SlideShare a Scribd company logo
AGAMA DAN MASYARAKAT
PENDAHULUAN
Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki
potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan
senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink,
naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa
aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan
(melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda
dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif
atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras,
atau menggunakan narkoba dan main judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai
dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu
melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah
terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan
dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah
mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak
sesuai dengan ajaran agama.
RUMUSAN MASALAH
 1. Fungsi Agama dalam Masyarakat
 2. Pelembagaan Agama
 3. Agama, Konflik dan Masyarakat
1. Fungsi Agama dalam Masyarakat
Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek
penting yang selalu dipelajari, yaitu :
 KEBUDAYAAN
 SISTEM SOSIAL
 KEPRIBADIAN
KEBUDAYAAN
 Fungsi agama dalam melihat kebudayaan pengertiannya
adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks
dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-
aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, setiap
saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata
kelakuan, bersifat kongkret terjadi di sekeliling.
SISTEM SOSIAL
 Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi
penentu, di mana agama menciptakan suatu
ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota
beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban-
kewajiban sosial yang membantu mempersatukan
mereka.
KEPRIBADIAN
 Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat
dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai
semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam
masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya
“moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan
bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan
utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus
beribadat dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan
berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja
keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang
tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum-
minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak
berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta
konsisten dengan suara hatinya.
Dimensi Komitmen Agama
Masalah fungsionalisme agama dapat dinalisis
lebih mudah pada komitmen agama, menurut
Roland Robertson (1984), diklasifikasikan berupa
keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan
konsekuensi.
 a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang
religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti
kebenaran ajaran-ajaran agama.
 b. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti,
yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini
menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara
keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti
tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.
 c. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama
mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada
suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang
realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu
perantara yang supernatural.
 d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang
bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok
keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan
mereka.
 e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku
perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
2. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau
lembaga untuk membimbing, membina dan
mengayomi suatu kaum yang menganut agama.
Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam
Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan
tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara
utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
c. Masyarakat - masyarakat industri sekular.
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-
nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat
menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam
masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke
dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam system nilai
masyarakat secara mutlak.
2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas
menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara
keseluruhan.
b. Masyarakat praindustri yang sedang
berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi
yang lebih tinggi dari pada tipe pertama. Agama memberikan arti dan
ikatan kepada system nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat
yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya
masih dapat dibedakan.
c. Masyarakat - masyarakat industri
sekular.
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin
berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar
penyesuaian - penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting
adalah penyesuaian - penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi
penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat
semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran
dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga
lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat
sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan
tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek
agama, dan kebiasaan - kebiasaan agama peranannya sedikit.
3. Agama, Konflik dan Masyarakat
 Contoh : Konflik Islam dengan Kristen
Konflik ini pada awalnya diilhami oleh kepercayaan bahwa Islam memandang
Nasrani sebagai agama kafir karena mempercayai Yesus sebagai anak Allah,
padahal dalam ajaran Islam Nabi Isa (Yesus) merupakan nabi dan bukanlah tuhan.
Konflik ini pada awalnya hanya pada tataran kepercayaan saja, namun ketika
unsur politis, ekonomi, dan budaya masuk, maka konflik yang bermuara pada
pecahnya Perang Salib selama beberapa abad menegaskan rivalitas Islam-Kristen
sampai sekarang. Konflik itu sendiri muncul ketika Agama Kristen dan Islam
mencapai puncak kejayaannya berusaha menunjukkan dominasinya. Ketika itu
Islam yang berusaha meluaskan pengaruhnya ke Eropa, mendapat tantangan dari
Nasrani yang terlebih dahulu ada dan telah mapan. Puncak pertempuran itu
sebenarnya terjadi ketika perebutan Kota Suci Jerusalem yang akhirnya
dimenangkan tentara salib. Sebagai balasan, Islam kemudian berhasil merebut
Konstatinopel yang merupakan poros dagang Eropa-Asia pada saat itu.
KESIMPULAN
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan
agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah
kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan,
tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan
Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat
mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama
yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan
sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di
mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan
individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6 doneMabriantama Wisastrio
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
Prescott Py3man
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
Eman Syukur
 
Tugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaTugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agama
Fitrah Plur
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Iis Nurul Fitriyani
 
Agama islam dan budaya
Agama islam dan budayaAgama islam dan budaya
Agama islam dan budayaPuspa Sari
 
Agama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaanAgama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaan
munnianwar
 
dasar-dasar pendidikan
dasar-dasar pendidikandasar-dasar pendidikan
dasar-dasar pendidikan
Eneng Susanti
 
Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1
Esra Pelawi
 
Makalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomiMakalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomi
Trisna Nurdiaman
 
Ppt konseling agama
Ppt konseling agamaPpt konseling agama
Ppt konseling agama
khomisah
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8 doneMabriantama Wisastrio
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
jayacapture
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaanindra08
 
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
Leonardus Bima S. Laiyanan
 
Xii simbolisme dan pluralisme
Xii simbolisme dan pluralismeXii simbolisme dan pluralisme
Xii simbolisme dan pluralisme
Sabam Sitinjak
 
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama KristianEtika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
Thomas Mon
 
Membangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejatiMembangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejati
Nestor Lahewa
 
Agama dan manusia
Agama dan manusiaAgama dan manusia
Agama dan manusiaahmadt2000
 

What's hot (20)

Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 6 done
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
CONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMACONTOH MAKALAH AGAMA
CONTOH MAKALAH AGAMA
 
islam dan budaya lokal
islam dan budaya lokalislam dan budaya lokal
islam dan budaya lokal
 
Tugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaTugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agama
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
 
Agama islam dan budaya
Agama islam dan budayaAgama islam dan budaya
Agama islam dan budaya
 
Agama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaanAgama dan kepercayaan
Agama dan kepercayaan
 
dasar-dasar pendidikan
dasar-dasar pendidikandasar-dasar pendidikan
dasar-dasar pendidikan
 
Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1Tugas makalah agama kristen1
Tugas makalah agama kristen1
 
Makalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomiMakalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomi
 
Ppt konseling agama
Ppt konseling agamaPpt konseling agama
Ppt konseling agama
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 8 done
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Hubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan KebudayaanHubungan Agama dan Kebudayaan
Hubungan Agama dan Kebudayaan
 
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
Dialog Kekatolikan dengan Kepercayaan Lokal - Presentasi SGKI - STF Driyarkar...
 
Xii simbolisme dan pluralisme
Xii simbolisme dan pluralismeXii simbolisme dan pluralisme
Xii simbolisme dan pluralisme
 
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama KristianEtika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
 
Membangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejatiMembangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejati
 
Agama dan manusia
Agama dan manusiaAgama dan manusia
Agama dan manusia
 

Similar to Tugas ilmu sosial dasar

9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
DinarDorotea
 
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
PPLMMuntilan
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
ilhamdwipurnomo
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Jimatul Arrobi
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1elhamidi
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
HehePangibulan2
 
Resume agama.docx
Resume agama.docxResume agama.docx
Resume agama.docx
mikailmehang
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas33335
 
Agama dan Masyarakat
Agama dan MasyarakatAgama dan Masyarakat
Agama dan Masyarakat
TheoMartinSantoso
 
Ids pertemuan 2
Ids pertemuan 2Ids pertemuan 2
Ids pertemuan 2
nablahganari
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaSabilul Maarifah
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiHary Ihsan
 
1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)
Erwin Line
 
ciri ciri kematangan beragama.pptx
ciri ciri kematangan beragama.pptxciri ciri kematangan beragama.pptx
ciri ciri kematangan beragama.pptx
julkiflimuhammad
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuVJ Asenk
 
Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan KepercayaanKonsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Atifah Ruzana Abd Wahab
 
FILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptxFILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptx
DandyesaArdana
 
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuModul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuAhmad Rouf
 

Similar to Tugas ilmu sosial dasar (20)

9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
 
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
9. MORALITAS KATOLIK (ppt).pptx
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
Agama islam kel.1
Agama islam kel.1Agama islam kel.1
Agama islam kel.1
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Resume agama.docx
Resume agama.docxResume agama.docx
Resume agama.docx
 
Bab ii tgas
Bab ii tgasBab ii tgas
Bab ii tgas
 
Agama dan Masyarakat
Agama dan MasyarakatAgama dan Masyarakat
Agama dan Masyarakat
 
Ids pertemuan 2
Ids pertemuan 2Ids pertemuan 2
Ids pertemuan 2
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di Indonesia
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)1. konsep agama (1)
1. konsep agama (1)
 
ciri ciri kematangan beragama.pptx
ciri ciri kematangan beragama.pptxciri ciri kematangan beragama.pptx
ciri ciri kematangan beragama.pptx
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
Sosiologi agama
Sosiologi agamaSosiologi agama
Sosiologi agama
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan KepercayaanKonsep Ketuhanan dan Kepercayaan
Konsep Ketuhanan dan Kepercayaan
 
FILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptxFILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptx
 
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nuModul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
Modul dan kurikulum pendidikan dakwah nu
 

Tugas ilmu sosial dasar

  • 2. PENDAHULUAN Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi). Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
  • 3. RUMUSAN MASALAH  1. Fungsi Agama dalam Masyarakat  2. Pelembagaan Agama  3. Agama, Konflik dan Masyarakat
  • 4. 1. Fungsi Agama dalam Masyarakat Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yang selalu dipelajari, yaitu :  KEBUDAYAAN  SISTEM SOSIAL  KEPRIBADIAN
  • 5. KEBUDAYAAN  Fungsi agama dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah, bahwa kebudayaan itu berwujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas- aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, setiap saat mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan, bersifat kongkret terjadi di sekeliling.
  • 6. SISTEM SOSIAL  Fungsi agama di bidang sosial adalah fungsi penentu, di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa mayarakat maupun dalam kewajiban- kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
  • 7. KEPRIBADIAN  Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua di mana pun tidak mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut harus beribadat dengan kontinyu dan teratur, membaca kitab suci dan berdoa setiap hari, menghormati dan mencintai orang tua, bekerja keras, hidup secara sederhana, menahan diri dari tingkah laku yang tidak jujur, tidak berbuat yang senonoh dan mengacau, tidak minum- minuman keras, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, dan tidak berjudi. Maka perkembangan sosialnya terarah secara pasti serta konsisten dengan suara hatinya.
  • 8. Dimensi Komitmen Agama Masalah fungsionalisme agama dapat dinalisis lebih mudah pada komitmen agama, menurut Roland Robertson (1984), diklasifikasikan berupa keyakinan, praktek, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.
  • 9.  a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.  b. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata. Ini menyangkut, pertama, ritual, yaitu berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, dan perbuatan mulia. Kedua, berbakti tidak bersifat formal dan tidak bersifat publik serta relatif spontan.  c. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan, meskipun singkat, dengan suatu perantara yang supernatural.  d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.  e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.
  • 10. 2. Pelembagaan Agama Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama.
  • 11. Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam Masyarakat Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) : a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang. c. Masyarakat - masyarakat industri sekular.
  • 12. a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sakral. Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya : 1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam system nilai masyarakat secara mutlak. 2. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.
  • 13. b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang. Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi dari pada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap masyarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
  • 14. c. Masyarakat - masyarakat industri sekular. Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian - penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian - penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan - kebiasaan agama peranannya sedikit.
  • 15. 3. Agama, Konflik dan Masyarakat  Contoh : Konflik Islam dengan Kristen Konflik ini pada awalnya diilhami oleh kepercayaan bahwa Islam memandang Nasrani sebagai agama kafir karena mempercayai Yesus sebagai anak Allah, padahal dalam ajaran Islam Nabi Isa (Yesus) merupakan nabi dan bukanlah tuhan. Konflik ini pada awalnya hanya pada tataran kepercayaan saja, namun ketika unsur politis, ekonomi, dan budaya masuk, maka konflik yang bermuara pada pecahnya Perang Salib selama beberapa abad menegaskan rivalitas Islam-Kristen sampai sekarang. Konflik itu sendiri muncul ketika Agama Kristen dan Islam mencapai puncak kejayaannya berusaha menunjukkan dominasinya. Ketika itu Islam yang berusaha meluaskan pengaruhnya ke Eropa, mendapat tantangan dari Nasrani yang terlebih dahulu ada dan telah mapan. Puncak pertempuran itu sebenarnya terjadi ketika perebutan Kota Suci Jerusalem yang akhirnya dimenangkan tentara salib. Sebagai balasan, Islam kemudian berhasil merebut Konstatinopel yang merupakan poros dagang Eropa-Asia pada saat itu.
  • 16. KESIMPULAN Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi, dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf. Bukti di atas sampai pada pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan ultimate. Kemudian, pada urutannya agama yang diyakininya merupakan sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali kepada konsep hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan sosial, dan individu dengan masyarakat seharusnyalah tidak bersifat antagonis.