning sandhya. (S.S.260) DASA NYAMA BRATA Terjemahan : Inilah brata sepuluh banyaknya yang disebut niyama perinciaannya : • Dana yaitu pemberian, pemberian makanan, minuman dan lain-lainnya. • Ijya yaitu pujaan kepada Dewa, kepada leluhur dan lain-lainnya, pujaan sejenis itu. • Tapa yaitu pengekangan nafsu jasmaniah, seluruh badan kering berbaring di atas tanah, pantang air dan sebagainya. • Dhyana yaitu terfokus merenungkan Bhatara Siwa. • Swadhyaya yaitu mempelajari Weda. • Upasthanigraha yaitu pengekangan upastha, pengekangan nafsu kelamin. • Brata yaitu pengekangan nafsu terhadap makanan dan minuman. • Mona yaitu wacang yama artinya menahan, tidak mengucapkan kata-kata yaitu tidak berkata sama sekali, tidak bersuara. • Snana yaitu trisandhya sewana mengikuti trisandhya, mandi membersihkan diri pada waktu pagi, tengah hari dan petang hari.
  • 16. Struktur dan Isi Wrhaspatitattwa Wrhaspatitatwa Adalah sebuah lontar paksa Saiva, yang mengandung ajaran Samkhya dan Yoga. Bagian yang mengajarkan pembentukan alam semesta beserta isinya mengikuti ajaran Samkhya dan bagian yang mengajarkan etika dan pengendalian diri mengambil ajaran Yoga. Ajaran etikanya kita dapati pula pada lontar-lontar lain seperti lontar Vratisasana dan Pancasiksa. Wrhaspati tattwa terdiri atas 74 sloka yang masing-masing dijelaskan maksudnya dalam bahasa Jawa Kuna. Isinya merupakan percakapan antara Bhatara Parameswara dengan yang Mulia Wrhaspati. ETIKA MENURUT AJARAN WRHASPATI TATWA
  • 17. Seperti ajaran Bhagavadgita dan Tattwajnana, maka Wrhaspati tattwa juga mengajarkan bahwa kecenderungan-kecenderungan sifat manusia itu timbul dari triguna. Dalam ajaran ini triguna adalah bagian dari citta yaitu alam pikiran. Cittalah yang menentukan seseorang akan selamat atau celaka, duka atau bahagia. Lebih jauh Wrhaspatitattwa mengajarkan bahwa orang naik sorga, jatuh ke neraka atau mencapai moksa adalah karena citta. Hal ini diterangkan demikian. Moksah svargasca narakam tiryagbhāvasca manusam, Cittapāpasya jāyate cittasya hyanubhavatah. Ikang citta hetu nikang ātma pamukti swarga, citta hetu ring atma tibeng naraka, citta hetu nimittanyan pangdadi tiryak, citta hetunyan pangjanma manusa citta hetunya pamanggihakēn kamoksan mwang kalēpasan, nimittanya nihan. (W.T.16) Kecenderungan-kecenderungan Sifat Manusia
  • 18. Supaya orang tidak jatuh ke neraka maka orang harus mengendalikan dirinya dan melaksanakan ajaran etika sehingga kecenderungan-kecenderungan hati yang buruk dapat dibendung dan kecenderungan hati yang baik dapat dipupuk. Dalam hubungan ini Wrhaspatitattwa mengambil astanggayoga ajaran Rsi Patanjali sebagai jalan untuk menguasai diri. Dengan demikian ajaran yama niyama dalam ajaran ini juga menjadi alas ajaran yoga ialah sebagai ajaran yang bersifat etis. Susunan astanggayoga dalam kitab Wrhaspatitattwa ini berbeda dengan susunan anggota yoga, sehingga yang tinggal enam anggota yoga itu disebut sadangga yoga. Susunan sadangga yoga itupun berbeda dengan susunan dalam asana dengan tarka yoga. Tetapi penjelasan masing- masing anggota yoga itu sesuai pula dengan penjelasan yoga sutra Patanjali. Dalam kitab Wrhaspatitattwa ini ajaran yoga itu dimulai dengan jalan sadangga yoga dan kemudian ajaran, yama niyama. Hal ini terbalik bila dibandingkan dengan susunan dalam yoga sutra Patanjali. Dalam tulisan ini kami ikuti susunan astāngga itu sebagaimana yang tersebut dalam kitab Wrhaspatitattwa. PENGENDALIAN DIRI DAN ETIKA Pratyāharastathā dhyanam prānāyāmasca dhāranam, Tarkascaiva samadhisca sadangga yoga ucyate. Nahan tang sadanggayoga ngaranya, ika ta sadhana ning sang mahyun umangguhakena sang hyang Wisesa denika, pahawas tanghidepta, haywa ta iweng-iweng dengtāngrengo sang hyang aji hana prātyhāra yoga ngaranya, hana dhyānayoga ngaranya, hana pranayama yoga ngaranya, hana dharana yoga ngaranya, hana ratkayoga ngaranya, hana samdhi yoga ngaranya, nahan tang sadangga yoga ngaranya. Terjemahan : Demikianlah sadangga yoga namanya, itulah sarananya orang yang ingin menemukan sang hwang Wisesa, biarlah terang hitam janganlah kalut olehmu mendengar ajaran ini. Ada pratyahara yoga namanya ada dhyana yoga namanya, ada tarka yoga namanya ada Samadhi yoga namanya; Demikianlah Sadangga yoga namanya.
  • 19. TUJUAN ETIKA DAN MORALITAS DALAM AGAMA HINDU Untuk membina agar umat Hindu dapat memelihara hubungan dengan baik. Untuk menghindarkan adanya hukum rimba, dimana yang kuat menindas atau memperalat yang lemah. Untuk membina agar umat Hindu dapat menjadi manusia yang baik dan berbudi luhur. Untuk membina agar umat Hindu selalu bersikap dan bertingkah laku baik, termasuk selalu berbuat baik dengan siapapun juga.