Pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah terdiri dari arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena yang berbeda ukuran dan struktur. Arteri merupakan pembuluh terbesar yang memiliki dinding tebal dan mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan kapiler merupakan pembuluh terkecil.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
1. PEMBULUH DARAH PADA EKOR IKAN
KEPALA TIMAH
Pelaksanaan: Rabu, 10 April 2019
Dosen : Dr. Raharjo, M.Si.
Dra. Nur Kuswanti, M.Sc.St.
Nur Qomariyah, S.Pd., M.Si.
Erlix R. Purnama, M.Si.
Disusun oleh Kelompok 6 (Kelas Biologi 2017 D):
Andini Rheina Saraswati (17030244001)
Fauziah Khoirun Nisa (17030244003)
Kurnia Kharismanda (17030244013)
Princessa Nandita F. (17030244021)
Helda Dwiya Lestari (17030244025)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2019
2. A. JUDUL
Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah.
B. TUJUAN
Membedakan macam-macam pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah.
C. DASAR TEORI
Ikan kepala timah mempunyai sistem peredaran darah tertutup, yang
berarti darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan
langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan
perantara difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke
jantung melalui pembuluh yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan
seri ke dua disebut sistem vena. Pada sistem peredaran darah, jantung adalah
organ utama yang bertindak sebagai pompa tekan serta merangkap sebagai pompa
hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke
seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena
dan kembali ke jantung. Sistem peredaran darah ini disebut sistem peredaran
darah tunggal (Campbell, 2007).
Pada dasarnya pembuluh darah dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
arteri, vena dan kapiler. Selain pembuluh darah tersebut ada pembuluh darah yang
strukturnya lebih kecil, yaitu arteriol dan venula.
a. Arteri dan Arteriol
Arteri adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi
jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju
ke bagian- bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan
oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisan
yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub
endothelium.
Menurut Eroschenko tahun 2010 arteri memiliki lapisan muskuler
yang tebal. Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah serabut elastin serta
kolagen dan proteoglikan
3. Arteriol adalah pembuluh resistensi utama. Resistensi mereka yang
tinggi menyebabkan penurunan drastis tekanan rata-rata antara arteri dan
kapiler. Penurunan ini meningkatkan aliran darah dengan berperan
menimbulkan perbedaan tekanan antara jantung dan jaringan (Campbell,
2007). Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus),
berdiameter kurang dari 0,5 mm dan relatif mempunyai lumen yang
sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan
umumnya tidak mempunyai membrana elastik interna. Lapisan media
adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar. Lapisan
adventisia tipis, tidak berkembang dengan baik dantidak menunjukkan
adanya membrana elastik externa (Eroschenko, 2010).
b. Vena dan venula
Vena adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke
jantung Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun mempunyai
dinding yan lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada
ukura diameter yang sama (Campbell, 2007). Menurut Signh tahun 2011
Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm,
bagian dalam dari vena yang mengalami tekana hidrostatik tinggi,
umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena
umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan tekanan
darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari
dinding ke jantung.
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot
yang relative lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan
venula terdapat sfingter postkapiler. Menurut Signh tahun 2011 ciri
venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri
atas endotel, tunika media tebal yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan
lapisan adventisia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri atas
jaringan penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen..
c. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh mikroskopis dengan dinding sangat tipis
dan berpori (Campbell, 2007). Pembuluh kapiler merupakan tabung
4. endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem
peredaran darah. Jaringan kerja pembuluh ini disebut hamparan kapiler
yang menginfiltrasi setiap jaringan. Melalui dinding tipis kapiler inilah
zat-zat kimia termasuk gas yang dipertukarkan antara darah dan cairan
interstial yang mengelilingi sel tersebut (Kumar et. al., 2007).
Menurut Price dan Wilson tahun 2005 Kapiler memiliki garis
tengah pembuluh kapiler berkisar antara 7-9 mikron (kira-kira sesuai
dengan garis tengah eritrosit) dan membentuk jaring-jaring saluran-saluran
halus. Susunan jaring-jaring tersebut berbeda ukuran dan bentuknya pada
organ yang berbeda. Tingkat metabolisme suatu organ menentukan
kepadatan jaringannya (Junquiera, 2007). Jaring-jaring kapiler demikian
luas tetapi ada beberapa tempat yang pembuluhnya sedikit yaitu pada
tendon, saraf, jaringan otot polos, dan membran serosa. Pembuluh kapiler
biasanya berjalan berkelok-kelok tidak beraturan.
D. ALAT DAN BAHAN
Bahan :
1. Alkohol 0,5%
2. Aquades
3. Ikan kepala timah
4. Kapas
Alat
1. Gelas kimia
2. Cawan petri
3. Gelas obyek
4. Pipet
5. Kaca penutup
6. Mikroskop stereo
5. E. CARA KERJA
1. Ke dalam gelas kimia yang berisi larutan alkohol 0,5%, masukkan satu ekor
ikan kepala timah yang cukup besar. Biarkan ikan tersebut itu sampai tidak sadar.
Jangan menggunakan ikan yang terlalu kecil, sebab mudah mati sehingga tidak
bisa diamati dalam waktu yang lama.
2. Pindahkan seekor ikan kepala timah tersebut ke dalam cawan petri/gelas obyek
datar yang berisi sedikit air dengan tubuh miring. Apabila ikan diletakkan di atas
gelas obyek datar, tutup bagian kepala dengan kapas basah. Keringkan permukaan
ekor ikan yang menghadap ke lensa mikroskop dengan kapas.
3. Amati di bawah mikroskop pembuluh-pembuluh darah pada ekornya yang
transparan dengan perbesaran 10x10. Setelah mendapatkan bidang pandang yang
baik, amati pembuluh kapiler, arteriol, dan venule dengan perbesaran 10x40.
4. Perhatikan jalannya darah dalam masing-masing pembuluh darah. Tentukan
arteri, arteriol, kapiler, venula, dan vena berdasarkan:
a. Besar pembuluh
b. Arah aliran darah
c. Kecepatan alir darah
d. Jumlah darah yang bisa melewati diameter pembuluh
5. Gambarkan sebagian dari rangkaian pembuluh darah, yang mempunyai 5
macam pembuluh darah tersebut.
6. F. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuluh Darah pada Ekor Ikan Kepala Timah
No Poin-Poin Arteri Arteriol Kapiler Venula Vena
1. Besar Pembuluh ++++ +++ + ++ +++
2. Arah Aliran
Darah
Dari
jantung
ke
arteriol
Dari
arteri ke
kapiler
Dari
arteriol
ke venula
Dari
kapiler
ke vena
Dari
venula ke
jantung
3. Kecepatan Alir
Darah
++++ ++ + ++ +++
4. Struktur Fluktuatif Konstan Konstan Konstan Fluktuatif
5. Jumlah darah
yang bisa
melewati
diameter
pembuluh
++++ +++ + ++ +++
Keterangan:
+ : Kecil / sedikit / lambat
++ : Sedang / sedang / sedang
+++ : Besar / banyak / cepat
++++ : Sangat besar / sangat banyak / sangat cepat
Berikut gambar hasil pengamatan pembuluh darah pada ekor ikan kepala timah :
a b
c
Keterangan pembuluh
darah pada ekor ikan kepala
timah :
a : Vena
b: Venula
c : Arteriola
d : Kapiler
e : Arteri
d
e
Gambar 1. Hasil pengamatan pembuluh darah
ekor ikan kepala timah.
7. G. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut gambar pembuluh darah pada ikan :
Gambar 2. Pembuluh Darah pada Ikan (Ubaidillah, 2019)
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh besar pembuluh yang paling besar
dimilki oleh arteri namun memiliki diameter dalam yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan vena. Hal tersebut dikarenakan pembuluh arteri memiliki
struktur dinding yang tebal dan elastis, ketebalan tersebut disebabkan oleh lapisan
penyusun dinding tersebut yang terdiri dari lapisan terdalam adalah tunika intima
yang terdiri dari epitel selapis gepeng atau endotel, dan jaringan ikat subendotel
dibawahnya. Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri dari serat oto
polos dan otot polos ini menghasilkan matriks ekstraselular. Lapisan terluar
adalah tunika 7 adventisia yang terdiri dari serat jaringan ikat kolagen dan elastik,
terutama kolagen tipe I. Dinding sebagian arteri muskular juga memperlihatkan
dua pita serat elastik bergelombang dan tipis yang disebut lamina elastika interna
dan lamina elastika ekstrna. Lamina elastika interna berada diantara tunika intima
dan media, sedangkan lamina elastika eksterna berada diantara tunika media
dan adventisia. (Eroschenko, 2010). Hal tersebutlah yang menyebabkan kecepatan
alir darah di arteri sangat cepat karena semakin kecil diameter suatu pembuluh
darah maka semakin cepat alir darah pada pembuluh darah tersebut. Hal tersebut
juga mempengaruhi jumlah darah yang bisa melewati diameter pembuluh darah
tersebut karena semakin cepat aliran darah yang melewati pembuluh darah
tersebut maka semakin banyak pula darah yang melewati pembuluh darah
tersebut. Kemudian untuk arah aliran darah arteri yaitu dari jantung menuju ke
arteriol, hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan oleh Yuwono (2001) bahwa
8. arteri merupakan pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau
saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian
tubuh. Berdasarkan strukturnya pembuluh arteri tergolong fluktuatif hal tersebut
karena aliran darahnya tidak tetap dan selalu berubah-ubah tergantung kondisi
jantung ketika memompa darah, bisa saja dalam kondisi tertentu darah mengalir
sangat cepat atau sebaliknya dalam pembuluh darah tersebut.
Gambar 3. Struktur Dinding Pembuluh Arteri
(Encyclopaedia Britannica,2008)
Pembuluh darah arteriol memiliki besar pembuluh darah yang besar.
Arteriol juga memiliki dinding otot yang kuat sehingga dapat menutup arteriol
secara total, atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga beberapa
kali lipat, sehingga mempunyai kemampuan untuk mengubah aliran darah di dasar
setiap jaringan sebagai respons terhadap kebutuhan jaringan. Dinding arteriol
mengandung lebih sedikit lapisan jaringan elastik tetapi lebih banyak otot polos
(Campbell, 2003). Hal tersebut dapat mempengaruhi kecepatan aliran darah dan
jumlah darah yang dapat melewati diameter pembuluh darah tersebut. Kecepatan
aliran darah di arteriol sedang dan jumlah darah yang melewati diameter
pembuluh darah tersebut banyak karena setelah arteriol masuk ke saluran akar,
otot polos yang menutupinya berkurang dan sejalan dengan itu volumenya
meningkat, hal ini akan menurunkan kecepatan aliran darah (Campbell, 2003).
Kemudian arah aliran darah pembuluh darah arteriol yaitu dari arteri ke kapiler.
Berdasarkan strukturnya pembuluh arteriol tergolong konstan hal tersebut karena
aliran darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
9. Pembuluh darah kapiler memiliki besar pembuluh yang kecil, menurut
Guyton & Hall (2006) Pembuluh darah kapiler termasuk dalam jenis
mikrosirkulasi di mana mikrosirkulasi merupakan rangkaian pembuluh darah kecil
meliputi arteri-arteriol-kapiler-venula-vena. Kecepatan aliran darah pada kapiler
lambat, hal tersebut dikarenakan dinding tersebut hanya mempunyai ketebalan
sekitar 0,5 mikrometer dengan diameter internalnya 4-9 mikrometer (Guyton &
Hall, 2006). Hal ini membuat sel darah merah yang melewati kapiler harus satu
per satu atau single file dan isi dalam plasma dapat berkontak langsung dengan
bagian dalam dinding kapiler atau hanya terpisah oleh jarak yang sangat pendek
(Sherwood, 2012). Secara fisiologis, darah tidak selalu mengalir terus menerus
pada kapiler namun secara intermitten artinya, akan berhenti sejenak setelah
mengalir selama beberapa detik atau menit (Guyton & Hall, 2006). Aliran yang
terjadi di dalam kapiler mempunyai kecepatan yang lambat dibanding aliran pada
aorta. Hal ini terjadi karena luas penampang total kapiler berukuran 1.300 kali
lebih besar dibandingkan dengan luas penampang aorta (Sherwood, 2012). Aliran
yang lambat ini membuat tersedianya waktu yang cukup untuk pertukaran nutrisi
dan sisa metabolisme antara darah dan sel jaringan. Pertukaran zat yang terjadi di
kapiler bergantung pada permeabilitas membran dinding kapiler terhadap bahan
yang dipertukarkan (Silverthorn, 2013). Jumlah darah yang bisa melewati
diameter pembuluh yaitu sedikit hal tersebut dikarenakan ukuran kapiler yang
sangat kecil di mana dinding pada pembuluh darah kapiler tersusun dari lapisan
uniseluler sel endotel dan dikelilingi oleh membran basal yang sangat tipis
(Guyton & Hall, 2006). Arah aliran darah pada pembuluh darah kapiler yaitu dari
arteriol ke venula, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Silverthorn (2013)
bahwa mikrosirkulasi dimulai dari darah yang dibawa oleh arteri-arteriol menjauhi
jantung dan selanjutnya menuju kapiler yang akan terjadi pertukaran materi
berupa nutrisi ke sel jaringan. Aliran darah dari kapiler akan menuju venula yaitu
pembuluh darah kecil namun memiliki kemiripan dengan kapiler. Berdasarkan
strukturnya pembuluh kapiler tergolong konstan hal tersebut karena aliran
darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
Gambar 4. Anatomi Pembuluh Darah
Kapiler (Sherwood, 2012).
10. Pembuluh darah venula memiliki besar pembuluh yang sedang. Venula
memiliki struktur dinding lebih tipis daripada dinding pembuluh arteri dan terdiri
dari lapisan endhotelium (Campbell, 2003). Kecepatan aliran darahnya sedang
karena tekanan darah di dalam venula dan vena jauh lebih kecil daripada tekanan
di dalam arteri (Campbell, 2003). Hal tersebut juga mempengaruhi jumlah darah
yang bisa melewati diameter pembuluh darah tersebut menjadi sedang. Arah
aliran darah pada pembuluh darah venula yaitu dari kapiler menuju vena, hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Campbell (2003) bahwa venula mengalirkan
darah dari kapiler ke dalam pembuluh darah, untuk kembali ke jantung,
mengumpulkan darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung menjadi vena
yang semakin besar. Berdasarkan strukturnya pembuluh venula tergolong konstan
hal tersebut karena aliran pembuluh darahnya tidak berubah-ubah atau tetap.
Pembuluh darah vena memiliki besar pembuluh darah yang besar. Vena
memiliki struktur dinding yang umumnya tidak berotot seperti pada pembuluh
arteri. Karena tekanan darah di dalam vena rendah, maka konstraksi otot rangka
sangat membantu mengalirkan darah kembali ke jantung. Dinding (struktur luar)
dari pembuluh darah terdiri dari tiga lapisan jaringan yang lebih tipis dan kurang
elastis dibandingkan dengan lapisan arteri yang sesuai. Pembuluh vena
mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap
mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir
menuju jantung (Sloane, 2012). Struktur tersebut dapat mempengaruhi kecepatan
aliran darah pada pembuluh vena yaitu cepat. Selain itu juga dapat mempengaruhi
jumlah darah yang dapat melewati diameter pembuluh darah tersebut yaitu
banyak, hal tersebut karena ukuran diameter lubang pembuluh darah tersebut
besar (Sloane, 2012). Arah aliran darahnya yaitu dari venula menuju ke jantung,
hal tersebut sesuai dengan pernyataan Silverthorn (2013) bahwa darah dari venula
akan menuju vena yang mempunyai diameter lebih besar dan akan terus mengalir
menuju jantung. Berdasarkan strukturnya pembuluh vena tergolong fluktuatif hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sloane (2012) pada vena terjadi fluktuasi (naik
turun) aliran darah kembali.
Berdasarkan hasil pengamtan maka dapat diketahui perbedaan antara
arteri, vena, arteriol, kapiler dan venula yaitu berdasarkan urutan besar pembuluh
11. mulai dari yang paling besar hingga terkecil yaitu arteri, vena, arteriol, venula dan
kapiler. Kemudian untuk aliran darah pembuluh arteri dari jantung ke pembuluh
arteriol, dan pembuluh arteriol dari pembuluh arteri ke pembuluh kapiler, dan
pembuluh kapiler dari pembuluh arteriol ke pembuluh venula, dan pembuluh
venula dari pembuluh kapiler ke pembuluh vena, dan untuk pembuluh vena dari
pembuluh venula ke jantung. Lalu untuk kecepatan aliran darah mulai dari yang
sangat cepat hingga lambat yaitu pembuluh darah arteri, vena, arteriol, venula,
setelah itu kapiler. Berdasarkan jumlah darah yang bisa melewati diameter
pembuluh, arteri memiliki jumlah yang sangat banyak, vena memilki jumlah yang
banyak, arteriol juga memilki jumlah yang banyak, venula memiliki jumlah yang
sedang dan kapiler memiliki jumlah yang sedikit. Kemudian berdasarkan
strukturnya diperoleh untuk pembuluh arteri dan vena memiliki struktur yang
fluktuatif, dan untuk struktur yang konstan dimiliki oleh pembuluh arteriol, venula
dan kapiler. Pembuluh darah yang memiliki kecepatan aliran darah tidak konstan
atau fluktuatif yaitu pembuluh arteri dan vena, dan untuk pembuluh darah yang
memiliki kecepatan aliran darah konstan dimiliki oleh pembuluh arteriol, venula
dan kapiler. Perbedaan antara pembuluh darah arteri dan vena ditinjau dari
struktur dan fungsi yaitu untuk pembuluh darah arteri memiliki struktur besar
pembuluh yang sangat besar dan memiliki struktur dinding yang tebal dan elastis
dan terdiri dari tiga lapisan yaitu intima, endothelium, dan subendothelium. Fungsinya
untuk menyalurkan darah yang keluar dari insang menuju ke seluruh tubuh. Pembuluh
darah arteri mengandung banyak oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh ikan (Puspa,
2015). Kemudian untuk pembuluh darah vena memiliki struktur besar pembuluh yang
besar dan memiliki dinding yang lebih tipis dari arteri namun ukuran rongganya
jauh lebih besar dari arteri. Dinding vena sangat elastis dan aktif berkontraksi
sehingga mampu memompa darah sampai ke jantung. Fungsinya yaitu sebagai
pembuluh darah balik yang alirannya bertujuan ke jantung (Puspa, 2015).
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan,
1. Arteri memiliki besar pembuluh yang sangat besar dan kapiler memiliki besar
pembuluh yang kecil.
12. 2. Arah aliran yang meninggalkan jantung ke seluruh tubuh adalah arteri dan
arteriol, sedangkan yang menuju ke arah jantung adalah vena dan venula. Kapiler
memiliki arah dari seluruh tubuh dan jantung.
3. Arteri memiliki kecepatan aliran yang sangat cepat, sedangkan kapiler memiliki
kecepatan aliran yang lambat.
4. Jumlah darah yang banyak dapat melewati pembuluh arteri, sedangkan
pembuluh kapiler dilewati sedikit darah.
I. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Campbell. 2007. Biology 8th Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Encyclopedia Britanica Article. Human Artery. 2008. Citation available from :
www.britanica.com. acces April 13th , 2019.
Eroschenko VP. 2010. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi
11. Jakarta: EGC. Hlm: 324-6, 331, 342.
Guyton, A., & Hall, J. (2006). Textbook of medical physiology 11th edition.
Philadhelphia: Elsevier Saunders
Junqueira LC dan Carneiro J. 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas Edisi 10.
Jakarta: EGC. Hlm: 318-33.
Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7; ali
Bahasa, Brahm U, Pendt ;editor Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto,
Nurwany Darmaniah, Nanda Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC.
Price S dan Wilson L. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi: Ke-5. Jakarta: EGC. Hlm: 2:472-511.
Puspa, Agina. 2015. Sistem Peredaran Darah pada Ikan.
https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-peredarah-darah-pada-ikan diakses
tanggal 13 April 2019.
Sherwood, L. (2012). Human physiology: From cells to systems 7th edition.
California: Thomson Learning
Silverthorn, D, U. (2013). Human physiology an integrated approach 6th edition.
United States: Pearson
Singh, A., 2011, Wound Healing Potential of Some Medical Plants, Int. J. Pharm.
Sci. Rev. Res., 9 (1): 136-145.
13. Sloane, Ethel.2012.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta:EGC.
Ubaidillah, Muhammad. 2019. Sistem Peredaran Darah Ikan. Purwokerto:
Universitas Jendral Sudirman.
Yuwono, Edi. 2001. Handbook Fisiologi Hewan. Fakultas Biologi. UNSOED.
Purwakarta.
J. LAMPIRAN
Arteriol
Arteri
Kapiler
Venula
Vena