Manusia adalah makhluk biologis, psikologis, dan sosial yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah sebagai hamba-Nya. Agama merupakan bagian integral dari kehidupan manusia yang tumbuh dari rasa ketergantungan terhadap kekuatan gaib.
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Materi Hakikat Manusia Menurut Islam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
1. Konsep Manusia
2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain
3. Eksitensi dan Martabat Manusia
4. Tujuan Penciptaan Manusia
5. Fungsi, Peranan yang Diberikan Allah kepada Manusia
6. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifah
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Materi Hakikat Manusia Menurut Islam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
1. Konsep Manusia
2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain
3. Eksitensi dan Martabat Manusia
4. Tujuan Penciptaan Manusia
5. Fungsi, Peranan yang Diberikan Allah kepada Manusia
6. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifah
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
4. Pengertian Manusia dalam Alqur’an
Istilah kunci yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan
Kata kata basyar, al-insan, dan ann-nas.
• Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia
sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat
biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
• Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalamAl-Qur’an yang dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori. Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-
Ahzab [3]:72), kedua al-insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia
misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij [70]:19-21) dan ketiga al-insandihubungkan
dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr
[15]:28-29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan
spiritual.
• Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al-Qur’an mengacu kepada manusia sebagai
makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal
sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah [2]:8)
Dari uraian ketiga makna untuk manusia tersebut, dapatdisimpulkan bahwa manusia adalah
Mahkluk biologis,psikologis dan sosial. Ketiganya harus dikembangkan dan diperhatikan hak
Maupun kewajibannya secara seimbang dan selalu berada dalam hukum-hukum yang berlaku
(sunnatullah)
5. Tujuan Penciptaan Manusia
• Kata “Abdi” berasal dari kata bahasa Arab yang
artinya memperhambakan diri, ibadah
(mengabdi/memperhambakan diri). Manusia
diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-
Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit
pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat
pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat,
puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian
yang dikandung oleh kata memperhambakan
dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai
dengan kehendak dan kesukaann (ridha) Nya dan
menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.
6. Fungsi dan Kedudukan Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang
keluar dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab
suci Al-Qur’an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah
menjadikan manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini
dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS Al-An’am [6]:165
dan QS Al-Baqarah [2]:30) di sisi Allah menganugerahkan kepada manusia
segala yang ada dibumi, semula itu untuk kepentingan manusia (ia
menciptakan untukmu seluruh apa yang ada dibumi ini. QS Al-Baqarah [2]:29).
Maka sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia
sebagai makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinyakepada Allah
Swt.
Untuk mempertahankan posisi manusia tersebut, Tuhan menjadikan
alam ini lebih rendah martabatnya daripada manusia. Oleh karena itu,
manusia diarahkan Tuhan agar tidak tunduk kepada alam, gejala alam (QS Al-
Jatsiah [45]:13) melainkan hanya tunduk kepada-Nya saja sebagai hamba Allah
(QS Al-Dzarait [51]:56). Manusia harus menaklukanya, dengan kata lain
manusia harus membebaskan dirinya dari mensakralkan atau menuhankan
alam.
8. HAKEKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
3. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
4. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
5. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
6. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.
7. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
8. Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban,
mencari jwaban berarti mencari kebenaran.
9. Hakikat Manusia Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya
yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan
penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai cikal
bakal manusia, yang melakukan dosa dengan melanggar
larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan
dari surga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada
hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru
memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang
dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci
dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati
rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan
kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia
diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya
adalah berpembawaan baik (positif, haniif).
11. Pengertian Agama
Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam bahasa
Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari arti bahasa (etimologi)
agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap ditempat,
diwarisi turun temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara lain
menguasai, memudahkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
Secara istilah (terminologi) agama, seperti ditulisoleh Anshari bahwa
walaupun agama,din, religion, masing-masing mempunyai arti etimologi sendiri-
sendiri, mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri, namun dalam
pengertian teknis terminologis ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama,
yaitu:
a. Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan)
atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia;
b. Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang
dianggapnya Maha Mutlak tersebut.
c. Di samping merupakan satu sistema credo dan satu sistema ritus, agama juga
adalah satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan
manusia sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan
sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaktub diatas.
12. Syarat-Syarat Agama
1. Percaya dengan adanya Tuhan
2. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan
hidup umat-umatnya
3. Mempunyai tempat suci
4. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai
panutan
5. Mempunyai hari raya keagamaan
13. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari
beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar
tanpa ada keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia
dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan
antarumat beragama sesuai dengan ajaran agam.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman
keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara
pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
14. Fungsi Agama
Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
· Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan manusia.
· Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
· Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
· Pedoman perasaan keyakinan
· Pedoman keberadaan
· Pengungkapan estetika (keindahan)
· Pedoman rekreasi dan hiburan
· Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari
suatu agama
16. Karakteristik agama
Karakteristik agama dalam kehidupan manusia seperti halnya
bangunan yang sempurna. Seperti dalam salah satu sabda nabi
Muhammmad,bahwa beliau adalah penyempurna bangunan agama
tauhid yang telah dibawa oleh para nabi dan rosul sebelum
kedatangan beliau.
Adapun karakteristik agama pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Agama adalah suatu sistem tauhid atau sistem
ketuhanan(keyakinan) terhadap eksistensi suatu yang
absolut(mutlak), diluar diri manusia yang merupakan pangkal
pertama dari segala sesuatu termasuk dunia dengan segala isinya.
2. Agama merupakan sistem ritual atau peribadatan(penyembahan)
dari manusia kepada suatu yang absolut.
3. Agama adlah suatu sistem nilai atau norma (kaidah) yang menjadi
pola hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola
hubungan dengan ciptaan lainnya dari yang absolut
18. HUBUNGAN AGAMA DENGAN
MANUSIA DALAM KEHIDUPAN
• Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan
dari kehidupan dan sistem budaya umat manusia. Sejak awal manusia
berbudaya, agama dan kehidupan beragama tersebut telah menggejala
dalam kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk dari semua
perilaku budayanya. Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan
berkembang dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan
goib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka. Mereka
harus berkomunikasi untuk memohon bantuan dan pertolongan kepada
kekuatan gaib tersebut, agar mendapatkan kehidupan yang aman, selamat
dan sejahtera. Tetapi “apa” dan “siapa” kekuatan gaib yang mereka
rasakan sebagai sumber kehidupan tersebut, dan bagaimana cara
berkomunikasi dan memohon peeerlindungan dan bantuan tersebut,
mereka tidak tahu. Mereka hanya merasakan adanya da kebutuhan akan
bantuan dan perlindunganya. Itulah awal rasa agama, yang merupakan
desakan dari dalam diri mereka, yang mendorong timbulnya perilaku
keagamaan. Dengan demikian rasa agama dan perilaku keagamaan
(agama dan kehidupan beragama) merupakan pembawaan dari kehidupan
manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia.
19. Kesimpulan
Manusia hakikatnya adalah makhluk biologis,
psikolsogi dan sosial yang memiliki dua predikat
statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah dan
fungsinya didunia sebagaikhalifah Allah), mengantur
alam dan mengelolanya untuk mencapai
kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam
masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada
sunnatullah. Rasa agama dan perilaku keagamaan
(agama dan kehidupan beragama) merupakan
pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan
istilah lain merupakan “fitrah” manusia.