SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM
PENGENCERAN
Oleh :
Reza Fahlevi
05031281419041
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenceran dilakukan dengan menambahkan larutan, sesuatu yang
berbentuk cair ke dalam medium yang akan dibiakan. Di dalam cara perhitungan
ini,kerapatan pertumbuhan koloni harus dipertimbangkan. Jika pertumbuhan
terlalu rapat, hasilnya akan sulit dipertanggungjawabkan. Demikian juga untuk
pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan pemilihan cawan petri yang
pertumbuhan koloni kumannya paling layak untuk dihitung, yang biasanya
diambil dari cawan petri yang pertumbuhan koloninya berkisar 30 - 300 koloni
per cawan petri (Setiyono, 2013).
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu mengurangi jumlah mikroba
yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Perbandingan 1 : 9
digunakan untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran
sebelumnya.
Setelah melakukan pengenceran, suspensi bakteri selanjutnya dapat
dibiakkan. Membiakkan mikroorganisme dapat dilakukan dengan berbagi cara,
salah satunya dalam media cawan Petri. Pengembangbiakan dalam media cawan
Petri ini terdiri dari beberapa metode, salah satunya adalah metode cawan tuang
(pour plate). Perhitungan koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan
mikroorganisme kapang dan bakteri dilakukan dengan cara pengenceran.
Pengertian istilah propagul diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi
dalam bentuk potongan populasi hifa atau miselium. Pengertian koloni diberikan
untuk bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu
mikroorganisme dari jenis yang sama setelah dipisahkan.
1.2 Tujuan
Memahami cara perhitungan mikroba dengan cara pengenceran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakteri
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan
Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang
disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran
inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan
materi asam nukleatnya berupa plasmid.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun
penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph,
suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa
metabolisme (Daniel, 2008).
B. Pengenceran
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan.
Proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat ( konsentrasi
tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume air yang lebih
besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.
Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercih.
Jika kita berada di dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit.
Pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute
berupa cairan yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian
ditambahkan ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan
antar keduannya terlihat jelas pada solute yang digunakan.Contoh dari solvent
antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute sesuatau yang
berbentuk gas, zatpadatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula, lemak dan
sirup. Letak perbedaan antara pelarut dan zat terlarut adalah pada
pemakaian,solvent digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan solute, sedangkan
solute digunakan sebagai bahanutama dalam pengenceran. (Purba, 2006)
Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin kuat,
sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin
lemah (Ariani, 2005).
Larutan di definisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih
zat yang terdispersi baik sebagai malekul, atom, ion yang komposisisnya dapat
bervariasi. Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan
adapula yang sukar larut. Sebagai patokan kasar, zat yang memiliki kelarutan
lebih besar dari 0,02 mol L-1 di anggap laru. Sedangkan yang lebih kecil dari itu
dianggap sukar larut. Pada umumnya, kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu.
Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi PH larutan. Istilah kelarutan
(solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut
dalam sejumlah tertentu pelarut. Untuk zat yang tergolong mudah larut,
kelarutannya dinyatakan dalm gram per 100 gram air, namun untuk zat yang
tergolong sukar larut, kelarutannnya dinyatakan dalam mol L-1 (Purba, 2006)
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih
zat yang terdisfersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relative terhadap jumlah
pelarut, sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent ( pelarut ) adalah medium
dalam mana solute terlarut.
Faktor – fakor yang mempenaruhi larutan yaitu temperature, sifat pelarut,
efek ion sejenis, efek ion berlainan jenis, PH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan
lain-lain.
BAB 3
METODELOGI PENELITAN
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 9 September 2015 pukul
13.30 sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Korek api, 2.
Pemanas Bunsen, 3. Pipet Mikro, 4. Spik, 5. Tabung Reaksi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Aquadest, 2.
Kapas, 3. Tahu yang ditumbuhi jamur (tahu busuk).
3.3. Cara Kerja
Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Sebanyak 1 gram tahu busuk dicampur dengan 1 ml (100 mikron) aquadest
hingga merata. Ini merupakan pengenceran
2. Dari pengenceran diambil 1 ml larutan dengan menggunakan pipet mikron dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest ( merupakan
pengenceran ). Campurlah sampai homogen dengan menggunakan vortex.
3. Pengenceran selanjutnya dilakukan sama seperti cara kerja nomor 2, namun
sebelum pipet mikron yang berisi larutan campuran dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, terlebih dahulu bibir tabung reaksi tersebut didekatkan pada bunsen, agar
tetap steril.
4. Lakukanlah sampai pengenceran .
5. Untuk pengenceran dan, setelah pipet mikron yang berisi larutan campuran
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, maka tabung reaksi tersebut diatasnya
ditutup dengan menggunakan kapas.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum viskositas adalah :
4.2 Pembahasan
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam-
macam spesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian
diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran
yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak
jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana
suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.
Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memiliki sifat osmotik
yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk menghindari rusaknya
sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran.
Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran decimal
yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6.
Tapi untuk kali ini sampel yang ingin di amati di gunakan sampel 10-5 dan
10-6 ini semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan kita amati nanti
bisa di hitung pada koloni tersebut.
Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat
jika pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung ke lima dan
ke enam dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) dengan media
agar secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan
bakteri dari medium lama ke medium baru Pada penanaman bakteri dibutuhkan
kondisi aseptik atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk menghindari
kontaminasi, yaitu masuknya mikroba yang tidak diinginkan.
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari praktikum pengenceran ini adalah :
1. Pada proses pengenceran pun harus dengan keadaan steril
2. Dalam prosedur kerja pengenceran berseri memiliki tingkat kesulitan seperti
ketelitian dalam pengambilan cairan.
3. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak
jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana
suatu saat di dapat hanya satu mikroba pada satu tabung.
4. Pengenceran merupakan mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara
5. Menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar
6. Untuk mengaduk sampel dengan larutan digunakan alat yang bernama vortex
guna mendapatkan pengenceran yang baik.
7. Setiap tingkat pengenceran harus menggunakan pipet yang sudah steril atau
berbeda antara pengenceran satu dengan yang lain guna mendapatkan hasil
terbaik.
8. Kehidupan mikroorganisme umumnya sangat bergantung pada kondisi
lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani. 2005. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi.
Daniel. 2008. Definisi/Pengertian Bakteri, Ciri-Ciri dan Peranan Bakteri Bagi
Kehidupan Manusia.(online) http://www.organisasi.org/1970/01/definisi
pengertian-bakteri-ciri-ciridan-peranan-bakteri-bagi-kehidupan-
manusia.html (Diakses pada 22 September 2015)
Dwijdoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya.
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara : Jakarta.
Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan
Cawan, dan Pewarnaan Gram. (online) http://www.scribd.com/doc/
198994628/ Laporan-Resmi-Praktikum- Mikrobiologi (Diakses pada 22
September 2015).

More Related Content

What's hot

Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANsrinova uli
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrinAstri Maulida
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 

What's hot (20)

Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Pengenalan Alat
Pengenalan AlatPengenalan Alat
Pengenalan Alat
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 

Similar to Laporan tetap mikum penegenceran

Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxagusgunawan08091984
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaVirgiana Anggi
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Farida Lukmi
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printHeriana5
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisTri Hapsari Meilani
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1Dedi Kun
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hariAjeng Putri
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisNur Meili Zakiyah
 

Similar to Laporan tetap mikum penegenceran (20)

Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
Laporan estimasi water potensial(LIMITED EDITION)
 
ringer laktat
ringer laktatringer laktat
ringer laktat
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Pengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisisPengamatan plasmolisis
Pengamatan plasmolisis
 
Makalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi miaMakalah biologi sma xi mia
Makalah biologi sma xi mia
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
Tugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di printTugas kimia yang mau di print
Tugas kimia yang mau di print
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis Plasmolisis
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Kul2 sediaan steril
Kul2 sediaan sterilKul2 sediaan steril
Kul2 sediaan steril
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan PlasmolisisLaporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
Laporan Praktikum Difusi Osmosis dan Plasmolisis
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

Laporan tetap mikum penegenceran

  • 1. LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PENGENCERAN Oleh : Reza Fahlevi 05031281419041 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenceran dilakukan dengan menambahkan larutan, sesuatu yang berbentuk cair ke dalam medium yang akan dibiakan. Di dalam cara perhitungan ini,kerapatan pertumbuhan koloni harus dipertimbangkan. Jika pertumbuhan terlalu rapat, hasilnya akan sulit dipertanggungjawabkan. Demikian juga untuk pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan pemilihan cawan petri yang pertumbuhan koloni kumannya paling layak untuk dihitung, yang biasanya diambil dari cawan petri yang pertumbuhan koloninya berkisar 30 - 300 koloni per cawan petri (Setiyono, 2013). Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Perbandingan 1 : 9 digunakan untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya. Setelah melakukan pengenceran, suspensi bakteri selanjutnya dapat dibiakkan. Membiakkan mikroorganisme dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya dalam media cawan Petri. Pengembangbiakan dalam media cawan Petri ini terdiri dari beberapa metode, salah satunya adalah metode cawan tuang (pour plate). Perhitungan koloni untuk menghitung jumlah total pertumbuhan mikroorganisme kapang dan bakteri dilakukan dengan cara pengenceran. Pengertian istilah propagul diberikan bagi kapang sebagai struktur reproduksi dalam bentuk potongan populasi hifa atau miselium. Pengertian koloni diberikan untuk bakteri yang diartikan sebagai bagian dari populasi individu mikroorganisme dari jenis yang sama setelah dipisahkan. 1.2 Tujuan Memahami cara perhitungan mikroba dengan cara pengenceran
  • 3. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid. Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme (Daniel, 2008). B. Pengenceran Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat ( konsentrasi tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume air yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercih. Jika kita berada di dekatnya, percikannya akan dapat merusak kulit. Pengenceran zat cair, lazimnya dilakukan pada praktikum kimia, solute berupa cairan yang akan diencerkan terlebih dahulu harus dihitung, kemudian ditambahkan ditambahkan aquadest sampai tanda batas dilabu ukur. Perbedaan
  • 4. antar keduannya terlihat jelas pada solute yang digunakan.Contoh dari solvent antara lain : air, alcohol, benzene, dan kloroform. Sedangkan solute sesuatau yang berbentuk gas, zatpadatan atau pun cairan, sebagai contoh garam, gula, lemak dan sirup. Letak perbedaan antara pelarut dan zat terlarut adalah pada pemakaian,solvent digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan solute, sedangkan solute digunakan sebagai bahanutama dalam pengenceran. (Purba, 2006) Semakin tinggi konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin kuat, sebaliknya semakin rendah konsentrasi maka ikatan antar partikelnya semakin lemah (Ariani, 2005). Larutan di definisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai malekul, atom, ion yang komposisisnya dapat bervariasi. Kelarutan zat dalam air sangat beragam. Ada zat yang mudah larut dan adapula yang sukar larut. Sebagai patokan kasar, zat yang memiliki kelarutan lebih besar dari 0,02 mol L-1 di anggap laru. Sedangkan yang lebih kecil dari itu dianggap sukar larut. Pada umumnya, kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu. Kelarutan dari berbagai jenis zat juga dipengaruhi PH larutan. Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Untuk zat yang tergolong mudah larut, kelarutannya dinyatakan dalm gram per 100 gram air, namun untuk zat yang tergolong sukar larut, kelarutannnya dinyatakan dalam mol L-1 (Purba, 2006) Larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdisfersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut, sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent ( pelarut ) adalah medium dalam mana solute terlarut. Faktor – fakor yang mempenaruhi larutan yaitu temperature, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan jenis, PH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
  • 5. BAB 3 METODELOGI PENELITAN 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksnakan pada hari senin tanggal 9 September 2015 pukul 13.30 sampai dengan selesai di laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Korek api, 2. Pemanas Bunsen, 3. Pipet Mikro, 4. Spik, 5. Tabung Reaksi. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Aquadest, 2. Kapas, 3. Tahu yang ditumbuhi jamur (tahu busuk). 3.3. Cara Kerja Cara kerja dalama peraktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Sebanyak 1 gram tahu busuk dicampur dengan 1 ml (100 mikron) aquadest hingga merata. Ini merupakan pengenceran 2. Dari pengenceran diambil 1 ml larutan dengan menggunakan pipet mikron dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest ( merupakan pengenceran ). Campurlah sampai homogen dengan menggunakan vortex. 3. Pengenceran selanjutnya dilakukan sama seperti cara kerja nomor 2, namun sebelum pipet mikron yang berisi larutan campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi, terlebih dahulu bibir tabung reaksi tersebut didekatkan pada bunsen, agar tetap steril. 4. Lakukanlah sampai pengenceran . 5. Untuk pengenceran dan, setelah pipet mikron yang berisi larutan campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi, maka tabung reaksi tersebut diatasnya ditutup dengan menggunakan kapas.
  • 6. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil dari praktikum viskositas adalah : 4.2 Pembahasan Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut.
  • 7. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung. Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memiliki sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk menghindari rusaknya sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran. Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran decimal yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6. Tapi untuk kali ini sampel yang ingin di amati di gunakan sampel 10-5 dan 10-6 ini semua dikarenakan perkiraan koloni sampel yang akan kita amati nanti bisa di hitung pada koloni tersebut. Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung ke lima dan ke enam dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) dengan media agar secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru Pada penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptik atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroba yang tidak diinginkan.
  • 8. BAB 5 KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari praktikum pengenceran ini adalah : 1. Pada proses pengenceran pun harus dengan keadaan steril 2. Dalam prosedur kerja pengenceran berseri memiliki tingkat kesulitan seperti ketelitian dalam pengambilan cairan. 3. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat di dapat hanya satu mikroba pada satu tabung. 4. Pengenceran merupakan mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara 5. Menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar 6. Untuk mengaduk sampel dengan larutan digunakan alat yang bernama vortex guna mendapatkan pengenceran yang baik. 7. Setiap tingkat pengenceran harus menggunakan pipet yang sudah steril atau berbeda antara pengenceran satu dengan yang lain guna mendapatkan hasil terbaik. 8. Kehidupan mikroorganisme umumnya sangat bergantung pada kondisi lingkungan sekitar.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Ariani. 2005. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi. Daniel. 2008. Definisi/Pengertian Bakteri, Ciri-Ciri dan Peranan Bakteri Bagi Kehidupan Manusia.(online) http://www.organisasi.org/1970/01/definisi pengertian-bakteri-ciri-ciridan-peranan-bakteri-bagi-kehidupan- manusia.html (Diakses pada 22 September 2015) Dwijdoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta. Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika, Surabaya. Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Bumi Aksara : Jakarta. Setiyono, M.R. 2013. Sterilisasi, Pembuatan Medium, Metode Perhitungan Cawan, dan Pewarnaan Gram. (online) http://www.scribd.com/doc/ 198994628/ Laporan-Resmi-Praktikum- Mikrobiologi (Diakses pada 22 September 2015).