Dokumen tersebut membahas tentang pluralisme agama dan toleransi dalam Islam. Pluralisme agama dianggap membingungkan karena menganggap semua agama setara, bertentangan dengan pandangan Islam bahwa Islam adalah agama yang benar. Sedangkan toleransi dalam Islam, atau tasamuh, menjunjung tinggi toleransi dan kebebasan beragama serta melarang paksaan dalam beragama. Toleransi Islam bersifat sosiologis praktis berbeda dengan pluralisme yang bersifat
2. the existence within society of diverse
groups, as in religion, race, or ethnic origin,
which contribute to the cultural matrix of
the society while retaining their distinctive
characters
No view is true, or that all view are
equally true
3. Semua kebenaran bersifat relative
dan semua mempunyai nilai yang
sama
Pluralisme Agama
Lorens Bagus, Kamus Filsafat & Simon Blackburn, Oxford Dictionary of Philosophy
(no view is true, or that all view are equally true)
Paham atau cara pandang terhadap
pluralitas agama yang paham ini
memandang semua agama
sebanding atau setara dengan
agama-agama lainnya
5. Pluralisme Agama
Kesetaraan Agama
Semua agama sama tidak ada yang
paling baik tak ada yang paling buruk
Kebebasan beragama
Bebas keluar masuk agama
Relativisme
Kebenaran agama relatif
Reduksionisme
Agama hanya urusan Pribadi
Anis Malik Thaha, Mencermati doktrin Pluralisme Agama, p. 8
9. Toleransi Islam Teologis
Islam mengakui bahwa
agama-agama lain juga
selamat
Relatifitas
kebenaran
Islam
Dekonstruksi
Makna al-
Qur’an
Pluralisme
Agama
10. Relativisme & Inklusivisme Teologis
Anti Absolut & Teologi Eksklusiv
umat islam diajak untuk tidak meyakini
kebenaran agamanya, umat Islam diajak untuk
tidak mengklaim lagi bahwa agama Islam itu
mutlak kebenararannya
11. DoktrinRelativisme dan Inklusivisme TerhadapAgama
Islam
Implikasinya Antara lain
Pendekonstruksian pada konsep dan ajaran Islam
Doktrin Nikah beda agama
Dialog anta
Doa antar agama
Klaim Keselamatan Agama lain Dan Diskursus Ahlul Kitab
Konversi agama
12. “Larangan kawin beda agama,
dalam hal ini antara perempuan
Islam dengan lelaki non-Islam,
sudah tidak relevan lagi. Quran
sendiri tidak pernah dengan
tegas melarang itu, karena
Quran menganut pandangan
universal tentang martabat
manusia yang sederajat, tanpa
melihat perbedaan agama.
Segala produk hukum Islam
klasik yang membedakan
antara kedudukan orang Islam
dan non-Islam harus
diamandemen berdasarkan
prinsip kesederajatan universal
dalam tataran kemanusiaan ini”.
Ulil Abshar-Abdalla
13.
14. Pluralisme agama, berimplikasi
memandang semua agama
sebanding atau setara dengan
agama- agama lainnya
Dengan doktrin relativisme agama,
seseorang akan dibingungkan dengan
kebenaran agama
Tentu akan memunculkan kekacauan
Chaos dalam kehidupan beragama, baik
dari segi muamalah ma’annas maupun
dalam sisi muamalah ma’allah
Tujuan ini tak lain dan tak bukan, untuk menggeser posisi keyakinan
menuju kekufuran, dan apabila seorang Muslim sudah mengakui dan
meyakini bahwa agama- agama lain itu sama benar serta sama intinya
15. No Agama Nama Tuhan Sumber
Teologis
Transenden Imanen
1.
Islam Allah ()هللا
Wahyu
(Al-Qur’an)
Allah berdimensi Transenden sekaligus imanen
2.
Yahudi
Yahweh, El,
Elohim, Adonai
PL dan Talmud
- En Soph
- YHWH ()יהוה
- Yahweh, El, Elohim, Adonai
- Sering juga disifati unsur-unsur
antropomorfis
3.
Kristen Trinitas
Hasil voting Konsili
(Nicea 325)
- Allah (God) - Trinitas (tiga pribadi) Tuhan
Bapak, Roh Kudus, dan Yesus
4.
Hindu Brahman Weda
- Brahman, Nirguna
Brahman (Impersonal
God)
- Saguna Brahman (Personal God)
atau Ishavara, Brahma, Wisnu,dan
Shiva. Dll
5.
Budha
Tidak Jelas,
sesuai doktrin
Anatta
Tidak jelas, namun yang
sering dijadikah rujukan
adalah Sutta Pitaka,
Udāna 8: 3; 80-81
- menggunakan
penggambaran teistik
untuk menjelaskan
Nirwana
- Tuhan sebagai tujuan akhir yang
dicapai oleh semua makhluk
- Sidharta Gautama tidak pernah
mengakui dirinya sebagai Tuhan
19. Toleransi
Islam
(Tasamuh)
Tidak ada Paksaan dalam beragama (al-
Baqoroh: 256, Yunus: 99)
Berdakwah dengan cara yang baik dan
beradab
(an-Nahl: 125)
Berbuat baik kepada seluruh manusia walau
kafir sekalipun dengan syarat tidak
memerangi Islam
(al-Mumtahanah: 8)
20. Penerapan
“Orang-orang yahudi bani auf adalah satu
umat dengan orang-orang mukmin. Bagi
orang-orang yahudi adalah agama mereka
dan bagi orang-orang mukmin agama mereka,
termasuk pengikut mereka dan diri mereka
sendiri. Hal ini berlaku bagi orang-orang
yahudi selain bani auf
Mitsaq Madinah
22. Toleransi Dalam Perang
jangan memotong pohon, membinasakannya,
apalagi membakarnya,
jangan membunuh seorang wanita, anak kecil,
orang tua renta
1
2
23. Perjanjian Elia
“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih
lagi maha penyayang; ini adalah pemberian hamba
Allah amirul Mu’minin Umar bin Khattab jaminan
keamanan dan perlindungan kepada penduduk Iliya’;
perlindungan dan keamanan terhadap jiwa, harta,
gereja-gereja, salib-salib, dan semua yang berkaitan
dengan gereja mereka. Gereja mereka tidak boleh
dirusak, termasuk areal gereja, salib-salib mereka,
dan harta-harta mereka, dan tidak boleh memaksa
meninggalkan agama mereka dan tidak boleh
dianiaya. Orang Yahudi tidak diperkenankan tinggal
di Elia dan bagi orang-orang Iliya’ memberikan Jizyah
sebagaimana orang-orang Madinah…”
24. Di Jerusalem, pada masa kekuasaan
Sultan Sulaiman Agung (1520-1566), kaum
Yahudi ditampung dan dilindungi di wilayah
Turki Usmani, bahkan diantara mereka ada
yang memegang jabatan di pemerintahan,
sesuatu yang mustahil didapati di Eropa.
Karen
Amstrong
25. Toleransi Islam (tasamuh) lebih dari sekedar toleransi
atau kemauan untuk menerima ketidaksepakatan yang
genuine tapi ia merupakan ihsan (kebaikan) kepada
orang lain yang membawa kecintaan kepada
seseorang yang diberikan kepadanya kebaikan, dalam
artian mengarahkan kita pada kecintaan,
keharmonisan, serta menjauhkan kita dari kekerasan
dan alienasi
Hikmat bin Basyir bin yasin, Samahatu al-
Islam fi at-Ta’amul ma’a Ghair al-Muslimin,
26. Perbandingan
Pluralisme Toleransi Islam
Manusia sbg Ukuran
Relativisme
Epistemologis Teologis
Perbedaan tidak Hakiki
Problematis
Belum terbukti secara fakta
Wahyu
Haq dan Bathil
Sosiologis praktis
Perbedaan Hakiki
Terbukti secara fakta
Solutif
27. Pluralisme bukanlah sebuah prinsip
toleransi beragama
Toleransi Islam bersifat sosiologis
praktis
Islam tidak hanya toleran tapi
terkandung Ihsan
Kesimpulan