SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN RESMI FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR
DIFUSI OSMOSIS
DISUSUN OLEH:
Ria Anggun T (15308141009)
Aisya Shahrani T (15308141010)
Muhson Isroni (15308141012)
Werdo Handayani (15308141023)
Saraswati Puji A (15308141025)
Agsa Ghina M (15308141027)
KELOMPOK 5
KELAS BIOLOGI B
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Difusi Osmosis
B. Tujuan
1. Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis.
2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi.
3. Menunjukkan arah gerakan air pada petistiwa difusi-osmosis.
4. Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis.
C. Latar Belakang
Sel tumbuhan berbeda dengan sel pada hewan, perbedaannya
terdapat pada ada tidaknya dinding sel sehingga tidak sembarang senyawa
atau zat dapat masuk ke dalam sel pada tumbuhan. Kondisi seperti ini sangat
menguntungkan bagi tumbuhan, karena tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan fisiologi di dalam
tubuhnya memerlukan nutrisi dan zat hara yang dihasilkan dari beberapa
proses seperti absorpsi, transportasi, dan transpirasi.
Proses transport atau perpindahan yang melalui membran plasma
terdiri dari 2 macam, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transpor pasif
merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi dari sel,
sedangkan transpor aktif merupakan perpindahan zat yang memerlukan
energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antar
larutan. Transpor aktif melalui peristiwa endositosis, dan eksositosis.
Transpor pasif melalui peristiwa difusi dan osmosis.
Untuk memenuhi kebutuhan materi dan nutrisi, sel tumbuhan dapat
melakukan pertukaran atau penyerapan ion melalui sel–sel akar.
Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui kebenaran mengenai penyerapan
ion melalui sel akar, maka dalam praktikum ini digunakan kentang sebagai
bahan percobaan dengan topik “Dapatkah air ber-osmosis menembus
membran sel jaringan tumbuhan” .
BAB II
KAJIAN TEORI
Difusi ialah penyebaran molekul-molekul suatu zat, penyebaran itu
ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetis. Baik gas,
maupun zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecendrungan
untuk menyebar merata ke segala arah sampai dimana-mana terdapat suatu
konsentrasi yang sama. Arah gerakan difusi yaitu dari tempat yang
konsentrasinya tinggi menuju ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah.
Contoh difusi yaitu apabila kita mencampurkan suatu gula dengan air biasa
maka setelah beberapa waktu seluruh air akan berasa manis (Dwijoseputro,
1978 : 59 ).
Peristiwa difusi adalah peristiwa yang lambat, tapi proses difusi ini
berperan besar dalam penyerapan dan pendistribusian zat-zat yang
diperlukan sel hidup, seperti sebagai faktor penghambat dalam proses
osmosis. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa gas yang lebih rapat,
berdifusi lebih lambat dari gas yang kurang rapat, pada temperatur yang
sama. Hal ini tentunya berlaku juga untuk difusi larutan. Rapatan (density) /
massa jenis larutan yang lebih besar akan berdifusi lebih lambat dari larutan
yang massa jenisnya lebih kecil (Brandy James E, 1999 : 408).
Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permiabel secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak melalui
membrane semipermiabel ialah air dari larutan hepotesis (konsentrasi air
tinggi ke konsentrasi air rendah) ke hipertonis (konsentasi air rendah ke
konsentrasi terlarut tinggi) (Kimball, 1983 : 28).
Pada peristiwa osmosis, molekul air akan berdifusi dari potensial air
lebih tinggi di luar menuju potensial air yang lebih rendah dalam larutan sel,
artinya air akan berdifusi menuruni gradien potensial air ke dalam larutan.
Alat ukur osmosis disebut osmometer. Umumnya, osmometer adalah
perkakas laboratorium, tapi sel hidup dapat pula dianggap sebagai sistem
osmotik (Salisbury Frank, 1995 : 46 ).
Fenomena proses osmosis yaitu perendaman bengkuang di dalam
larutan gula menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis dikarenakan tekanan
osmotik dalam bengkuang kurang dari tekanan osmotik di lingkungan.
Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel bengkuang hipotonis terhadap
larutan gula yang hipertonis. Sel-sel bengkuang kekurangan air (isi sel),
akibatnya terjadi plasmolisis yang mengakibatkan penurununan tekanan
turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya bengkuang menjadi empuk
dan lembek sehingga terjadi penurunan bobot bengkuang akibat
perpindahan air dari sel-sel bengkuang kelarutan (Arlita, Malyan Afri.,
Waluyo,S.,dan Warji. 2013 : 1: 85-94).
BAB III
METODE
A. Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan pada hari Kamis, 23 Februari 2017 di
Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Alat :
a. Pipa kaca berkala biru (2 buah)
b. Karet penyumbat berlubang (2 buah)
c. Cawan petri (2 buah)
d. Pipet tetes mulut panjang (2 buah)
e. Pisau tajam (1 buah)
f. Tutup bolpoin (2 buah)
g. Pelubang kentang (1 buah)
Bahan :
a. Kentang (2 buah)
b. Sukrosa (0%, 5%, 50% dan 100%)
c. Air ½ tinggi cawan petri (2 buah)
C. Cara Kerja
Alat-alat disiapkan terlebih dahulu, kentang diiris dengan bentuk
kubus 3 x 3 x 3 cm sebanyak 2 buah. Kemudian pada kentang dibuat
sumur seukuran dengan karet penyumbatnya sedalam 2 cm, diusahakan
jangan sampai menembus dasar kentang. Larutan sukrosa 0 % dan 100 %
dimasukkan kedalam sumur kentang sampai setengah tinggi lubang
sumuran. Kemudian sumur ditutup dengan karet penyumbat yang telah
diberi pipa kaca berskala biru, diusahakan larutan sukrosa terlihat pada
pipa kaca. Setelah dipastikan rapat maka kentang ditempatkan pada
cawan petri yang sudah berisi air setengah tinggi cawan petri. Lalu
perubahan ketinggian air pada pipa kaca diamati tiap 2 menit sekali
dalam 10 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel. Data hasil percobaan pada kentang
Menit
ke
Pertambahan tinggi larutan gula dalam pipa kaca
berskala (mm)
0 % 5 % 50 % 100 %
2 -0,75 -1,00 0,00 1,00
4 -0,75 -1,00 1,00 1,00
6 -0,63 -1,50 0,67 0,83
8 -1,25 -0,50 0,17 0,67
10 -0,25 -0,50 0,50 0,83
Jumlah -3,63 -4,50 2,33 4,33
Rata-rata
tiap 2
menit
-0,72 -0,90 0,47 0,87
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa pada percobaan menggunakan sukrosa 0%, 5%, 50% dan 100%
terjadi pengurangan dan pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca
berskala. Perubahan tersebut terjadi karena adanya beda konsentrasi
larutan gula dalam pipa osmometer dengan pelarut yang merendam
kentang.
Pada percobaan menggunakan sukrosa 0% terjadi pengurangan
tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata pengurangan tinggi
larutan gula tiap 2 menit yaitu 0,7 mm. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa larutan yang lebih pekat mempunyai potensial
air yang lebih rendah sehingga air akan mengalir dari potensial air yang
tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah dan akan berhenti
setelah masing-masing konsentrasinya sama (Salisbury Frank dan Cleon,
1995 : 47). Seharusnya pada percobaan menggunakan sukrosa 0% tidak
terjadi pertambahan atau pengurangan tinggi larutan gula pada pipa kaca
berskala karena sukrosa 0% tidak mengandung molekul sukrosa, jadi
konsentrasi gula dan pelarutnya sama. Ketidaksesuaian ini kemungkinan
disebabkan karena besarnya lubang pada kentang tidak sesuai dengan
besarnya lubang karet penyumbat sehingga larutan gula dapat merembes
ke kentang.
Pada percobaan menggunakan sukrosa 5% terjadi pengurangan
tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata pengurangan tinggi
larutan gula tiap 2 menit yaitu 0,9 mm. Hal ini tidak sesuai teori yang
menyatakan bahwa larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air
yang lebih rendah sehingga air akan mengalir dari potensial air yang
tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah dan akan berhenti
setelah masing-masing konsentrasinya sama (Salisbury Frank dan Cleon,
1995 : 47). Seharusnya pada percobaan menggunakan sukrosa 5% terjadi
pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala karena larutan
gula lebih pekat dari pelarutnya. Ketidaksesuaian ini kemungkinan
disebabkan karena besarnya lubang pada kentang tidak sesuai dengan
besarnya lubang karet penyumbat, sehingga larutan gula dapat merembes
ke kentang. Selain itu kemungkinan karena konsentrasi sukrosa yang
rendah menyebabkan molekul-molekul sukrosa kecil sehingga terjadi
difusi larutan yang menyebabkan larutan gula pada pipa kaca berskala
dapat menembus membran kentang.
Pada percobaan menggunakan sukrosa 50% dan 100% terjadi
pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata
pertambahan tinggi larutan gula masing-masing yaitu 0,47 mm dan 0,87
mm. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang
lebih pekat mempunyai potensial air lebih rendah sehingga air akan
mengalir dari potensial air tinggi menuju ke potensial air yang lebih
rendah (Salisbury Frank dan Cleon, 1995 : 47). Konsentrasi sukrosa yang
sangat tinggi menyebabkan larutan menjadi sangat pekat sehingga
molekul-molekul gula tertahan dan tidak dapat menembus membran
semipermeabel dan hanya molekul-molekul air saja yang dapat
menembus sehingga pelarut mengalir menuju ke larutan gula
(Dwidjoseputro, 1978 : 60).
Pada percobaan menggunakan empat konsentrasi sukrosa yang
berbeda menunjukkan adanya perbedaan kecepatan pertambahan tinggi
larutan gula pada pipa kaca berskala yang ditandai dengan jumlah
pertambahan tinggi larutan gula. Apabila jumlah pertambahan tinggi
larutan gula besar maka pertambahan larutan gulanya cepat. Pada
praktikum ini kecepatan pertambahan tinggi larutan gula dari yang paling
besar adalah sukrosa 100%, 50%, 0% dan 5%. Hal ini tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa kecepatan difusi dipengaruhi oleh
konsentrasi terlarut. Rapatan (density) / massa jenis larutan yang lebih
besar akan berdifusi lebih lambat dari larutan yang massa jenisnya lebih
kecil (Brandy James E, 1994:408). Semakin tinggi konsentrasi larutan
maka semakin cepat pelarut menuju kelarutan sukrosa artinya naiknya air
dalam pipa kaca akan semakin cepat dan banyak. Ketidaksesuaian ini
kemungkinan karena pada pengukuran perubahan tinggi larutan gula
sukrosa 0% dan 5% mengalami kesalahan. Seharusnya jika dilihat pada
konsentrasinya maka kecepatan kenaikan ketinggian larutan gula dari
yang lebih besar ke kecil yaitu 100%, 50%, 5%, 0%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1) Adanya fakta terjadinya gejala difusi-osmosis yang dibuktikan
dengan terjadinya pengurangan atau pertambahan tinggi larutan
gula dalam pipa kaca berskala pada percobaan.
2) Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap kecepatan difusi,
semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin cepat pula air
dalam kentang berdifusi kelarutan sukrosa artinya naiknya air
dalam pipa kaca akan semakin cepat dan banyak.
3) Pada peristiwa difusi-osmosis arah gerakan air mengalir dari
daerah yang potensial airnya lebih tinggi ke daerah yang potensial
airnya lebih rendah.
4) Pengertian difusi adalah gerakan penyebaran suatu partikel dari
daerah yang memiliki potensial kimia tinggi ke daerah yang
memiliki potensial kimia rendah. Sedangkan osmosis adalah
difusi dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi menuju
ke daerah dengan potensial air rendah melewati membran semi
permeable.
B. Saran
Pemasangan alat pada praktikum perlu diperhatikan, harus berhati-
hati dan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi
hasil akhir praktikum, terutama dalam pemasangan karet penyumbat
gabus. Selain itu diusahakan untuk benar-benar memahami apa yang akan
di lakukan dalam praktikum agar tidak mengalami hambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arlita, Malyan Afri., Waluyo,S.,dan Warji.2013. Pengaruh Suhu dan
Konsentrasi terhadap Penyerapan Larutan Gula pada Bengkuang
(pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2,
No. 1: 85-94
Brandy, James E. 1999. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga.
Dwijoseputro. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.
Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung
: ITB.
Lampiran
LAPORAN RESMI

More Related Content

What's hot

Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirUNESA
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...Feri Chandra
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotikAtika95
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Praktikum Genetika - Alel Ganda
Praktikum Genetika - Alel GandaPraktikum Genetika - Alel Ganda
Praktikum Genetika - Alel Gandawidya veronica
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darahSofyan Dwi Nugroho
 

What's hot (20)

Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Laporan Fisiologi Tumbuhan IX Dormansi Biji Sirsak (Annona muricata L.)
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan AirLaporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
Laporan Fisiologi Tumbuhan III Angkutan Air
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotik
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Praktikum Genetika - Alel Ganda
Praktikum Genetika - Alel GandaPraktikum Genetika - Alel Ganda
Praktikum Genetika - Alel Ganda
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 

Similar to LAPORAN RESMI

'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)NandaKhoirunNisa19
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Review Materi Transpor materi dan energi
Review Materi Transpor materi dan energiReview Materi Transpor materi dan energi
Review Materi Transpor materi dan energiemahalas123
 
laporan Difusi dan osmosis
laporan Difusi dan osmosislaporan Difusi dan osmosis
laporan Difusi dan osmosisOneda Rahayu
 
Laporan Plasmolisis - Biologi
Laporan Plasmolisis - BiologiLaporan Plasmolisis - Biologi
Laporan Plasmolisis - BiologiSyifa Sahaliya
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxArdi Setyo W
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasIin Suin
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printHeriana5
 
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdmedia pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdSuryaRajab1
 
Praktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosisPraktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosiskurniawancahyadi
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumchristian tabun
 
1. bab 1 pendahuluan
1. bab 1 pendahuluan1. bab 1 pendahuluan
1. bab 1 pendahuluanshailladita
 
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)aris trea
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaVirgiana Anggi
 

Similar to LAPORAN RESMI (20)

'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
'LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (DIFUSI & OSMOSIS)
 
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
 
Review Materi Transpor materi dan energi
Review Materi Transpor materi dan energiReview Materi Transpor materi dan energi
Review Materi Transpor materi dan energi
 
Tekanan Osmotik
Tekanan OsmotikTekanan Osmotik
Tekanan Osmotik
 
laporan Difusi dan osmosis
laporan Difusi dan osmosislaporan Difusi dan osmosis
laporan Difusi dan osmosis
 
Laporan Plasmolisis - Biologi
Laporan Plasmolisis - BiologiLaporan Plasmolisis - Biologi
Laporan Plasmolisis - Biologi
 
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptxMengukur Potensial Air Kentang.pptx
Mengukur Potensial Air Kentang.pptx
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Visko adit
Visko aditVisko adit
Visko adit
 
Experimen biology 2
Experimen biology 2Experimen biology 2
Experimen biology 2
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di print
 
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pdmedia pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
media pembelajaran - surya rajab, s.si., s.pd
 
Praktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosisPraktikum difusi dan osmosis
Praktikum difusi dan osmosis
 
laporan praktikum fistum
laporan praktikum fistumlaporan praktikum fistum
laporan praktikum fistum
 
1. bab 1 pendahuluan
1. bab 1 pendahuluan1. bab 1 pendahuluan
1. bab 1 pendahuluan
 
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum 1 difusi osmosis (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
 

More from RiaAnggun

Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptRiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptxRiaAnggun
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminRiaAnggun
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIRiaAnggun
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIARiaAnggun
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipidRiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA RiaAnggun
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG RiaAnggun
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME RiaAnggun
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT RiaAnggun
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototRiaAnggun
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMERiaAnggun
 
FISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESFISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESRiaAnggun
 
Fish and Phrases
Fish and PhrasesFish and Phrases
Fish and PhrasesRiaAnggun
 

More from RiaAnggun (20)

Klimatik
KlimatikKlimatik
Klimatik
 
Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptx
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitamin
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besi
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIA
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipid
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel otot
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISME
 
FISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESFISH AND PHRASES
FISH AND PHRASES
 
Fish and Phrases
Fish and PhrasesFish and Phrases
Fish and Phrases
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

LAPORAN RESMI

  • 1. LAPORAN RESMI FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR DIFUSI OSMOSIS DISUSUN OLEH: Ria Anggun T (15308141009) Aisya Shahrani T (15308141010) Muhson Isroni (15308141012) Werdo Handayani (15308141023) Saraswati Puji A (15308141025) Agsa Ghina M (15308141027) KELOMPOK 5 KELAS BIOLOGI B JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Judul Difusi Osmosis B. Tujuan 1. Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis. 2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi. 3. Menunjukkan arah gerakan air pada petistiwa difusi-osmosis. 4. Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis. C. Latar Belakang Sel tumbuhan berbeda dengan sel pada hewan, perbedaannya terdapat pada ada tidaknya dinding sel sehingga tidak sembarang senyawa atau zat dapat masuk ke dalam sel pada tumbuhan. Kondisi seperti ini sangat menguntungkan bagi tumbuhan, karena tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan fisiologi di dalam tubuhnya memerlukan nutrisi dan zat hara yang dihasilkan dari beberapa proses seperti absorpsi, transportasi, dan transpirasi. Proses transport atau perpindahan yang melalui membran plasma terdiri dari 2 macam, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi dari sel, sedangkan transpor aktif merupakan perpindahan zat yang memerlukan energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antar larutan. Transpor aktif melalui peristiwa endositosis, dan eksositosis. Transpor pasif melalui peristiwa difusi dan osmosis. Untuk memenuhi kebutuhan materi dan nutrisi, sel tumbuhan dapat melakukan pertukaran atau penyerapan ion melalui sel–sel akar. Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui kebenaran mengenai penyerapan ion melalui sel akar, maka dalam praktikum ini digunakan kentang sebagai bahan percobaan dengan topik “Dapatkah air ber-osmosis menembus membran sel jaringan tumbuhan” .
  • 3. BAB II KAJIAN TEORI Difusi ialah penyebaran molekul-molekul suatu zat, penyebaran itu ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetis. Baik gas, maupun zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecendrungan untuk menyebar merata ke segala arah sampai dimana-mana terdapat suatu konsentrasi yang sama. Arah gerakan difusi yaitu dari tempat yang konsentrasinya tinggi menuju ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Contoh difusi yaitu apabila kita mencampurkan suatu gula dengan air biasa maka setelah beberapa waktu seluruh air akan berasa manis (Dwijoseputro, 1978 : 59 ). Peristiwa difusi adalah peristiwa yang lambat, tapi proses difusi ini berperan besar dalam penyerapan dan pendistribusian zat-zat yang diperlukan sel hidup, seperti sebagai faktor penghambat dalam proses osmosis. Beberapa eksperimen menunjukkan bahwa gas yang lebih rapat, berdifusi lebih lambat dari gas yang kurang rapat, pada temperatur yang sama. Hal ini tentunya berlaku juga untuk difusi larutan. Rapatan (density) / massa jenis larutan yang lebih besar akan berdifusi lebih lambat dari larutan yang massa jenisnya lebih kecil (Brandy James E, 1999 : 408). Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permiabel secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak melalui membrane semipermiabel ialah air dari larutan hepotesis (konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah) ke hipertonis (konsentasi air rendah ke konsentrasi terlarut tinggi) (Kimball, 1983 : 28). Pada peristiwa osmosis, molekul air akan berdifusi dari potensial air lebih tinggi di luar menuju potensial air yang lebih rendah dalam larutan sel, artinya air akan berdifusi menuruni gradien potensial air ke dalam larutan. Alat ukur osmosis disebut osmometer. Umumnya, osmometer adalah perkakas laboratorium, tapi sel hidup dapat pula dianggap sebagai sistem osmotik (Salisbury Frank, 1995 : 46 ). Fenomena proses osmosis yaitu perendaman bengkuang di dalam larutan gula menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis dikarenakan tekanan osmotik dalam bengkuang kurang dari tekanan osmotik di lingkungan. Perpindahan air ini terjadi karena sel-sel bengkuang hipotonis terhadap larutan gula yang hipertonis. Sel-sel bengkuang kekurangan air (isi sel), akibatnya terjadi plasmolisis yang mengakibatkan penurununan tekanan turgor. Jika tekanan turgor menurun akibatnya bengkuang menjadi empuk dan lembek sehingga terjadi penurunan bobot bengkuang akibat perpindahan air dari sel-sel bengkuang kelarutan (Arlita, Malyan Afri., Waluyo,S.,dan Warji. 2013 : 1: 85-94).
  • 4. BAB III METODE A. Waktu dan Tempat Pengamatan dilakukan pada hari Kamis, 23 Februari 2017 di Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. B. Alat dan Bahan Alat : a. Pipa kaca berkala biru (2 buah) b. Karet penyumbat berlubang (2 buah) c. Cawan petri (2 buah) d. Pipet tetes mulut panjang (2 buah) e. Pisau tajam (1 buah) f. Tutup bolpoin (2 buah) g. Pelubang kentang (1 buah) Bahan : a. Kentang (2 buah) b. Sukrosa (0%, 5%, 50% dan 100%) c. Air ½ tinggi cawan petri (2 buah) C. Cara Kerja Alat-alat disiapkan terlebih dahulu, kentang diiris dengan bentuk kubus 3 x 3 x 3 cm sebanyak 2 buah. Kemudian pada kentang dibuat sumur seukuran dengan karet penyumbatnya sedalam 2 cm, diusahakan jangan sampai menembus dasar kentang. Larutan sukrosa 0 % dan 100 % dimasukkan kedalam sumur kentang sampai setengah tinggi lubang sumuran. Kemudian sumur ditutup dengan karet penyumbat yang telah diberi pipa kaca berskala biru, diusahakan larutan sukrosa terlihat pada pipa kaca. Setelah dipastikan rapat maka kentang ditempatkan pada cawan petri yang sudah berisi air setengah tinggi cawan petri. Lalu perubahan ketinggian air pada pipa kaca diamati tiap 2 menit sekali dalam 10 menit.
  • 5. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Tabel. Data hasil percobaan pada kentang Menit ke Pertambahan tinggi larutan gula dalam pipa kaca berskala (mm) 0 % 5 % 50 % 100 % 2 -0,75 -1,00 0,00 1,00 4 -0,75 -1,00 1,00 1,00 6 -0,63 -1,50 0,67 0,83 8 -1,25 -0,50 0,17 0,67 10 -0,25 -0,50 0,50 0,83 Jumlah -3,63 -4,50 2,33 4,33 Rata-rata tiap 2 menit -0,72 -0,90 0,47 0,87 B. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada percobaan menggunakan sukrosa 0%, 5%, 50% dan 100% terjadi pengurangan dan pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Perubahan tersebut terjadi karena adanya beda konsentrasi larutan gula dalam pipa osmometer dengan pelarut yang merendam kentang. Pada percobaan menggunakan sukrosa 0% terjadi pengurangan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata pengurangan tinggi larutan gula tiap 2 menit yaitu 0,7 mm. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air yang lebih rendah sehingga air akan mengalir dari potensial air yang tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah dan akan berhenti setelah masing-masing konsentrasinya sama (Salisbury Frank dan Cleon, 1995 : 47). Seharusnya pada percobaan menggunakan sukrosa 0% tidak terjadi pertambahan atau pengurangan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala karena sukrosa 0% tidak mengandung molekul sukrosa, jadi konsentrasi gula dan pelarutnya sama. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan karena besarnya lubang pada kentang tidak sesuai dengan besarnya lubang karet penyumbat sehingga larutan gula dapat merembes ke kentang. Pada percobaan menggunakan sukrosa 5% terjadi pengurangan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata pengurangan tinggi larutan gula tiap 2 menit yaitu 0,9 mm. Hal ini tidak sesuai teori yang
  • 6. menyatakan bahwa larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air yang lebih rendah sehingga air akan mengalir dari potensial air yang tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah dan akan berhenti setelah masing-masing konsentrasinya sama (Salisbury Frank dan Cleon, 1995 : 47). Seharusnya pada percobaan menggunakan sukrosa 5% terjadi pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala karena larutan gula lebih pekat dari pelarutnya. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan karena besarnya lubang pada kentang tidak sesuai dengan besarnya lubang karet penyumbat, sehingga larutan gula dapat merembes ke kentang. Selain itu kemungkinan karena konsentrasi sukrosa yang rendah menyebabkan molekul-molekul sukrosa kecil sehingga terjadi difusi larutan yang menyebabkan larutan gula pada pipa kaca berskala dapat menembus membran kentang. Pada percobaan menggunakan sukrosa 50% dan 100% terjadi pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala. Rata-rata pertambahan tinggi larutan gula masing-masing yaitu 0,47 mm dan 0,87 mm. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air lebih rendah sehingga air akan mengalir dari potensial air tinggi menuju ke potensial air yang lebih rendah (Salisbury Frank dan Cleon, 1995 : 47). Konsentrasi sukrosa yang sangat tinggi menyebabkan larutan menjadi sangat pekat sehingga molekul-molekul gula tertahan dan tidak dapat menembus membran semipermeabel dan hanya molekul-molekul air saja yang dapat menembus sehingga pelarut mengalir menuju ke larutan gula (Dwidjoseputro, 1978 : 60). Pada percobaan menggunakan empat konsentrasi sukrosa yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan kecepatan pertambahan tinggi larutan gula pada pipa kaca berskala yang ditandai dengan jumlah pertambahan tinggi larutan gula. Apabila jumlah pertambahan tinggi larutan gula besar maka pertambahan larutan gulanya cepat. Pada praktikum ini kecepatan pertambahan tinggi larutan gula dari yang paling besar adalah sukrosa 100%, 50%, 0% dan 5%. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kecepatan difusi dipengaruhi oleh konsentrasi terlarut. Rapatan (density) / massa jenis larutan yang lebih besar akan berdifusi lebih lambat dari larutan yang massa jenisnya lebih kecil (Brandy James E, 1994:408). Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin cepat pelarut menuju kelarutan sukrosa artinya naiknya air dalam pipa kaca akan semakin cepat dan banyak. Ketidaksesuaian ini kemungkinan karena pada pengukuran perubahan tinggi larutan gula sukrosa 0% dan 5% mengalami kesalahan. Seharusnya jika dilihat pada konsentrasinya maka kecepatan kenaikan ketinggian larutan gula dari yang lebih besar ke kecil yaitu 100%, 50%, 5%, 0%.
  • 7. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Adanya fakta terjadinya gejala difusi-osmosis yang dibuktikan dengan terjadinya pengurangan atau pertambahan tinggi larutan gula dalam pipa kaca berskala pada percobaan. 2) Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap kecepatan difusi, semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin cepat pula air dalam kentang berdifusi kelarutan sukrosa artinya naiknya air dalam pipa kaca akan semakin cepat dan banyak. 3) Pada peristiwa difusi-osmosis arah gerakan air mengalir dari daerah yang potensial airnya lebih tinggi ke daerah yang potensial airnya lebih rendah. 4) Pengertian difusi adalah gerakan penyebaran suatu partikel dari daerah yang memiliki potensial kimia tinggi ke daerah yang memiliki potensial kimia rendah. Sedangkan osmosis adalah difusi dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi menuju ke daerah dengan potensial air rendah melewati membran semi permeable. B. Saran Pemasangan alat pada praktikum perlu diperhatikan, harus berhati- hati dan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan yang akan mempengaruhi hasil akhir praktikum, terutama dalam pemasangan karet penyumbat gabus. Selain itu diusahakan untuk benar-benar memahami apa yang akan di lakukan dalam praktikum agar tidak mengalami hambatan.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Arlita, Malyan Afri., Waluyo,S.,dan Warji.2013. Pengaruh Suhu dan Konsentrasi terhadap Penyerapan Larutan Gula pada Bengkuang (pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 85-94 Brandy, James E. 1999. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga. Dwijoseputro. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia. Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga. Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.