1. Etika dalam agama Hindu dikenal dengan istilah Susila yang berarti tingkah laku yang baik.
2. Ada beberapa ajaran etika utama dalam agama Hindu seperti Panca Yama Brata, Panca Niyama Brata, dan Tri Hita Karana.
3. Kitab yoga sutra Patanjali mengajarkan pentingnya pengendalian diri untuk mencapai tujuan yoga melalui praktek dan teori.
3. Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai suatu
pedoman dalam berprilaku dalam bermasyarakat bagi seseorang
terkait dengan sifat baik dan buruk .
PENGERTIAN ETIKA
4. PENGERTIAN ETIKA
Menurut Beberapa Ahli:
James J.Spilalane SJ
Etika adalah mempertimbangkan atau
memperhatikan tingkah laku manusia
dalam mengambil suatu keputusan
yang berkaitan dengan moral
Prof. DR Franz Magnis Suseno
Etika merupakan suatu
ilmu yang memberikan
arahan ,acuan dan pijakan
kepada tindakan manusia
Soergarda Poerbakawatja
Etika merupakan sebuah filsafat yang
berkaitan dengan nilai-nilai, tentang
baik dan buruknya tindakan dan
kesusilaan
5. KLASIFIKASI ETIKA
Etika Deskritif
Etika yang
menerangkan apa
adanya tanpa
memberikan
penilaian terhadaf
objek yang diamati.
Etika Normatif
Etika yang
mengemukakan
suatu penilaian mana
yang bauik dan buruk
dan apa yang
sebaiknya dilakukan
oleh manusia.
Etika Individual
Etika yang obyeknya
manusia sebagai
individualis,
berkaitan dengan
makna dan tujuan
hidupmanusia.
Etika Sosial
Etika yang
membicarakan
tingkah laku manusia
sebagai mahluk
social dan hubungan
interaksinya dengan
manusia lain, baik
dalam lingkup
terkecil, keluarga
hingga yang terbesar
bernegara.
6. • Dalam hal ini maka etika dalam
agama Hindu dikatakan sebagai
ilmu yang mempelajari tata nilai
tentang baik dan buruknya suatu
perbuatan manusia, mengenai
apa yang harus dikerjakan dan
apa yang harus ditinggalkan,
sehingga tercipta kehidupan
yang rukun dan damai.
PENGERTIAN ETIKA DALAM AGAMA HINDU
Didalam Agama Hindu etika
dinamakan Susila, yang berasal
dari dua suku kata Su dan Sila
berarti :
Su berarti baik
Sila berarti kebiasaan
atau tingkah laku
Jadi Susila berarti
tingkah laku manusia
yang baik
7. 1. Panca Yama Brata
2. Panca Niyama Brata
3. Dasa Yama Brata
4. Dasa Niyama Brata
5. Catur paramita
6. Tri Hita Karana
7. dll
BEBERAPA AJARAN ETIKA DALAM AGAMA HINDU
• Tri Kaya Parisudha:
Tiga Perbuatan yang harus disucikan
• Manacika Parisudha:
Pikiran yang harus disucikan
• Wacika Parisudha:
Perkataan yang harus disucikan
• Kayika Parisudha:
Perbuatan yang harus disucikan
8. • Pengendalian Diri dan Etika dalam Yoga
• Susunan dan isi kitab Yogasutra Patanjali
• Yoga adalah salah satu sad darsana, yaitu enam sistim filsafat India,
• Keenam sistim filsafat ini ialah :
• Nyaya
• Pembangunannya ialah Gotama.
• Isinya ialah filsafat logika
• Vaisesika
• Pembangunannya ialah Kanāda.
• Vaisesikka mengajarkan tentang pengetahuan yang menuntun orang untuk
realisasi sang diri.
• Sāmkhya
• Menurut tradisi yang mula-mula mengajarkan ialah Kapila. Isinya tentang
proses perkembangan kejadian alam semesta.
• Yoga
• Pendirian Patanjali.
• Yoga mengajarkan latihan mengendalikan badan dan pikiran untuk
mencapai tujuan terakhir yang disebut Semadi
PENGENDALIAN
DIRI DAN ETIKA
MENURUT KITAB
YOGA SUTRA
PATANJALI
9. • Mimamsa
• Pendirinya ialah Jaimini.
• Mengandung ajaran tentang bagian-bagian awal Weda. Ia mengajarkan
dasar-dasar ajaran dharma dan lebih menekankan tentang ritual dan etika
dari ajaran filsafat.
• Vedānta
• Vedānta artinya akhir Veda.
• Ajaran ini juga disebut uttara Mimamsa Vedanta merupakan puncak filsafat
India yang berdasarkan atas ajaran Upanisad. Pokok ajaran Vedanta ialah
hubungan antara Tuhan dengan dunia antara ātma dan paramātma.
• Sūtra ajaran yoga yang tertua ialah Patañjali yoga sutra. Kitab sutra dibagi
atas 4 bab mengandung 194 sūtra. Pembagian sūtra-sūtra itu serta
masalah yang diajarkan adalah seperti berikut :
• Bab I mengajarkan teori yoga, terdiri dan 51 sūtra
• Bab II mengajarkan tentang praktek yoga, terdiri dari 55 sūtra.
• Bab III mengajarkan tentang cara mencapai tujuan yoga. Sūtranya 54 buah.
• Bab IV adalah ajaran tentang kelepasan. Sutranya 34 buah.
10. • Ajaran-ajaran yoga itu bukanlah ajaran teori belaka namun teori dan praktek.
Tidak ada gunanya ajaran yoga itu hanya diapalkan saja. Faedahnya baru
akan terasa setelah dilaksanakan.
• Ajaran yoga yang diuraikan dalam Patanjali yoga sutra tergolong ajaran raja
yoga. Ada lagi yoga yang lain yaitu hatha yoga. Hatha yoga menuntut orang
mendapatkan kesehatan jasmani melalui latihan-latihan asanas. Jenis-jenis
latihan asanas dapat kita baca dalam Ghrandasamhita sebuah naskah hatha
yoga dalam bahasa Sanskerta.
• Pengendalian diri dari ajaran etika.
• Beberapa Sloka dalam Yoga Sutra Patanjalai
• Di dalam Patanjali yoga sutra menyebutkan :
• Yogascitta vrtti nirodhah
• (Ys.1.1)
• Terjemahan :
• Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam
pikiran. Dan sutra ini nyata-nyata menunjukkan gelombang-gelombang
pikiran itu harus dikendalikan. Pengulas ajaran yoga mengendalikan pikiran
itu sebagai danau dan ātma sebagai dasar itu. Bila gelombang-gelombang
itu tak henti-hentinya mengempas-empas di danau itu maka dasar danau itu
yaitu sang pribadi tak akan dijumpai karena airnya keruh. Maka itu yoga
mengajarkan ajaran pengendalian diri itu untuk menjernihkan pikiran serta
membebaskannya dari belenggu suka duka duniawi.
11. • Dengan melaksanakan bagian-bagian ajaran yoga itu maka noda-noda
yang mencemarkan pikiran itu berangsur-angsur menghilang dari
kesadaran bathin akan terang bercahaya menuntut orang pada
kesadaran berwiweka. Hal ini dinyatakan oleh yogasutra sebagai berikut :
• Yogangganustanadasuddhi ksaye jnanadiptiraviveka khyateh.
• (Ys. 111.28).
• Terjemahan :
• Dengan melaksanakan terbagai-bagai bagi-bagian ajaran yoga, maka
ketidaksucian; itu akan hilang dan kesadaran bathin, itu akan bersinar
cemerlang untuk berwiweka.
• Kalau kita perhatikan baik-baik, maka ternyata ajaran yoga mengajarkan
agar orang-orang mulai mengendalikan diri dari tinadakan-tindakan lahir
berangsur –angsur kemudian mengendalikan pikiran.
• Tentang hal ini Sri Swami Chidananda menyebutkan :
• Setiap orang mengetahui bahwa tindakan-tindakan lahir (physical) action
membawa pengaruh yang besar pada alam pikiran. Anda dapat
memikirkan kesukaan tertentu, namun kejutan besar yang dapat terjadi
ialah bila kesukaan itu benar-benar dilakukan. Kejutan yang terjadi
karena hanya membayangkannya akan jauh lebih kecil dari pada kejutan
yang terjadi karena tindakan nyata. Suatu tindakan akan terjadi suatu
endapan angan yang nyata dan akan merangsang dirinya lebih hebat dari
pada memikirkan dan membayangkannya.
12. • Beberapa Sloka tentang Etika dalam Bhagawad Gita
• Bhagavādgita menerima ajaran triguna yaitu Sattwam, rajas,
tamas seperti samkhya sebagai unsure-unsur kecenderungan
sifat-sifat manusia. Demikianlah diterangkan bahwa sattwa adalah
sifat kebajikan, rajah sifat kerakusan dan tamas sifat malas.
• Sattvāt samjāyate jñānam,
• rajaso lobha eva ca
• pramādamohau tamaso
• bhavato jñānam eva ca
• (Bh.G.XIV.17)
• Terjemahan :
• Dari sattwa timbullah kebajikan
• dari rajas timbul kerakusan,
• dari tamas timbul kemalasan,
• juga kekacauan dan kebodohan
13. • Dengan adanya sifat-sifat diatas manusia
berada dalam keadaan bahagia, terlibat
dalam belenggu kegiatan hidup atau jatuh
dalam kebingungan.
• Sattvam sukhe samjayati,
• rajah karmāni bhārata,
• jñānam arritya tu namah,
• pramāde sanjayati uta.
• (Bh.G.XIV.9
• Terjemahan :
• Sattwa mengikat seseorang dengan
kebahagiaan, rajas dengan kegiatan,
tamas mennutupi budi pekerti, Oh Arjuna,
mengikat dengan kebingungan.
• Mau tak mau manusia harus menerima ikatannya
seperti tersebut di atas dalam bentuk kesucian, duka
atau kebodohan.
• Karmanah sukritasyā ‘huh,
• Sāttvikam nirmalam phalam,
• rajas as tu phalam dukham,
• ajñānam tamash phalam.
• Bh.G.XIV.16)
• Terjemahan :
• Dikatakan bahwa hasil perbuatan sattwika ialah
kebajikan yang suci nirmala, hasil dari rajasa ialah
duka, sedangkan hasil dari tamasa adalah kebodohan.
14. • Lebih lanjut Bhagavidgita menguraikan ciri-ciri masing-masing guna itu
bila berpengaruh pada diri pribadi seseorang sebagai berikut :
• Sarvadvāresu dehesmin,
• prakāsa upajayate,
• jnanam yada tada vidyād,
• vivriddham sattwam ity uta.
• (Bh.G.XIV.11)
• Terjemahan :
• Bila cahaya ilmu pengetahuan menembusi semua pintu gerbang badan,
maka dikatakan sattwalah yang tambah berkuasa.
• Lobhah pravrittir ārambhah karmanān asamah sprihā,
• Rajasy etāni jayānte vivriddhe bhāratarsabha.
• (Bh.G.XIV.12)
• Terjemahan :
• Serakah, giat dalam berusaha,
• kegelisahan dan kerinduan merajalela,
• apabila rajas tambah berkuasa,
• wahai banteng diantara keturunan Bharata.
15. • Aprakāso pravrittis ca pramādo moha eva ca,
• tamasy jāyante,
• vivriddhe kurunandana.
• (Bh.G.XIV.13)
• Terjemahan :
• Kegelapan, kelesuan, kebodohan,
• dan kekacauan timbul apabila
• tamas yang tambah berkuasa,
• wahai kesayangan diantara keluarga Kuru.