SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PRAKTIKUM X
PENGARUH AIA TERHADAP PROSES ABSISI DAUN
Coleus sp.
Fauziah Khoirun Nisa
17030244003
Biologi 2017 D
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018/2019
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Pengaruh AIA Terhadap
Proses Absisi Daun Coleus sp.” adalah bagaimana pengaruh AIA terhadap proses
absisi daun Coleus sp.?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada “Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun
Coleus sp.” berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengatahui pengaruh
AIA terhadap proses absisi pada daun Coleus sp.
C. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis:
Hipotesis a (Ha) : Ada pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun
Coleus sp.
Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun
Coleus sp.
D. Kajian Pustaka
Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam
suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain.
Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan
oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid,
disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau
IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2
senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan
selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula,
ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh
floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika
diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor
gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun
adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim
dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman.
Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti,
pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan
mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis
pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong
pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti
dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan
Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008).
Absisi daun Coleus sp.dipengaruhi oleh aktivitas hormon yang berperan
dalam senesensi tumbuhan, yaitu asam absisat atau ABA. Dinamai asam absisat
karena diketahui bahwa asam absisat ini dapat menyebabkan absisi/rontoknya
daun tanaman pada musim gugur. Kehilangan daun pada setiap musim gugur
merupakan suatu adaptasi untuk menjaga agar tumbuhan yang berganti daun
selama musim dingin tetap hidup ketika akar tidak bisa mengabsorbsi air dari
tanah yang membeku. Sebelum daun itu mengalami absisi, beberapa elemen
essensial diselamatkan dari daun yang mati, dan disimpan di dalam sel parenkim
batang. Ketika daun pada musim gugur rontok, maka titik terlepasnya daun
merupakan suatu lapisan absisi yang posisinya dekat dengan pangkal tangkai
daun. Sel parenkhim berukuran kecil dari lapisan ini mempunyai dinding sel yang
sangat tipis dan tidak mengandung sel serat di sekeliling jaringan pembuluhnya.
Lapisan absisi selanjutnya melemah, ketika enzimnya menghidrolisis polisakarida
di dalam dinding sel. Akhirnya dengan bantuan angin, terjadi suatu pemisahan di
dalam lapisan absisi. Sebelum daun itu jatuh, sel lapisan gabus membentuk suatu
berkas pelindung disamping lapisan absisi pada pangkal tangkai daun tersebut
untuk mencegah patogen yang akan menyerbu bagian tumbuhan yang
ditinggalkannya (Advinda, 2018).
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Manipulasi : Pemberian lanolin dan pemberian lanolin + AIA
2. Variabel Kontrol : Jenis tanaman, kondisi tanaman, letak lamina,
konsentrasi AIA
3. Variabel Respon : Waktu pengguguran tangkai daun
F. Definisi Operasional Variabel
Variabel manipulasi yaitu pemberian lanolin secukupnya dan pemberian
lanolin + IAA 1 ppm secukupnya pada bekas potongan tangkai daun. Kedua,
variabel kontrol yaitu jenis tanaman Coleus sp., letak lamina yang terletak paling
bawah pada pot 1 dan yang terletak tepat di atas lamina yang paling bawah pada
pot 2, dan konsentrasi AIA 1 ppm. Terakhir variabel respon yaitu waktu
penguguran tangkai daun dilihat dari pengamatan setiap hari gugurnya tangkai-
tangkai daun Coleus sp.
G. Alat dan Bahan
2 pot tanaman Coleus sp. yang memiliki kondisi sama, lanolin, AIA 1 ppm
dalam lanolin (4 ml AIA 1 ppm dicampur dengan 100 gram lanolin), pisau, label.
H. Rancangan Percobaan
I. Langkah Kerja
1. Ambil dua buah pot tanaman Coleus sp. kemudian lakukan kegiatan
sebagai berikut:
- Pot 1: potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah.
- Pot 2: potong satu pasang lamina yang terletak tepat di atas lamina
yang paling bawah.
1. Potong satu
pasang lamina
yang terletak
paling bawah
pada pot 1.
2. Potong satu
pasang lamina
tepat di atas
lamina paling
bawah pada pot 2
3. Olesi bekas
potongan dengan
lanolin, dan 1
ppm AIA dalam
lanolin.
4. Beri tanda agar
tidak tertukar.
5. Amati setiap
hari dan catat
waktu gugurnya
tangkai-tangkai
daun tersebut.
6. Adakah
perbedaan waktu
gugurnya daun
pada percobaan.
2. Olesi bekas potongan tersebut, yang satu dengan lanolin, sedang yang lain
dengan 1 ppm AIA dalam lanolin.
3. Beri tanda agar tidak tertukar.
4. Amati setiap hari dan catat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun tersebut.
5. Adakah perbedaan waktu gugurnya daun pada percobaan saudara. Jelaskan
pendapat saudara disertai dengan teori yang mendukung.
J. Rancangan Tabel Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan absisi daun Coleus sp.
Gugur daun
pada hari ke-
Petiolus paling bawah Petiolus nomor 2 paling bawah
Lanolin
AIA +
Lanolin
Lanolin
AIA +
Lanolin
1 - - - -
2 - - - -
3  - - -
4 - -  -
5 - - - -
6 -  - -
7 - - - 
Gambar 1. Hubungan pengaruh AIA terhadap proses absisi daun
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Petiolus paling bawah Petiolus no. 2 dari bawah
Pengamatanharike-
Perlakuan nodus
Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun
Coleus sp.
Lanolin
Lanolin + AIA
K. Rencana Analisis Data
Berdasarkan tabel dan grafik pengamatan, dua pot Coleus sp. mengalami
perbedaan waktu absisi daun. Hal ini ditandai oleh gugurnya tangkai daun yang
laminanya telah dipotong sehingga dapat diolesi dengan larutan sesuai perlakuan
yang satu dengan lanolin, sedang yang lain dengan 1 ppm AIA dalam lanolin.
Pada pot 1, lamina paling bawah yang diolesi lanolin gugur pada hari ke 3 setelah
pengolesan, sedangkan yang diolesi dengan lanolin + AIA gugur pada hari ke 6
setelah pengolesan. Pada pot kedua, lamina nomer 2 dari bawah yang diolesi
lanolin gugur pada hari ke 4 setelah pengolesan, sedangkan yang diolesi dengan
lanolin + AIA gugur pada hari ke 7 setelah pengolesan. Kedua pot menunjukkan
bahwa tangkai daun yang diolesi campuran lanolin + AIA gugur lebih lambat 3
hari daripada tangkai yang diolesi lanolin saja. Juga lamina paling bawah lebih
dulu gugur 1 hari jika dibandingkan dengan dengan lamina nomer 2 dari bawah
baik pada pot 1 maupun pot 2. Hal ini menunjukkan bahwa proses absisi semakin
cepat pada lamina yang terletak semakin ke bawah.
L. Hasil Analisis Data
Absisi adalah proses fisiologis dari pelepasan organ multiselular seperti
daun, bunga, dan buah dari tubuh tumbuhan. Proses absisi diawali dengan
terbentuknya zona absisi pada sambungan organ multiselular dan tubuh
tumbuhan. Pada daun terjadi pada dasar dari petiolus, yaitu tempat daun melekat
pada batang. Pada komponen daun, zona absisi terletak pada sambungan pulvinus
dan jaringan penyangga. Zona absisi terbentuk pada 1 atau 2 baris sel atau
mencapai 15 atau lebih. Sel-sel tersebut adalah parenchymatous dan tanpa lignin
dan materi penebal seperti suberin. Lamela tengah pada zona absisi terlarut dan
menyebabkan lepasnya sel-sel. Setelah pembentukan zona absisi, daun
tersambung dengan tumbuhan induk melalui jaringan vaskular yang lemah.
Setelah itu, sambungan vaskular tersebut akan rusak dan daun akan terpisah dari
tumbuhan induk. Setelah absisi, lapisan luar dari sel atau batang atau cabang
membentuk lapisan protektif pada bagian yang terbuka dengan pembentukan
periderm (Sinha, 2004).
Hormon penghambat absisi daun banyak penelitiannya seperti tindakan
penghambatan yang ternyata dilakukan oleh auksin untuk mencegah proses absisi.
Peranan helaian daun di sini dijelaskan oleh Kuster (1916) yang memperlihatkan
bahwa pada petiolus tumbuhan Coleus sp. segera jatuh jika helai daun mereka
dihilangkan, sedangkan helaian daun seluas 100 mm2 akan memperlambat absisi
selama berhari-hari. Dengan demikian hormon yang menhghambat absisi daun
salah satunya yakni auksin.
Asam Idole Acetic Acid (IAA) merupakan larutan auksin endogen atau
auksin yang terdapat pada tanaman. Fungsi dari larutan ini yaitu mendorong
pembelahan sel, penyebaran IAA yang tidak sama pada tanaman akan
mengakibatkan pembesaran sel yang tidak merata. IAA juga dapat mengendalikan
absisi daun dan dapat menghambat pertumbuhan tunas lateral. Konsentrasi suatu
auksin di dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, semakin
tinggi konsentrasi suatu auksin di dalam tanaman maka akan semakin
mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi
konsentrasi IAA di dalam tanaman yaitu sintesis auksin, pemecahan auksin, dan
inaktifnya IAA sebagai akibat proses pemecahan molekul (Indradewa, 2009).
Hubungan antara absisi dan auksin menurut Addicot (1955) dan Weaver
(1972) adalah absisi akan terjadi apabila jumlah auksin yang terdapat didaerah
bagian proksimal jumlahnya sama atau lebih dari jumlah auksin didaerah bagian
distal. Akan tetapi, apabila jumlah auksin yang berada di daerah bagian distal
lebih besar dari daerah proksimal maka tidak akan terjadi absisi. Dengan kata lain
proses absisi ini akan terhambat.
Teori lain (Biggs and Leopold, 1957, 1958) mengemukakan bahwa
pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi zat itu sendiri.
Konsentrasi auksi akan menghambat terjadinya absisi yang berkonsentrasi rendah
akan mempercepat terjadinya absisi. Teori yang terakhir adalah yang
dikemukakan oleh Robinstein dan Leopold (1963). Teori ini menerangkan bahwa
respon absisi pada daun terhadap auksin dapat dibagi menjadi 2 fase. Jika
perlakuan auksin diberikan setelah daun terlepas, fase pertama, auksin akan
menghambat absisi, dan fase kedua yaitu auksin dengan konsentrasi yang sama
akan mendukung terjadinya absisi.
M. Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat
dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA
terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin
bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya.
N. Daftar Pustaka
Addicott, F. T, R. S. Lynch, H. R. Carns. 1955. Auxin Gradient Theory of
Abscission Regulation. Science. 29 Apr 1955: Vol. 121, Issue 3148, pp.
644-645. DOI: 10.1126/science.121.3148.644.
Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Deepublish.
Biggs, R. H., and Leopold, A. C. 1957. Factors Influencing Abscission. Plant
Physiol. 32, 626-632.
Biggs, R. H., and Leopold, A. C. 1958. The Two-Phase Action of Auxin on
Abscicion. Am. J. Botany 45, 547-551.
Hopkins, W.G. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey & Sons, Inc.,
New York, Toronto, Singapore. P. 285-321.
Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung: ITB Press.
Kuster, E. 1916. Beitrage zur Kenntniss des Laubfalles. Ber. Deutsch. Bot. Ges.
34: 184-193.
Lakitan, Benjamin. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Paponov I, et al. 2008. Comprehensive Transcriptome Analysis of Auxin
Responses in Arabidopsis. Mol Plant. DOI: 10.1093/mp/ssm021.
Rubinstein B, Leopold AC. 1963. Analysis of the Auxin Control of Bean Leaf
Abscission. Plant Physiol. 1963 May;38(3):262–267.
Sinha, R. K. 2004. Modern Plant Physiology. CRC Press. Boca Raton. p 525-526.
Weaver, R. J. 1972. Plant Growth Subtances in Agriculture. W. H. Freeman and
Company. San Franscisco. 594 p.
O. Lampiran
Gambar 2. Pot 1 Gambar 3. Pot 2 Gambar 4. Absisi
daun Coleus sp.

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanGoogle
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...aris trea
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotikAtika95
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrositSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada Mamalia
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
Praktikum laporan pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata (ma...
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan Allelopati
Laporan AllelopatiLaporan Allelopati
Laporan Allelopati
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
laporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotiklaporan praktikum potensial osmotik
laporan praktikum potensial osmotik
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 

Similar to Pengaruh AIA

Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Malikul Mulki
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanShinta R Naibaho
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanwiro12
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalmuhammad123syafii
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN Ida Agustina
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranIda Agustina
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguranIda Agustina
 
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanFaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanEinjelfin Pongtimbang
 
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxKhalifahRizqiyah
 
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmuAndi Hafiidh
 
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhanBab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhangreycats_media
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdfLAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdfAgathaHaselvin
 

Similar to Pengaruh AIA (20)

Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
 
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi TumbuhanLaporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
Laporan Akhir Fisiologi Tumbuhan
 
Hormon auksin
Hormon auksinHormon auksin
Hormon auksin
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanamanfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Laporan kinetin
Laporan kinetinLaporan kinetin
Laporan kinetin
 
Laporan kinetin
Laporan kinetinLaporan kinetin
Laporan kinetin
 
Faktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternalFaktor internal dan eksternal
Faktor internal dan eksternal
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan n pengguguran
 
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguranFistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran
Fistum mklh klmpok 10 , penuaan dan pengguguran
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
 
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhanFaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
 
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
 
Fitohormon
FitohormonFitohormon
Fitohormon
 
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
1.1 bab pertumbuhan dan perkemban g bailmu
 
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhanBab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
Bab 1 xii pertumbuhan & perkembangan tumbuhan
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdfLAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
LAPORAN_PRAKTIKUM_BOTANI_MEMBUAT_PREPARA.pdf
 
BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3BIOLOGI_M3KB3
BIOLOGI_M3KB3
 

More from UNESA

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025UNESA
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidUNESA
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergUNESA
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksUNESA
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutUNESA
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahUNESA
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasUNESA
 
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...UNESA
 

More from UNESA (20)

PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara SederhanaPPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
PPT Genetika: Isolasi DNA Secara Sederhana
 
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryPPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream Industry
 
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
PPT Manajemen Quality Control: ISO 17025
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealMakalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang Ideal
 
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi BakteriPPT Genetika: Mutasi Bakteri
PPT Genetika: Mutasi Bakteri
 
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriLaporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada Bakteri
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
PPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: PoliploidPPT Genetika: Poliploid
PPT Genetika: Poliploid
 
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy WeinbergPPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
PPT Genetika: Hukum Hardy Weinberg
 
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralMakalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan Mineral
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...
 
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas KlimaksMakalah Ekologi: Komunitas Klimaks
Makalah Ekologi: Komunitas Klimaks
 
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan TerlarutLaporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
Laporan Praktikum Ekologi: Padatan Terlarut
 
PPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna TanahPPT Ekologi: Fauna Tanah
PPT Ekologi: Fauna Tanah
 
LKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: KloroplasLKM Biologi Sel: Kloroplas
LKM Biologi Sel: Kloroplas
 
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
Makalah Biologi Sel: Kloroplas Sebagai Penentu Hubungan Kekerabatan dan Perta...
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Pengaruh AIA

  • 1. LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN PRAKTIKUM X PENGARUH AIA TERHADAP PROSES ABSISI DAUN Coleus sp. Fauziah Khoirun Nisa 17030244003 Biologi 2017 D JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2018/2019
  • 2. A. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum dengan topik “Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.” adalah bagaimana pengaruh AIA terhadap proses absisi daun Coleus sp.? B. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan pada “Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.” berdasarkan rumusan masalah di atas adalah mengatahui pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun Coleus sp. C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dibuat hipotesis: Hipotesis a (Ha) : Ada pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun Coleus sp. Hipotesis nol (H0) : Tidak ada pengaruh AIA terhadap proses absisi pada daun Coleus sp. D. Kajian Pustaka Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain. Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid, disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2 senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula, ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
  • 3. Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008). Absisi daun Coleus sp.dipengaruhi oleh aktivitas hormon yang berperan dalam senesensi tumbuhan, yaitu asam absisat atau ABA. Dinamai asam absisat karena diketahui bahwa asam absisat ini dapat menyebabkan absisi/rontoknya daun tanaman pada musim gugur. Kehilangan daun pada setiap musim gugur merupakan suatu adaptasi untuk menjaga agar tumbuhan yang berganti daun selama musim dingin tetap hidup ketika akar tidak bisa mengabsorbsi air dari tanah yang membeku. Sebelum daun itu mengalami absisi, beberapa elemen essensial diselamatkan dari daun yang mati, dan disimpan di dalam sel parenkim batang. Ketika daun pada musim gugur rontok, maka titik terlepasnya daun merupakan suatu lapisan absisi yang posisinya dekat dengan pangkal tangkai daun. Sel parenkhim berukuran kecil dari lapisan ini mempunyai dinding sel yang sangat tipis dan tidak mengandung sel serat di sekeliling jaringan pembuluhnya. Lapisan absisi selanjutnya melemah, ketika enzimnya menghidrolisis polisakarida di dalam dinding sel. Akhirnya dengan bantuan angin, terjadi suatu pemisahan di dalam lapisan absisi. Sebelum daun itu jatuh, sel lapisan gabus membentuk suatu berkas pelindung disamping lapisan absisi pada pangkal tangkai daun tersebut untuk mencegah patogen yang akan menyerbu bagian tumbuhan yang ditinggalkannya (Advinda, 2018). E. Variabel Penelitian 1. Variabel Manipulasi : Pemberian lanolin dan pemberian lanolin + AIA 2. Variabel Kontrol : Jenis tanaman, kondisi tanaman, letak lamina, konsentrasi AIA 3. Variabel Respon : Waktu pengguguran tangkai daun
  • 4. F. Definisi Operasional Variabel Variabel manipulasi yaitu pemberian lanolin secukupnya dan pemberian lanolin + IAA 1 ppm secukupnya pada bekas potongan tangkai daun. Kedua, variabel kontrol yaitu jenis tanaman Coleus sp., letak lamina yang terletak paling bawah pada pot 1 dan yang terletak tepat di atas lamina yang paling bawah pada pot 2, dan konsentrasi AIA 1 ppm. Terakhir variabel respon yaitu waktu penguguran tangkai daun dilihat dari pengamatan setiap hari gugurnya tangkai- tangkai daun Coleus sp. G. Alat dan Bahan 2 pot tanaman Coleus sp. yang memiliki kondisi sama, lanolin, AIA 1 ppm dalam lanolin (4 ml AIA 1 ppm dicampur dengan 100 gram lanolin), pisau, label. H. Rancangan Percobaan I. Langkah Kerja 1. Ambil dua buah pot tanaman Coleus sp. kemudian lakukan kegiatan sebagai berikut: - Pot 1: potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah. - Pot 2: potong satu pasang lamina yang terletak tepat di atas lamina yang paling bawah. 1. Potong satu pasang lamina yang terletak paling bawah pada pot 1. 2. Potong satu pasang lamina tepat di atas lamina paling bawah pada pot 2 3. Olesi bekas potongan dengan lanolin, dan 1 ppm AIA dalam lanolin. 4. Beri tanda agar tidak tertukar. 5. Amati setiap hari dan catat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun tersebut. 6. Adakah perbedaan waktu gugurnya daun pada percobaan.
  • 5. 2. Olesi bekas potongan tersebut, yang satu dengan lanolin, sedang yang lain dengan 1 ppm AIA dalam lanolin. 3. Beri tanda agar tidak tertukar. 4. Amati setiap hari dan catat waktu gugurnya tangkai-tangkai daun tersebut. 5. Adakah perbedaan waktu gugurnya daun pada percobaan saudara. Jelaskan pendapat saudara disertai dengan teori yang mendukung. J. Rancangan Tabel Pengamatan Tabel 1. Hasil pengamatan absisi daun Coleus sp. Gugur daun pada hari ke- Petiolus paling bawah Petiolus nomor 2 paling bawah Lanolin AIA + Lanolin Lanolin AIA + Lanolin 1 - - - - 2 - - - - 3  - - - 4 - -  - 5 - - - - 6 -  - - 7 - - -  Gambar 1. Hubungan pengaruh AIA terhadap proses absisi daun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Petiolus paling bawah Petiolus no. 2 dari bawah Pengamatanharike- Perlakuan nodus Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp. Lanolin Lanolin + AIA
  • 6. K. Rencana Analisis Data Berdasarkan tabel dan grafik pengamatan, dua pot Coleus sp. mengalami perbedaan waktu absisi daun. Hal ini ditandai oleh gugurnya tangkai daun yang laminanya telah dipotong sehingga dapat diolesi dengan larutan sesuai perlakuan yang satu dengan lanolin, sedang yang lain dengan 1 ppm AIA dalam lanolin. Pada pot 1, lamina paling bawah yang diolesi lanolin gugur pada hari ke 3 setelah pengolesan, sedangkan yang diolesi dengan lanolin + AIA gugur pada hari ke 6 setelah pengolesan. Pada pot kedua, lamina nomer 2 dari bawah yang diolesi lanolin gugur pada hari ke 4 setelah pengolesan, sedangkan yang diolesi dengan lanolin + AIA gugur pada hari ke 7 setelah pengolesan. Kedua pot menunjukkan bahwa tangkai daun yang diolesi campuran lanolin + AIA gugur lebih lambat 3 hari daripada tangkai yang diolesi lanolin saja. Juga lamina paling bawah lebih dulu gugur 1 hari jika dibandingkan dengan dengan lamina nomer 2 dari bawah baik pada pot 1 maupun pot 2. Hal ini menunjukkan bahwa proses absisi semakin cepat pada lamina yang terletak semakin ke bawah. L. Hasil Analisis Data Absisi adalah proses fisiologis dari pelepasan organ multiselular seperti daun, bunga, dan buah dari tubuh tumbuhan. Proses absisi diawali dengan terbentuknya zona absisi pada sambungan organ multiselular dan tubuh tumbuhan. Pada daun terjadi pada dasar dari petiolus, yaitu tempat daun melekat pada batang. Pada komponen daun, zona absisi terletak pada sambungan pulvinus dan jaringan penyangga. Zona absisi terbentuk pada 1 atau 2 baris sel atau mencapai 15 atau lebih. Sel-sel tersebut adalah parenchymatous dan tanpa lignin dan materi penebal seperti suberin. Lamela tengah pada zona absisi terlarut dan menyebabkan lepasnya sel-sel. Setelah pembentukan zona absisi, daun tersambung dengan tumbuhan induk melalui jaringan vaskular yang lemah. Setelah itu, sambungan vaskular tersebut akan rusak dan daun akan terpisah dari tumbuhan induk. Setelah absisi, lapisan luar dari sel atau batang atau cabang membentuk lapisan protektif pada bagian yang terbuka dengan pembentukan periderm (Sinha, 2004).
  • 7. Hormon penghambat absisi daun banyak penelitiannya seperti tindakan penghambatan yang ternyata dilakukan oleh auksin untuk mencegah proses absisi. Peranan helaian daun di sini dijelaskan oleh Kuster (1916) yang memperlihatkan bahwa pada petiolus tumbuhan Coleus sp. segera jatuh jika helai daun mereka dihilangkan, sedangkan helaian daun seluas 100 mm2 akan memperlambat absisi selama berhari-hari. Dengan demikian hormon yang menhghambat absisi daun salah satunya yakni auksin. Asam Idole Acetic Acid (IAA) merupakan larutan auksin endogen atau auksin yang terdapat pada tanaman. Fungsi dari larutan ini yaitu mendorong pembelahan sel, penyebaran IAA yang tidak sama pada tanaman akan mengakibatkan pembesaran sel yang tidak merata. IAA juga dapat mengendalikan absisi daun dan dapat menghambat pertumbuhan tunas lateral. Konsentrasi suatu auksin di dalam tanaman, mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, semakin tinggi konsentrasi suatu auksin di dalam tanaman maka akan semakin mempercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Hal-hal yang mempengaruhi konsentrasi IAA di dalam tanaman yaitu sintesis auksin, pemecahan auksin, dan inaktifnya IAA sebagai akibat proses pemecahan molekul (Indradewa, 2009). Hubungan antara absisi dan auksin menurut Addicot (1955) dan Weaver (1972) adalah absisi akan terjadi apabila jumlah auksin yang terdapat didaerah bagian proksimal jumlahnya sama atau lebih dari jumlah auksin didaerah bagian distal. Akan tetapi, apabila jumlah auksin yang berada di daerah bagian distal lebih besar dari daerah proksimal maka tidak akan terjadi absisi. Dengan kata lain proses absisi ini akan terhambat. Teori lain (Biggs and Leopold, 1957, 1958) mengemukakan bahwa pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi zat itu sendiri. Konsentrasi auksi akan menghambat terjadinya absisi yang berkonsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya absisi. Teori yang terakhir adalah yang dikemukakan oleh Robinstein dan Leopold (1963). Teori ini menerangkan bahwa respon absisi pada daun terhadap auksin dapat dibagi menjadi 2 fase. Jika perlakuan auksin diberikan setelah daun terlepas, fase pertama, auksin akan menghambat absisi, dan fase kedua yaitu auksin dengan konsentrasi yang sama akan mendukung terjadinya absisi.
  • 8. M. Kesimpulan Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya. N. Daftar Pustaka Addicott, F. T, R. S. Lynch, H. R. Carns. 1955. Auxin Gradient Theory of Abscission Regulation. Science. 29 Apr 1955: Vol. 121, Issue 3148, pp. 644-645. DOI: 10.1126/science.121.3148.644. Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish. Biggs, R. H., and Leopold, A. C. 1957. Factors Influencing Abscission. Plant Physiol. 32, 626-632. Biggs, R. H., and Leopold, A. C. 1958. The Two-Phase Action of Auxin on Abscicion. Am. J. Botany 45, 547-551. Hopkins, W.G. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey & Sons, Inc., New York, Toronto, Singapore. P. 285-321. Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung: ITB Press. Kuster, E. 1916. Beitrage zur Kenntniss des Laubfalles. Ber. Deutsch. Bot. Ges. 34: 184-193. Lakitan, Benjamin. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Paponov I, et al. 2008. Comprehensive Transcriptome Analysis of Auxin Responses in Arabidopsis. Mol Plant. DOI: 10.1093/mp/ssm021. Rubinstein B, Leopold AC. 1963. Analysis of the Auxin Control of Bean Leaf Abscission. Plant Physiol. 1963 May;38(3):262–267. Sinha, R. K. 2004. Modern Plant Physiology. CRC Press. Boca Raton. p 525-526. Weaver, R. J. 1972. Plant Growth Subtances in Agriculture. W. H. Freeman and Company. San Franscisco. 594 p.
  • 9. O. Lampiran Gambar 2. Pot 1 Gambar 3. Pot 2 Gambar 4. Absisi daun Coleus sp.