SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Disusun Oleh:
Ria Anggun T 15308141009
Kelompok 5
Biologi B 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
TOPIK 1
PEMBUATAN ANGGUR PISANG
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan banyak buah-
buahan. Salah satu diantaranya yang banyak ditanam yaitu buah pisang. Pisang
termasuk buah sepanjang musim dan tidak dapat disimpan lama. Bagian utama
yang bernilai ekonomi dari tanaman pisang yaitu buahnya, karena dapat
dikonsumsi secara segar maupun dibuat berbagai macam makanan dan
minuman.
Beberapa tahun ini, peminat anggur di Indonesia mulai bertambah dan
harga minuman anggur semakin meningkat. Hal ini karena minuman anggur
banyak didatangkan dari berbagai negara dan bahan baku yang berupa buah
anggur relatif mahal.
Minuman anggur merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan dari
fermentasi buah-buahan. Pembentukan alkohol terjadi akibat perombakan gula
seperti glukosa dan fruktosa oleh enzym zymase ( dari kelompok enzim
invertase) yang berasal dari khamir Saccharomyces sp. yang secara alami terjadi
pada buah dan proses tersebut akan berlangsung lebih cepat pada sari buah
(Judoamidjojo et al. 1992).
Melihat semakin banyaknya peminat minuman anggur di Indonesia,
maka perlu dilakukan pengembangan sehingga pasar minuman anggur di
Indonesia tidak tergantung dengan negara – negara lain. Salah satu buah yang
cukup berpotensi untuk digunakan dalam pembuatan anggur yaitu pisang. Jenis
pisang di Indonesia sangat banyak, diantaranya yaitu pisang ambon. Untuk
meningkatkan potensi buah pisang, maka dilakukan praktikum pembuatan
anggur dari pisang ambon.
B. Tujuan
1. Memperkenalkan mahasiswa pada pembuatan anggur pisang melalui proses
fermentasi oleh sel-sel khamir (Saccharomyces cerevisiae )
2. Mempelajari peranan sel-sel khamir dalam proses fermentasi anggur pisang
3. Mengetahui kualitas hasil fermentasi anggur pisang
C. Metode
1. Alat dan Bahan
 Pembuatan pisang anggur
Alat = Botol, erlenmeyer, kapas, aluminium foil, panci, pisau,
timbangan, pipet, gelas ukur
Bahan = Pisang ambon 50 gram, aquadesh 1 liter, tauge 25 ml
gula pasir 50 gram
 Analisis alkohol
Alat = Tabung reaksi, erlenmeyer, waterbath, gelas beker,
pipet, alat titrasi, pH stick
Bahan = 1 ml sampel anggur pisang, aquadesh 250 ml, 5 ml
K2C2O7, 5 ml H2 SO4, 3 gram KI, Na2S2O3
 Gula reduksi
Alat = Gelas ukur, tabung reaksi, waterbath, tabung, pipet,
Mikropipet, spektrofotometer
Bahan = 2 ml sampel anggur pisang, 3 ml reagen DNS,
 Menghitung jumlah yeast
Alat = Pipet, gelas benda, mikroskop,
Bahan = Sampel anggur pisang ambon
2. Cara Kerja
Pembuatan Pisang Anggur
Diautoclav
Dimasukkan kedalam erlenmeyer 4 buah besar masing-masing 200 ml
dan 4 erlenmeyer masing-masing 20 ml
Distirer agar homogen
Disaring dan ditambah gula 50 gram dan ekstrak tauge 25 ml
Setelah mendidih, diangkat dan didiamkan selama 10 menit
Potongan dimasukkan dalam panci dan ditambah aquadesh sebanyak
1liter dan direbus sampai mendidih
Pisang ambon dikupas kulitnya kemudian dipotong kecil kecil
sebanyak 50 gram
Analisis Alkohol
Analisis Gula Reduksi
Perhitungan Jumlah Bakteri
Kemudian dari 2 erlenmeyer yang
Masing-masing 2 gram pernipan dimasukkan ke dalam 2 erlenmeyer
Setelah diautoklaf, kemudian didinginkan terlebih dahulu
Dititrasi dengan Na2S2O3
Ditambah indikator amilum 1% sebanyak 4 tetes
Ditambah 3 Gram KI, Kemudian didiamkan selama 5 menit
Diwaterbath selama 15 menit
Ditambah dengan 5 K2C2O7 dan5 ml H2 SO4
Sampel diambil 1 ml dan dicampur dengan aquadesh 250 ml dalam
erlenmeyer
Diamati dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
575 nm
Dipanaskan dalam waterbath selama 15 menit (hasil positif ditandai dengan
warna merah)
Ambil 3 ml reagen DNS dan tambahkan ke sampel
Sampel diambil 2 ml
Dihitung jumlah yeast yang hidup dan yang mati
Ditambahkan metilen blue
Ambil sampel anggur pisang dan tetskan pada gelas obyek
D. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu
1. Pembuatan Anggur Pisang
Pada praktikum yang telah dilakukan, pembuatan minuman anggur
menggunakan ekstrak pisang ambon sebagai substratnya. Ekstrak tersebut
didapatkan dengan cara merebus pisang menggunakan air. Hasilnya berupa
sari buah yang telah dicampur dengan menggunakan gula, ekstrak touge dan
pernipan. Pada sari buah tersebut, nantinya akan terjadi proses fermentasi.
Fermentasi ini dilakukan oleh kapang Saccharomyces cerevisiae yang
dioperoleh dari pernipan. Menurut Judoamidjojo et al (1992) Saccharomyces
cerevisiae dapat menghasilkan etanol yang berasal dari fermentasi gula. Gula
akan diubah menjadi bentuk yang paling sederhana oleh enzim invertase
baru kemudian gula sederhana tersebut akan dikonversi menjadi etanol
dengan adanya enzim zymase. Kedua enzim tersebut dihasilkan oleh
Saccharomyces cerevisiae. Menurut O’leary et al (2004) Saccharomyces
cerevisiae adalah khamir yang biasa digunakan dalam fermentasi alkohol.
Saccharomyces cerevisiae memiliki kelebihan yaitu dapat mengkonversi
gula lebih cepat, namun tidak dapat memanfaatkan galaktosa. Hal tersebut
juga diungkapkan oleh Rubio dan Texeira (2005), Saccharomyces cerevisiae
akan menggunakan glukosa sebagai sumber karbonnya daripada galaktosa.
2. Perhitungan Jumlah Khamir
Tabel 1. Perhitungan Jumlah Yeast
Bidang Hidup Mati
Kanan atas 674 235
Kiri atas 221 102
Kanan bawah 290 119
Kiri bawah 56 220
Tengah 348 127
Rata-rata 419,2 160,6
Persentasi kematian = sel mati / (sel mati+ sel hidup) x 100%
= 160,6 : (419,2 +160,6) x 100%
= 27,69 %
Perhitungan jumlah khamir dilakukan hanya pada hari ke 0. Khamir
yang hidup akan menunjukkan warna transparan sedangkan yang mati akan
berwarna biru. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil persentase kematian
khamir sebanyak 27,69%. Maka dapat disimpulkan bahwa pada hari pertama
fermentasi khamir yang hidup pada sari buah pisang jauh lebih banyak
daripada khamir yang mati.
3. Analisis Alkohol
Tabel 2. Analisis Alkohol
Hari ke alkohol
0 13,6%
7 12,8 %
14 11,57 %
20 11,3 %
Gambar 1. Analisis alkohol
Banyaknya alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh lama proses
fermentasi. Lama fermentasi yang dilakukan yaitu mencapai 21 hari dengan
pengukuran-pengukuran dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan 20. Berdasarkan
produksi alkoholnya diperoleh hasil bahwa semakin lama fermentasi
banyaknya alkohol semakin menurun. Hal itu tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin lama fermentasi maka kadar alkohol semakin
naik dan setelah mencapai waktu optimal maka alkohol akan menurun
(Presccot and Dunn (1959)). Kemungkinan ketidaksesuaian ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pada saat titrasi terjadi kesalahan
pengukuran volume larutan Na2S2O3, karena pada saat pengukuran pertama
kali sudah mencapai biru bening tetapi larutan Na2S2O3 belum dihentikkan
sedangkan untuk pengukuran selanjutnya saat sudah mencapai warna biru
bening langsung dihentikkan. Suhu ruangan yang tidak sesuai dengan suhu
dari pertumbuhan Saccaromyces cerevisiae, menurut Kumalasari (2011)
Saccharomyces cerevisiae akan tumbuh optimal dalam kisaran suhu 30-35ºC
dan puncak produksi alkohol dicapai pada suhu 33ºC. Sedangkan suhu
13.6 12.8 11.5 11.3
0
5
10
15
20
25
0 7 14 20
alkohol(%)
hari ke
hari ke
alkohol
ruangan laboratorium mikrobiologi termasuk rendah yaitu ditandai dengan
suhunya yang dingin. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kesalahan waktu
pengukuran, karena apabila dilihat dari waktu optimal, waktu optimal untuk
pembentukan alkohol yaitu 3 hari. Sesuai teori dari Sari et al (2008) yang
menyatakan lama fermentasi yang paling optimal untuk proses pembuatan
etanol adalah 3 hari. Jika fermentasi dilakukan lebih dari 3 hari kadar
alkoholnya dapat berkurang. Berkurangnya kadar alkohol disebabkan karena
alkohol telah dikonversi menjadi senyawa lain misalnya ester. Selain itu
pada penelitian Triyono (2010) juga menunjukkan bahwa lama fermentasi
yang optimal dalam pembuatan sari buah pisang adalah 3 hari. Pengukuran
yang terlalu lama memungkinkan sudah terjadinya penurunan produksi
alkohol.
4. Analisis Organoleptik
Tabel 3. Analisis Organoleptik
Hari
ke
Bau Warna pH
0 Masam, Putih keruh 4
7 Masam, aroma kuat (++)
seperti tape
Putih keruh 4
14 Masam, aroma kuat (+++)
seperti tape
putih agak bening 4
20 Masam, aroma kuat (+++)
seperti tape
Putih agak bening 4
Gambar 2. Analisis pH
Pada analisis organoleptik diperoleh hasil semakin lama fermentasi
aromanya masam (seperti tape) semakin kuat, warnanya semakin bening dan
pH yang dihasilkan sama. Aroma yang ditimbulkan suatu makanan pada
umumnya disebabkan oleh bahan kimia atau membentuk persenyawaan
dengan bahan lain (Soekarto, 1985). Aroma dan warna selain disebabkan
dari bahan baku, juga dari hasil pembentukan komponen-komponen
4 4 4 4
0
5
10
15
20
25
0 7 14 20
Ph
hari ke
hari ke
Ph
penghasil aroma yang timbul dari hasil hidrolisa glukosa pada waktu
fermentasi. Buah pisang terdiri dari beberapa komponen aroma yaitu isoamil
ester dari asam astetat, propionate dan butirat. Buah pisang yang sudah
masak mengandung 20 jenis asam asetat, propionate, butirat dan n-hexanal
(Palmer, 1971). Menurut teori, bau pada anggur pisang yang berkualitas
baik yaitu tidak masam (Rakhmawati, 2017). Pada warna manunjukkan
semakin lama fermentasi maka warnanya semakin bening. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa kenampakan anggur pisang yang
berkualitas baik ditandai dengan warna jernih kekuning-kuningan, tidak
keruh dan tidak ada endapan (Rakhmawati, 2017).
Pada analisis pH, semakin lama fermentasi pH yang dihasilkan
sama, tidak terjadi perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin lama fermentasi, maka nilai pH akan semakin
turun. Proses terjadinya penurunan pH dapat terjadi dari awal fermentasi
diakibatkan terbentuknya asam-asam selama proses fermentasi berlangsung.
Asam-asam yang terbentuk seperti asam asetat, asam piruvat dan asam
laktat dapat menurunkan pH (Muljono, 1990). Ketidaksesuian ini
kemungkinaan dapat terjadi karena sebenarnya terjadi penurunan pH, tetapi
sangat kecil (dalam koma) sehingga apabila diukur menggunakan pH stick
maka tidak akan terlihat penurunannya.
5. Analisis Gula Reduksi
Tabel 4. Analisis Gula Reduksi
Hari Warna
awal
Warna
akhir
Hasil uji Spektrofotometer
0 orange merah bata positif 4,666 A
7 orange merah bata positif 0,852 A
14 orange merah bata positif 0,939 A
20 orange merah bata positif 2,126 A
Gambar 3. Analisis Gula reduksi
4.666
0.852 0.939 2.126
0
5
10
15
20
25
0 7 14 20
gulareduksi(A)
Hari ke
hari ke
gula reduksi
Pada analisis gula reduksi, semakin lama fermentasi hasilnya
fluktuasi. Pada hari ke 7 terjadi penurunan, kemudian hari ke 14 dan 20
menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin lama fermentasi maka gula reduksi semakin
berkurang (Winarti, 1996), hal ini disebabkan karena gula reduksi
digunakan untuk produksi alkohol. Kemungkinan ketidaksesuaian ini
dikarenakan pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae tidak optimal karena
suhu yang tidak sesuai.
6. Analisis asam asetat
 Tabel 5. Asam Asetat
Hari ke Asam asetat
14 0,32 %
20 0,36 %
Gambar 4. Analisis Gula reduksi
Pada pengukuran asam asetat menunjukkan hasilnya yang semakin
lama semakin meningkat, walaupun hanya sedikit. Menurut Leasa (2015)
salah satu faktor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat yaitu lama
fermentasi. Lama fermentasi akan mempengaruhi produk fermentasi
yang dihasilkan. Waktu fermentasi yang terlalu pendek akan
menghasilkan produk yang sedikit karena substrat tidak seluruhnya
terdegradasi sedangkan waktu fermentasi yang terlalu lama, asam asetat
akan teroksidasi menjadi karbondioksida dan air.
Asam asetat diperoleh dari oksidasi alkohol yang akan
menghasilkan asam asetat. Menurut Mappiratu dan Bakhri (2013) tahap
awal oksidasi alkohol akan dihasilkan asetatdehid dan tahap selanjutnya
menjadi asam cuka atau asam asetat. Dalam praktikum ini hanya
0.3
0.32
0.34
0.36
0.38
14 20
asamasetat(%)
hari ke
asam asetat
dilakukan pengukuran pada hari ke 14 dan 20 karena diharapkan dalam
waktu ini sudah terbentuk alkohol dan sudah teroksidasi menjadi asam
asetat. Apabila diukur dari awal kemungkinan ditemukan adanya asam
asetat sangat kecil.
E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Buah Pisang dapat digunakan untuk membuat minuman anggur dengan
penambahan khamir Saccaromyces cerevisae yang terdapat pada fernipan
yang dapat membantu fermentasi alkohol.
2. Peran khamir Saccaromyces cerevisae yaitu mengubah karbohidrat menjadi
alkohol
3. Kualitas hasil fermentasi anggur pisang yang baik yaitu tidak mengalami
kontaminasi, jernih, tidak keruh, tidak ada endapan, rasa atau baunya khas
buah pisang, aromanya enak dan tidak masam.
DAFTAR PUSTAKA
Judoamidjojo, M., A. A. Darwis, dan E. G. Sa’id. 1992. Teknologi
Fermentasi. Edisi 1. Jakarta : Rajawali Press.
Kumalasari, I. J. 2011. Pengaruh Variasi Suhu Inkubasi terhadap Kadar
Etanol Hasil Fermentasi Kulit dan Bonggol Nanas ( Ananas sativus).
Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Leasa, Hesty. 2015. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Total asam Cuka
Aren ( Arenga pinnata Merr.). Jurnal 135 Biopendix, Volume 1, Nomor
2, hlm 135-140
Mappiratu, dan Bakhri, S.2013. Penuntun Praktikum Bioteknologi. Palu :
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Tadulako.
Muljono, J.,dan A.A Daewis. 1990. Teknologi Fermentasi. Bogor : Pusat
Antar Universitas Bioteknologi IPB.
O’Leary V. S.,R. Green, B. C. Sullivan, V. H. Holsinger. 2004. Alcohol
Production by selected yeast strains in lactase-hydrolyzed acid whey.
Biotechnol Bioeng 19 (10) : 19-35
Palmer, J.K.,1971. Biochemistry of Fruit and Their Product, Banana Vol. 2
A.C Hulme ed. London : Press Academic.
Presccot, S. G and C. G. Dunn. 1959. Industrial Microbiology. USA : Mc
Graw-Hill.
Rakhmawati, Anna. 2017. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta : FMIPA UNY.
Rubio dan M. A. Texeira. 2005. Comparative analysis of the gal genetic
switch between Not-So-Diatant Cousins : Saccharomyces cerevisiae
versus Kluyveromyces lactis. FEMS Yeast Res. 5 :1115-1128.
Sari, I. M., Noverita dan Yulneriwarni. 2008. Pemanfaatan Jerami padi dan
alang-alang dalam Fermentasi etanol menggunakan kapang
Trichoderma viridae dan khamir Saccharomyces cerevisiae. Vis Vitalis.
5 (2) :55-62.
Soekarto, S.,T.1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta : Bhantara Karya
Aksara.
Triyono, Agus. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi terhadap Karakteristik Sari
Buah dari beberapa Varietas Pisang ( Musa paradisiaca L.).
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia ISSN 1693-4393
Winarti, S., 1996. Pengaruh Lama Fermentasi dan Kadar Substratt terhadap
Produksi Etanol Pada Fermentasi Ongkok oleh Saccharomyces
cerevisiae. Malang : Universitas Brawijaya.

More Related Content

What's hot

Contoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merahContoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merahIlham Saputra
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaNur Turah
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besiJoni Rahman
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirMelina Eka
 
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi  Fermentasi Pada Pembuatan RotiTeknologi  Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan RotiRizaj1
 
tata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMtata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMSeptia Nur'aini
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaIndra Yudhipratama
 
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revBab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revAndrew Hutabarat
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
Daftar nama dan rumus kation dan anion
Daftar nama dan rumus kation dan anionDaftar nama dan rumus kation dan anion
Daftar nama dan rumus kation dan anionVJ Asenk
 
Pik 2 bab 2_sulfonasi
Pik 2 bab 2_sulfonasiPik 2 bab 2_sulfonasi
Pik 2 bab 2_sulfonasiwahyuddin S.T
 
Industri pulp dan kertas dari kayu
Industri pulp dan kertas dari kayuIndustri pulp dan kertas dari kayu
Industri pulp dan kertas dari kayuJailani Ismail
 
Proses pembuatan hidrogen
Proses pembuatan hidrogenProses pembuatan hidrogen
Proses pembuatan hidrogenSirod Judin
 

What's hot (20)

Unsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IAUnsur-Unsur Golongan IA
Unsur-Unsur Golongan IA
 
Contoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merahContoh pembacaan spektrum infra merah
Contoh pembacaan spektrum infra merah
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 AirLaporan Analisa Pangan Acara 1 Air
Laporan Analisa Pangan Acara 1 Air
 
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi  Fermentasi Pada Pembuatan RotiTeknologi  Fermentasi Pada Pembuatan Roti
Teknologi Fermentasi Pada Pembuatan Roti
 
tata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUMtata letak / layout LABORATORIUM
tata letak / layout LABORATORIUM
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revBab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
 
Daftar nama dan rumus kation dan anion
Daftar nama dan rumus kation dan anionDaftar nama dan rumus kation dan anion
Daftar nama dan rumus kation dan anion
 
Kromium
KromiumKromium
Kromium
 
Pik 2 bab 2_sulfonasi
Pik 2 bab 2_sulfonasiPik 2 bab 2_sulfonasi
Pik 2 bab 2_sulfonasi
 
Aldehid
AldehidAldehid
Aldehid
 
Industri pulp dan kertas dari kayu
Industri pulp dan kertas dari kayuIndustri pulp dan kertas dari kayu
Industri pulp dan kertas dari kayu
 
Proses pembuatan hidrogen
Proses pembuatan hidrogenProses pembuatan hidrogen
Proses pembuatan hidrogen
 

Similar to LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIRiaAnggun
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholDhiarrafii Bintang Matahari
 
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102Hendra Budi
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASISiti Nur Hasanah
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biologypemi p
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )DaPiDaBi
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHMas Mahardika
 
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000MuhammadRizkyRamdani1
 
Fermentasi Anggur
Fermentasi AnggurFermentasi Anggur
Fermentasi Anggurkai putri
 
Bioteknologi pangan
Bioteknologi panganBioteknologi pangan
Bioteknologi panganYunita Sari
 

Similar to LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG (20)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi AlkoholLaporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fermentasi Alkohol
 
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102
Kinetika Amanda Patricia 11.70.0102
 
Jurnal -sintha
Jurnal  -sinthaJurnal  -sintha
Jurnal -sintha
 
1.wine
1.wine1.wine
1.wine
 
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASIPENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
PENGARUH BANYAKNYA RAGI TAPE TERHADAP VOLUME AIR DAN PH TAPE NASI
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biology
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
 
I
II
I
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAHPRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM DAN GLUKOSA DARAH
 
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptxLaporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
Laporan Tugas Bioteknologi Farmasi Tape Ubi Jalar_Kelompok 12_Kelas 5J.pptx
 
Ppt praktikum anaerob
Ppt praktikum anaerobPpt praktikum anaerob
Ppt praktikum anaerob
 
PPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptxPPT jurnal kimia (1).pptx
PPT jurnal kimia (1).pptx
 
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000
PPT Eco Enzyme_0000000000000000000000000
 
Bab i limun
Bab i limunBab i limun
Bab i limun
 
Fermentasi Anggur
Fermentasi AnggurFermentasi Anggur
Fermentasi Anggur
 
Bioteknologi pangan
Bioteknologi panganBioteknologi pangan
Bioteknologi pangan
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 

More from RiaAnggun

Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptRiaAnggun
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptxRiaAnggun
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminRiaAnggun
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiRiaAnggun
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fRiaAnggun
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIARiaAnggun
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipidRiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME RiaAnggun
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT RiaAnggun
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototRiaAnggun
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMERiaAnggun
 
FISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESFISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESRiaAnggun
 
Fish and Phrases
Fish and PhrasesFish and Phrases
Fish and PhrasesRiaAnggun
 

More from RiaAnggun (20)

Klimatik
KlimatikKlimatik
Klimatik
 
Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi ppt
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptx
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitamin
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besi
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
 
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIA
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipid
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel otot
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISME
 
FISH AND PHRASES
FISH AND PHRASESFISH AND PHRASES
FISH AND PHRASES
 
Fish and Phrases
Fish and PhrasesFish and Phrases
Fish and Phrases
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Disusun Oleh: Ria Anggun T 15308141009 Kelompok 5 Biologi B 2015 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. TOPIK 1 PEMBUATAN ANGGUR PISANG A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan banyak buah- buahan. Salah satu diantaranya yang banyak ditanam yaitu buah pisang. Pisang termasuk buah sepanjang musim dan tidak dapat disimpan lama. Bagian utama yang bernilai ekonomi dari tanaman pisang yaitu buahnya, karena dapat dikonsumsi secara segar maupun dibuat berbagai macam makanan dan minuman. Beberapa tahun ini, peminat anggur di Indonesia mulai bertambah dan harga minuman anggur semakin meningkat. Hal ini karena minuman anggur banyak didatangkan dari berbagai negara dan bahan baku yang berupa buah anggur relatif mahal. Minuman anggur merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan dari fermentasi buah-buahan. Pembentukan alkohol terjadi akibat perombakan gula seperti glukosa dan fruktosa oleh enzym zymase ( dari kelompok enzim invertase) yang berasal dari khamir Saccharomyces sp. yang secara alami terjadi pada buah dan proses tersebut akan berlangsung lebih cepat pada sari buah (Judoamidjojo et al. 1992). Melihat semakin banyaknya peminat minuman anggur di Indonesia, maka perlu dilakukan pengembangan sehingga pasar minuman anggur di Indonesia tidak tergantung dengan negara – negara lain. Salah satu buah yang cukup berpotensi untuk digunakan dalam pembuatan anggur yaitu pisang. Jenis pisang di Indonesia sangat banyak, diantaranya yaitu pisang ambon. Untuk meningkatkan potensi buah pisang, maka dilakukan praktikum pembuatan anggur dari pisang ambon. B. Tujuan 1. Memperkenalkan mahasiswa pada pembuatan anggur pisang melalui proses fermentasi oleh sel-sel khamir (Saccharomyces cerevisiae ) 2. Mempelajari peranan sel-sel khamir dalam proses fermentasi anggur pisang 3. Mengetahui kualitas hasil fermentasi anggur pisang
  • 3. C. Metode 1. Alat dan Bahan  Pembuatan pisang anggur Alat = Botol, erlenmeyer, kapas, aluminium foil, panci, pisau, timbangan, pipet, gelas ukur Bahan = Pisang ambon 50 gram, aquadesh 1 liter, tauge 25 ml gula pasir 50 gram  Analisis alkohol Alat = Tabung reaksi, erlenmeyer, waterbath, gelas beker, pipet, alat titrasi, pH stick Bahan = 1 ml sampel anggur pisang, aquadesh 250 ml, 5 ml K2C2O7, 5 ml H2 SO4, 3 gram KI, Na2S2O3  Gula reduksi Alat = Gelas ukur, tabung reaksi, waterbath, tabung, pipet, Mikropipet, spektrofotometer Bahan = 2 ml sampel anggur pisang, 3 ml reagen DNS,  Menghitung jumlah yeast Alat = Pipet, gelas benda, mikroskop, Bahan = Sampel anggur pisang ambon 2. Cara Kerja Pembuatan Pisang Anggur Diautoclav Dimasukkan kedalam erlenmeyer 4 buah besar masing-masing 200 ml dan 4 erlenmeyer masing-masing 20 ml Distirer agar homogen Disaring dan ditambah gula 50 gram dan ekstrak tauge 25 ml Setelah mendidih, diangkat dan didiamkan selama 10 menit Potongan dimasukkan dalam panci dan ditambah aquadesh sebanyak 1liter dan direbus sampai mendidih Pisang ambon dikupas kulitnya kemudian dipotong kecil kecil sebanyak 50 gram
  • 4. Analisis Alkohol Analisis Gula Reduksi Perhitungan Jumlah Bakteri Kemudian dari 2 erlenmeyer yang Masing-masing 2 gram pernipan dimasukkan ke dalam 2 erlenmeyer Setelah diautoklaf, kemudian didinginkan terlebih dahulu Dititrasi dengan Na2S2O3 Ditambah indikator amilum 1% sebanyak 4 tetes Ditambah 3 Gram KI, Kemudian didiamkan selama 5 menit Diwaterbath selama 15 menit Ditambah dengan 5 K2C2O7 dan5 ml H2 SO4 Sampel diambil 1 ml dan dicampur dengan aquadesh 250 ml dalam erlenmeyer Diamati dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 575 nm Dipanaskan dalam waterbath selama 15 menit (hasil positif ditandai dengan warna merah) Ambil 3 ml reagen DNS dan tambahkan ke sampel Sampel diambil 2 ml Dihitung jumlah yeast yang hidup dan yang mati Ditambahkan metilen blue Ambil sampel anggur pisang dan tetskan pada gelas obyek
  • 5. D. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu 1. Pembuatan Anggur Pisang Pada praktikum yang telah dilakukan, pembuatan minuman anggur menggunakan ekstrak pisang ambon sebagai substratnya. Ekstrak tersebut didapatkan dengan cara merebus pisang menggunakan air. Hasilnya berupa sari buah yang telah dicampur dengan menggunakan gula, ekstrak touge dan pernipan. Pada sari buah tersebut, nantinya akan terjadi proses fermentasi. Fermentasi ini dilakukan oleh kapang Saccharomyces cerevisiae yang dioperoleh dari pernipan. Menurut Judoamidjojo et al (1992) Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan etanol yang berasal dari fermentasi gula. Gula akan diubah menjadi bentuk yang paling sederhana oleh enzim invertase baru kemudian gula sederhana tersebut akan dikonversi menjadi etanol dengan adanya enzim zymase. Kedua enzim tersebut dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae. Menurut O’leary et al (2004) Saccharomyces cerevisiae adalah khamir yang biasa digunakan dalam fermentasi alkohol. Saccharomyces cerevisiae memiliki kelebihan yaitu dapat mengkonversi gula lebih cepat, namun tidak dapat memanfaatkan galaktosa. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Rubio dan Texeira (2005), Saccharomyces cerevisiae akan menggunakan glukosa sebagai sumber karbonnya daripada galaktosa. 2. Perhitungan Jumlah Khamir Tabel 1. Perhitungan Jumlah Yeast Bidang Hidup Mati Kanan atas 674 235 Kiri atas 221 102 Kanan bawah 290 119 Kiri bawah 56 220 Tengah 348 127 Rata-rata 419,2 160,6 Persentasi kematian = sel mati / (sel mati+ sel hidup) x 100% = 160,6 : (419,2 +160,6) x 100% = 27,69 %
  • 6. Perhitungan jumlah khamir dilakukan hanya pada hari ke 0. Khamir yang hidup akan menunjukkan warna transparan sedangkan yang mati akan berwarna biru. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil persentase kematian khamir sebanyak 27,69%. Maka dapat disimpulkan bahwa pada hari pertama fermentasi khamir yang hidup pada sari buah pisang jauh lebih banyak daripada khamir yang mati. 3. Analisis Alkohol Tabel 2. Analisis Alkohol Hari ke alkohol 0 13,6% 7 12,8 % 14 11,57 % 20 11,3 % Gambar 1. Analisis alkohol Banyaknya alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh lama proses fermentasi. Lama fermentasi yang dilakukan yaitu mencapai 21 hari dengan pengukuran-pengukuran dilakukan pada hari ke 0, 7, 14 dan 20. Berdasarkan produksi alkoholnya diperoleh hasil bahwa semakin lama fermentasi banyaknya alkohol semakin menurun. Hal itu tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin lama fermentasi maka kadar alkohol semakin naik dan setelah mencapai waktu optimal maka alkohol akan menurun (Presccot and Dunn (1959)). Kemungkinan ketidaksesuaian ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu pada saat titrasi terjadi kesalahan pengukuran volume larutan Na2S2O3, karena pada saat pengukuran pertama kali sudah mencapai biru bening tetapi larutan Na2S2O3 belum dihentikkan sedangkan untuk pengukuran selanjutnya saat sudah mencapai warna biru bening langsung dihentikkan. Suhu ruangan yang tidak sesuai dengan suhu dari pertumbuhan Saccaromyces cerevisiae, menurut Kumalasari (2011) Saccharomyces cerevisiae akan tumbuh optimal dalam kisaran suhu 30-35ºC dan puncak produksi alkohol dicapai pada suhu 33ºC. Sedangkan suhu 13.6 12.8 11.5 11.3 0 5 10 15 20 25 0 7 14 20 alkohol(%) hari ke hari ke alkohol
  • 7. ruangan laboratorium mikrobiologi termasuk rendah yaitu ditandai dengan suhunya yang dingin. Selain itu juga dapat disebabkan oleh kesalahan waktu pengukuran, karena apabila dilihat dari waktu optimal, waktu optimal untuk pembentukan alkohol yaitu 3 hari. Sesuai teori dari Sari et al (2008) yang menyatakan lama fermentasi yang paling optimal untuk proses pembuatan etanol adalah 3 hari. Jika fermentasi dilakukan lebih dari 3 hari kadar alkoholnya dapat berkurang. Berkurangnya kadar alkohol disebabkan karena alkohol telah dikonversi menjadi senyawa lain misalnya ester. Selain itu pada penelitian Triyono (2010) juga menunjukkan bahwa lama fermentasi yang optimal dalam pembuatan sari buah pisang adalah 3 hari. Pengukuran yang terlalu lama memungkinkan sudah terjadinya penurunan produksi alkohol. 4. Analisis Organoleptik Tabel 3. Analisis Organoleptik Hari ke Bau Warna pH 0 Masam, Putih keruh 4 7 Masam, aroma kuat (++) seperti tape Putih keruh 4 14 Masam, aroma kuat (+++) seperti tape putih agak bening 4 20 Masam, aroma kuat (+++) seperti tape Putih agak bening 4 Gambar 2. Analisis pH Pada analisis organoleptik diperoleh hasil semakin lama fermentasi aromanya masam (seperti tape) semakin kuat, warnanya semakin bening dan pH yang dihasilkan sama. Aroma yang ditimbulkan suatu makanan pada umumnya disebabkan oleh bahan kimia atau membentuk persenyawaan dengan bahan lain (Soekarto, 1985). Aroma dan warna selain disebabkan dari bahan baku, juga dari hasil pembentukan komponen-komponen 4 4 4 4 0 5 10 15 20 25 0 7 14 20 Ph hari ke hari ke Ph
  • 8. penghasil aroma yang timbul dari hasil hidrolisa glukosa pada waktu fermentasi. Buah pisang terdiri dari beberapa komponen aroma yaitu isoamil ester dari asam astetat, propionate dan butirat. Buah pisang yang sudah masak mengandung 20 jenis asam asetat, propionate, butirat dan n-hexanal (Palmer, 1971). Menurut teori, bau pada anggur pisang yang berkualitas baik yaitu tidak masam (Rakhmawati, 2017). Pada warna manunjukkan semakin lama fermentasi maka warnanya semakin bening. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa kenampakan anggur pisang yang berkualitas baik ditandai dengan warna jernih kekuning-kuningan, tidak keruh dan tidak ada endapan (Rakhmawati, 2017). Pada analisis pH, semakin lama fermentasi pH yang dihasilkan sama, tidak terjadi perubahan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin lama fermentasi, maka nilai pH akan semakin turun. Proses terjadinya penurunan pH dapat terjadi dari awal fermentasi diakibatkan terbentuknya asam-asam selama proses fermentasi berlangsung. Asam-asam yang terbentuk seperti asam asetat, asam piruvat dan asam laktat dapat menurunkan pH (Muljono, 1990). Ketidaksesuian ini kemungkinaan dapat terjadi karena sebenarnya terjadi penurunan pH, tetapi sangat kecil (dalam koma) sehingga apabila diukur menggunakan pH stick maka tidak akan terlihat penurunannya. 5. Analisis Gula Reduksi Tabel 4. Analisis Gula Reduksi Hari Warna awal Warna akhir Hasil uji Spektrofotometer 0 orange merah bata positif 4,666 A 7 orange merah bata positif 0,852 A 14 orange merah bata positif 0,939 A 20 orange merah bata positif 2,126 A Gambar 3. Analisis Gula reduksi 4.666 0.852 0.939 2.126 0 5 10 15 20 25 0 7 14 20 gulareduksi(A) Hari ke hari ke gula reduksi
  • 9. Pada analisis gula reduksi, semakin lama fermentasi hasilnya fluktuasi. Pada hari ke 7 terjadi penurunan, kemudian hari ke 14 dan 20 menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin lama fermentasi maka gula reduksi semakin berkurang (Winarti, 1996), hal ini disebabkan karena gula reduksi digunakan untuk produksi alkohol. Kemungkinan ketidaksesuaian ini dikarenakan pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae tidak optimal karena suhu yang tidak sesuai. 6. Analisis asam asetat  Tabel 5. Asam Asetat Hari ke Asam asetat 14 0,32 % 20 0,36 % Gambar 4. Analisis Gula reduksi Pada pengukuran asam asetat menunjukkan hasilnya yang semakin lama semakin meningkat, walaupun hanya sedikit. Menurut Leasa (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat yaitu lama fermentasi. Lama fermentasi akan mempengaruhi produk fermentasi yang dihasilkan. Waktu fermentasi yang terlalu pendek akan menghasilkan produk yang sedikit karena substrat tidak seluruhnya terdegradasi sedangkan waktu fermentasi yang terlalu lama, asam asetat akan teroksidasi menjadi karbondioksida dan air. Asam asetat diperoleh dari oksidasi alkohol yang akan menghasilkan asam asetat. Menurut Mappiratu dan Bakhri (2013) tahap awal oksidasi alkohol akan dihasilkan asetatdehid dan tahap selanjutnya menjadi asam cuka atau asam asetat. Dalam praktikum ini hanya 0.3 0.32 0.34 0.36 0.38 14 20 asamasetat(%) hari ke asam asetat
  • 10. dilakukan pengukuran pada hari ke 14 dan 20 karena diharapkan dalam waktu ini sudah terbentuk alkohol dan sudah teroksidasi menjadi asam asetat. Apabila diukur dari awal kemungkinan ditemukan adanya asam asetat sangat kecil. E. Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1. Buah Pisang dapat digunakan untuk membuat minuman anggur dengan penambahan khamir Saccaromyces cerevisae yang terdapat pada fernipan yang dapat membantu fermentasi alkohol. 2. Peran khamir Saccaromyces cerevisae yaitu mengubah karbohidrat menjadi alkohol 3. Kualitas hasil fermentasi anggur pisang yang baik yaitu tidak mengalami kontaminasi, jernih, tidak keruh, tidak ada endapan, rasa atau baunya khas buah pisang, aromanya enak dan tidak masam.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Judoamidjojo, M., A. A. Darwis, dan E. G. Sa’id. 1992. Teknologi Fermentasi. Edisi 1. Jakarta : Rajawali Press. Kumalasari, I. J. 2011. Pengaruh Variasi Suhu Inkubasi terhadap Kadar Etanol Hasil Fermentasi Kulit dan Bonggol Nanas ( Ananas sativus). Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Leasa, Hesty. 2015. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Total asam Cuka Aren ( Arenga pinnata Merr.). Jurnal 135 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, hlm 135-140 Mappiratu, dan Bakhri, S.2013. Penuntun Praktikum Bioteknologi. Palu : Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Tadulako. Muljono, J.,dan A.A Daewis. 1990. Teknologi Fermentasi. Bogor : Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB. O’Leary V. S.,R. Green, B. C. Sullivan, V. H. Holsinger. 2004. Alcohol Production by selected yeast strains in lactase-hydrolyzed acid whey. Biotechnol Bioeng 19 (10) : 19-35 Palmer, J.K.,1971. Biochemistry of Fruit and Their Product, Banana Vol. 2 A.C Hulme ed. London : Press Academic. Presccot, S. G and C. G. Dunn. 1959. Industrial Microbiology. USA : Mc Graw-Hill. Rakhmawati, Anna. 2017. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : FMIPA UNY. Rubio dan M. A. Texeira. 2005. Comparative analysis of the gal genetic switch between Not-So-Diatant Cousins : Saccharomyces cerevisiae versus Kluyveromyces lactis. FEMS Yeast Res. 5 :1115-1128. Sari, I. M., Noverita dan Yulneriwarni. 2008. Pemanfaatan Jerami padi dan alang-alang dalam Fermentasi etanol menggunakan kapang Trichoderma viridae dan khamir Saccharomyces cerevisiae. Vis Vitalis. 5 (2) :55-62. Soekarto, S.,T.1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta : Bhantara Karya Aksara. Triyono, Agus. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi terhadap Karakteristik Sari Buah dari beberapa Varietas Pisang ( Musa paradisiaca L.). Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia ISSN 1693-4393 Winarti, S., 1996. Pengaruh Lama Fermentasi dan Kadar Substratt terhadap Produksi Etanol Pada Fermentasi Ongkok oleh Saccharomyces cerevisiae. Malang : Universitas Brawijaya.