3. TIPITAKA
PELESTARIAN DHAMMA DAN VINAYA
• Pada zaman Sang Buddha masih hidup, tidak
dikenal istilah Tipitaka, istilah yang dipakai
adalah Dhamma dan Vinaya.
• Kata Tipitaka muncul setelah Sang Buddha
wafat kira2 tiga tahun berikutnya. Kata
Tipitaka artinya tiga keranjang. Kitab suci
agama Buddha dinamakan demikian karena
terdiri dari tiga kelompok yaitu: Vinaya Pitaka,
Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka.
4. Pesan Terakhir Sang Buddha Sehubungan dengan
cara melestarikan Dhamma dan Vinaya.
• Tiga bulan sebelum wafat, Sang Buddha
bersabda kepada murid-murid-Nya:
“Aku telah berkhotbah kepadamu selama empat
puluh lima tahun. Kamu harus mempelajarinya
dengan baik dan menghargainya. Kamu harus
mempraktikkan dan mengajarkannya kepada
yang lain. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi
kesejahteraan mereka yang hidup saat ini serta
kesejahteraan mereka yang hidup setelah kamu.”
5. SEJARAH PENULISAN KITAB SUCI
SIDANG PENJELASAN PENYEBAB TUJUAN HASIL
I -Diadakan th 543 SM
(3 bln setelah Buddha
wafat)
-Berlangsung selama
2 bulan
-Dipimpin oleh YA.
Maha Kassapa
-Dihadiri 500 Arahat
-Bertempat di Gua
Sattapanni
-Disponsori oleh Raja
Ajartasattu
- Ucapan
bhikkhu
Subhada yg
dianggap
membahayak
an keutuhan
Dhamma dan
Vinaya
-Menghimpun ajaran
Buddha yg diajarkan
kpd org, waktu, &
tempat yg berlainan.
-Mengulang ajaran
Buddha agar tetap
murni, kuat, melebihi
ajaran lain.
YA. Upali mengulang
Vinaya
YA. Ananda mengulang
Dhamma
-Sangha tidak
menambah dan
mengurangi
Dhamma dan Vinaya
yg sudah ada.
-Mengadili YA.
Ananda
-Mengucilkan Channa
-Agama Buddha
masih utuh
6. SIDANG PENJELASAN PENYEBAB TUJUAN HASIL
II -Diadakan th 443 SM
-Berlangsung selama 4
bulan
-Dipimpin oleh YA.
Revata dibantu oleh
YA. Yasa
-Dihadiri 700 Arahat
-Bertempat di Vesali
-Disponsori oleh Raja
Kalasoka
- Ada
kelompok
bhikkhu yg
ingin
mengubah
vinaya
-Membahas
sekelompok
bhikkhu Sangha
(Mahasangika) yg
menghendaki
untuk
memperlunak
Vinaya yg
dianggap terlalu
keras (tetapi
gagal)
-Kesalahan bhikkhu2 dari
suku Vajji yg melanggar
‘Pacittiya’ dibicarakan, dan
diakui bahwa mereka
melanggar Vinaya. 700
bhikkhu yg hadir
menyatakan setuju.
-Pengulangan kembali
Dhamma & Vinaya yg
dikenal dg ‘Satta Sati’ atau
‘Yasathera Sanghiti’
7. SIDANG PENJELASAN PENYEBAB TUJUAN HASIL
III -Diadakan kira2 th
313 SM
-Diadakan di
Pataliputta
-Dipimpin oleh YA.
Tissa
Moggaliputta
-Disponsori oleh
Raja Asoka dari
suku Mauriya
-Perbedaan
pendapat yg
menjurus ke
perpecahan
Sangha
-Masuknya
ajaran sesat
dalam ajaran
Buddha
-Menertibkan
perbedaan pendapat
yg dpt mengakibatkan
perpecahan Sangha
-Memeriksa dan
menyempurnakan
Kitab Suci Pali
(memurnikan ajaran
Buddha)
-Membersihkan
sangha dari oknum-
oknum yg ingin
menghancurkan
agama Buddha
-Menghukum bhikkhu2
slebor
-YA. Maha Kassapa
mengulang Abhidhamma
-Tipitaka lengkap
-YA. Tissa memilih 1000
bhiikhu yg benar2
memahami ajaran Buddha
utk menghimpun ajaran
tsb mjd Tipitaka &
kegiatan tsb berlangsung
selama 9 bulan
8. SIDANG PENJELASAN PENYEBAB TUJUAN HASIL
IV -Diadakan kira2
antara th 101-77
SM. Pd masa pe-
merintahan Raja
Vattagamani
Abhaya.
-Dipimpin oleh YA.
Rakkhita Mahathera
-Dihadiri kira2 500
bhikkhu
-Diadakan di Alu
Vihara (Matale.
Srilanka)
-Adanya
ancaman thd
ajaran dan
kebudayaan
Buddhis
-Mencari
penyelesaian karena
melihat terjadinya
kemungkinan2
ancaman thd ajaran-
ajaran dan kebudaya-
an Buddhis oleh
pihak-pihak lain.
-Mengulang Tipitaka
-Menyempurnakan
komentar Tipitaka
-Menuliskan Tipitaka dan
komentarnya ke dalam
daun lontar
9. SIDANG PENJELASAN PENYEBAB TUJUAN HASIL
V -Diadakan di
Mandalay (Burma)
kira2 tahun 1871 M
-Disponsori oleh
Raja Mindon
-Tipitaka diprasastikan pd
729 buah lempengan
marmer dan diletakkan di
bukit Mandalay
VI -Diadakan di
Rangoon pd hari
Wesak 2498 dan
berakhir pd tahun
2500 BE/1956 M.
-Tipitaka diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa
asing.
11. SUTTA PITAKA
(5 KOLEKSI/
KELOMPOK)
DIGHA NIKAYA
TERDIRI DARI
3 VAGGA DAN
34 SUTTA
PANJANG
MAJJHIMA
NIKAYA
TERDIRI DARI
152 SUTTA SEDANG
ANGUTTARA
NIKAYA
TERDIRI DARI
11 NIPATA DAN
9557 SUTTA
PENDEK
SAMYUTTA
NIKAYA
TERDIRI DARI
56 SAMYUTTA
DAN
7762 SUTTA
KHUDDAKA
NIKAYA
TERDIRI DARI
15 BUKU
ISI TIPITAKA
12. ABHIDHAMMA PITAKADHAMMASANGANI: menguraikan perincian Paramattha Dhamma, yaitu etika / sari
batin.
VIBHANGA: Pembagian Paramattha dhamma yang terdapat dalam buku
Dhammasangani.
DHATUKATHA: Menguraikan unsur-unsur batin dari Paramattha Dhamma.
PUGGALA-PANNATTI: Menguraikan tentang pannatti, puggala dan paramattha.
KATHAVATTHU: Menguraikan paramattha Dhamma dalam bentuk tanya jawab.
YAMAKA: Menguraikan Paramattha Dhamma secara berpasangan (tanya jawab).
PATHANA: Menguraikan dua puluh empat paccaya (hubungan –hubungan antara batin
dan jasmani)
13. BRAHMAJALA SUTTA
• Sutta ini merupakan sutta urutan pertama
dari Silakandha Vagga, Digha NIkaya (kotbah
Panjang. Dikotbahkan oleh Buddha kepada
para bhikkhu ketika dalam perjalanan antara
Rajagaha dan Nalanda, tepatnya di
Ambalatthika.
• Berisi tentang 62 pandangan salah yang terdiri
dari:
a. Delapan belas pandangan salah tentang masa
lampau
b. Empat puluh empat spekulasi tentang masa
depan
14. • 18 pandangan salah tentang masa lampau:
a. 4 pandangan tentang kekekalan dunia atau
jiwa (sassatavada);
b. 4 pandangan tentang ada yang kekal dan
ada yang tidak kekal (ekaccasassatavada);
c. 4 pandangan tentang terbatas dan tidak
terbatasnya dunia (antanantavada);
d. 4 pandangan tentang geliat belut atau
menghindar (amaravikkhepavada); dan
e. 2 pandangan tentang serba kebetulan
(adhiccasamuppanavada).
BRAHMAJALA SUTTA
15. • 44 spekulasi tentang masa depan
a. 16 pandangan tentang kekekaln persepsi
(sannivada);
b. 8 pandangan tentang ketidaksadaran setelah
kematian (asannivada):
c. 8 pandangan tentang kekekalan bukan kesadaran
dan juga bukan ketidaksadaran yang bertahan
setelah kematian (nevasanni-nasannivada);
d. 7 pandangan tentang pemusnahan atau nihilisme
(uccehdavada); dan
e. 5 pandangan tentang Nibbana di sini dan saat ini
(ditthadhammanibbanavada).
BRAHMAJALA SUTTA
16. METTA SUTTA
• Khotbah Cinta Kasih diajarkan oleh Buddha kepada 500
orang bhikkhu ketika sedang berdiam di Savatthi.
Dikatakan bahwa selama masa Vassa, para bhikkhu yang
pada mulanya mengalami kesulitan‐kesulitan dalam
bermeditasi karena diganggu oleh para dewa pohon yang
kurang senang dengan kehadiran bhikhu-bhikhhu tersebut
di hutan.
• Buddha menyampaikan dan memberitahu bahwa seorang
bhikkhu yang tinggal di hutan harus tahu prosedur
perlindungan, yaitu setiap pagi dan petang melakukan
dua pancaran cinta kasih, dua perlindungan, dua sifat-sifat
yang menjijikkan dan dua kewasapadaan akan kematian
serta delapan prinsip untuk rasa kemendesakan.
17. SUBHA SUTTA
• Dikotbahkan oleh Y.A. Ananda kepada Brahmana
muda Subha, yang menjadi seorang pengikut-
awam menjelaskan tentang moralitas,
konsentrasi, dan kebijaksanaan Ariya, tidak lama
setelah Buddha meninggal.
• Terdapat kelompok moralitas, konsentrasi dan
kebijaksanaan Ariya yang dipuji oleh Bhagava
yang akan membawa seseorang pada kesucian
dengan mempraktikkan moralitas, konsentrasi
dan kebijaksanaan yang sempurna.
18. MANGALA SUTTA
• Kotbah ini disampaikan oleh Buddha di Hutan Jeta
atas permintaan dewa terkait adanya perbedaan
pendapat di antara dewa dan manusia tentang
berkah utama atau pertanda baik.
• Terdapat 38 berkah utama atau pertanda baik yang
dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: 1) ciri-
ciri manusia yang memiliki berkah, 2) sikap awal
manusia yang berjuang untuk memiliki berkah
uatama, dan 3) kualitas mental seseorang yang
memiliki berkah.
19. MANGALA SUTTA
ciri-ciri manusia yang memiliki berkah terhadap diri-sendiri:
asevanā ca bālānam tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana, artinya tidak bersekutu dengan lobha, dosa,
dan moha
panditānañca sevanā bergaul dengan orang yang bijaksana
puja ca pujaniyanam menghormat yang patut dihormat, menjunjung tinggi yang pantas dijunjung
patirupadesavaso ca hidup ata tinggal di tempat yang sesuai
pubbe ca katapunnata berkat jasa-jasa dalam hidup yang lampau
attasamapanidhi ca menuntun diri kea rah yang benar artinya melakukan pengendalian diri dengan benar dan baik
bahusaccanca berpengetahun luas, berjuang untuk mendapatkan pengetahuan sejati yang tinggi
sippanca berketerampilan, memiliki kemahiran dan kemampuan melihat anicca
vinayo ca susikkhito terlatih baik dalam tata susila artinya pengetahuan langsung dari hasil praktik kemoralan dan
meditasi
subhasita ca ya vaca ramah tamah dalam ucapan, kebiasaan bertutur kata baik dan sopan
20. MANGALA SUTTA
Ciri-ciri manusia yang memiliki berkah terhadap keluarga
matapitu-upatthanam membantu ayah dan ibu, melayani kebutuhan materiil maupun spiritual orangtua
puttadarassa sangaho, menunjang anak dan istri, yaitu menggabungkan dan memberikan nafkah kepada anak
dan istri baik secara materiil maupun spiritual
anakula ca kammanta tidak melakukan pekerjaan tercela.
Ciri-ciri manusia yang memiliki berkah terhadap masyarakat
dananca berdana memberi tanpa pamrih kepada siapa saja yang membutuhkan
dhammacariya ca hidup sesuai dengan Dhamma, mengajar dhamma, kebaikan dan kebajkan
natakananca sangaho menyokong sanak keluarga, merangkul sabagai sanak saudara untuk memberikan
pertolongan
anavajjani kammani bekerja tanpa cela artinya tidak menghindari pekerjaan yang berkaitan dengan
Dhamma.
21. Sikap awal manusia yang berjuang untuk memiliki berkah
arati menjauhi perbuatan tercela dari kondisi luar
virati papa menghindari perbuatan buruk yaitu perbuatan buruk dari kondisi dalam batin
majjapana ca sannamo pengendalian diri dari gejolak napsu keinginan dan perasaan untuk melakukan hal-hal
yang dapat melemahkan kesadaran seperti minum-minuman keras, menggunakan
narkoba, berjudi dan lain-lain;
appamado ca dhammesu tekun melaksanakan Dhamma artinya terus berjuang dan penuh perhatian pada timbul
dan tenggelamnya nama-rupa
MANGALA SUTTA
pertanda baik yang berkaitan dengan meghormati guru
garavo ca memiliki rasa hormat dan taat
nivato ca merendah hati dan tidak sombong
santutthi ca merasa puas dengan apa yang dimiliki maksudnya adalah puas dalam kesederhanaan
dan pengendalian
katannuta ingat budi baik orang artinya menghargai budi baik orang dan meneladani
kebajikannya
kalena dhammasavanam mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai, pada waktu yang tepat mendengarkan
Dhamma dan mampu mempraktikkannya.
22. Berkah utama yang berkaitan dengan mau belajar
khanti ca sabar artinya mampu melatih kesabaran dengan kelembutan
sovacassata mudah dinasihati artinya menerima apa adanya dengan menyadari segala sesuatu
samanananca dassanam sering mengunjungi para pertapa artinya berguru dan berdiskusi pada Samana yang
berpengalaman
kalena dhammasakaccha membahas Dhamma pada waktu yang tepat.
Berkah utama atau pertanda baik yang berkaitan dengan mengendalikan diri
tapo ca, bersemangat dalam mengikis kilesa, melakukan meditasi/bhavana, melaksanakan Satu
Jalan Mulia Berunsur Delapan
Brahmacariyanca menjalankan hidup suci artinya mengutamakan Satu Jalan Mulia Berunsur Delapan
dalam kehidupan sehari-hari
ariyasaccana dassanam melihat Empat Kebenaran Mulia, merealisasikan Satu Jalan Mulia Berunsur Delapan
nibbanasacchikiriya ca mencapai Nibbana.
MANGALA SUTTA
23. kualitas mental seseorang yang memilki berkah
phutthassa lokadhammehi,
cittam yassa na kampati
ketika sedang mengalami delapan kondisi dunia batiinya tetap seimbang tidak
terpengaruh
asokam tidak sedih/ batin tidak tergoyahkan artinya tidak melekat
virajam tiada marah, tanpa noda artinya tidak menimbulkan kekotoran batin/kilesa baru di
dalam bati
khemam penuh damai artinya tenang, damai, batin tetap seimbang
MANGALA SUTTA
24. NIDHIKANDHA SUTTA
Kotbah ini disampaikan langsung oleh Buddha
di Savatthi kepada seorang pemilik tanah. Di
mana pada waktu itu pemilik tanah sedang
melayani Buddha dan para siswa di rumah.
Ketika sedang memberikan pelayanan tersebut,
datanglah utusan kerjaan yang menyampaikan
perintah raja bahwa kerajaan sedang
membutuhkan uang dan pemilik tanah
diwajibkan untuk membayar atau memberikan
bantuan kepada kerajaan.
26. DIGHAJANU SUTTA
• Dikenal juga dengan Vyagghapajja Sutta,
berisi tentang empat faktor yang membawa
pada kebahagiaan dunia pada kehidupan
sekarang atau disebut juga dengan
Ditthadhammikathapayojana.
• Adapun empat faktor tersebut adalah:
1) utthana sampada;
2) arakkha sampada;
3) kalyana mitta; dan
4) Samajivikata.