SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI INDUSTRI
Disusun Oleh:
Ria Anggun T 15308141009
Kelompok 5
Biologi B 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
TOPIK 3
PEMBUATAN TEMPE
A. Latar Belakang
Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dikonsumsi
hampir semua lapisan masyarakat. Tempe berbahan dasar kacang kedelai
(Glycine max) yang diolah melalui fermentasi oleh kapang. Di Indonesia
pembuatan tempe sudah menjadi industri rakyat.
Secara umum tempe memliki penampakan berwarna putih yang
disebabkan oleh miselia kapang yang menghubungkan biji-biji kedelai sehingga
terbentuk tekstur yang kompak. Kapang yang tumbuh pada kedelai akan
mendegradasi senyawa-senyawa kompleks pada kedelai menjadi senyawa-
senyawa sederhana yang lebih mudah dicerna oleh manusia ( Syarief, et al.
1999)
Salah satu yang menyebabkan banyaknya masyarakat membuat tempe
yaitu banyaknya kedelai yang ada di Indonesia. Selain itu tempe ternyata
mengandung banyak gizi. Tempe mengandung banyak nutrisi yang diperlukan
oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap dan
dimanfaatkan oleh tubuh ( Kasmidjo, 1990).
Oleh karena itu, mengkonsumsi tempe merupakan hal yang baik untuk
masyarakat Indonesia. Selain itu untuk mengetahui proses pembuatan tempe
yaitu dilakukan praktikum mengenai pembuatan tempe.
B. Tujuan
1. Memperkenalkan mahasiswa pada pembuatan tempe melalui proses
fermentasi oleh ragi (Rhizopus sp.)
2. Memperkenalkan peran sel ragi dalam proses fermentasi tempe
3. Menganalisis kualitas hasil fermentasi tempe
C. Metode
1. Alat dan Bahan
 Pembuatan Tempe
Alat = Timbangan, aluminium foil, daun pisang, karet gelang
baskom
Bahan = Kedelai, ragi
 Pengukuran Kadar Protein
Alat = Mortar, tabung reaksi, spektrofotometer, pipet tetes
Bahan = Kedelai, lawry A, lawry B
 Pengamatan Bakteri
Alat = Gelas benda, gelas penutup, mikroskop, piper tetes, ose
Bahan = sedikit hifa tempe, metilen Blue
2. Cara Kerja
Pembuatan Tempe
Analisis Protein
Pengamatan Bakteri
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pembuatan Tempe
Pada praktikum yang telah dilakukan, tempe dibungkus dengan
menggunakan daun pisang. Dalam pembuatan tempe, kedelai dicampur
dengan ragi yang didalamnya terdapat kapang Rhizopus sp. Kapang yang
Bungkus masing-masing tempe dengan daun pisang dan diamkan pada
suhu ruangan
Dibuat 6 bungkus tempe dengan masing-masing tempe seberat 100 gr
Diambil 600 gram kedelai dan campurkan dengan ragi
Disiapkan alat dan bahan
hasil percobaan dicatat
Ukur kadar protein dengan spektofotometer
Ditambahkan 0,5 ml lowry A, kemudian gojok dan diamkan selama 20
menit
Diambil 1 ml larutan protein dan tambahkan 5 ml reagen lowry B,
kocok dan diamkan selama 10 menit
tetesi dengan metilen blue dan amati dibawah mikroskop
letakan hifa tersebut diatas gelas benda
hifa tempe diambil sedikit menggunakan ose
yang tumbuh pada kedelai akan mendegradasi senyawa-senyawa kompleks
pada kedelai menjadi senyawa-senyawa sederhana yang lebih mudah
dicerna oleh manusia (Syarief et al., 1999). Kapang tempe menghasilkan
enzim protease yang dapat menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan
senyawa peptida lainnya menjadi asam amino bebas (Kemala, 2006).
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986) dalam Pangastutu
(1996), Rhizopus sp. tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian
semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH
8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kuran sesuai untuk
pertumbuhan jamur. Menurut Mujianto (2013), tempe yang berkualitas baik
akan menghasilkan tempe yang berbentuk padatan kompak dan miselium
yang tumbuh merata pada tempe berwarna putih.
2. Analisis Organoleptik
Tabel 1. Analisis Organoleptik
Hari
ke
U1 U2 U3
1 Warna (Putih
kekuningan)
Bau (bau kedelai)
Rasa (kedelai)
Kenampakan produk
(belum ada hifa)
Warna (Putih
kekuningan)
Bau (bau kedelai)
Rasa (kedelai)
Kenampakan produk
(belum ada hifa)
Warna (Putih
kekuningan)
Bau (bau kedelai)
Rasa (kedelai)
Kenampakan
produk (belum ada
hifa)
4 Warna (Putih cream)
Bau (khas tempe)
Rasa (hambar)
Kenampakan produk
(Ada hifa)
Warna (Putih cream)
Bau (khas tempe)
Rasa (hambar)
Kenampakan produk
(Ada hifa)
Warna (Putih
cream)
Bau (khas tempe)
Rasa (hambar)
Kenampakan
produk (Ada hifa)
Pada praktikum yang telah dilakukan analisis organoleptik
menunjukkan warna tempe yang awalnya berwarna putih kekuningan
menjadi putih dengan ada warna creamnya. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa secara umum, tempe memiliki kenampakan berwarna
putih yang disebabkan oleh miselia kapang yang menghubungkan biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak (Syarief et al., 1999). Rasa
yang khas pada tempe dipengaruhi oleh terjadinya degredasi komponen-
komponen kedelai oleh kapang selama fermentasi ( Kemala, 2006). Bau
langu pada kacang kedelai menjadi hilang dan menyebabkan bau khas
tempe, hal ini disebabkan karena proses fermentasi (Puji. 2009). Selain itu
fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang
disebabkan aktivitas dari enzim lipoksigenase (Kasdmidjo, 1990).
Adanya hifa pada tempe menunjukkan bahwa proses fermentasi
telah berjalan dan menandakkan bahwa pembuatan tempe berhasil. Hifa
yang terlihat adalah tidak bersekat. Hifa kapang juga mampu menembus
permukaan kedelai sehingga dapat menggunakan nutrisi yang ada pada biji
kedelai sehingga nilai gizi tempe lebih baik dari dari kacang kedelai.
Perubahan fisik lainnya yaitu peningkatan jumlah hifa kapang yang
menyelubungi kedelai yang satu dengan lainnya menjadi satu kesatuan
(Hidayat, et al., 2006).
3. Analisis Berat Basah dan Berat kering
Tabel 2. Berat basah dan kering tempe
Hari
ke
U1 U2 U3
Berat
basah
Berat
kering
Berat
basah
Berat
kering
Berat
basah
Berat
kering
1
105,016
gr
39,357 gr
101,88
gr
37,509
gr
83,484
gr
31,35 gr
4
106,508
gr
37,494 gr 85,11 gr 30,34 gr
90,223
gr
32,223gr
Gambar 1. Berat basah dan kering pada ulangan 1
Gambar 2. Berat basah dan kering pada ulangan 2
105.016 106.508
39.357 37.494
0
50
100
150
1 4
BB
BK
101.886
85.111
37.509 30.34
0
50
100
150
1 4
BB
BK
Gambar 3. Berat basah dan kering pada ulangan 3
Pada praktikum yang telah dilakukan, semakin lama fermentasi berat
basah pada tempe ada yang semakin meningkat dan menurun. Seharusnya
berat basah yang dihasilkan semakin meningkat karena semakin padatnya
tempe yang terbentuk akibat aktifitas khamir. Sedangkan berat kering yang
dihasilkan pada praktikum ini menunjukkan semakin lama waktu fermentasi
berat keringnya berkurang namun ada juga yang mengalami peningkatan
berat kering. Seharusnya berat kering yang dihasilkan berkurang, karena
berbanding terbalik dengan berat basahnya. Selain itu juga dikarenakan
bertambahnya kadar air, sehingga berat keringnya menurun. Menurut teori
Suharto (1991) menyatakan bahwa kadar air adalah adalah persentasi
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah
dan berat kering.
4. Analisis Protein ( hasil spektrofotometer)
Tabel 3. Analisis protein ( hasil spektrofotometer)
Hari ke U1 U2 U3
1 2,755 A 2,214A 2,567A
4 3,875 A 4,719 2,610 A
Pada praktikum ini semakin lama fermentasi protein yang dihasilkan
( masih dalam hasil spektrofotometer) mengalami peningkatan. Hal ini
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kapang tempe
menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan senyawa peptida lainnya
menjadi asam amino bebas (Kemala, 2006). Seharusnya adar proteinnya
semakin berkurang. Seperti teori yang dikemukakan oleh Cahyadi (2006)
dalam tempe, kadar nitrogen totalnya sedikit bertambah, kadar proteinnya
berkurang. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan
dalam pengambilan tempe yang dihancurkan pada mortar, kemungkinan
tempe yang diambil pada hari ke empat lebih banyak daripada hari ke satu.
83.484 90.223
31.35 32.223
0
20
40
60
80
100
1 4
BB
BK
E. Kesimpulan
1. Pada praktikum ini, Rhizopus sp.yang diperoleh dari ragi dapat digunakan
untuk fermentasi tempe.
2. Kapang tempe (Rhizopus sp.) menghasilkan enzim protease yang dapat
menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan senyawa peptida lainnya
menjadi asam amino bebas
3. Hasil kualitas fermentasi tempe yang baik yaitu tidak terkontaminasi, tempe
berbentuk padatan kompak dan miselium yang tumbuh merata pada tempe
berwarna putih.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bandung : Bumi Aksara.
Hidayat. 2006. Analisis Perbandingan Teknologi Pembuatan Tempe. Laporan Penelitian
Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Univrsitas Brawijaya.
Kasmidjo, R.B. 1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta
Pemanfaatannya. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM.
Kemala, S. 2006. Upaya Memperpanjang Umur Simpan Tempe Dengan Metode
Pengeringan dan Sterilisasi.Bogor : Departemen Teknologii Pangan dan Gizi
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Mujianto. 2013. “Analisis Faktor yang mempengaruhi Proses Produksi Tempe Produk
UMKM di Kabupaten Sidoharjo”. Jurnal REKA agroindustri Media Teknologi dan
Manajemen Agro Industri. 1:1.
Pangastuti dan Triwibowo. 1996. Proses Pembuatan Tempe Kedelai dengan Analisis
Mikrobiologi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Puji Astuti, Nurita. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Syarief, R. 1999. Wacana Tempe Indonesia. Surabaya : Universitas Katolik Widya
Mandala Press.
KUNJUNGAN INDUSTRI
PAPA YOGURT
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya industri-industri fermentasi di era modern ini,
dapat mempermudah semua kalangan masyarakat untuk mendapatkan produk
fermentasi dan sekaligus ilmu pengetahuan. Salah satunya yaitu dengan
melakukan kunjungan industri ke tempat tersebut. Industri fermentasi yang ada
baik untuk makanan, minuman, pakan ternak dll.
Seiring dengan perkembangnya waktu masyarakat menyadari akan
pentingnya kesehatan. Mereka menyadari bahwa sehat itu mahal dan
mempunyai keinginan untuk hidup sehat. Sekarang ini banyak makanan
minuman fermentasi yang mudah ditemukan dan mempunyai manfaat yang baik
untuk kesehatan, salah satunya yaitu yogurt. Yogurt adalah bahan makanan yang
terbuat darisusu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt
mempunyai rasa yang unik yaitu rasa yang asam dan memiliki khasiat bagi
kesehatan (Harsono, 2004).
Banyaknya Industri yogurt di Yogyakarta dan proses pembuatannya
yang relatif mudah membuat kami memilih untuk melakukan kunjungan ke
industri yogurt yaitu Papa Yogurt.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memproduksi yogurt
2. Untuk mengetahui bakteri yang digunakan dalam produksi yogurt
3. Untuk mengetahui peran bakteri dalam pembuatan yogurt
C. Metode
1. Kunjungan Industri Papa Yogurt
Alat = motor, kamera, list pertanyaan
Cara kerja
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pembuatan Yogurt
a. Alat dan Bahan
Kunjungan indutri ke Papa Yogurt
Melakukan perjanjian untuk waktu kunjungan
Menghubungi pemilik Papa Yogurt
Alat = Mesin mixer, alat pasteurisasi susu ukuran 10 liter,
Container pengisian botol, gelas takar, termometer, panci
besar dan kecil, botol, masker dan sarung tangan,
termometer.
Bahan = Susu dari Cangkringan, Starter yogurt berupa Starter
yogourment (L. Bulgaricus, S. Thermophilus, L.
Acidophilus), pewarna makanan dan perasa buah, air.
b. Cara Kerja
Ditambahkan 5 gram/ liter yogourment kedalam susu tersebut
Suhunya diturunkan sampai 40-45 ⁰C
Susu dipasteurisasi dengan suhu 70-80 ºC
selama 20-30 menit
Yogurt dimasukkan kedalam botol sesuai dengan ukuran
Yogurt dimasukan dalam container pengisi botol
Tambahkan essence dan di mixer lagi
Yogurt dipindahkandari panci besar ke beberapa panci kecil
Ditambahkan air sebanyak 50% dan gula 10%, campur hingga
homogen
Hasil inkubasi dimasukkan ke dalam panci besar dan dimixer
Diinkubasi selama 12-24 jam
Pada industri Papa Yogurt ini menggunakan bakteri yang diperoleh
dari starter yogourment. Bakterinya ada tiga yaitu L. Bulgaricus, S.
Thermophilus, L. Acidophilus. Bakteri ini akan yang akan memicu proses
fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat.
Menurut Helferich dan Westhoff (1980), selama proses fermentasi terbentuk
asam laktat hasil metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi
glukosa atau galaktosa-6-fosfat. Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa
diubah menjadi asam laktat melalui siklus Krebs. Efek lain dari proses
fermentasi adalah pencahaya protein pada susu yang menyebabkan susu
menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah
bentuk yogurt dasar yang telah terjadi.
Menurut Lempert (1975) dua mikroorganisme Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus tumbuh bersama-sama secara
simbiosis adalah yang bertanggungjawab selama fermentasi asam laktat
dalam pembuatan yogurt. Dalam hal ini simbiosis Lactobacillus bulgaricus
dapat menghasilkan glisin dan histidin sebagai hasil dari pemecahan protein
yang dapat menstimulasi pertumbuhan Streptococcus thermophillus (Wittier
dan Webb, 1970).
Aroma dan rasa yogurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa
tertentu dalam yogurt seperti senyawa asetaldehida, diasetil, asam asetatdan
asam-asam lain yang jumlahnya sangat sedikit. Senyawa ini dibentuk oleh
bakteri Streptococcus thermophilis dari laktosa susu, diproduksi oleh
beberapa strain bakteri Lactobacillus bulgaricus (Friend, dkk.1985).
Beberapa manfaat dari yogurt anatara lain adalah dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan sistem imun dan mengurangi
kolesterol pada darah (Mitsuoka, 1989)
2. Industri Papa Yogurt
Latar belakang di bentuknya Industri Papa yogurt yaitu ibu pemilik
Papa yogurt sakit, kemudian si pemilik ini ingin menerapkan hidup sehat
kepada keluarganya dengan meminum yogurt, setelah itu timbullah
pemikiran untuk membuat yogurt, namun setelah pemilik membuat yogurt
ibunya meninggal dan dia tetap meneruskan usahanya.
Usaha Papa Yogurt ini merupakan usaha Home Industry yang
pemiliknya bernama Nico Abdullah. Tempat usaha di awalnya di Jl. Jogja
Solo No. 11 Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta kemudian pindah ke Pakem. Pegawai masih dalam lingkup
keluarga yaitu istri dan adiknya.
Yogurt dalam Papa yogurt ini diproduksi 3 kali setiap minggunya.
Dalam 1 kali produksi biasanya dibutuhkan 30 liter susu. Yogurt ini dikemas
dengan botol 500 ml dan botol 250 ml.
E. Kesimpulan
1. Produksi yogurt relatif mudah dan menggunakan alat dan bahan yang relatif
mudah digunakan
2. Bakteri yang digunakan untuk yogurt diperoleh dari starter yaitu bakteri L.
Bulgaricus, S. Thermophilus, L. Acidophilus.
3. Bakteri dalam pembuatan yogurt akan memicu proses fermentasi dari susu,
mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat.
DAFTAR PUSTAKA
Friend, B.A. and K.M. Shahani. 1985. Fermented dairy products. In. The Practice
of Biotechnology Current Comodity Products. New York : Perganon
Press.
Helferich, W. And D,.C. Westhoff.1980. All About Yogurt. New York :
Prentice;Hall Inc.
Lempert, L.M., 1975. Modern Dairy Products. New York : Chemichal Publishing
Company.
Mitsuoka, T. 1989. Microbes in the Intestine. Japan : Yakul Honsha Co., Ltd.
Witter, E. O. dan B.H. Webb., 1970. By Product Farm Milk, West Port.
Conecticut, Inc : Modern Dairy Products. New York : Chemichal
Publishing Company.

More Related Content

What's hot

Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)aminasari1995
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Brawijaya University
 
Bioteknologi pangan
Bioteknologi panganBioteknologi pangan
Bioteknologi panganYunita Sari
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurEkal Kurniawan
 
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer AlamiPolisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alamialihamda
 
Jurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanJurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanihwan fauzi
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protistanailun
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASRahma Sagistiva Sari
 

What's hot (20)

Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
Proses Perubahan Pada Pati (Swelling)
 
Bioteknologi pangan
Bioteknologi panganBioteknologi pangan
Bioteknologi pangan
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Pascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan SayurPascapanen Buah dan Sayur
Pascapanen Buah dan Sayur
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer AlamiPolisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
Polisakarida : Pati sebagai Polimer Alami
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Jurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwanJurnal ekstrasi dna ihwan
Jurnal ekstrasi dna ihwan
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Interaksi antara tumbuhan
Interaksi antara tumbuhanInteraksi antara tumbuhan
Interaksi antara tumbuhan
 
Makalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan pakuMakalah tumbuhan paku
Makalah tumbuhan paku
 
Praktikum bio protista
Praktikum bio protistaPraktikum bio protista
Praktikum bio protista
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE

Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungSilvi Natalia
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeErnalia Rosita
 
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013Dewi Purwati
 
LAPORAN BIOLOGI 2013
LAPORAN BIOLOGI 2013LAPORAN BIOLOGI 2013
LAPORAN BIOLOGI 2013Dewi Purwati
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempeAncela Rebeka
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Muhammad Eko
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi Anisa II
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxShafrinaLee
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketanKurnia Wati
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biologypemi p
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Asvif Ma'rufah
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Sukmiyati Agustin
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE (20)

Tapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagungTapai dari beras jagung
Tapai dari beras jagung
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
mekanikal
mekanikalmekanikal
mekanikal
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
LAPORAN RESMI BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN 2013
 
LAPORAN BIOLOGI 2013
LAPORAN BIOLOGI 2013LAPORAN BIOLOGI 2013
LAPORAN BIOLOGI 2013
 
makalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempemakalah pengendalian mutu pada tempe
makalah pengendalian mutu pada tempe
 
Lap.yeast
Lap.yeastLap.yeast
Lap.yeast
 
Bioteknologi tape
Bioteknologi tapeBioteknologi tape
Bioteknologi tape
 
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
Diktat Teknoloni pengolahan hasil ternak (TPHT) 2015
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
 
Makalah tape ketan
Makalah tape ketanMakalah tape ketan
Makalah tape ketan
 
Bioteknologi biology
Bioteknologi biologyBioteknologi biology
Bioteknologi biology
 
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
Modifikasi tepung biji nangka, Tepung Biji Nangka, Modifikasi Tepung, Modifik...
 
Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011Penuntun praktikum legum 2011
Penuntun praktikum legum 2011
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
 
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptxPPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
PPT BIOTEKNOLOGI FARMASI_5J_PRODUK TEMPE KACANG KELEDAI.pptx
 
Tugas biologi
Tugas biologiTugas biologi
Tugas biologi
 
Proposal Derivat
Proposal DerivatProposal Derivat
Proposal Derivat
 

More from RiaAnggun

Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptRiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptxRiaAnggun
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminRiaAnggun
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiRiaAnggun
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIRiaAnggun
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANRiaAnggun
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIARiaAnggun
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipidRiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA RiaAnggun
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME RiaAnggun
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT RiaAnggun
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototRiaAnggun
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMERiaAnggun
 

More from RiaAnggun (20)

Klimatik
KlimatikKlimatik
Klimatik
 
Mikoremediasi ppt
Mikoremediasi pptMikoremediasi ppt
Mikoremediasi ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
Beringin.pptx
Beringin.pptxBeringin.pptx
Beringin.pptx
 
Peran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitaminPeran bakteri sebagai vitamin
Peran bakteri sebagai vitamin
 
Bakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besiBakteri pereduksi zat besi
Bakteri pereduksi zat besi
 
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis fLaporan potensial osmotik dan plasmolisis f
Laporan potensial osmotik dan plasmolisis f
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
 
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWANLAPORAN FISIOLOGI HEWAN
LAPORAN FISIOLOGI HEWAN
 
GROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIAGROUP PROJECT BIOKIMIA
GROUP PROJECT BIOKIMIA
 
Katabolisme lipid
Katabolisme lipidKatabolisme lipid
Katabolisme lipid
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN NATA
 
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
LAPORAN MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN ANGGUR PISANG
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
ZAT PEWARNA HASIL MIKROORGANISME
 
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel otot
 
INTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISMEINTEGRASI METABOLISME
INTEGRASI METABOLISME
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Disusun Oleh: Ria Anggun T 15308141009 Kelompok 5 Biologi B 2015 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. TOPIK 3 PEMBUATAN TEMPE A. Latar Belakang Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dikonsumsi hampir semua lapisan masyarakat. Tempe berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui fermentasi oleh kapang. Di Indonesia pembuatan tempe sudah menjadi industri rakyat. Secara umum tempe memliki penampakan berwarna putih yang disebabkan oleh miselia kapang yang menghubungkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak. Kapang yang tumbuh pada kedelai akan mendegradasi senyawa-senyawa kompleks pada kedelai menjadi senyawa- senyawa sederhana yang lebih mudah dicerna oleh manusia ( Syarief, et al. 1999) Salah satu yang menyebabkan banyaknya masyarakat membuat tempe yaitu banyaknya kedelai yang ada di Indonesia. Selain itu tempe ternyata mengandung banyak gizi. Tempe mengandung banyak nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ( Kasmidjo, 1990). Oleh karena itu, mengkonsumsi tempe merupakan hal yang baik untuk masyarakat Indonesia. Selain itu untuk mengetahui proses pembuatan tempe yaitu dilakukan praktikum mengenai pembuatan tempe. B. Tujuan 1. Memperkenalkan mahasiswa pada pembuatan tempe melalui proses fermentasi oleh ragi (Rhizopus sp.) 2. Memperkenalkan peran sel ragi dalam proses fermentasi tempe 3. Menganalisis kualitas hasil fermentasi tempe C. Metode 1. Alat dan Bahan  Pembuatan Tempe Alat = Timbangan, aluminium foil, daun pisang, karet gelang baskom Bahan = Kedelai, ragi  Pengukuran Kadar Protein Alat = Mortar, tabung reaksi, spektrofotometer, pipet tetes Bahan = Kedelai, lawry A, lawry B  Pengamatan Bakteri Alat = Gelas benda, gelas penutup, mikroskop, piper tetes, ose Bahan = sedikit hifa tempe, metilen Blue
  • 3. 2. Cara Kerja Pembuatan Tempe Analisis Protein Pengamatan Bakteri D. Hasil dan Pembahasan 1. Pembuatan Tempe Pada praktikum yang telah dilakukan, tempe dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Dalam pembuatan tempe, kedelai dicampur dengan ragi yang didalamnya terdapat kapang Rhizopus sp. Kapang yang Bungkus masing-masing tempe dengan daun pisang dan diamkan pada suhu ruangan Dibuat 6 bungkus tempe dengan masing-masing tempe seberat 100 gr Diambil 600 gram kedelai dan campurkan dengan ragi Disiapkan alat dan bahan hasil percobaan dicatat Ukur kadar protein dengan spektofotometer Ditambahkan 0,5 ml lowry A, kemudian gojok dan diamkan selama 20 menit Diambil 1 ml larutan protein dan tambahkan 5 ml reagen lowry B, kocok dan diamkan selama 10 menit tetesi dengan metilen blue dan amati dibawah mikroskop letakan hifa tersebut diatas gelas benda hifa tempe diambil sedikit menggunakan ose
  • 4. yang tumbuh pada kedelai akan mendegradasi senyawa-senyawa kompleks pada kedelai menjadi senyawa-senyawa sederhana yang lebih mudah dicerna oleh manusia (Syarief et al., 1999). Kapang tempe menghasilkan enzim protease yang dapat menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan senyawa peptida lainnya menjadi asam amino bebas (Kemala, 2006). Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986) dalam Pangastutu (1996), Rhizopus sp. tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kuran sesuai untuk pertumbuhan jamur. Menurut Mujianto (2013), tempe yang berkualitas baik akan menghasilkan tempe yang berbentuk padatan kompak dan miselium yang tumbuh merata pada tempe berwarna putih. 2. Analisis Organoleptik Tabel 1. Analisis Organoleptik Hari ke U1 U2 U3 1 Warna (Putih kekuningan) Bau (bau kedelai) Rasa (kedelai) Kenampakan produk (belum ada hifa) Warna (Putih kekuningan) Bau (bau kedelai) Rasa (kedelai) Kenampakan produk (belum ada hifa) Warna (Putih kekuningan) Bau (bau kedelai) Rasa (kedelai) Kenampakan produk (belum ada hifa) 4 Warna (Putih cream) Bau (khas tempe) Rasa (hambar) Kenampakan produk (Ada hifa) Warna (Putih cream) Bau (khas tempe) Rasa (hambar) Kenampakan produk (Ada hifa) Warna (Putih cream) Bau (khas tempe) Rasa (hambar) Kenampakan produk (Ada hifa) Pada praktikum yang telah dilakukan analisis organoleptik menunjukkan warna tempe yang awalnya berwarna putih kekuningan menjadi putih dengan ada warna creamnya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa secara umum, tempe memiliki kenampakan berwarna putih yang disebabkan oleh miselia kapang yang menghubungkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak (Syarief et al., 1999). Rasa yang khas pada tempe dipengaruhi oleh terjadinya degredasi komponen- komponen kedelai oleh kapang selama fermentasi ( Kemala, 2006). Bau langu pada kacang kedelai menjadi hilang dan menyebabkan bau khas tempe, hal ini disebabkan karena proses fermentasi (Puji. 2009). Selain itu fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan aktivitas dari enzim lipoksigenase (Kasdmidjo, 1990).
  • 5. Adanya hifa pada tempe menunjukkan bahwa proses fermentasi telah berjalan dan menandakkan bahwa pembuatan tempe berhasil. Hifa yang terlihat adalah tidak bersekat. Hifa kapang juga mampu menembus permukaan kedelai sehingga dapat menggunakan nutrisi yang ada pada biji kedelai sehingga nilai gizi tempe lebih baik dari dari kacang kedelai. Perubahan fisik lainnya yaitu peningkatan jumlah hifa kapang yang menyelubungi kedelai yang satu dengan lainnya menjadi satu kesatuan (Hidayat, et al., 2006). 3. Analisis Berat Basah dan Berat kering Tabel 2. Berat basah dan kering tempe Hari ke U1 U2 U3 Berat basah Berat kering Berat basah Berat kering Berat basah Berat kering 1 105,016 gr 39,357 gr 101,88 gr 37,509 gr 83,484 gr 31,35 gr 4 106,508 gr 37,494 gr 85,11 gr 30,34 gr 90,223 gr 32,223gr Gambar 1. Berat basah dan kering pada ulangan 1 Gambar 2. Berat basah dan kering pada ulangan 2 105.016 106.508 39.357 37.494 0 50 100 150 1 4 BB BK 101.886 85.111 37.509 30.34 0 50 100 150 1 4 BB BK
  • 6. Gambar 3. Berat basah dan kering pada ulangan 3 Pada praktikum yang telah dilakukan, semakin lama fermentasi berat basah pada tempe ada yang semakin meningkat dan menurun. Seharusnya berat basah yang dihasilkan semakin meningkat karena semakin padatnya tempe yang terbentuk akibat aktifitas khamir. Sedangkan berat kering yang dihasilkan pada praktikum ini menunjukkan semakin lama waktu fermentasi berat keringnya berkurang namun ada juga yang mengalami peningkatan berat kering. Seharusnya berat kering yang dihasilkan berkurang, karena berbanding terbalik dengan berat basahnya. Selain itu juga dikarenakan bertambahnya kadar air, sehingga berat keringnya menurun. Menurut teori Suharto (1991) menyatakan bahwa kadar air adalah adalah persentasi kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah dan berat kering. 4. Analisis Protein ( hasil spektrofotometer) Tabel 3. Analisis protein ( hasil spektrofotometer) Hari ke U1 U2 U3 1 2,755 A 2,214A 2,567A 4 3,875 A 4,719 2,610 A Pada praktikum ini semakin lama fermentasi protein yang dihasilkan ( masih dalam hasil spektrofotometer) mengalami peningkatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kapang tempe menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan senyawa peptida lainnya menjadi asam amino bebas (Kemala, 2006). Seharusnya adar proteinnya semakin berkurang. Seperti teori yang dikemukakan oleh Cahyadi (2006) dalam tempe, kadar nitrogen totalnya sedikit bertambah, kadar proteinnya berkurang. Ketidaksesuaian ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan tempe yang dihancurkan pada mortar, kemungkinan tempe yang diambil pada hari ke empat lebih banyak daripada hari ke satu. 83.484 90.223 31.35 32.223 0 20 40 60 80 100 1 4 BB BK
  • 7. E. Kesimpulan 1. Pada praktikum ini, Rhizopus sp.yang diperoleh dari ragi dapat digunakan untuk fermentasi tempe. 2. Kapang tempe (Rhizopus sp.) menghasilkan enzim protease yang dapat menghidrolisis ikatan peptida pada protein dan senyawa peptida lainnya menjadi asam amino bebas 3. Hasil kualitas fermentasi tempe yang baik yaitu tidak terkontaminasi, tempe berbentuk padatan kompak dan miselium yang tumbuh merata pada tempe berwarna putih. DAFTAR PUSTAKA Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bandung : Bumi Aksara. Hidayat. 2006. Analisis Perbandingan Teknologi Pembuatan Tempe. Laporan Penelitian Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Univrsitas Brawijaya. Kasmidjo, R.B. 1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta Pemanfaatannya. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi UGM. Kemala, S. 2006. Upaya Memperpanjang Umur Simpan Tempe Dengan Metode Pengeringan dan Sterilisasi.Bogor : Departemen Teknologii Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Mujianto. 2013. “Analisis Faktor yang mempengaruhi Proses Produksi Tempe Produk UMKM di Kabupaten Sidoharjo”. Jurnal REKA agroindustri Media Teknologi dan Manajemen Agro Industri. 1:1. Pangastuti dan Triwibowo. 1996. Proses Pembuatan Tempe Kedelai dengan Analisis Mikrobiologi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Puji Astuti, Nurita. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Syarief, R. 1999. Wacana Tempe Indonesia. Surabaya : Universitas Katolik Widya Mandala Press.
  • 8. KUNJUNGAN INDUSTRI PAPA YOGURT A. Latar Belakang Semakin berkembangnya industri-industri fermentasi di era modern ini, dapat mempermudah semua kalangan masyarakat untuk mendapatkan produk fermentasi dan sekaligus ilmu pengetahuan. Salah satunya yaitu dengan melakukan kunjungan industri ke tempat tersebut. Industri fermentasi yang ada baik untuk makanan, minuman, pakan ternak dll. Seiring dengan perkembangnya waktu masyarakat menyadari akan pentingnya kesehatan. Mereka menyadari bahwa sehat itu mahal dan mempunyai keinginan untuk hidup sehat. Sekarang ini banyak makanan minuman fermentasi yang mudah ditemukan dan mempunyai manfaat yang baik untuk kesehatan, salah satunya yaitu yogurt. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat darisusu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu rasa yang asam dan memiliki khasiat bagi kesehatan (Harsono, 2004). Banyaknya Industri yogurt di Yogyakarta dan proses pembuatannya yang relatif mudah membuat kami memilih untuk melakukan kunjungan ke industri yogurt yaitu Papa Yogurt. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara memproduksi yogurt 2. Untuk mengetahui bakteri yang digunakan dalam produksi yogurt 3. Untuk mengetahui peran bakteri dalam pembuatan yogurt C. Metode 1. Kunjungan Industri Papa Yogurt Alat = motor, kamera, list pertanyaan Cara kerja D. Hasil dan Pembahasan 1. Pembuatan Yogurt a. Alat dan Bahan Kunjungan indutri ke Papa Yogurt Melakukan perjanjian untuk waktu kunjungan Menghubungi pemilik Papa Yogurt
  • 9. Alat = Mesin mixer, alat pasteurisasi susu ukuran 10 liter, Container pengisian botol, gelas takar, termometer, panci besar dan kecil, botol, masker dan sarung tangan, termometer. Bahan = Susu dari Cangkringan, Starter yogurt berupa Starter yogourment (L. Bulgaricus, S. Thermophilus, L. Acidophilus), pewarna makanan dan perasa buah, air. b. Cara Kerja Ditambahkan 5 gram/ liter yogourment kedalam susu tersebut Suhunya diturunkan sampai 40-45 ⁰C Susu dipasteurisasi dengan suhu 70-80 ºC selama 20-30 menit Yogurt dimasukkan kedalam botol sesuai dengan ukuran Yogurt dimasukan dalam container pengisi botol Tambahkan essence dan di mixer lagi Yogurt dipindahkandari panci besar ke beberapa panci kecil Ditambahkan air sebanyak 50% dan gula 10%, campur hingga homogen Hasil inkubasi dimasukkan ke dalam panci besar dan dimixer Diinkubasi selama 12-24 jam
  • 10. Pada industri Papa Yogurt ini menggunakan bakteri yang diperoleh dari starter yogourment. Bakterinya ada tiga yaitu L. Bulgaricus, S. Thermophilus, L. Acidophilus. Bakteri ini akan yang akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. Menurut Helferich dan Westhoff (1980), selama proses fermentasi terbentuk asam laktat hasil metabolisme laktosa susu oleh starter bakteri menjadi glukosa atau galaktosa-6-fosfat. Selanjutnya melalui rantai glikolisis glukosa diubah menjadi asam laktat melalui siklus Krebs. Efek lain dari proses fermentasi adalah pencahaya protein pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan kental, inilah bentuk yogurt dasar yang telah terjadi. Menurut Lempert (1975) dua mikroorganisme Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus tumbuh bersama-sama secara simbiosis adalah yang bertanggungjawab selama fermentasi asam laktat dalam pembuatan yogurt. Dalam hal ini simbiosis Lactobacillus bulgaricus dapat menghasilkan glisin dan histidin sebagai hasil dari pemecahan protein yang dapat menstimulasi pertumbuhan Streptococcus thermophillus (Wittier dan Webb, 1970). Aroma dan rasa yogurt dipengaruhi oleh karena adanya senyawa tertentu dalam yogurt seperti senyawa asetaldehida, diasetil, asam asetatdan asam-asam lain yang jumlahnya sangat sedikit. Senyawa ini dibentuk oleh bakteri Streptococcus thermophilis dari laktosa susu, diproduksi oleh beberapa strain bakteri Lactobacillus bulgaricus (Friend, dkk.1985). Beberapa manfaat dari yogurt anatara lain adalah dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan sistem imun dan mengurangi kolesterol pada darah (Mitsuoka, 1989) 2. Industri Papa Yogurt Latar belakang di bentuknya Industri Papa yogurt yaitu ibu pemilik Papa yogurt sakit, kemudian si pemilik ini ingin menerapkan hidup sehat kepada keluarganya dengan meminum yogurt, setelah itu timbullah pemikiran untuk membuat yogurt, namun setelah pemilik membuat yogurt ibunya meninggal dan dia tetap meneruskan usahanya. Usaha Papa Yogurt ini merupakan usaha Home Industry yang pemiliknya bernama Nico Abdullah. Tempat usaha di awalnya di Jl. Jogja
  • 11. Solo No. 11 Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian pindah ke Pakem. Pegawai masih dalam lingkup keluarga yaitu istri dan adiknya. Yogurt dalam Papa yogurt ini diproduksi 3 kali setiap minggunya. Dalam 1 kali produksi biasanya dibutuhkan 30 liter susu. Yogurt ini dikemas dengan botol 500 ml dan botol 250 ml. E. Kesimpulan 1. Produksi yogurt relatif mudah dan menggunakan alat dan bahan yang relatif mudah digunakan 2. Bakteri yang digunakan untuk yogurt diperoleh dari starter yaitu bakteri L. Bulgaricus, S. Thermophilus, L. Acidophilus. 3. Bakteri dalam pembuatan yogurt akan memicu proses fermentasi dari susu, mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat. DAFTAR PUSTAKA Friend, B.A. and K.M. Shahani. 1985. Fermented dairy products. In. The Practice of Biotechnology Current Comodity Products. New York : Perganon Press. Helferich, W. And D,.C. Westhoff.1980. All About Yogurt. New York : Prentice;Hall Inc. Lempert, L.M., 1975. Modern Dairy Products. New York : Chemichal Publishing Company. Mitsuoka, T. 1989. Microbes in the Intestine. Japan : Yakul Honsha Co., Ltd. Witter, E. O. dan B.H. Webb., 1970. By Product Farm Milk, West Port. Conecticut, Inc : Modern Dairy Products. New York : Chemichal Publishing Company.