SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
TUGAS TEOLOGI PERJANJIAN BARU 2
              ETIKA KRISTEN
   Dosen Pengampu: Bapak Yusak Setianto




                     Oleh:


        Christian Reynaldi (Teologi 2010)
         Julianto Sinurat (Teologi 2010)
      Rony Alexander Purba (Teologi 2010)
          Yefta El Natan (Teologi 2010)




                Program Sarjana
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA
                   JAKARTA
                      2013
PENDAHULUAN
    Etika Kristen menyelidiki bagaimana seharusnya orang Kristen berperilaku sebagai orang
yang telah diperbaharui dalam Kristus (memperoleh pembenaran dan pengudusan). Yang
menjadi sejumlah kesulitan adalah bagaimana nilai-nilai ini berlaku hingga kerajaan yang akan
datang? Etika Kristen bersifat teologis, yang hanya dapat dimengerti setelah menerima anugerah
keselamatan dari Allah artinya adalah hanya orang yang telah percaya kepada Kristus saja yang
dapat mengerti.
    Secara garis besar, Etika Kristen dibedakan menjadi dua yaitu: Etika Pribadi (hanya
berhubungan perseorangan) dan Etika Sosial (berhubungan dengan orang lain di sekitarnya).
Dalam makalah ini, Etika Kristen akan dibahas lebih banyak ke dalam perspektif Paulus sebab:
(1) Paulus menulis 13 (14 jika Ibrani dianggap sebagai tulisan Paulus) dari 27 kitab dalam
Perjanjian Baru (selanjutnya akan disebut PB). Artinya hampir setengah PB ditulis Paulus. (2)
Paulus memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci Perjanjian Lama (selanjutnya akan disebut PL –
lih. dalam Flp. 3:3-6) dan budaya Helenisme yang kuat1. Oleh karena itu akan lebih mudah
mempelajarinya dalam tulisan-tulisan Paulus sebab Yesus sendiri dan rasul-rasul tidak berfokus
kepada etika secara langsung sedangkan Paulus banyak berhadapan dengan masalah-masalah
perilaku jemaat-jemaat yang telah dirintisnya.
A. Sumber-Sumber Etika Paulus
   Dari mana Paulus mendapat sumber-sumber pengajaran tentang etikanya? Menurut George
Eldon Ladd dalam bukunya Teologi Perjanjian Baru 2, ada tiga sumber utama pemikiran etika
Paulus yaitu:
    A. Perjanjian Lama
           Tidak diragukan bahwa Paulus memiliki pemahaman yang cukup kuat tentang
       Perjanjian Lama. Walaupun Paulus dengan tegas mengemukakan bahwa Taurat telah
       berakhir bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Rom. 10:4) namun ia tetap menganggap
       Perjanjian Lama sebagai wahyu mengenai kehendak Allah. Sehingga dalam beberapa
       tulisannya, Paulus menunjukkan beberapa perintah khusus dalam Dekalog yang digenapi
       oleh orang Kristen melalui kasih (Rom. 13:8-10) dan beberapa perintah lain seperti
       mengasihi ayah dan ibu (Ef. 6:2). Perlu tetap diperhatikan bahwa Paulus tidak pernah
       menggunakan Perjanjian Lama atau Taurat khususnya, sebagai patokan umat Kristen.
       Taurat dilakukan dilihat dari sudut pandang manusia baru dalam Kristus.
    B. Pemikiran Helenistis
           Paulus menggunakan beberapa pemikiran Helenistis (Yunani) namun ada penggunaan
       yang berbeda dengan orang-orang Yunani. Contoh: ada konsep biasa dalam Helenisme:
       “kemerdekaan” (eleutheria) dan “kepuasan” (autarkeia). Orang Kristen dikatakan

1
  Lih. Kis. 22:25 bahwa Paulus adalah warga negara Rum dan dalam masa PB, ajaran maupun kebudayaan
helenisme kuat sekali. Adanya pemikiran helenisme dalam tulisan-tulisan Paulus dapat kita lihat dalam sejumlah
tulisan dalam surat-suratnya yang memakai istilah helenisme. Untuk lebih lanjut, silahkan lihat dalam bagian
“SUMBER-SUMBER PEMIKIRAN ETIKA KRISTEN PAULUS” sub bagian Pemikiran Helenisme.
merdeka adalah orang yang menjadi hamba Kristus (Rom. 8:36) sedangkan kepuasan
          bukan berarti kepuasan pribadi tetapi puas karena pemeliharaan Allah (Flp. 4:7). Contoh
          yang lain adalah “kata hati” (suneidesis). Secara khusus, Paulus setuju bahwa manusia
          memiliki unsur dalam dirinya yang mampu menilai apakah perilakunya benar atau tidak.
          Namun sekali lagi yang membedakan dalam konsep Paulus dengan konsep Helenistik
          yaitu: sekalipun semua manusia memiliki kata hati namun itu tetap tidak bisa menuntun
          orang Kristen ke dalam cara hidup yang benar – sama seperti kegagalan orang Israel
          dengan hukum Taurat – kalau tidak melalui Kristus (bnd. Gal. 2:16).
       C. Pengajaran Yesus
              Dalam beberapa kasus, Paulus menggunakan perkataan Tuhan (Yesus) untuk
          menjawab persoalan etis, misalnya: perkara perceraian (1 Kor. 7:10-11), bantuan bagi
          pekerja Kristen (1 Kor. 9:14), dll. Beberapa ajaran Yesus juga dikutip secara tidak
          langsung oleh Paulus, contoh: Rom. 12:14 bnd. Mat. 5:44 (tentang mengasihi musuh).
          Dari sini jelas sekali bahwa banyak kesejajaran antara etika Paulus dan Yesus; tidak ada
          pertentangan di antara keduanya2.
                                                           ISI
                                                  ETIKA PRIBADI
                                         Menurut Tulisan-tulisan Paulus
    Etika Paulus berangkat dari idebagaimana kehidupan baru yang telah diperoleh (karena
anugerah Kristus) seharusnya dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh
populer etika Kristen yang diajarkan oleh Paulus adalah: Gal. 5:22-23 (buah Roh); Flp. 4:8 (hal-
hal yang disebut kebajikan dan patut dipuji); Kol. 3:12-15 (hal-hal yang dikenakan oleh orang
Kristen).
A. Motivasi-Motivasi Perbuatan Etis
   Ada beberapa alasan/ motivasi mengapa seorang Kristen melakukan perbuatan-perbuatan
yang baik (etika yang baik) yaitu:
       A. Kasih
              Kasih adalah motivasi terpenting bagi orang-orang Kristen menunjukkan kualitas
          kehidupan mereka yang berkualitas. Sebab kasih adalah hukum Kristus (Gal. 6:2) dan
          dalam kasih tuntutan hukum Taurat dipenuhi serta kasih adalah karunia Roh yang paling
          harus dikejar oleh orang Kristen (1 Kor. 13-14:1). Kasih kepada sesama inilah yang
          melatarbelakangi kebebasan pribadi setiap orang Kristen. Sebagai contoh adalah tentang
          kebebasan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada penyembahan berhala.
          Paulus dengan tegas menyatakan bahwa larangan memakan makanan tersebut bukan agar




2
    Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2011), 272.
keselamatan hilang tetapi agar tidak menyinggung perasaan orang Kristen lainnya 3 (Rom.
         14:2-4 bnd. Kis. 15:20).
             Dapat kita lihat juga kasih kepada sesama banyak ditekankan dalam Surat 1 Yohanes.
    B.   Meneladani Kristus (Imitatio Christi)
             Terdapat sejumlah acuan dari Paulus dalam memakai keteladanan Kristus sebagai
         motivasi etika. Dalam 1 Kor. 11 mengacu kepada pelayanan dari Kristus [dan Paulus]
         yang penuh pengorbanan (bnd. Flp 2:5-8 – pengorbanan yang karena ketaatan kepada
         Bapa). Dalam 1 Tes. 1:6, teladan Kristus yang diikuti adalah setia dalam penindasan yang
         berat. Memang Paulus tidak mengangkat kehidupan Yesus di bumi sebagai standard
         moral yang tinggi namun Ia harus diteladani dalam kasih-Nya yang tak menonjolkan diri
         dan dalam menyerahkan diri-Nya untuk menderita dan mati4.
    C.   Persatuan dengan Kristus
             Persatuan dengan Kristus menuntuk orang Kristen untuk hidup dengan cara tertentu.
         Paulus mengungkapkan dengan baik gagasan penyatuan ini di dalam peristiwa baptisan.
         Baptisan dipandang sebagai representasi bahwa orang Kristen telah hidup di dalam iman
         – di luar iman adalah mati – sehingga sudah sepantasnya melakukan cara hidup yang baru
         di dalam Tuhan5. Jemaat telah mati terhadap hawa nafsu dan perbuatan daging ketika
         mati, dikuburkan, dan bangkit bersama Kristus (rom 6:4 bnd. Ef. 2:3,10).
    D.   Berdiamnya Kristus
             Berdiamnya Roh dan Kristus di dalam diri orang-orang percaya memampukan orang
         Kristen untuk melakukan semua Taurat secara benar (Rom. 8:3-4, 13:10; Gal. 5:14)6.
         Walau demikian tidak dapat dikatakan bahwa Roh adalah penolong spontan sebab dalam
         Gal. 5:25 Paulus menyampaikan bahwa orang yang hidup oleh Roh harus tetap dipimpin
         oleh Roh. Tetap ada pertempuran dengan keinginan daging yang harus dimenangkan oleh
         orang Kristen namun kali ini dengan pertolongan dari Roh.
    E.   Pengudusan
             Procksch mengemukan bahwa kekudusan dalam Perjanjian Baru tidak menunjukkan
         perilaku etis, melainkan kondisi ketidakberdosaan7. Misalnya: anak-anak dari pernikahan
         campur adalah kudus karena salah satu dari orang tua mereka yang percaya [kepada
         Kristus] (1 Kor. 7:14). Ide pokok tentang pengudusan adalah soteriologis sebelum
         menjadi konsep moral. Pengudusan tidak menunjukkan pertumbuhan dalam perilaku

3
  Mereka ini yang menolak makanan yang dipersembahkan kepada berhala dapat dikatakan sebagai Kristen yang
lemah imannya (Rom. 14:1) atau juga orang Kristen Yahudi (Kis. 15:20).
4
  Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru 2 (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 296-297.
5
  Paulus mengatakan bahwa dirinya tidak akan melacurkan dirinya yang telah dipersatukan dengan Kristus kepada
perempuan-perempuan pelacur (1 Kor. 6:15). Hal ini digunakan untuk menjawab misbelief orang-orang di Korintus
yang tersesat oleh pengaruh gnostik. Mereka berpikiran bahwa apapun yang dilakukan tubuh, termasuk perbuatan
jahat, tidak akan berpengaruh pada roh sebab roh adalah baik. Bnd. Ladd, George Eldon, Op. Cit., 297.
6
  Walau Paulus menegaskan bagi siapa yang ada dalam Kristus, Taurat telah mati (Rom. 10:4) namun ia tetap
memandang bahwa ada Taurat yang bersifat sebagai wahyu tetap Allah. Inilah yang harus dilakukan oleh orang
Kristen namun dengan “pemampuan dari Roh Kudus.” Bnd. Ladd, Gerorge Eldon, Op. Cit., 299.
7
  Ladd, George Eldon. Op. Cit., 301.
moral, melainkan kebenaran pengudusan. Di sini manusia yang berdosa (Yahudi atau non
      Yahudi, budak atau orang merdeka – Gal. 3:28) diberikan anugrah pengudusan oleh
      Allah – dinyatakan layak! Tetap ada tanggapan manusia yang dituntut untuk hidup benar
      secara moral (2 Kor. 7:1) namun kali ini motivasinya adalah karena telah menerima
      “hadiah” pengudusan yang luar biasa mahalnya dari Tuhan.
   F. Eskatologi
          Semua orang baik yang sudah percaya maupun tidak, harus menghadapi pengadilan
      Allah (Rom. 14:10) dan Kristus (2 Kor. 5:10). Mesikpun orang Kristen tidak menerima
      roh perhambaan kepada ketakutan (Rom. 8:15), mereka didesak untuk “menyempurnakan
      kekudusan dalam takut akan Allah” (2 Kor. 7:1). Ada dua hal yang akan dibahas di sini
      yaitu mengenai pahala dan hukuman bagi orang-orang yang percaya. Mengenai pahala,
      Paulus menggunakannya sebagai motivasi pelayanan yang setia dan efektif. Mereka yang
      memiliki dasar yang layak sekalipun, namun jika mereka pelayanannya menghasilkan
      pekerjaan yang tak layak maka akan dibakar sekalipun tak dibuang dari Kerajaan Allah
      (1 Kor. 3:15).
          Ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa keselamatan dapat hilang.
      Memang George Eldon Ladd pun masih kesulitan dalam mengambil keputusan tentang
      hal ini. Misalnya kualifikasi orang yang tidak mewarisi Kerajaan Allah (Ef. 5:5)
      ditujukan kepada orang-orang Kristen. Dalam dalam 1 Kor. 9:27 bisa menjadi acuan
      ketakutan Paulus untuk ditolak dalam artian keselamatan.
   G. Indikatif dan Imperatif
          Perkara indikatif adalah penegasan terhadap apa yang telah dilaksanakan oleh Allah
      dalam memperkenalkan zaman yang baru sedangkan perkara imperative adalah nasihat
      untuk mempraktekkan kehidupan yang baru itu dalam kerangka dunia yang lama8.
B. Prinsip-Prinsip Etika Paulus
   1. Tidak sistematis.
          Semua surat-surat Paulus tidak ditulis dalam maksud yang teratur/ berusaha
      menyajikan suatu teologi yang sistematis melainkan Paulus berusaha menjawab
      persoalan-persoalan unik yang ada di tiap-tiap Jemaat yang disuratinya maupun kepada
      pribadi tertentu seperti: Timotius, Titus, dan Filemon. Walaupun demikian etika-etika
      Paulus sangat berisfat praktis dan tidak teoritis9, misalnya: perintah untuk mengasihi
      musuh (Rom. 12:14).
   2. Tidak bersifat asketis (pertarakan)
          Ada dua contoh di mana Paulus kelihatannya menggunakan prinsip asketis, yaitu:
      pernikahan dan harta milik. Mengenai pernikahan, Paulus memang tidak menikah namun
      ia tidak memerintahkan semua orang untuk mengikutinya, ia hanya menganjurkannya


8
  Ladd, George Eldon. Op. CIt., 308. Yang indikatif dengan mudah adalah anugrah keselamatan yang diberikan Allah
kepada manusia sedangkan imperatif adalah cara hidup baru yang dikehendaki ada dalam kehidupan orang
percaya.
9
  Guthrie, Donald. Op. Cit, 273.
saja10 (1 Kor. 7:1-2). Pernikahan bukanlah hal yang jahat (1 Kor. 7:28, 39). Paulus tidak
      pernah menolak pemberian uang untuk pelayanan Injil (Flp. 4:14) tetapi tetap kekayaan
      rohani dalam Kristus adalah yang terbaik (Flp. 3).
          Paulus sempat menegur orang Kolose karena menuruti ajaran dualistik yang berupaya
      meremehkan kesucian keinginan tubuh dengan peraturan-peraturan seperti: “jangan
      pegang, jangan raba, jangan sentuh.” Tampaknya mereka sangat mementingkan realitas
      rohani sehingga tubuh disiksa sedemikian rupa padahal semuanya (tindakan pertarakan)
      tetap hanya untuk memuaskan hidup duniawi (Kol. 2:23). Paulus tetap melihat pertarakan
      sebagai usaha manusia untuk memuaskan diri sendiri dan juga (mungkin) keangkuhan
      atas prestasi rohani. Seharusnya adalah ketundukan rohani dan kerendahan hati karena
      diselamatkan dalam Kristus.
   3. Tidak bersifat legalistik
          Paulus memang memandang bahwa Taurat itu kudus, benar, dan baik (Rom. 7:12)
      namun manusia tetap tidak bisa melakukannya dengan sempurna. Hanya dengan
      anugerah Allah yang telah membenarkan manusia maka manusia dapat melakukannya.
      Sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian Perjanjian Lama sebagai sumber etika
      Paulus, dia melihat bahwa Taurat tetap wahyu Allah dan perintah tersebut tetap harus
      dilakukan oleh orang Kristen namun kali ini dengan pengertian yang berbeda yaitu
      melalui bimbingan Roh.
   4. Dibimbing oleh Roh
          Etika Roh jauh mengungguli etika hukum sebab etika hukum hanya menghukum para
      pelanggar hukum sedangkan etika Roh memampukan orang-orang Kristen menyesuaikan
      akal budi mereka dengan norma dan sikap yang benar lalu melakukannya. Sebagaimana
      telah dikatakan di atas bimbingan Roh tidak hanya dengan spontan merubah manusia
      sebab Paulus melihat juga kelemahan-kelemahan manusia – tetap dituntut respon
      manusia. Sebab ada tertulis: “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah kita juga dipimpin oleh
      Roh,” (Gal. 5:25) artinya seseorang yang sudah menerima hidup dari Roh harus
      memutuskan bahwa dirinya akan dipimpin oleh Roh!
C. Kejahatan-Kejahatan yang harus dihindari
   1. Dosa-dosa seksual11
          Dosa ini terdiri dari percabulan, persetubuhan tak wajar (mungkin homoseks) [lih.
      Rom. 1:26; 1 Kor. 6:9]. Paulus membenci dosa seksual sebab baginya tubuh manusia
      adalah Bait Roh Kudus (1 Kor. 3:16; 6:19).
   2. Dosa dalam berbicara


10
   Guthrie, Donald. Op. Cit., 274 berpendapat bahwa mungkin saja Paulus terpengaruh oleh kepercayaannya
bahwa Kristus akan segera kembali (bnd. 1 Kor. 7:26, 29).
11
   Paulus menentang dengan tegas seksual untuk kepuasan pribadi sebab dalam sastra Yunani pra-Kristen,
hubungan seksual yang longgar (di luar perkawinan) tidak dinilai salah, tetapi dianggap biasa seperti halnya dengan
makan dan minum. Bnd. Scott, C. A. A. New Testament Ethics (CUP, 1948) dalam bukuTeologi Perjanjian Baru 2
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 282.
Dosa ini terdiri dari pengumpat, pemfitnah, sombong (Rom. 1:29), iri hati, amarah,
        kepentingan diri sendiri, bisik-bisikan, keangkuhan, kerusuhan (2 Kor. 12:20), silat kata,
        perselisihan, perceraian, cercaan, percekcokan (1 Tim. 6:5; Tit. 1:10), dan bercabang
        lidah (1 Tim. 3:8).
     3. Dosa sosial
            Dosa ini terdiri dari pencurian Ef. 4:28), materialisme, keserakahan, dan kemabukan
        (1 Kor. 5:11; Gal. 5:21). Dalam Kol. 3:5 (bnd. Ef. 5:5), keserakahan disamakan dengan
        penyembahan berhala sebab dorongan untuk memperoleh harta telah membuat seseorang
        menyembahnya bagaikan berhala.
     4. Dosa pementingan diri, terdiri dari tinggi hati, kecongkakan, sifat tidak bermurah hati,
        dan kelaliman.
                          Menurut Injil-Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul
A. Injil-Injil Sinoptis
    Bagi Yesus, perbuatan baik harus dilihat motifnya, jangan sampai ada kemunafikan karena
kemunafikan bersama dosa kedagingan (mis: zinah) karena itu dibenci-Nya. Yang penting adalah
watak (batin) karena watak menentukan perbuatan lahiriah.Siapa saja yang dalam hatinya
berikhtiar untuk melakukan apa yang tertulis dalam Kitas Suci, yang diperbuatnya pastilah benar.
    Ucapan-ucapan bahagia Yesus (Mat. 5:3-12; Luk. 6:20-23) di bukit hanya berlaku bagi
mereka yang menjadi murid-Nya sebab orang awam menilai berdasarkan hikmat sendiri. Ucapan
bahagi adalah penghiburan bagi kelompok orang-orang percaya namun diremehkan, misalnya
lemah lembut12, miskin [di hadapan Allah], menderita demi Kristus13, dan murah hati. Kerajaan
Allah bukan bagi orang yang kuat/ kaya dalam masyarakat tetapi memiliki watak yang baik.
Orang yang suci hatinya (Mat. 5:8) bukanlah orang yang bebas dari dosa tetapi orang yang
pikiran serta keinginannya disertai kesucian.
    Perbuatan baik yang wajib ada menurut Yesus adalah mengampuni (sama seperti Bapa
mengampuni – Mat. 6:14), rendah hati, dll. Namun yang terpenting adalah mengasihi Allah dan
sesama manusia sebab di dalamnya terdapat seluruh Taurat (Mat. 22:37-40; Mat. 12:29-31; Luk.
10:26-27). Yesus juga mengajukan sejumlah kejahatan yang harus dihindari: keserakahan14
kemunafikan, kedangigan (perbuatan zinah/ hasrat berzinah).
    Ada sejumlah patokan melakukan perbuatan-perbuatan moral menurut Injil-Injil Sinoptis:
    1. Kasih kepada sesama manusia, yang juga terhadap musuh sekalipun (Mat. 5:44). Di sini
        kita melihat kesejajaran dengan tulisan-tulisan Paulus.


12
   Orang yang lemah lembut adalah orang yang menolak keangkuhan danpenonjolan diri dengan memlih sifat yang
lebih lembut sebab kemenangan besar dan abadi dicapai melalui pelayanan yang lemah lembut kepada orang lain
dan bukan melalui kekuatan-kekuatan politiik atau ekonomi. Bnd. Guthrie, Donald. Op. Cit., 259.
13
   Yesus tidak pernah setuju bahwa orang-orang yang mengikut-Nya akan bebas dari penyiksaan-penyiksaan
namun Ia menyatakan kebahagiaan kepada mereka yang rela dianiyaya demi kebenaran. Bnd. Guthrie, Donald. Op.
Cit., 261.
14
   Keserakahan inilah yang terlihat dalam sikap orang kaya dalam Luk. 16:19-31. Jadi sebenarnya Yesus tidak
menganjurkan setiap orang untuk menjadi miskin.
2. Perbuatan dan sikap yang kita harus arahkan terhadap apa yang ingin orang lain lakukan
        (Mat. 7:12)
   3. Teladan Kristus
   4. Bertingkah laku sesuai dengan kedudukan yang baru yaitu sebagai anak-anak Allah
   5. Kebenaran yang harus ada, contoh: jika ya katakana ya, jika tidak katakan tidak; jangan
        bersumpah! (bnd. Mat. 5:33-37).
B. Kisah Para Rasul
        Kisah Para Rasul tidak membahas banyak hal tentang etika pribadi. Baginya, Roh Kudus
   terlihat sebagai pembimbing sebagaimana dalam tulisan Paulus. Kepenuhan Roh
   mendatangkan kebajikan-kebajikan tertentu, misalnya: hikmat (6:3) dan iman (6:5). Roh juga
   melakukan pengadilan moral, misalnya dalam kasus Ananias dan Safira (5:1-11) di mana
   bukan Jemaat yang dibohongi tetapi Roh sendiri dan Roh itulah yang menghukum.
   Prasangka Ras juga dibahas dalam peristiwa Kornelius (10).
                               Menurut Tulisan-Tulisan Yohanes
A. Injil Yohanes
       Yesus mengharapkan bahwa pengikut-pengikut-Nya harus menunjukkan terang-Nya
   sebab pengikut-pengikut Kristus yang melakukan perbuatan jahat tidak berbeda dengan
   pengikut-pengikut dunia (kosmos) (Yoh. 7:7). Oleh karena itu diperlukan ketaatan kepada
   kehendak Bapa (4:34; 5:30; 6:38; 7:17; 9:31) dengan kata lain adalah penyerahan diri.
   Terdapat kesamaan dengan etika Roh dari Paulus sebab akan adanya Roh Kudus yang
   membimbing dan mengingatkan tentang ajaran Yesus (14:26).
B. Surat-Surat Yohanes
       Surat 1 Yohanes sangat berpusat kepada kasih sebagai motivasi dan perbuatan yang
   benar-benar harus ada dalam kehidupan orang Kristen. Kesempurnaan kasih Allah terlihat
   dalam diri orang-orang yang menuruti firman Allah (1 Yoh. 2:5) dan kasih Allah dalam diri
   orang percaya harus ditunjukkan dalam kasih kepada sesama (1 Yoh. 3:11,14,23, 4:7,20).
   Hidup orang Kristen harus mengikuti teladan bagaimana Kristus hidup (1 Yoh. 2:6,29; 3:3).
   Jemaat harus mempunyai kasih juga masih ditekankan dalam 2 Yoh 6 dan berhati-hati
   terhadap ajaran-ajaran palsu (2 Yoh. 7).
C. Wahyu
       Wahyu menekankan ketekunan dari orang-orang percaya dalam penderitaan (bnd. 1:9;
   13:10; 14:12). Beberapa kejahatan yang harus dijauhi adalah zinah (2:14,21), ketakutan,
   ketidakpercayaan, kekejian, pembunuhan, sundal, sihir, persembahan berhala, dan dusta
   (21:8). Pengecut/ penakut yang dimaksud di sini adalah orang yang tidak berpendirian moral
   karena masa saat kitab ini ditulis adalah penganiyayaan, yang bisa saja menimbulkan
   kemurtadan. Ada juga nyanyian ejekan dalam Wahyu 18. Apakah ini berarti orang-orang
   Kristen boleh bersuka dalam kejatuhan musuh sementara Yesus dan Paulus justru
   mengajarkan mengasihi musuh (Rom. 12:14 bnd. Mat. 5:44)? Jika diperhatikan dengan baik,
   tidak ada nada kegembiraan di dalamnya tentang kejatuhan orang lain justru ada rasa tersiksa
   serta air mata dalam Wahyu 18.
Menurut Surat-Surat Umum
A. Surat Ibrani
       Konsep yang sangat kuat dalam surat Ibrani adalah kesetiaan, kesabaran,dan ketaatan.
   Kesetiaan sangat mutlak diperlukan sebab bahaya kemurtadan selalu menanti kepada orang
   yang menghujat Kristus (Anak Allah) dan Roh Kudus (10:29). Kesabaran di sini adalah
   ketabahan/ keteguhan dalam penderitaan15. Orang Kristen dituntut untuk melakukan
   pekerjaan yang baik dan menjauhi kejahatan, seperti: sundal, zinah (13:3), kikir (13:5).
B. Surat Yakobus
       Surat Yakobus mirip dengan ajaran moral para nabi, terutama mengenai etika sosial
   namun di sini juga akan dibahas etika pribadi yang ada. Orang yang berhikmat seharusnya
   memiliki watak-watak Kristus seperti: murni, pendamai, peramah, penurut, dan belas kasihan
   (3:13-18). Perkataan juga harus diperhatikan sebab lidah adalah sesuatu yang buas, tak
   terkuasai, dan penuh racun mematikan (3:8) yang dapat mengeluarkan berkat [jika
   dikendalikan di bawah kehendak Roh] atau kutuk (3:8). Mengenai harta kekayaan, Yakobus
   tidak bermasalah dengan harta tetapi cara memperolehnya yang melalui kecurangan dan
   mengorbankan hidup orang lain (5:4-6).
C. Surat Petrus dan Yudas
       Tidak ada yang menguraikan tentang kesetiaan dalam penderitaan selain 1 Petrus. Itulah
   ciri yang haris dimiliki orag Kristen (1 Ptr. 2:21). Ada juga kasih sayang, seia-sekata, dan
   seperasaan yang seharusnya dimiliki orang-orang Kristen (1 Ptr. 3:8-12). Surat 2 Petrus dan
   Yudas melawan pengajaran palsu yang meremehkan kesucian hidup. Orang Kristen harusnya
   menjauhi kecemaran-kecemaran (2 Ptr. 2:20 bnd. Yud. 4, 7, 10).
                                                  ETIKA SOSIAL
                                         Menurut Tulisan-tulisan Paulus
       Orang Kristen diserahi kewajiban sosial karena karya penyelamatan Allah dalam diri mereka.
PB tidak mendukung bahwa kepentingan pribadi diutamakan daripada kepentingan orang lain
(Gal. 6:2). Bahkan lingkungan pun harus dijaga sebab segala sesuatu pada akhirnya akan
dipersatukan di dalam Kristus, dan ini memberi martabat tersendiri pada alam semesta (Ef. 1:10).
A. Pekerjaan
           Semua pekerjaan adalah sama dan semuanya harus membantu pelayanan Allah (bnd.
       Paulus dalam Kis. 20:34; 1 Tes. 2:9) bahkan orang yang tidak bekerja tidak berhak meminta
       makan (2 Tes. 3:10). Etika Kristen mengharuskan seorang karyawan memberikan pelayanan
       terbaik (Kol. 3:23) terutama bila tuannya Kristen (1 Tim. 6:1). Demikian juga seorang
       majikan dapat menjadi teladan bagi majikan non-Kristen dalam hal perlakuan baik terhadap
       bawahan. PB juga mendukung adanya Sabat dalam pekerjaan (Ibr. 3 dan 4).
15
     Lihat makna hupomone dalam Ibr. 6:12 sebagai ketabahan dalam derita. Bnd. Guthrie, Donald, Op. Cit., 285.
B. Masalah kemiskinan
      Kemiskinan adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam Jemaat dan Jemaat diberikan
   tanggung jawab sosial terhadap kemiskinan (lih. Rom. 15:25; 1 Kor. 16:1-4). Sebab Yesus
   tidak menyukai irang yang menyalahgunakan kekayaan/ mempunyai pandangan yang salah
   (materialisme) terhadap kekayaan (Luk. 12:15). Namun, sekalipun sedekah diberikan, harus
   dilihat motivasinya agar tidak “sok pamer” (Mat. 6:2-4).
C. Keadilan
      Jemaat Kristen memang tidak bersifat demokrasi ataupun otokrasi tetapi teokrasi. Tetapi
   tetap ada hakim-hakim sekuler yang menjadi wakil-Nya agar tidak terjadi kekacauan (Rom.
   13:2-3). Bahkan dalam bidang apapun ada penguasa dan bawahan, termasuk keluarga (Kol.
   3:20-21) namun tetap harus ada keadilan. Kepatuhan Jemaat terhadap pemerintahan dapat
   dipatahkan jika kebijakan yang mereka buat berlawanan dengan iman Kristen.
D. Politik
      Jemaat tidak dilarang ikut serta dalam jajaran penguasa politik sebab mereka juga
   “pelayan Allah.” Tetapi penggunaan politik secara kekerasan untuk melakukan perbaikan
   dalam masyarakat dilarang tetapi hidup berdamai (Rom. 14:9). Mengenai pemerintahan,
   Paulus menguraikan bahwa kewajiban bagi orang-orang Kristen untuk tunduk kepada
   pemerintahan termasuk membayar pajak (Rom. 13:1-6 bnd. pengajaran Kristus tentang
   membayar pajak dalam Mat. 22:17-21).
E. Para Wanita
      Wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan wanita (Gal. 3:28) bahkan suami harus
   mengasihi istri (Ef. 5:25). Namun Paulus tetap mempertahankan ide tentang “subordinasi”
   (ketundukan) wanita terhadap pria. Dalam kasus khusus di Korintus, wanita harus
   mengenakan tudung kepala sebab itu adalah tanda ketundukannya kepada pria (1 Kor. 11:4)
   dan wanita tidak boleh berbicara dalam pertemuan jemaat (1 Kor. 14:34).
F. Perkawinan
      Yesus tidak mendukung pertarakan yang berlebihan dengan tidak menikah walaupun ia
   hidup membujang. Tetapi Yesus juga mendukung kesucian dalam perkawinan. Perceraian
   hanya dengan 2 syarat yaitu karena zinah (Mat. 19:9) dan bila pasangan tidak seiman
   meminta perceraian (1 Kor. 7:15). Tetapi bila pasangan tidak seiman tetap bertahan maka
tidak boleh bercerai sebab yang tidak seiman “dikuduskan” oleh yang seiman (1 Kor. 7:14).
       Hal penting lainnya adalah suami tidak boleh sewenang-wenang pada istri (1 Ptr. 3:7).
G. Perbudakan
           Latar belakang Perjanjian Baru mempunyai sejarah yang kelam tentang perbudakan
       sebab di Italia jumlah orang merdeka dengan para budak adalah satu berbanding tiga,
       sedangkan di Roma satu berbanding satu16. Budak harus patuh dan tunduk serta rajin dalam
       pekerjaan mereka (Kol. 3:22-25; Ef. 6:5-8) sedangkan tuan harus memperlakukan budak
       dengan penuh keadilan dan kepekaan (Kol. 4:1; Ef. 6:9). Dalam persektuan jemaat,
       pembedaan status sosial telah ditiadakan (1 Kor. 12:13; Gal. 3:28).
H. Hubungan antarsuku
          Ef. 2:11-16 memberitahu bahwa karya Kristus telah membuat dinding pemisah telah
       hancur dan Jemaat tidak boleh memandang sesamanya karena suku. Acuan bahwa Injil bagi
       segala bangsa (Mat. 28:19; Kis. 15:7; Why. 5:9) menghilangkan pendapat bahwa ada suku
       yang lebih unggul dari suku-suku lainnya.
                                                   PENUTUP
                                                  Etika Pribadi
    Etika pribadi berbicara dengan kuat mengenai tututan atau keharus – imperative karena
anugrah Allah dalam Kristus melalui Roh Kudus – indikatif17. Namun sekali lagi dengan
prespektif yang berbeda ketika melakukan Taurat dalam konteks Perjanjian Lama. Orang-orang
yang telah hidup baru harus tunduk kepada pimpinan Roh sebab Roh-lah yang memimpin hidup
orang-orang percaya (Gal. 5:25) – respons orang-orang Kristen tetap harus dituntut. Selain
pimpinan Roh, motivasi yang mendorong adalah kasih sebab kasih adalah yang terutama di
antara karunia-karunia Roh (1 Kor. 13-14:1) dan dalam kasih ada kegenapan Taurat.
    Persekutuan di dalam Kristus dan juga berdiamnya Kristus di dalam orang-orang Kristen
harus menjadi alasan juga melakukan perbuatan-perbuatan baik sebab bagaimanakah kita bisa
mengotori tubuh yang adalah Bait Roh Kudus (1 Kor. 3:16)? Kehidupan Kristen juga harus
dibedakan dengan pertapaan/ askese/ pertarakan sebab pertarakan walaupun baik kelihatannya
namun selain menyiksa diri, tujuannya adalah pemuasan kepentingan pribadi serta keangkuhan
atas prestasi rohani (bnd. Kol. 2:23).
                                                   Etika Sosial
   Orang Kristen diserahi kewajiban sosial karena karya penyelamatan Allah dalam diri mereka.
PB tidak mendukung bahwa kepentingan pribadi diutamakan daripada kepentingan orang lain
(Gal. 6:2). Bahkan lingkungan pun harus dijaga sebab segala sesuatu pada akhirnya akan

16
     Ladd, George Eldon. Op. Cit., 315.
17
     Ridderbos, Herman. Paulus: Pemikiran Utama Theologinya (Surabaya: Momentum, 2010), 266.
dipersatukan di dalam Kristus, dan ini memberi martabat tersendiri pada alam semesta (Ef. 1:10).
Yang paling penting di dalam etika sosial adalah kesetaraan dalam Jemaat seperti mengenai
perbudakan, perkawinan, cara memandang wanita, keadilan, kemiskinan, dan masih banyak
dalam aspek sosial-sosial lainnya. Selain itu, kasih juga harus dilakukan oleh orang Kristen
dalam kehidupan sosial mereka, misalnya: dalam politik. Tidak diperkenankan dalam ajaran
Kristen bahwa melakukan kekuasaan dengan kekerasan. Kekristenan juga tidak mengenal
rasialisme seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah Kristen Yahudi terhadap Kristen Yunani (Kis.
10:28 bnd. Rom. 10:12).


DAFTAR PUSTAKA
1.   Tenney. Merrill C. 1985. Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
2.   Guthrie, Donald. 2012. Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
3.   Moris. Leon. 2006. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas.
4.   Avis, Paul. 2010. Ambang Pintu Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
5.   Ridderbos, Herman. 2010. Paulus: Pemikiran Utama Theologinya. Surabaya: Momentum.
6.   Tan, John R. 2007. Paulus Rasul Kristus ke-13. Jakarta: Seminari Bethel Publishing.

More Related Content

What's hot

PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI lokobaltenius
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Dearest Rome
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaKirenius Wadu
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Pajeg Lempung
 
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)SABDA
 
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMakalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMelkiasAdu
 
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptx
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptxhari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptx
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptxyaman46
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeDewi Atin Surya
 
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan RuangguruKristen
 
kanonisasi alkitab
 kanonisasi alkitab kanonisasi alkitab
kanonisasi alkitabofer5
 
Aliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutikaAliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutikasonny sitanggang
 
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah Petrus
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah PetrusEksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah Petrus
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah PetrusYose Rizal Triarto, S.Si
 
Kanonisasi Perjanjian Lama
Kanonisasi Perjanjian LamaKanonisasi Perjanjian Lama
Kanonisasi Perjanjian LamaTheos Anner II
 
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiJohan Setiawan
 
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)SABDA
 

What's hot (20)

PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI PERANAN GEREJA DALAM  JEMAAT  MASA KINI
PERANAN GEREJA DALAM JEMAAT MASA KINI
 
Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)Tugas presentasi agama(gereja)
Tugas presentasi agama(gereja)
 
Remaja kristen pp
Remaja kristen ppRemaja kristen pp
Remaja kristen pp
 
Pengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah ApologetikaPengertian & Sejarah Apologetika
Pengertian & Sejarah Apologetika
 
Oikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJAOikumenika GEREJA
Oikumenika GEREJA
 
Ptt hidup beriman
Ptt hidup berimanPtt hidup beriman
Ptt hidup beriman
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
 
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
Pembimbing Perjanjian Baru (PPB)
 
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul PaulusMakalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
Makalah Perdamain Menurut Rasul Paulus
 
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptx
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptxhari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptx
hari ke 3 tugas LKPD kak seju.pptx
 
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realismeFilsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
Filsafat pendidikan idealisme dan filsafat pendidikan realisme
 
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan
Ptt Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan
 
kanonisasi alkitab
 kanonisasi alkitab kanonisasi alkitab
kanonisasi alkitab
 
Aliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutikaAliran aliran hermeneutika
Aliran aliran hermeneutika
 
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah Petrus
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah PetrusEksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah Petrus
Eksposisi Kisah Para Rasul 2:1-13, 14-21 Refleksi Pentakosta & Khotbah Petrus
 
Kanonisasi Perjanjian Lama
Kanonisasi Perjanjian LamaKanonisasi Perjanjian Lama
Kanonisasi Perjanjian Lama
 
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
 
Pengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptikPengantar injil sinoptik
Pengantar injil sinoptik
 
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
Pembentukan Disiplin Rohani (PDR)
 
Ppt 3 gereja
Ppt 3   gerejaPpt 3   gereja
Ppt 3 gereja
 

Viewers also liked

Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama KristianEtika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama KristianThomas Mon
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
 
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode Langham
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode LanghamMempersiapkan Khotbah dengan Metode Langham
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode LanghamSABDA
 
Makalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisMakalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisRizki Malinda
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisFajar Jabrik
 
Apakah etika itu
Apakah etika ituApakah etika itu
Apakah etika itudjoko123
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifSAROFAMATI DUHA
 
Kebudayaan dalam kristen
Kebudayaan dalam kristenKebudayaan dalam kristen
Kebudayaan dalam kristenRaniListhya
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3 doneMabriantama Wisastrio
 
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiEtika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiKent Ardy Sutjiadi
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanEly Goro Leba
 
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaBmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaPT Wings Surya
 
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiIptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiStella Patasik
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenRatih Aini
 
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama KristianEtika dan Moral Menurut Agama Kristian
Etika dan Moral Menurut Agama Kristian
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
 
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode Langham
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode LanghamMempersiapkan Khotbah dengan Metode Langham
Mempersiapkan Khotbah dengan Metode Langham
 
Makalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisMakalah Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis
 
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika BisnisMakalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis - Sejarah dan Perkembangan Etika Bisnis
 
Apakah etika itu
Apakah etika ituApakah etika itu
Apakah etika itu
 
Cara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektifCara berkhotbah yang efektif
Cara berkhotbah yang efektif
 
Testing User Manual
Testing User ManualTesting User Manual
Testing User Manual
 
Kebudayaan dalam kristen
Kebudayaan dalam kristenKebudayaan dalam kristen
Kebudayaan dalam kristen
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 3 done
 
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiEtika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
 
Utilitarianism
UtilitarianismUtilitarianism
Utilitarianism
 
Sap agama AKPER PEMKAB MUNA
Sap agama AKPER PEMKAB MUNA Sap agama AKPER PEMKAB MUNA
Sap agama AKPER PEMKAB MUNA
 
It 150210116047 2016
It 150210116047 2016It 150210116047 2016
It 150210116047 2016
 
Perkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestanPerkembangan agama kristen protestan
Perkembangan agama kristen protestan
 
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletikaBmf 9 belajar alkitab & homiletika
Bmf 9 belajar alkitab & homiletika
 
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xiIptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
Iptek dan kebudayaan bab 19 kelas xi
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
Konsep Dasar Standar Mutu Pelayanan Kebidanan
 

Similar to Etika Kristen Paulus

Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaJeremmyJayy
 
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Yunus Oktavianus Pandia
 
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Deflit Lilo
 
Paper tafsir PB (1 tim 4) malvin liwuto
Paper tafsir  PB (1 tim 4) malvin liwutoPaper tafsir  PB (1 tim 4) malvin liwuto
Paper tafsir PB (1 tim 4) malvin liwutomalvinoliwuto
 
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMA
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMAHidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMA
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMASabam Sitinjak
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptIfanaLobo1
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptIfanaLobo1
 
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang TeologiLiem Liong
 
Bersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahBersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahHengky Tjia
 
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdf
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdfJURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdf
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdfDanielEllo4
 
Pengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIPengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIKirenius Wadu
 
Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja AndySeubelan
 
Etika kristen alkitabiah
Etika kristen alkitabiahEtika kristen alkitabiah
Etika kristen alkitabiahYusak Tanasyah
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudussalmonkabak
 
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang AllahPandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allahsalmonkabak
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivyerywadu
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholikpjj_kemenkes
 

Similar to Etika Kristen Paulus (20)

Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih Karunia
 
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
Paper Teologi PB (Roh Kudus Menurut Surat Pastoral)
 
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
 
Paper tafsir PB (1 tim 4) malvin liwuto
Paper tafsir  PB (1 tim 4) malvin liwutoPaper tafsir  PB (1 tim 4) malvin liwuto
Paper tafsir PB (1 tim 4) malvin liwuto
 
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMA
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMAHidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMA
Hidup yang dipimpin oleh Roh kelas X SMA
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
 
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.pptAjaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
Ajaran_Kristus_dan_KaryaNya.ppt
 
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
10 Hal Yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi
 
Karunia kesembuhan
Karunia kesembuhanKarunia kesembuhan
Karunia kesembuhan
 
Bersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahBersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan Allah
 
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdf
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdfJURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdf
JURNAL ELLO TPB 2 -TEOLOGI RASUL PAULUS TENTANG PEWAHYUAN ALKITAB.pdf
 
Pengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBIPengajaran Dasar GBI
Pengajaran Dasar GBI
 
Wawancara xv
Wawancara xvWawancara xv
Wawancara xv
 
Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja Peran Roh Kudus dalam Gereja
Peran Roh Kudus dalam Gereja
 
Etika kristen alkitabiah
Etika kristen alkitabiahEtika kristen alkitabiah
Etika kristen alkitabiah
 
Paper dog
Paper dogPaper dog
Paper dog
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudus
 
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang AllahPandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
Pandangan Surat Dogmatis Tentang Allah
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Agama Kristen Katholik
 Agama Kristen Katholik Agama Kristen Katholik
Agama Kristen Katholik
 

More from Kirenius Wadu

Christology the Doctrine of Jesus Christ
Christology the Doctrine of Jesus ChristChristology the Doctrine of Jesus Christ
Christology the Doctrine of Jesus ChristKirenius Wadu
 
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan Titus
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan TitusTafsiran 1 dan 2 Timotius dan Titus
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan TitusKirenius Wadu
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiKirenius Wadu
 
Kepribadian gereja.1
Kepribadian gereja.1Kepribadian gereja.1
Kepribadian gereja.1Kirenius Wadu
 
Ketidakberdosaan maria
Ketidakberdosaan mariaKetidakberdosaan maria
Ketidakberdosaan mariaKirenius Wadu
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docKirenius Wadu
 
Pandangan islam terhadap kristen
Pandangan islam terhadap kristenPandangan islam terhadap kristen
Pandangan islam terhadap kristenKirenius Wadu
 
Meraih masa depan bersama tuhan
Meraih masa depan bersama tuhanMeraih masa depan bersama tuhan
Meraih masa depan bersama tuhanKirenius Wadu
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Kirenius Wadu
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaKirenius Wadu
 
Panduan penulisan skripsi & tesis
Panduan penulisan skripsi & tesisPanduan penulisan skripsi & tesis
Panduan penulisan skripsi & tesisKirenius Wadu
 
Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
Dogmatika  seasson i doktrin trinitas dalam sejarahDogmatika  seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarahKirenius Wadu
 
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisStudi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisKirenius Wadu
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisKirenius Wadu
 
Penyakit gereja misi perkotaan
Penyakit gereja  misi perkotaanPenyakit gereja  misi perkotaan
Penyakit gereja misi perkotaanKirenius Wadu
 

More from Kirenius Wadu (20)

Christology the Doctrine of Jesus Christ
Christology the Doctrine of Jesus ChristChristology the Doctrine of Jesus Christ
Christology the Doctrine of Jesus Christ
 
Eternity and time
Eternity and timeEternity and time
Eternity and time
 
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan Titus
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan TitusTafsiran 1 dan 2 Timotius dan Titus
Tafsiran 1 dan 2 Timotius dan Titus
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Kepribadian gereja.1
Kepribadian gereja.1Kepribadian gereja.1
Kepribadian gereja.1
 
Penghapusan dosa
Penghapusan dosaPenghapusan dosa
Penghapusan dosa
 
Ketidakberdosaan maria
Ketidakberdosaan mariaKetidakberdosaan maria
Ketidakberdosaan maria
 
Antropologi
AntropologiAntropologi
Antropologi
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
 
Pandangan islam terhadap kristen
Pandangan islam terhadap kristenPandangan islam terhadap kristen
Pandangan islam terhadap kristen
 
Meraih masa depan bersama tuhan
Meraih masa depan bersama tuhanMeraih masa depan bersama tuhan
Meraih masa depan bersama tuhan
 
Baptisan air
Baptisan airBaptisan air
Baptisan air
 
kekudusan
kekudusankekudusan
kekudusan
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
 
Panduan penulisan skripsi & tesis
Panduan penulisan skripsi & tesisPanduan penulisan skripsi & tesis
Panduan penulisan skripsi & tesis
 
Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
Dogmatika  seasson i doktrin trinitas dalam sejarahDogmatika  seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
Dogmatika seasson i doktrin trinitas dalam sejarah
 
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptisStudi kerajaan allah menurut injil sinoptis
Studi kerajaan allah menurut injil sinoptis
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morris
 
Penyakit gereja misi perkotaan
Penyakit gereja  misi perkotaanPenyakit gereja  misi perkotaan
Penyakit gereja misi perkotaan
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Etika Kristen Paulus

  • 1. TUGAS TEOLOGI PERJANJIAN BARU 2 ETIKA KRISTEN Dosen Pengampu: Bapak Yusak Setianto Oleh: Christian Reynaldi (Teologi 2010) Julianto Sinurat (Teologi 2010) Rony Alexander Purba (Teologi 2010) Yefta El Natan (Teologi 2010) Program Sarjana SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA JAKARTA 2013
  • 2. PENDAHULUAN Etika Kristen menyelidiki bagaimana seharusnya orang Kristen berperilaku sebagai orang yang telah diperbaharui dalam Kristus (memperoleh pembenaran dan pengudusan). Yang menjadi sejumlah kesulitan adalah bagaimana nilai-nilai ini berlaku hingga kerajaan yang akan datang? Etika Kristen bersifat teologis, yang hanya dapat dimengerti setelah menerima anugerah keselamatan dari Allah artinya adalah hanya orang yang telah percaya kepada Kristus saja yang dapat mengerti. Secara garis besar, Etika Kristen dibedakan menjadi dua yaitu: Etika Pribadi (hanya berhubungan perseorangan) dan Etika Sosial (berhubungan dengan orang lain di sekitarnya). Dalam makalah ini, Etika Kristen akan dibahas lebih banyak ke dalam perspektif Paulus sebab: (1) Paulus menulis 13 (14 jika Ibrani dianggap sebagai tulisan Paulus) dari 27 kitab dalam Perjanjian Baru (selanjutnya akan disebut PB). Artinya hampir setengah PB ditulis Paulus. (2) Paulus memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci Perjanjian Lama (selanjutnya akan disebut PL – lih. dalam Flp. 3:3-6) dan budaya Helenisme yang kuat1. Oleh karena itu akan lebih mudah mempelajarinya dalam tulisan-tulisan Paulus sebab Yesus sendiri dan rasul-rasul tidak berfokus kepada etika secara langsung sedangkan Paulus banyak berhadapan dengan masalah-masalah perilaku jemaat-jemaat yang telah dirintisnya. A. Sumber-Sumber Etika Paulus Dari mana Paulus mendapat sumber-sumber pengajaran tentang etikanya? Menurut George Eldon Ladd dalam bukunya Teologi Perjanjian Baru 2, ada tiga sumber utama pemikiran etika Paulus yaitu: A. Perjanjian Lama Tidak diragukan bahwa Paulus memiliki pemahaman yang cukup kuat tentang Perjanjian Lama. Walaupun Paulus dengan tegas mengemukakan bahwa Taurat telah berakhir bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Rom. 10:4) namun ia tetap menganggap Perjanjian Lama sebagai wahyu mengenai kehendak Allah. Sehingga dalam beberapa tulisannya, Paulus menunjukkan beberapa perintah khusus dalam Dekalog yang digenapi oleh orang Kristen melalui kasih (Rom. 13:8-10) dan beberapa perintah lain seperti mengasihi ayah dan ibu (Ef. 6:2). Perlu tetap diperhatikan bahwa Paulus tidak pernah menggunakan Perjanjian Lama atau Taurat khususnya, sebagai patokan umat Kristen. Taurat dilakukan dilihat dari sudut pandang manusia baru dalam Kristus. B. Pemikiran Helenistis Paulus menggunakan beberapa pemikiran Helenistis (Yunani) namun ada penggunaan yang berbeda dengan orang-orang Yunani. Contoh: ada konsep biasa dalam Helenisme: “kemerdekaan” (eleutheria) dan “kepuasan” (autarkeia). Orang Kristen dikatakan 1 Lih. Kis. 22:25 bahwa Paulus adalah warga negara Rum dan dalam masa PB, ajaran maupun kebudayaan helenisme kuat sekali. Adanya pemikiran helenisme dalam tulisan-tulisan Paulus dapat kita lihat dalam sejumlah tulisan dalam surat-suratnya yang memakai istilah helenisme. Untuk lebih lanjut, silahkan lihat dalam bagian “SUMBER-SUMBER PEMIKIRAN ETIKA KRISTEN PAULUS” sub bagian Pemikiran Helenisme.
  • 3. merdeka adalah orang yang menjadi hamba Kristus (Rom. 8:36) sedangkan kepuasan bukan berarti kepuasan pribadi tetapi puas karena pemeliharaan Allah (Flp. 4:7). Contoh yang lain adalah “kata hati” (suneidesis). Secara khusus, Paulus setuju bahwa manusia memiliki unsur dalam dirinya yang mampu menilai apakah perilakunya benar atau tidak. Namun sekali lagi yang membedakan dalam konsep Paulus dengan konsep Helenistik yaitu: sekalipun semua manusia memiliki kata hati namun itu tetap tidak bisa menuntun orang Kristen ke dalam cara hidup yang benar – sama seperti kegagalan orang Israel dengan hukum Taurat – kalau tidak melalui Kristus (bnd. Gal. 2:16). C. Pengajaran Yesus Dalam beberapa kasus, Paulus menggunakan perkataan Tuhan (Yesus) untuk menjawab persoalan etis, misalnya: perkara perceraian (1 Kor. 7:10-11), bantuan bagi pekerja Kristen (1 Kor. 9:14), dll. Beberapa ajaran Yesus juga dikutip secara tidak langsung oleh Paulus, contoh: Rom. 12:14 bnd. Mat. 5:44 (tentang mengasihi musuh). Dari sini jelas sekali bahwa banyak kesejajaran antara etika Paulus dan Yesus; tidak ada pertentangan di antara keduanya2. ISI ETIKA PRIBADI Menurut Tulisan-tulisan Paulus Etika Paulus berangkat dari idebagaimana kehidupan baru yang telah diperoleh (karena anugerah Kristus) seharusnya dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh populer etika Kristen yang diajarkan oleh Paulus adalah: Gal. 5:22-23 (buah Roh); Flp. 4:8 (hal- hal yang disebut kebajikan dan patut dipuji); Kol. 3:12-15 (hal-hal yang dikenakan oleh orang Kristen). A. Motivasi-Motivasi Perbuatan Etis Ada beberapa alasan/ motivasi mengapa seorang Kristen melakukan perbuatan-perbuatan yang baik (etika yang baik) yaitu: A. Kasih Kasih adalah motivasi terpenting bagi orang-orang Kristen menunjukkan kualitas kehidupan mereka yang berkualitas. Sebab kasih adalah hukum Kristus (Gal. 6:2) dan dalam kasih tuntutan hukum Taurat dipenuhi serta kasih adalah karunia Roh yang paling harus dikejar oleh orang Kristen (1 Kor. 13-14:1). Kasih kepada sesama inilah yang melatarbelakangi kebebasan pribadi setiap orang Kristen. Sebagai contoh adalah tentang kebebasan makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada penyembahan berhala. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa larangan memakan makanan tersebut bukan agar 2 Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2011), 272.
  • 4. keselamatan hilang tetapi agar tidak menyinggung perasaan orang Kristen lainnya 3 (Rom. 14:2-4 bnd. Kis. 15:20). Dapat kita lihat juga kasih kepada sesama banyak ditekankan dalam Surat 1 Yohanes. B. Meneladani Kristus (Imitatio Christi) Terdapat sejumlah acuan dari Paulus dalam memakai keteladanan Kristus sebagai motivasi etika. Dalam 1 Kor. 11 mengacu kepada pelayanan dari Kristus [dan Paulus] yang penuh pengorbanan (bnd. Flp 2:5-8 – pengorbanan yang karena ketaatan kepada Bapa). Dalam 1 Tes. 1:6, teladan Kristus yang diikuti adalah setia dalam penindasan yang berat. Memang Paulus tidak mengangkat kehidupan Yesus di bumi sebagai standard moral yang tinggi namun Ia harus diteladani dalam kasih-Nya yang tak menonjolkan diri dan dalam menyerahkan diri-Nya untuk menderita dan mati4. C. Persatuan dengan Kristus Persatuan dengan Kristus menuntuk orang Kristen untuk hidup dengan cara tertentu. Paulus mengungkapkan dengan baik gagasan penyatuan ini di dalam peristiwa baptisan. Baptisan dipandang sebagai representasi bahwa orang Kristen telah hidup di dalam iman – di luar iman adalah mati – sehingga sudah sepantasnya melakukan cara hidup yang baru di dalam Tuhan5. Jemaat telah mati terhadap hawa nafsu dan perbuatan daging ketika mati, dikuburkan, dan bangkit bersama Kristus (rom 6:4 bnd. Ef. 2:3,10). D. Berdiamnya Kristus Berdiamnya Roh dan Kristus di dalam diri orang-orang percaya memampukan orang Kristen untuk melakukan semua Taurat secara benar (Rom. 8:3-4, 13:10; Gal. 5:14)6. Walau demikian tidak dapat dikatakan bahwa Roh adalah penolong spontan sebab dalam Gal. 5:25 Paulus menyampaikan bahwa orang yang hidup oleh Roh harus tetap dipimpin oleh Roh. Tetap ada pertempuran dengan keinginan daging yang harus dimenangkan oleh orang Kristen namun kali ini dengan pertolongan dari Roh. E. Pengudusan Procksch mengemukan bahwa kekudusan dalam Perjanjian Baru tidak menunjukkan perilaku etis, melainkan kondisi ketidakberdosaan7. Misalnya: anak-anak dari pernikahan campur adalah kudus karena salah satu dari orang tua mereka yang percaya [kepada Kristus] (1 Kor. 7:14). Ide pokok tentang pengudusan adalah soteriologis sebelum menjadi konsep moral. Pengudusan tidak menunjukkan pertumbuhan dalam perilaku 3 Mereka ini yang menolak makanan yang dipersembahkan kepada berhala dapat dikatakan sebagai Kristen yang lemah imannya (Rom. 14:1) atau juga orang Kristen Yahudi (Kis. 15:20). 4 Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru 2 (Bandung: Kalam Hidup, 1999), 296-297. 5 Paulus mengatakan bahwa dirinya tidak akan melacurkan dirinya yang telah dipersatukan dengan Kristus kepada perempuan-perempuan pelacur (1 Kor. 6:15). Hal ini digunakan untuk menjawab misbelief orang-orang di Korintus yang tersesat oleh pengaruh gnostik. Mereka berpikiran bahwa apapun yang dilakukan tubuh, termasuk perbuatan jahat, tidak akan berpengaruh pada roh sebab roh adalah baik. Bnd. Ladd, George Eldon, Op. Cit., 297. 6 Walau Paulus menegaskan bagi siapa yang ada dalam Kristus, Taurat telah mati (Rom. 10:4) namun ia tetap memandang bahwa ada Taurat yang bersifat sebagai wahyu tetap Allah. Inilah yang harus dilakukan oleh orang Kristen namun dengan “pemampuan dari Roh Kudus.” Bnd. Ladd, Gerorge Eldon, Op. Cit., 299. 7 Ladd, George Eldon. Op. Cit., 301.
  • 5. moral, melainkan kebenaran pengudusan. Di sini manusia yang berdosa (Yahudi atau non Yahudi, budak atau orang merdeka – Gal. 3:28) diberikan anugrah pengudusan oleh Allah – dinyatakan layak! Tetap ada tanggapan manusia yang dituntut untuk hidup benar secara moral (2 Kor. 7:1) namun kali ini motivasinya adalah karena telah menerima “hadiah” pengudusan yang luar biasa mahalnya dari Tuhan. F. Eskatologi Semua orang baik yang sudah percaya maupun tidak, harus menghadapi pengadilan Allah (Rom. 14:10) dan Kristus (2 Kor. 5:10). Mesikpun orang Kristen tidak menerima roh perhambaan kepada ketakutan (Rom. 8:15), mereka didesak untuk “menyempurnakan kekudusan dalam takut akan Allah” (2 Kor. 7:1). Ada dua hal yang akan dibahas di sini yaitu mengenai pahala dan hukuman bagi orang-orang yang percaya. Mengenai pahala, Paulus menggunakannya sebagai motivasi pelayanan yang setia dan efektif. Mereka yang memiliki dasar yang layak sekalipun, namun jika mereka pelayanannya menghasilkan pekerjaan yang tak layak maka akan dibakar sekalipun tak dibuang dari Kerajaan Allah (1 Kor. 3:15). Ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa keselamatan dapat hilang. Memang George Eldon Ladd pun masih kesulitan dalam mengambil keputusan tentang hal ini. Misalnya kualifikasi orang yang tidak mewarisi Kerajaan Allah (Ef. 5:5) ditujukan kepada orang-orang Kristen. Dalam dalam 1 Kor. 9:27 bisa menjadi acuan ketakutan Paulus untuk ditolak dalam artian keselamatan. G. Indikatif dan Imperatif Perkara indikatif adalah penegasan terhadap apa yang telah dilaksanakan oleh Allah dalam memperkenalkan zaman yang baru sedangkan perkara imperative adalah nasihat untuk mempraktekkan kehidupan yang baru itu dalam kerangka dunia yang lama8. B. Prinsip-Prinsip Etika Paulus 1. Tidak sistematis. Semua surat-surat Paulus tidak ditulis dalam maksud yang teratur/ berusaha menyajikan suatu teologi yang sistematis melainkan Paulus berusaha menjawab persoalan-persoalan unik yang ada di tiap-tiap Jemaat yang disuratinya maupun kepada pribadi tertentu seperti: Timotius, Titus, dan Filemon. Walaupun demikian etika-etika Paulus sangat berisfat praktis dan tidak teoritis9, misalnya: perintah untuk mengasihi musuh (Rom. 12:14). 2. Tidak bersifat asketis (pertarakan) Ada dua contoh di mana Paulus kelihatannya menggunakan prinsip asketis, yaitu: pernikahan dan harta milik. Mengenai pernikahan, Paulus memang tidak menikah namun ia tidak memerintahkan semua orang untuk mengikutinya, ia hanya menganjurkannya 8 Ladd, George Eldon. Op. CIt., 308. Yang indikatif dengan mudah adalah anugrah keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia sedangkan imperatif adalah cara hidup baru yang dikehendaki ada dalam kehidupan orang percaya. 9 Guthrie, Donald. Op. Cit, 273.
  • 6. saja10 (1 Kor. 7:1-2). Pernikahan bukanlah hal yang jahat (1 Kor. 7:28, 39). Paulus tidak pernah menolak pemberian uang untuk pelayanan Injil (Flp. 4:14) tetapi tetap kekayaan rohani dalam Kristus adalah yang terbaik (Flp. 3). Paulus sempat menegur orang Kolose karena menuruti ajaran dualistik yang berupaya meremehkan kesucian keinginan tubuh dengan peraturan-peraturan seperti: “jangan pegang, jangan raba, jangan sentuh.” Tampaknya mereka sangat mementingkan realitas rohani sehingga tubuh disiksa sedemikian rupa padahal semuanya (tindakan pertarakan) tetap hanya untuk memuaskan hidup duniawi (Kol. 2:23). Paulus tetap melihat pertarakan sebagai usaha manusia untuk memuaskan diri sendiri dan juga (mungkin) keangkuhan atas prestasi rohani. Seharusnya adalah ketundukan rohani dan kerendahan hati karena diselamatkan dalam Kristus. 3. Tidak bersifat legalistik Paulus memang memandang bahwa Taurat itu kudus, benar, dan baik (Rom. 7:12) namun manusia tetap tidak bisa melakukannya dengan sempurna. Hanya dengan anugerah Allah yang telah membenarkan manusia maka manusia dapat melakukannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam bagian Perjanjian Lama sebagai sumber etika Paulus, dia melihat bahwa Taurat tetap wahyu Allah dan perintah tersebut tetap harus dilakukan oleh orang Kristen namun kali ini dengan pengertian yang berbeda yaitu melalui bimbingan Roh. 4. Dibimbing oleh Roh Etika Roh jauh mengungguli etika hukum sebab etika hukum hanya menghukum para pelanggar hukum sedangkan etika Roh memampukan orang-orang Kristen menyesuaikan akal budi mereka dengan norma dan sikap yang benar lalu melakukannya. Sebagaimana telah dikatakan di atas bimbingan Roh tidak hanya dengan spontan merubah manusia sebab Paulus melihat juga kelemahan-kelemahan manusia – tetap dituntut respon manusia. Sebab ada tertulis: “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah kita juga dipimpin oleh Roh,” (Gal. 5:25) artinya seseorang yang sudah menerima hidup dari Roh harus memutuskan bahwa dirinya akan dipimpin oleh Roh! C. Kejahatan-Kejahatan yang harus dihindari 1. Dosa-dosa seksual11 Dosa ini terdiri dari percabulan, persetubuhan tak wajar (mungkin homoseks) [lih. Rom. 1:26; 1 Kor. 6:9]. Paulus membenci dosa seksual sebab baginya tubuh manusia adalah Bait Roh Kudus (1 Kor. 3:16; 6:19). 2. Dosa dalam berbicara 10 Guthrie, Donald. Op. Cit., 274 berpendapat bahwa mungkin saja Paulus terpengaruh oleh kepercayaannya bahwa Kristus akan segera kembali (bnd. 1 Kor. 7:26, 29). 11 Paulus menentang dengan tegas seksual untuk kepuasan pribadi sebab dalam sastra Yunani pra-Kristen, hubungan seksual yang longgar (di luar perkawinan) tidak dinilai salah, tetapi dianggap biasa seperti halnya dengan makan dan minum. Bnd. Scott, C. A. A. New Testament Ethics (CUP, 1948) dalam bukuTeologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 282.
  • 7. Dosa ini terdiri dari pengumpat, pemfitnah, sombong (Rom. 1:29), iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, bisik-bisikan, keangkuhan, kerusuhan (2 Kor. 12:20), silat kata, perselisihan, perceraian, cercaan, percekcokan (1 Tim. 6:5; Tit. 1:10), dan bercabang lidah (1 Tim. 3:8). 3. Dosa sosial Dosa ini terdiri dari pencurian Ef. 4:28), materialisme, keserakahan, dan kemabukan (1 Kor. 5:11; Gal. 5:21). Dalam Kol. 3:5 (bnd. Ef. 5:5), keserakahan disamakan dengan penyembahan berhala sebab dorongan untuk memperoleh harta telah membuat seseorang menyembahnya bagaikan berhala. 4. Dosa pementingan diri, terdiri dari tinggi hati, kecongkakan, sifat tidak bermurah hati, dan kelaliman. Menurut Injil-Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul A. Injil-Injil Sinoptis Bagi Yesus, perbuatan baik harus dilihat motifnya, jangan sampai ada kemunafikan karena kemunafikan bersama dosa kedagingan (mis: zinah) karena itu dibenci-Nya. Yang penting adalah watak (batin) karena watak menentukan perbuatan lahiriah.Siapa saja yang dalam hatinya berikhtiar untuk melakukan apa yang tertulis dalam Kitas Suci, yang diperbuatnya pastilah benar. Ucapan-ucapan bahagia Yesus (Mat. 5:3-12; Luk. 6:20-23) di bukit hanya berlaku bagi mereka yang menjadi murid-Nya sebab orang awam menilai berdasarkan hikmat sendiri. Ucapan bahagi adalah penghiburan bagi kelompok orang-orang percaya namun diremehkan, misalnya lemah lembut12, miskin [di hadapan Allah], menderita demi Kristus13, dan murah hati. Kerajaan Allah bukan bagi orang yang kuat/ kaya dalam masyarakat tetapi memiliki watak yang baik. Orang yang suci hatinya (Mat. 5:8) bukanlah orang yang bebas dari dosa tetapi orang yang pikiran serta keinginannya disertai kesucian. Perbuatan baik yang wajib ada menurut Yesus adalah mengampuni (sama seperti Bapa mengampuni – Mat. 6:14), rendah hati, dll. Namun yang terpenting adalah mengasihi Allah dan sesama manusia sebab di dalamnya terdapat seluruh Taurat (Mat. 22:37-40; Mat. 12:29-31; Luk. 10:26-27). Yesus juga mengajukan sejumlah kejahatan yang harus dihindari: keserakahan14 kemunafikan, kedangigan (perbuatan zinah/ hasrat berzinah). Ada sejumlah patokan melakukan perbuatan-perbuatan moral menurut Injil-Injil Sinoptis: 1. Kasih kepada sesama manusia, yang juga terhadap musuh sekalipun (Mat. 5:44). Di sini kita melihat kesejajaran dengan tulisan-tulisan Paulus. 12 Orang yang lemah lembut adalah orang yang menolak keangkuhan danpenonjolan diri dengan memlih sifat yang lebih lembut sebab kemenangan besar dan abadi dicapai melalui pelayanan yang lemah lembut kepada orang lain dan bukan melalui kekuatan-kekuatan politiik atau ekonomi. Bnd. Guthrie, Donald. Op. Cit., 259. 13 Yesus tidak pernah setuju bahwa orang-orang yang mengikut-Nya akan bebas dari penyiksaan-penyiksaan namun Ia menyatakan kebahagiaan kepada mereka yang rela dianiyaya demi kebenaran. Bnd. Guthrie, Donald. Op. Cit., 261. 14 Keserakahan inilah yang terlihat dalam sikap orang kaya dalam Luk. 16:19-31. Jadi sebenarnya Yesus tidak menganjurkan setiap orang untuk menjadi miskin.
  • 8. 2. Perbuatan dan sikap yang kita harus arahkan terhadap apa yang ingin orang lain lakukan (Mat. 7:12) 3. Teladan Kristus 4. Bertingkah laku sesuai dengan kedudukan yang baru yaitu sebagai anak-anak Allah 5. Kebenaran yang harus ada, contoh: jika ya katakana ya, jika tidak katakan tidak; jangan bersumpah! (bnd. Mat. 5:33-37). B. Kisah Para Rasul Kisah Para Rasul tidak membahas banyak hal tentang etika pribadi. Baginya, Roh Kudus terlihat sebagai pembimbing sebagaimana dalam tulisan Paulus. Kepenuhan Roh mendatangkan kebajikan-kebajikan tertentu, misalnya: hikmat (6:3) dan iman (6:5). Roh juga melakukan pengadilan moral, misalnya dalam kasus Ananias dan Safira (5:1-11) di mana bukan Jemaat yang dibohongi tetapi Roh sendiri dan Roh itulah yang menghukum. Prasangka Ras juga dibahas dalam peristiwa Kornelius (10). Menurut Tulisan-Tulisan Yohanes A. Injil Yohanes Yesus mengharapkan bahwa pengikut-pengikut-Nya harus menunjukkan terang-Nya sebab pengikut-pengikut Kristus yang melakukan perbuatan jahat tidak berbeda dengan pengikut-pengikut dunia (kosmos) (Yoh. 7:7). Oleh karena itu diperlukan ketaatan kepada kehendak Bapa (4:34; 5:30; 6:38; 7:17; 9:31) dengan kata lain adalah penyerahan diri. Terdapat kesamaan dengan etika Roh dari Paulus sebab akan adanya Roh Kudus yang membimbing dan mengingatkan tentang ajaran Yesus (14:26). B. Surat-Surat Yohanes Surat 1 Yohanes sangat berpusat kepada kasih sebagai motivasi dan perbuatan yang benar-benar harus ada dalam kehidupan orang Kristen. Kesempurnaan kasih Allah terlihat dalam diri orang-orang yang menuruti firman Allah (1 Yoh. 2:5) dan kasih Allah dalam diri orang percaya harus ditunjukkan dalam kasih kepada sesama (1 Yoh. 3:11,14,23, 4:7,20). Hidup orang Kristen harus mengikuti teladan bagaimana Kristus hidup (1 Yoh. 2:6,29; 3:3). Jemaat harus mempunyai kasih juga masih ditekankan dalam 2 Yoh 6 dan berhati-hati terhadap ajaran-ajaran palsu (2 Yoh. 7). C. Wahyu Wahyu menekankan ketekunan dari orang-orang percaya dalam penderitaan (bnd. 1:9; 13:10; 14:12). Beberapa kejahatan yang harus dijauhi adalah zinah (2:14,21), ketakutan, ketidakpercayaan, kekejian, pembunuhan, sundal, sihir, persembahan berhala, dan dusta (21:8). Pengecut/ penakut yang dimaksud di sini adalah orang yang tidak berpendirian moral karena masa saat kitab ini ditulis adalah penganiyayaan, yang bisa saja menimbulkan kemurtadan. Ada juga nyanyian ejekan dalam Wahyu 18. Apakah ini berarti orang-orang Kristen boleh bersuka dalam kejatuhan musuh sementara Yesus dan Paulus justru mengajarkan mengasihi musuh (Rom. 12:14 bnd. Mat. 5:44)? Jika diperhatikan dengan baik, tidak ada nada kegembiraan di dalamnya tentang kejatuhan orang lain justru ada rasa tersiksa serta air mata dalam Wahyu 18.
  • 9. Menurut Surat-Surat Umum A. Surat Ibrani Konsep yang sangat kuat dalam surat Ibrani adalah kesetiaan, kesabaran,dan ketaatan. Kesetiaan sangat mutlak diperlukan sebab bahaya kemurtadan selalu menanti kepada orang yang menghujat Kristus (Anak Allah) dan Roh Kudus (10:29). Kesabaran di sini adalah ketabahan/ keteguhan dalam penderitaan15. Orang Kristen dituntut untuk melakukan pekerjaan yang baik dan menjauhi kejahatan, seperti: sundal, zinah (13:3), kikir (13:5). B. Surat Yakobus Surat Yakobus mirip dengan ajaran moral para nabi, terutama mengenai etika sosial namun di sini juga akan dibahas etika pribadi yang ada. Orang yang berhikmat seharusnya memiliki watak-watak Kristus seperti: murni, pendamai, peramah, penurut, dan belas kasihan (3:13-18). Perkataan juga harus diperhatikan sebab lidah adalah sesuatu yang buas, tak terkuasai, dan penuh racun mematikan (3:8) yang dapat mengeluarkan berkat [jika dikendalikan di bawah kehendak Roh] atau kutuk (3:8). Mengenai harta kekayaan, Yakobus tidak bermasalah dengan harta tetapi cara memperolehnya yang melalui kecurangan dan mengorbankan hidup orang lain (5:4-6). C. Surat Petrus dan Yudas Tidak ada yang menguraikan tentang kesetiaan dalam penderitaan selain 1 Petrus. Itulah ciri yang haris dimiliki orag Kristen (1 Ptr. 2:21). Ada juga kasih sayang, seia-sekata, dan seperasaan yang seharusnya dimiliki orang-orang Kristen (1 Ptr. 3:8-12). Surat 2 Petrus dan Yudas melawan pengajaran palsu yang meremehkan kesucian hidup. Orang Kristen harusnya menjauhi kecemaran-kecemaran (2 Ptr. 2:20 bnd. Yud. 4, 7, 10). ETIKA SOSIAL Menurut Tulisan-tulisan Paulus Orang Kristen diserahi kewajiban sosial karena karya penyelamatan Allah dalam diri mereka. PB tidak mendukung bahwa kepentingan pribadi diutamakan daripada kepentingan orang lain (Gal. 6:2). Bahkan lingkungan pun harus dijaga sebab segala sesuatu pada akhirnya akan dipersatukan di dalam Kristus, dan ini memberi martabat tersendiri pada alam semesta (Ef. 1:10). A. Pekerjaan Semua pekerjaan adalah sama dan semuanya harus membantu pelayanan Allah (bnd. Paulus dalam Kis. 20:34; 1 Tes. 2:9) bahkan orang yang tidak bekerja tidak berhak meminta makan (2 Tes. 3:10). Etika Kristen mengharuskan seorang karyawan memberikan pelayanan terbaik (Kol. 3:23) terutama bila tuannya Kristen (1 Tim. 6:1). Demikian juga seorang majikan dapat menjadi teladan bagi majikan non-Kristen dalam hal perlakuan baik terhadap bawahan. PB juga mendukung adanya Sabat dalam pekerjaan (Ibr. 3 dan 4). 15 Lihat makna hupomone dalam Ibr. 6:12 sebagai ketabahan dalam derita. Bnd. Guthrie, Donald, Op. Cit., 285.
  • 10. B. Masalah kemiskinan Kemiskinan adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam Jemaat dan Jemaat diberikan tanggung jawab sosial terhadap kemiskinan (lih. Rom. 15:25; 1 Kor. 16:1-4). Sebab Yesus tidak menyukai irang yang menyalahgunakan kekayaan/ mempunyai pandangan yang salah (materialisme) terhadap kekayaan (Luk. 12:15). Namun, sekalipun sedekah diberikan, harus dilihat motivasinya agar tidak “sok pamer” (Mat. 6:2-4). C. Keadilan Jemaat Kristen memang tidak bersifat demokrasi ataupun otokrasi tetapi teokrasi. Tetapi tetap ada hakim-hakim sekuler yang menjadi wakil-Nya agar tidak terjadi kekacauan (Rom. 13:2-3). Bahkan dalam bidang apapun ada penguasa dan bawahan, termasuk keluarga (Kol. 3:20-21) namun tetap harus ada keadilan. Kepatuhan Jemaat terhadap pemerintahan dapat dipatahkan jika kebijakan yang mereka buat berlawanan dengan iman Kristen. D. Politik Jemaat tidak dilarang ikut serta dalam jajaran penguasa politik sebab mereka juga “pelayan Allah.” Tetapi penggunaan politik secara kekerasan untuk melakukan perbaikan dalam masyarakat dilarang tetapi hidup berdamai (Rom. 14:9). Mengenai pemerintahan, Paulus menguraikan bahwa kewajiban bagi orang-orang Kristen untuk tunduk kepada pemerintahan termasuk membayar pajak (Rom. 13:1-6 bnd. pengajaran Kristus tentang membayar pajak dalam Mat. 22:17-21). E. Para Wanita Wanita mempunyai kedudukan yang sama dengan wanita (Gal. 3:28) bahkan suami harus mengasihi istri (Ef. 5:25). Namun Paulus tetap mempertahankan ide tentang “subordinasi” (ketundukan) wanita terhadap pria. Dalam kasus khusus di Korintus, wanita harus mengenakan tudung kepala sebab itu adalah tanda ketundukannya kepada pria (1 Kor. 11:4) dan wanita tidak boleh berbicara dalam pertemuan jemaat (1 Kor. 14:34). F. Perkawinan Yesus tidak mendukung pertarakan yang berlebihan dengan tidak menikah walaupun ia hidup membujang. Tetapi Yesus juga mendukung kesucian dalam perkawinan. Perceraian hanya dengan 2 syarat yaitu karena zinah (Mat. 19:9) dan bila pasangan tidak seiman meminta perceraian (1 Kor. 7:15). Tetapi bila pasangan tidak seiman tetap bertahan maka
  • 11. tidak boleh bercerai sebab yang tidak seiman “dikuduskan” oleh yang seiman (1 Kor. 7:14). Hal penting lainnya adalah suami tidak boleh sewenang-wenang pada istri (1 Ptr. 3:7). G. Perbudakan Latar belakang Perjanjian Baru mempunyai sejarah yang kelam tentang perbudakan sebab di Italia jumlah orang merdeka dengan para budak adalah satu berbanding tiga, sedangkan di Roma satu berbanding satu16. Budak harus patuh dan tunduk serta rajin dalam pekerjaan mereka (Kol. 3:22-25; Ef. 6:5-8) sedangkan tuan harus memperlakukan budak dengan penuh keadilan dan kepekaan (Kol. 4:1; Ef. 6:9). Dalam persektuan jemaat, pembedaan status sosial telah ditiadakan (1 Kor. 12:13; Gal. 3:28). H. Hubungan antarsuku Ef. 2:11-16 memberitahu bahwa karya Kristus telah membuat dinding pemisah telah hancur dan Jemaat tidak boleh memandang sesamanya karena suku. Acuan bahwa Injil bagi segala bangsa (Mat. 28:19; Kis. 15:7; Why. 5:9) menghilangkan pendapat bahwa ada suku yang lebih unggul dari suku-suku lainnya. PENUTUP Etika Pribadi Etika pribadi berbicara dengan kuat mengenai tututan atau keharus – imperative karena anugrah Allah dalam Kristus melalui Roh Kudus – indikatif17. Namun sekali lagi dengan prespektif yang berbeda ketika melakukan Taurat dalam konteks Perjanjian Lama. Orang-orang yang telah hidup baru harus tunduk kepada pimpinan Roh sebab Roh-lah yang memimpin hidup orang-orang percaya (Gal. 5:25) – respons orang-orang Kristen tetap harus dituntut. Selain pimpinan Roh, motivasi yang mendorong adalah kasih sebab kasih adalah yang terutama di antara karunia-karunia Roh (1 Kor. 13-14:1) dan dalam kasih ada kegenapan Taurat. Persekutuan di dalam Kristus dan juga berdiamnya Kristus di dalam orang-orang Kristen harus menjadi alasan juga melakukan perbuatan-perbuatan baik sebab bagaimanakah kita bisa mengotori tubuh yang adalah Bait Roh Kudus (1 Kor. 3:16)? Kehidupan Kristen juga harus dibedakan dengan pertapaan/ askese/ pertarakan sebab pertarakan walaupun baik kelihatannya namun selain menyiksa diri, tujuannya adalah pemuasan kepentingan pribadi serta keangkuhan atas prestasi rohani (bnd. Kol. 2:23). Etika Sosial Orang Kristen diserahi kewajiban sosial karena karya penyelamatan Allah dalam diri mereka. PB tidak mendukung bahwa kepentingan pribadi diutamakan daripada kepentingan orang lain (Gal. 6:2). Bahkan lingkungan pun harus dijaga sebab segala sesuatu pada akhirnya akan 16 Ladd, George Eldon. Op. Cit., 315. 17 Ridderbos, Herman. Paulus: Pemikiran Utama Theologinya (Surabaya: Momentum, 2010), 266.
  • 12. dipersatukan di dalam Kristus, dan ini memberi martabat tersendiri pada alam semesta (Ef. 1:10). Yang paling penting di dalam etika sosial adalah kesetaraan dalam Jemaat seperti mengenai perbudakan, perkawinan, cara memandang wanita, keadilan, kemiskinan, dan masih banyak dalam aspek sosial-sosial lainnya. Selain itu, kasih juga harus dilakukan oleh orang Kristen dalam kehidupan sosial mereka, misalnya: dalam politik. Tidak diperkenankan dalam ajaran Kristen bahwa melakukan kekuasaan dengan kekerasan. Kekristenan juga tidak mengenal rasialisme seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah Kristen Yahudi terhadap Kristen Yunani (Kis. 10:28 bnd. Rom. 10:12). DAFTAR PUSTAKA 1. Tenney. Merrill C. 1985. Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. 2. Guthrie, Donald. 2012. Teologi Perjanjian Baru 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 3. Moris. Leon. 2006. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas. 4. Avis, Paul. 2010. Ambang Pintu Teologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 5. Ridderbos, Herman. 2010. Paulus: Pemikiran Utama Theologinya. Surabaya: Momentum. 6. Tan, John R. 2007. Paulus Rasul Kristus ke-13. Jakarta: Seminari Bethel Publishing.