Mikrofilamen, filamen intermediet, dan mikrotubula merupakan tiga jenis utama struktur sitoskeleton yang berperan dalam menopang bentuk sel, membantu pergerakan organel dan sel, serta membantu proses pembelahan sel. Ketiga struktur ini terbuat dari protein yang berbeda dan memiliki fungsi masing-masing.
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
OTOT JANTUNG
1. DISUSUN OLEH
RIA ANGGUN T (15308141009)
AISYASHAHRANI T (15308141010)
WERDO HANDAYANI (15308141023)
BUTET ANIS O (15308141029)
NICOLAS EGA S (1530841034)
3. STRUKTUR DAN FUNGSI SITOSKELETON
STRUKTUR
1. Berupa filamen-filamen
Filamen –filamen dibagi menjadi 3 berdasarkan
diameternya
mikrofilamen (6-8 nm),
intermediate filament (10 nm)
mikrotubulus (25 nm)
4.
5.
6. Sifat Mikrofilamen Filamen intermediet Mikrotubulus
Struktur 2 untai aktin yang teranyam Protein fibrosa yang
menggumpar menjadi kabel
yang lebih tebal
Berongga dengan dinding
terdiri dari 13 protofilamen
Diametr 7 nm 8-12 nm 25 nm
Subunit
protein
G aktin (Globuler aktin) keratin fimentin,
neurofilamen, nuclear lamin
Berbentuk alpha heliks
Tubulin alpha dan beta
Protein
motor
Miosin - Kinesin
Dinein
Energi ATP - GTP
Fungsi 1. cincin pembelahan
(sitokinesis)
2. Kontraksi otot
3. Pergerakan amoeboid
4. Mikrofili
1. Mempertahankan
bentuk sel
1. Fagella, cilia
2. Pergerakan organella
Gambar
7. Tersusun oleh protein aktin
Apabila berada dalam bentuk monomer disebut aktin
G, yang dapat dirakit menjadi filamen beruntai rangkap
dan disebut aktin F. (Reksoatmodjo, 1993: 61)
Pada setiap ujungnya terdapat ujung negatif maupun
ujung positif.
Terdapat protein motor yaitu miosin.
8.
9.
10. Pembentukan filamen F aktin
Monomer aktin G mengikat ATP, dan membentuk
kompleks ATP-aktin G
Nukleasi. Kompleks ATP-aktin, kemudian membentuk
kumpulan kecil yang terdiri dari 3 monomer ATP-aktin.
Elongasi. Nukleus yang yang terbentuk kemudian tumbuh
memanjang membentuk filamen aktin dengan
penambahan monomer pada masing-masing ujung.
Proses pembentukan filamen aktin membutuhkan energi
sehingga terjadi proses hidrolisis ATP menjadi ADP.
(Cooper & Hausman, 2006: 474-475).
13. 2. Gerakan amoeboid
Gerakan amoeboid merupakan gerakan sel bukan sel otot yang
mengakibatkan terjadinya perpindahan. Pada dasarnya gerakan
amoeboid ini berlandaskan pada perubahan fisik dari sitoplasma yaitu
perubahan dari keadaan kental (gel) ke cair (sol) (Issoegianti dan
Wibisono, 1993: 80)
Pergerakan amoeboid dibantu otot aktin dan miosin. Aktin berperan
dalam pembentukan filamen-filamen. Hal ini berbeda dengan miosin
yang tidak membentuk filamen. Ketika aktin bekerja membentuk
filamen, lama-kelamaan filamen ini akan menjadi banyak yang
kemudian mengubah beberapa bagian sel amoeba dari bentuk sol
menjadi gel. Ketika miosin dan filamen bersentuhan maka akan terjadi
kontraksi, dan menyebabkan bagian sitoplasma yang berbentuk gel
mendorong ke bagian sitoplasma yang berbentuk sol dan maju
memasuki pseudopodia. Ketika pseupodia terisi maka akan terjadi
gerakan amoeboid (Campbell, 2008).
14.
15. 3. Penyusun kerangka sel
Filamen aktin dikelompokkan menjadi dua jenis
umum struktur yang disebut bundel aktin dan jaring-
jaring aktin.
16. Kontraksi sel otot terjadi akibat filament aktin dan
myosin. Sepanjang sel otot ribuan filamen aktin
disusun sejajar satu sama lain. Filamen-filamen sejajar
tersebut kemudian diselingi dengan filamen yang lebih
tebal(miosin). Kontraksi sel otot terjadi akibat filament
aktin dan myosin yang saling meluncur melewati yang
lain, yang akan memperpendek selnya.
17.
18. FILAMEN INTERMEDIET
Struktur
filamen intermedia terdiri dari molekul-molekul protein
fibrosa.
Filamen intermedia merupakan benang berongga terdiri dari
beberapa protofilamen, sejajar satu terhadap yang lain dan
sebuah lingkaran.
Filamen ini memiliki daya rentang sangat tinggi
19. Monomer filamen intermediet terdiri dari untaian α-
heliks. Kemudian dua monomer saling membelit
membentuk dimer. Dua dimer bergabung membentuk
tetrameryang tersusun secara antiparalel. Tetramer-
tetramer tersebut membentuk filamen intermediet
yang satu filamen intermediet tersebut terdiri dari
delapan tetramer.
20.
21. Macam Filamen Polipeptida penyusun Tempat di dalam sel
FI Tipe I Keratin
Keratisn
Sel epithelium dan epidermis :
rambut, kuku
FI Tipe II Vimentin
Desmin
Protein fibrilar
Sel-sel mesenkim, sel-sel dalam
kultur
sel-sel otot
Astrosit dan sel Schwann
FI Tipe III Protein-protein penyusun neuro
filament
Neuron
FI Tipe IV Protein lamina nukleus (lamin
A, B, dan C)
Lamina nucleus dari semua sel
eukariotik
22. Fungsi filamen intermediet
1. Mempertahankan bentuk sel atau posisi sel
Misalnya, nukleus biasanya terletak dalam sangkar
yang terbuat dari filamen intermediet. Nukleus tidak
bergeser-geser karena karena ditahan oleh cabang-
cabang filamen yang membentang ke sitoplasma
2. Bersama dengan mikrofilamen membentuk mikrovili
23.
24. MIKROTUBULA
STRUKTUR
Suatu dimer yang terdiri dari α tubulin dan β tubulin. Kedua
tubulin ini mengumpul membentuk suatu silinder dengan
diameter kira-kira 25 nm dengan diameter lumen atau lubang 15
nm. Kumpulan dimer yang berupa α tubulin dan β tubulin
tersusun dalam heliks kemudian tersusun memanjang disebut
protofilamen dan membentuk struktur tabung berongga yang
disebut mikrotubula (Siregar, 1990: 175).
Mikrotubula didalam sitoplasma terlihat paling banyak di sekitar
inti.
Mikrotubula yang timbul dari sekitar inti terlihat seperti bintik
kecil berbentuk bintang (aster). Daerah tempat timbulnya aster
disebut MTOC (Mikrotubule Organizing Center).
25.
26.
27. 2. Membantu pembelahan sel
Kromosom digerakkan oleh benang-benang spindel
yang tidak lain adalah mikrotubula yang secara cepat
memanjang dan memendek dengan cara asosiasi dan
disosiasi α, dan β tubulin. Serat kinetokor atau
gelendong benang spindel tidak lain adalah benang
mikrotubula berujung di dua polaritas. Ujung positif
(+) berdekatan melekat pada sentromer kromosom
dan ujung negatif berdekatan dengan sentriol. Jadi,
pada ujung sentriola mikrotubula diperpendek untuk
menggerakkan kromosom menuju ke kutub
pembelahan (Reksoatmodjo, 1993).
28.
29. Mikrotubula dapat dirakit, diurai, dan dirakit kembali,
pada saat mitosis, di awal metaphase, timbul
gelendong mitosis. Gelendong ini terdiri dari dua jenis
serabut fungsional, yang dua-duanya adalah
mikrotubula. Jenis yang pertama terpancar dari
kinetokor yang terdapat di kromosom ke kutub selatan
sentriola. Jenis yang lain terentang dari sentriol
kesentriola. Mikrotubula penyusun gelendong mitosis
ini dirakit tepat sebelum mitosis dan diurai setelah
kromosom terpisah. (Wibisono, 1993:147).
30. 2. pergerakan silia dan flagela
Gerakan flagela msupun silia berdasarkan pada kegiatan
mikrotubula. Merupakan gerakan geseran antar dublet
dengan perantaraan dinein. terdapat tiga komponen
penyebab terjadinya geseran yaitu mikrotubula, dinein dan
ATP. Dari beberapa penelitian diperoleh keterangan
bahwa apabila yang berperan antar duplet hanya dinein,
ATP dan mikrotubula. Mikrotubula-mikrotubula pada silia
dan flagela terdiri dari 9 pasang doblet, dimana terhubung
2 mikrotubula sentral yang terpisah tidak bergabung
seperti 9 pasang doblet peripheral yang mengelilinginya.
Mikrotubula ini dirumuskan dalam “9 (doublet
mikrotubula) + 2 (mikrotubula sentral).
31. Mekanisme pergerakan silia dan
flagela
Pergerakkan dinein yang tidak di tahan. Jika silia atau flagela tidak
memilikki protein penaut silang , kedua kaki masing-masing dinein di
sepanjang salah satu doblet(digerakkan oleh ATP) akan mencengkram
secara silih berganti dan melepaskan doblet yang bersebelahan.
Pergerakkan ‘berjalan’ ini mendorong doblet keatas. Bukannya
melengkung, doblet akan menggelincir saling melewati.
Pengaruh protein penaut silang. Protein penaut silang berupa ‘nexin’
akan mempengaruhi gerakkan dua doblet yang bersebelahan tidak bisa
saling menggelincir terlalu jauh karena secara fisik ditahan oleh
protein, sehingga justru menekuk. Siklus pergerakkan ini
tersinkronisasi pada banyak dinein yang menyebabkan pelengkungan
dimulai dari dasar silia atau flagela, dan bergerak ke luar ke arah ujung.
Banyak lengkungan yang susul menyusul, yang menghasilkan gerakan
ombak.
34. Struktur fungsi sel otot
Jenis otot ada 3 yaitu :
1. otot lurik (otot rangka)
2. otot polos
3. otot jantung
35.
36. SEL OTOT RANGKA
STRUKTUR
Selnya berbentuk silinder, berinti banyak dan letaknya
ditepi dan berukuran besar
Sel ototnya terdiri dari miofibril yang didalamnya
terdapat sarkomer dengan filamen-filamen.
Filamen tebal berupa mosin, filamen tipis berupa
protein aktin
40. Kontraksi sel otot
1. Dalam keadaan awal, kepala myosin yang melekat pada aktin.
Ketika ATP terikat,menyebabkan lemahnya hubungan aktin-
miosin dan akhirnya kepala melepaskan diri dari aktin
[2] Kepala myosin menghidrolisis ATP terikat ADP dan Pi, dua
hasil hidrolisis ATP ini tetap berada pada kepala miosin sehingga
menyebabkan kepala miosin bertenaga dan akan menepel pada
aktin
[3] apabila didalam sel terdapat cukup ion Ca 2+. Kepala
myosin akan merubah kedudukan dengan menempel pada
molekul aktin tetangga.
[4] hal ini menyebabkan aktin terarik ketengah pita A . Dan
terjadi gerakan seperti mendayung
41.
42. SEL OTOT POLOS
STRUKTUR
Sel otot polos berbentuk gelendong dengan kedua
ujungnya meruuncing dan inti selnya terletak di
tengah
Tersusun atas miofilamen halus dan miofilamen kasar
43. Sel Otot jantung
Setiap sel otot hanya berisi satu inti.
Sel-sel yang berdampingan membentuk anyaman
yang tahan terhadap robek.