1. AGUS SRI WARDOYO, SKM, MM
Ketua DPD PERSAGI Jawa Timur
STANDARISASI PROFESI GIZI
Disampaikan pada PELATIHAN JABFUNG NUTRISIONIS AHLI
2. 1. NAMA : AGUS SRI WARDOYO
2. Tempat Tgl Lahir : Trenggalek, 12 Agustus 1973
3. Pendidikan :
1. Akademi Gizi (AKZI) Malang
2. S1 Kesehatan Masyarakat Unair
3. S 2 Magister Manajemen Universitas Dr Soetomo
4. Organisasi
1. Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur
2. Bidang Hukum dan Kemitraan DPP Assosiasi Dietitian Indonesia (AsDI
) di Jakarta
5. Penghargaan : Indonesian Dietetic Award 2011
6. Riwayat Pekerjaan
– Medical Representatives Kresna Karya Pharm Industries 1994
– Medical Representatives Ely Lilly and Co USA 1995 - 1997
– Ahli Gizi Ruang Bedah RSUD Dr Soetomo 1997-2007
– Ahli Gizi Poli Gizi RSUD Dr Soetomo 2007-2010
– Ka Sub Div Perencanaan dan Evaluasi PDT RSUD Dr Soetomo 2010-2014
– Anggota Komite Mutu RSUD Dr Soetomo 1998 - 2014
– Pengelola Program gizi Dinkes Prov Jatim 2014 – 2017
– Perencana dan Informasi (PI) Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Prov 201
4 – 2017
– Sekertaris Pribadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Riwayat Hidup
– Pengasuh Rubrik Gizi MAJALAH
ZAKATO
– Pengasuh Rubrik Gizi dan
Resep MAJALAH BIDAN
– Pengasuh Rubrik Gizi Majalah
GURU Q
– Pengasuh Rubrik Pojok Gizi
Majalan Care to Share BSMI
Jawa Timur
– Narasumber Pelatihan /
Seminar
– Buku : 1. Antologi Puisi
Kemilau Mutiara Januari, 2.
Gizi Seimbang Sehat melalui
Makanan, 3. Berjuang dalam
Pandemi, 4 Cerita Ahli Gizi
– Opini di beberapa media
3. MUKADIMAH
› Sejak lebih dari 2400 tahun yang lalu,
Hippocrates atau yang lebih dikenal
dengan bapak Ilmu Kedokteran Dunia
telah mengemukakan adanya
hubungan yang erat antara makanan
dan kesehatan seseorang. Istilah
“let your food be your medicine and
your medicine be your food”,
merupakan filosofi hubungan
makanan dan kesehatan yang telah
mendunia.
Hippocrates
( 460-377 SM)
4. › Kemudian pada tahun 1863,
seorang filsuf dari Jerman,
Ludwig Andreas von Feurerbach
mengatakan,
“Der Mensch ist, was er ißt”,
yang berarti Manusia adalah
apa yang dia makan atau
“A man is what he eats”.
Istilah ini kemudian sejak tahun
1942 populer dengan,
“You are what you eat”.
Ludwig Andreas
von Feurerbach
1804 - 1872
5.
6.
7.
8.
9.
10. PENGELOMPOKAN
TENAGA KESEHATAN
1. Tenaga medis
2. Tenaga Psikologi Klinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian
6. Tenaga Kesehatan Masyar
akat
7. Tenaga Kesehatan Lingku
ngan
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Keterapian Fisik
10. Tenaga Keteknisian Medis
11. Tenaga Teknik Biomedika
(radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis,
dan ortotik prostetik)
12. Tenaga Kesehatan Tradisional
13. Nakes lainnya
11. KETERSEDIAAN NAKES DI PROVINSI JATIM
RUMPUN SDMK
JENIS KELAMIN
JUMLAH
L P
01. MEDIS 9564 10835 20399
02. PSIKOLOGI KLINIS 22 110 132
03. KEPERAWATAN 19507 33330 52837
04. KEBIDANAN 25122 25122
05. KEFARMASIAN 1288 7116 8404
06. KESEHATAN MASYARAKAT 385 1559 1944
07. KESEHATAN LINGKUNGAN 451 913 1364
08. GIZI 331 2169 2500
09. KETERAPIAN FISIK 364 603 967
10. KETEKNISIAN MEDIS 1110 2411 3521
11. TEKNIK BIOMEDIKA 1756 3760 5516
12. KESEHATAN TRADISIONAL 21 83 104
13. ASISTEN TENAGA KESEHATAN 1227 6025 7252
14. TENAGA PENUNJANG 26328 25765 52093
TOTAL 62363 119792 182155
DATA PER 31 MARET 2020
12. KETERSEDIAAN NAKES DI RUMAH SAKIT PROVINSI JATIM
DATA PER 31 MARET 2020
JENIS TENAGA
JUMLAH
TOTAL
L P
01. Medis 6271 5293 11564
02. Psikologi Klinis 12 52 64
03. Keperawatan 11553 22601 34154
04. Kebidanan 6910 6910
05. Kefarmasian 667 3890 4557
06. Kesehatan Masyarakat 100 432 532
07. Kesehatan Lingkungan 157 288 445
08. Gizi 96 1100 1196
09. Keterapian Fisik 317 501 818
10. Keteknisian Medis 773 1527 2300
11. Teknik Biomedika 1389 2465 3854
GRAND TOTAL 66394
13. KETERSEDIAAN NAKES DI PUSKESMAS PROVINSI JATIM
DATA PER 31 MARET 2020
JENIS TENAGA KESEHATAN
JUMLAH
SELURUH
PUSKESMAS
JUMLAH TENAGA
KESEHATAN
SESUAI STANDAR (Puskesmas)
BELUM SESUAI STANDAR JML PUSK
< STANDAR (Puskesmas) KEKURANGAN
NAKES (Orang)
JUMLAH % JUMLAH %
1. DOKTER UMUM
968
2299 842 87% 126 13% 129
2. DOKTER GIGI 1113 861 89% 107 11% 107
3. PERAWAT 15538 909 94% 59 6% 116
4. BIDAN 16534 956 99% 12 1% 26
5. KEFARMASIAN 1156 745 77% 223 23% 223
6. KESEHATAN MASYARAKAT 1092 661 68% 307 32% 307
7. SANITARIAN 833 691 71% 277 29% 277
8. GIZI 1161 540 56% 428 44% 500
9. AHLI TEK. LAB. MEDIK 1030 725 75% 243 25% 243
18. Perkembangan Kompetensi
1. Gizi klinik dan dietetika
2. Gizi masyarakat
3. Gizi di institusi
4. Komunikasi dan konsultasi gizi
5. Teknologi pangan
19. Tujuan Umum :
Tersedianya Standar Minimal Kompetensi
Nutrisionis sebagai acuan kewenangan dalam
melaksanakan tugas pelayanan gizi dan
pengembangan profesi gizi di Indonesia.
Tujuan Khusus :
a. Sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan
gizi yang menghasilkan nutrisionis di Indonesia
dalam rangka menjaga kualitas.
b. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
gizi yang profesional untuk individu, kelompok,
dan masyarakat.
c. Mencegah timbulnya kesalahan dalam
pelaksanaan pelayanan gizi.
d. Sebagai acuan perilaku nutrisionis dalam
mendarma baktikan dirinya di masyarakat.
25. PERAN NUTRISIONIS (1)
Mengelola asuhan gizi masyarakat berbasis ilmiah dan
holistik
Merencanakan, menyelenggarakan,
mengembangkan dan mengevaluasi
penyuluhan, pelatihan, dan edukasi gizi
kepada individu, kelompok dan masyarakat
Merencanakan, menyelenggarakan,
mengembangkan dan mengevaluasi
intervensi gizi kepada individu,
kelompok dan masyarakat sebagai
upaya promotif dan preventif
Mengelola sistem penyelenggaraan makanan
(food service) dan pengendalian mutu
berdasarkan prinsip keamanan pangan,
kepuasan, dan kesehatan serta keselamatan
klien
26. PERAN NUTRISIONIS (2)
5 Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan dan kesehatan
Membangun jejaring dan merancang
rekomendasi dalam bentuk policy brief dan
menyelenggarakan advokasi di bidang gizi
masyarakat
Melakukan pemantauan dan
penilaian pelaksanaan program gizi
masyarakat
Merencanakan, menyelenggarakan dan
mengembangkan nutripreunership
6
8
7
27. WEWENANG NUTRISIONIS
1. Mengelola PAGT
2. Mengelola Program Gizi Masyarakat
3. Mengelola surveilans gizi
4. Mengelola Penyelenggaraan makanan
5. Mengelola Program Penjaminan mutu dan keamanan pangan
6. Mengelola KIE Gizi
7. Mengembangkan produk gizi dan formula makanan
8. Melaksanaan advokasi dan pemberdayaan gizi masyarakat
9. Litbang Gizi terkait produk dan pelayanan gizi
10. Nutripreunership
29. AREA KOMPETENSI NUTRISIONIS
1. Profesionalitas
yang luhur
2. Mawas Diri dan
Pengembangan
Diri
5.Landasan
Ilmiah : Ilmu
Gizi, Pangan,
Biomedik,
Humaniora,
Kesmas
3. Komunikasi Efektif
6. Ketrampilan NCP
dan FS
7. Pengelolaan
Masalah Gizi dan
Pemberdayaan
Masyarakat
4. Pengelolaan
Informasi
61. KEWAJIBAN UMUM
Setiap Ahli Gizi menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah ahli gizi.
Setiap Ahli Gizi wajib menghayati dan mengamalkan kode etik ahli
gizi.
Setiap Ahli Gizi berperan dalam meningkatkan dan
mempertahankan keadaan gizi, kesehatan, serta meningkatkan
kecerdasan, dan produktifitas masyarakat.
62. Seorang Ahli Gizi wajib berupaya melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar kompetensi yang tertinggi.
Seorang Ahli Gizi dalam menjalankan pekerjaannya menunjukkan
sikap dan moral yang baik, bersikap jujur, tulus dan adil, tidak
mementingkan diri sendiri, serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Seorang Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya
berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan harus
menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
63. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa saling menghormati dan
menghargai dalam melakukan kerjasama berdasarkan prinsip
kemitraan dengan sesama profesi dan para profesional di bidang
kesehatan maupun bidang lainnya.
Seorang Ahli Gizi menghargai keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan/pandangan
orisinal orang lain yang tidak bertentangan dengan perkembangan
IPTEK terkini.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjunjung tinggi
penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan masyarakat luas dan bangsa.
64. KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien yang
dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya,
bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk
keperluan kesaksian hukum.
Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan
menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani, peka terhadap
perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama,
ras, status sosial, jenis kelamin, serta usia.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi tepat,
cepat, dan akurat, serta bersikap tulus ikhlas sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya untuk kepentingan klien.
65. KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Setiap Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan
kepentingan masyarakat dan kepedulian yang tinggi terhadap
masalah-masalah sosial, budaya, dan lingkungan berkaitan dengan
gizi dan kesehatan.
Setiap Ahli Gizi dalam memberikan pelayanan gizi dan kesehatan
kepada masyarakat mengutamakan aspek promotif (promosi, edukasi
dan penyuluhan gizi dan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitatif (pemulihan).
66. Setiap Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum
khususnya tentang informasi yang salah dan praktik yang tidak etis
berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi
gizi/diet.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban peka terhadap status gizi masyarakat
untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status
gizi masyarakat.
Setiap Ahli Gizi dalam mempromosikan produk makanan tertentu
berkewajiban senantiasa menghindari hal-hal yang menyebabkan
salah interpretasi yang dapat menyesatkan masyarakat (sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku)
67. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI
Setiap Ahli Gizi memperlakukan teman seprofesinya sebagaimana
ia sendiri ingin diperlakukan.
ilmu
Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi.
68. KEWAJIBAN TERHADAP MITRA KERJA
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menggunakan setiap
kesempatan untuk menjalin dan meningkatan hubungan profesi
dengan mitra kerja atau profesi lain dengan saling mempercayai,
menghargai, dan menghormati kebebasan.
Setiap Ahli Gizi dalam melakukan praktik kegizian termasuk
melakukan promosi gizi, memelihara dan mempertahankan status gizi
individu dan masyarakat berkewajiban bekerjasama dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
69. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menyediakan dan
memberikan informasi terkait kegizian (profesi) yang bersifat
ilmiah, tepat, jelas, tidak bias, akurat, terkini, kepada mitra
kerja/profesi lain jika diperlukan.
70. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI
Setiap Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan
menjunjung tinggi ketentuan yang ditetapkan oleh profesi.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban aktif mengikuti perkembangan ilmu
teknologi terkini dan mutakhir serta peka terhadap perubahan
lingkungan untuk memajukan dan memperkaya praktik kegizian.
71. Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk
tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban melakukan perbuatan yang tidak
melawan hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan
gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi.
72. PENETAPAN PELANGGARAN
tersendiri
Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur
dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Kode etik diberlakukan setelah disahkan oleh sidang tertinggi profesi
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga profesi gizi.