Laporan ini mengkaji pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah. Percobaan dilakukan dengan mengukur volume CO2 yang dilepaskan kecambah pada suhu ruangan dan inkubasi menggunakan titrasi asam-basa, dimana hasilnya menunjukkan suhu inkubasi meningkatkan laju respirasi.
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Kecambah
1. LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM VI
PENGARUH SUHU TERHADAP KECEPATAN
RESPIRASI KECAMBAH
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018/2019
2. A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Pengaruh Suhu Terhadap
Kecepatan Respirasi Kecambah” adalah bagaimana pengaruh suhu terhadap
kecepatan respirasi kecambah?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi
Kecambah” berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengamati pengaruh
suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis a (Ha) : Suhu mempengaruhi kecepatan respirasi kecambah.
Hipotesis nol (H0) : Suhu tidak mempengaruhi kecepatan respirasi kecambah.
D. Kajian Pustaka
Senyawa organik menyimpan energi dalam susunan atomnya. Dengan
bantuan enzim, sel secara sistematik merombak molekul organik kompleks yang
kaya akan energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah.
Sebagian energi yang diambil dari simpanan kimiawi dapat digunakan untuk
melakukan kerja; sisanya dilepas sebagai panas. Jalur metabolisme yang
melepaskan energi simpanan dengan cara memecah molekul kompleks disebut
jalur katabolik. Suatu proses katabolik, fermentasi, merupakan perombakan
parsial gula yang terjadi tanpa bantuan oksigen. Akan tetapi, jalur katabolik yang
paling umum dan paling efisien ialah respirasi seluler, di mana oksigen
dikonsumsi sebagai reaktan bersama-sama dengan bahan bakar organik.
Dalam sel eukariotik, mitokondria mewadahi sebagian besar perlengkapan
metabolik yang digunakan untuk respirasi seluler. Walau sangat berbeda
mekanismenya, respirasi pada prisipnya serupa dengan pembakaran bensin dalam
mesin mobil setelah oksigen dicampiur dengan bahan bakar (hidrokarbon).
3. Makanan merupakan bahan bakar untuk respirasi, dan buangannya adalah karbon
dioksida dan air (Campbell dkk., 2002: 159).
Proses keseluruhan dapat dirangkum sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
glukosa oksigen karbon dioksida air energi
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Suhu.
2. Variabel Kontrol : Volume NaOH, konsentrasi NaOH, jumlah tetesan
PP, berat kecambah, umur kecambah, waktu
penyimpanan kecambah, volume BaCl.
3. Variabel Respon : Laju respirasi kecambah.
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi yaitu suhu ruang (35-45°C) dan suhu inkubator
(37°C). Kedua, variabel kontrol yaitu volume NaOH 30 ml per erlenmeyer, jumah
tetesan PP 2 tetes, berat kecambah 5 gram per sampel, umur kecambah 2 hari,
waktu penyimpanan kecambah 1 hari, volume BaCl 2,5 ml. Dan terakhir variabel
respon yaitu laju respirasi kecambah diperoleh dengan memasukkan rumus CO2
hasil respirasi dibagi waktu (24 jam).
G. Alat dan Bahan
Kecambah kacang hijau umur 2 hari5 gram, 30 mL larutan NaOH 0,5 M,
larutan HCl 0,5 M, 2,5 mL larutan BaCL2 0,5 N, 2 tetes larutan Phenolftalin (PP),
6 buah erlenmeyer 250 ml, timbangan, buret (beserta statif dan klem), kain kasa,
benang, plastik, pipet.
4. H. Rancangan Percobaan
I. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.
2. Siapkan 6 erlenmeyer kemudian isilah masing-masing dengan 30 ml
larutan NaOH 0,5 M.
3. Timbang 5 gram kecambah yang disediakan kemudian bungkus dengan
kain kasa dan ikat dengan seutas tali. Masing-masing 2 sampel untuk suhu
ruangan dan 2 sampel untuk suhu di dalam ruang inkubator.
4. Masukkan ke dalam erlenmeyer dan gantungkan bungkusan kecambah
tersebut di atas larutan NaOH dengan bantuan talinya, kemudian tutup
rapat-rapat botol tersebut dengan plastik.
1. Siapkan 6
erlenmeyer,
isilah dengan 30
ml larutan NaOH
0,5 M.
2. Timbang 5
gram kecambah,
bungkus dengan
kain kasa, ikat
dengan tali
3. Masukkan ke
erlenmeyer,
gantung dengan
tali kecambah di
atas NaOH, tutup
4. Simpan 2 botol
isi kecambah, 1
botol tanpa
kecambah (suhu
ruang, inkubator)
5. Setelah 24 jam
lakukan titrasi
6. Ambil 5 ml
larutan NaOH
dalam botol
7. Tambahkan
2,5 ml BaCl2
8. Tetesi dengan
2 tetes PP
sehingga larutan
berwarna merah
9. Titrasi dengan
HCl 0,5 N,
dihentikan
setelah warna
merah hilang
5. 5. Simpanlah 2 botol berisi kecambah dan 1 botol tanpa kecambah (kontrol)
masing-masing di dalam ruangan dengan suhu ruangan dan yang lain di
dalam inkubator besuhu 37°C.
6. Setelah 24 jam lakukan titrasi untuk mengetahui jumlah gas CO2 yang
dilepaskan selama respirasi kecambah.
7. Ambil 5 ml larutan NaOH dalam botol, masukkan dalam erlenmeyer.
Kemudian tambahkan 2,5 ml BaCl2 dan tetesi dengan 2 tetes PP sehingga
larutan berwarna merah. Sehingga larutan tersebut dititrasi dengan HCl 0,5
N. Titrasi dihentikan setelah warna merah tepat hilang.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah
Suhu (°C)
Volume HCl (ml)
Laju Respirasi
(ml/jam)
Dengan kecambah
Tanpa
kecambah
(kontrol)
Botol 1 Botol 2 Botol 3
Ruang 1,75 1,85 2 0,05
Inkubator
(37°C)
1,8 1,6 1,85 0,2625
1. NaOH bebas
Suhu ruang:
- NaOH bebas A = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 1,75 ml
5 ml
= 10,5 ml
- NaOH bebas B = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 1,85 ml
5 ml
= 11,1 ml
6. - NaOH bebas kontrol = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 2 ml
5 ml
= 12 ml
Inkubator:
- NaOH bebas A = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 1,7 ml
5 ml
= 10,2 ml
- NaOH bebas B = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 1,8 ml
5 ml
= 10,8 ml
- NaOH bebas kontrol = Volume NaOH awal x Volume titrasi HCl
Volume NaOH akhir
= 30 ml x 2 ml
5 ml
= 12 ml
2. NaOH terikat CO2
Suhu ruang:
- NaOH terikat CO2 A = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 10,5 ml
= 19,5 ml
- NaOH terikat CO2 B = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 11,5 ml
= 18,9 ml
- NaOH terikat CO2 kontrol = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 12 ml
= 18 ml
7. Inkubator:
- NaOH terikat CO2 A = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 10,2 ml
= 19,8 ml
- NaOH terikat CO2 B = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 10,8 ml
= 19,2 ml
- NaOH terikat CO2 kontrol = Volume NaOH awal – Volume NaOH bebas
= 30 ml – 12 ml
= 18 ml
3. CO2 hasil respirasi
Suhu ruang:
CO2 hasil respirasi = NaOH terikat CO2 (A) + (B) – NaOH terikat CO2 kontrol
2
= (19,5 ml) + (18,9 ml) – 18 ml
2
= 1,2 ml
Inkubator:
CO2 hasil respirasi = NaOH terikat CO2 (A) + (B) – NaOH terikat CO2 kontrol
2
= (19,8 ml) + (19,2 ml) – 18 ml
2
= 1,5 ml
4. Laju respirasi
Suhu ruang:
Laju repirasi = CO2 hasil respirasi
Waktu (24 jam)
= 1,2 ml
24 jam
= 0,05 ml/jam
8. Inkubator:
Laju repirasi = CO2 hasil respirasi
Waktu (24 jam)
= 1,5 ml
24 jam
= 0,0625 ml/jam
Gambar 1. Grafik pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi kecambah
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan perhitungan, maka dapat dilihat bahwa besarnya suhu
mempengaruhi kadar CO2 yang dilepaskan pada proses respirasi kecambah Pada
suhu ruangan (35-45°C) diperoleh volume NaOH yang mengikat CO2 pada
erlenmeyer A dan B yang berisi kecambah sebesar 19,5 ml dan 18,9 ml,
sedangkan pada volume NaOH terikat CO2 kontrol diperoleh 18 ml. volume CO2
hasil respirasi yang dilepaskan sebesar 1,2 ml dan laju kecepatan transpirasi
sebesar 0,05 ml/jam.
Pada perlakuan suhu dalam inkubator dengan suhu 37°C, diperoleh
volume NaOH yang mengikat CO2 pada erlenmeyer A dan B yang berisi
kecambah, yaitu sebanyak 19,8 ml dan 19,2 ml, sedangkan pada volume NaOH
0.05
0.0625
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Suhu Ruang Inkubator
Laju Respirasi (ml/jam)
Laju Respirasi (ml/jam)
9. terikat CO2 kontrol diperoleh 18 ml. Volume CO2 hasil respirasi sebanyak 1,5 ml
dan laju kecepatan transpirasi sebesar 0,0625 ml/jam.
L. Hasil Analisis Data
Proses respirasi merupakan deretan reaksi kimia, sehingga peka terhadap
perubahan temperatur. Pada 0°C, kecepatan respirasi sangat rendah. Kenaikan
temperatur sampai 35°C atau 45°C akan mencapai maksimum, kemudian turun
lagi pada temperatur yang lebih tinggi. Perlakuan temperatur ini berkaitan dengan
lamanya perlakuan, artinya pada 25-30°C mula-mula kecepatan respirasi naik,
tetapi kalau berlangsung lama akan menurun. Umumnya semakin tinggi
temperatur, penurunan kecepatan respirasi semakin cepat (Yuliani, 2017: 118).
Berdasarkan analisis, maka dapat diketahui bahwa besarnya suhu
mempengaruhi kadar CO2 yang dilepaskan dari proses respirasi kecambah,
dimana pada suhu inkubator (37°C) diperoleh volume CO2 hasil respirasi sebesar
1,5 ml, lebih besar dibandingkan pada suhu ruangan. Pada suhu inkubator, suhu
yang digunakan tetap (konstan), sehingga optimal untuk kerja enzim tanpa
mengalami kerusakan. Seperti yang kita ketahui bahwa proses respirasi
melibatkan kerja berbagai enzim. Enzim akan mempercepat pengubahan glukosa
menjadi CO2, sehingga laju respirasi semakin cepat dan kadar CO2 yang
dilepaskan semakin besar.
Pada suhu ruangan (35-45°C) volume CO2 hasil respirasi kecambah lebih
rendah daripada suhu inkubasi yaitu sebesar 1,2 ml. Pada suhu yang tidak
konstan, akan memperlambat reaksi pengubahan glukosa menjadi CO2 lebih
lambat sehingga laju respirasinya semakin lambat dan kadar CO2 yang dilepaskan
lebih sedikit.
M. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, semakin rendah suhu, maka
semakin lambat laju respirasi, begitu pula dengan semakin tinggi suhu maka
semakin cepat cepat laju respirasi.
10. N. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi Jl. 1 Ed. 5.
Jakarta: Erlangga.
Yuliani. 2017. Metabolisme Tumbuhan. Surabaya: Unesa University Press.
O. Lampiran
Gambar 2. Erlenmeyer Gambar 3. Erlenmeyer Gambar 4. Pengambilan
A, B, dan kontrol suhu ruang A, B, dan kontrol inkubator 5 ml NaOH
Gambar 5. Pemberian Gambar 6. Titrasi dengan Gambar 7. Penghentian
2 tetes PP larutan HCl 0,5 N titrasi