SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
AGUS SRI WARDOYO, SKM, MM
Ketua DPD PERSAGI Jawa Timur
STANDARISASI PROFESI GIZI
Disampaikan pada PELATIHAN JABFUNG NUTRISIONIS AHLI
1. NAMA : AGUS SRI WARDOYO
2. Tempat Tgl Lahir : Trenggalek, 12 Agustus 1973
3. Pendidikan :
1. Akademi Gizi (AKZI) Malang
2. S1 Kesehatan Masyarakat Unair
3. S 2 Magister Manajemen Universitas Dr Soetomo
4. Organisasi
1. Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur
2. Bidang Hukum dan Kemitraan DPP Assosiasi Dietitian Indonesia (AsDI
) di Jakarta
5. Penghargaan : Indonesian Dietetic Award 2011
6. Riwayat Pekerjaan
– Medical Representatives Kresna Karya Pharm Industries 1994
– Medical Representatives Ely Lilly and Co USA 1995 - 1997
– Ahli Gizi Ruang Bedah RSUD Dr Soetomo 1997-2007
– Ahli Gizi Poli Gizi RSUD Dr Soetomo 2007-2010
– Ka Sub Div Perencanaan dan Evaluasi PDT RSUD Dr Soetomo 2010-2014
– Anggota Komite Mutu RSUD Dr Soetomo 1998 - 2014
– Pengelola Program gizi Dinkes Prov Jatim 2014 – 2017
– Perencana dan Informasi (PI) Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Prov 201
4 – 2017
– Sekertaris Pribadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Riwayat Hidup
– Pengasuh Rubrik Gizi MAJALAH
ZAKATO
– Pengasuh Rubrik Gizi dan
Resep MAJALAH BIDAN
– Pengasuh Rubrik Gizi Majalah
GURU Q
– Pengasuh Rubrik Pojok Gizi
Majalan Care to Share BSMI
Jawa Timur
– Narasumber Pelatihan /
Seminar
– Buku : 1. Antologi Puisi
Kemilau Mutiara Januari, 2.
Gizi Seimbang Sehat melalui
Makanan, 3. Berjuang dalam
Pandemi, 4 Cerita Ahli Gizi
– Opini di beberapa media
MUKADIMAH
› Sejak lebih dari 2400 tahun yang lalu,
Hippocrates atau yang lebih dikenal
dengan bapak Ilmu Kedokteran Dunia
telah mengemukakan adanya
hubungan yang erat antara makanan
dan kesehatan seseorang. Istilah
“let your food be your medicine and
your medicine be your food”,
merupakan filosofi hubungan
makanan dan kesehatan yang telah
mendunia.
Hippocrates
( 460-377 SM)
› Kemudian pada tahun 1863,
seorang filsuf dari Jerman,
Ludwig Andreas von Feurerbach
mengatakan,
“Der Mensch ist, was er ißt”,
yang berarti Manusia adalah
apa yang dia makan atau
“A man is what he eats”.
Istilah ini kemudian sejak tahun
1942 populer dengan,
“You are what you eat”.
Ludwig Andreas
von Feurerbach
1804 - 1872
PENGELOMPOKAN
TENAGA KESEHATAN
1. Tenaga medis
2. Tenaga Psikologi Klinis
3. Tenaga Keperawatan
4. Tenaga Kebidanan
5. Tenaga Kefarmasian
6. Tenaga Kesehatan Masyar
akat
7. Tenaga Kesehatan Lingku
ngan
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Keterapian Fisik
10. Tenaga Keteknisian Medis
11. Tenaga Teknik Biomedika
(radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis,
dan ortotik prostetik)
12. Tenaga Kesehatan Tradisional
13. Nakes lainnya
KETERSEDIAAN NAKES DI PROVINSI JATIM
RUMPUN SDMK
JENIS KELAMIN
JUMLAH
L P
01. MEDIS 9564 10835 20399
02. PSIKOLOGI KLINIS 22 110 132
03. KEPERAWATAN 19507 33330 52837
04. KEBIDANAN 25122 25122
05. KEFARMASIAN 1288 7116 8404
06. KESEHATAN MASYARAKAT 385 1559 1944
07. KESEHATAN LINGKUNGAN 451 913 1364
08. GIZI 331 2169 2500
09. KETERAPIAN FISIK 364 603 967
10. KETEKNISIAN MEDIS 1110 2411 3521
11. TEKNIK BIOMEDIKA 1756 3760 5516
12. KESEHATAN TRADISIONAL 21 83 104
13. ASISTEN TENAGA KESEHATAN 1227 6025 7252
14. TENAGA PENUNJANG 26328 25765 52093
TOTAL 62363 119792 182155
DATA PER 31 MARET 2020
KETERSEDIAAN NAKES DI RUMAH SAKIT PROVINSI JATIM
DATA PER 31 MARET 2020
JENIS TENAGA
JUMLAH
TOTAL
L P
01. Medis 6271 5293 11564
02. Psikologi Klinis 12 52 64
03. Keperawatan 11553 22601 34154
04. Kebidanan 6910 6910
05. Kefarmasian 667 3890 4557
06. Kesehatan Masyarakat 100 432 532
07. Kesehatan Lingkungan 157 288 445
08. Gizi 96 1100 1196
09. Keterapian Fisik 317 501 818
10. Keteknisian Medis 773 1527 2300
11. Teknik Biomedika 1389 2465 3854
GRAND TOTAL 66394
KETERSEDIAAN NAKES DI PUSKESMAS PROVINSI JATIM
DATA PER 31 MARET 2020
JENIS TENAGA KESEHATAN
JUMLAH
SELURUH
PUSKESMAS
JUMLAH TENAGA
KESEHATAN
SESUAI STANDAR (Puskesmas)
BELUM SESUAI STANDAR JML PUSK
< STANDAR (Puskesmas) KEKURANGAN
NAKES (Orang)
JUMLAH % JUMLAH %
1. DOKTER UMUM
968
2299 842 87% 126 13% 129
2. DOKTER GIGI 1113 861 89% 107 11% 107
3. PERAWAT 15538 909 94% 59 6% 116
4. BIDAN 16534 956 99% 12 1% 26
5. KEFARMASIAN 1156 745 77% 223 23% 223
6. KESEHATAN MASYARAKAT 1092 661 68% 307 32% 307
7. SANITARIAN 833 691 71% 277 29% 277
8. GIZI 1161 540 56% 428 44% 500
9. AHLI TEK. LAB. MEDIK 1030 725 75% 243 25% 243
TAHAPAN PELAYANAN KESEHATAN
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIIF
REHABILITATIF
Kompetensi Gizi
• Clinical Nutrition
• Food Services and Food Productions
• Community Dietetic
Perkembangan Kompetensi
1. Gizi klinik dan dietetika
2. Gizi masyarakat
3. Gizi di institusi
4. Komunikasi dan konsultasi gizi
5. Teknologi pangan
Tujuan Umum :
Tersedianya Standar Minimal Kompetensi
Nutrisionis sebagai acuan kewenangan dalam
melaksanakan tugas pelayanan gizi dan
pengembangan profesi gizi di Indonesia.
Tujuan Khusus :
a. Sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan
gizi yang menghasilkan nutrisionis di Indonesia
dalam rangka menjaga kualitas.
b. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
gizi yang profesional untuk individu, kelompok,
dan masyarakat.
c. Mencegah timbulnya kesalahan dalam
pelaksanaan pelayanan gizi.
d. Sebagai acuan perilaku nutrisionis dalam
mendarma baktikan dirinya di masyarakat.
ISTILAH ISTILAH
ISTILAH ISTILAH (2)
ISTILAH ISTILAH (3)
.
PERAN DAN
WEWENANG
NUTRISIONIS
01
PERAN NUTRISIONIS (1)
Mengelola asuhan gizi masyarakat berbasis ilmiah dan
holistik
Merencanakan, menyelenggarakan,
mengembangkan dan mengevaluasi
penyuluhan, pelatihan, dan edukasi gizi
kepada individu, kelompok dan masyarakat
Merencanakan, menyelenggarakan,
mengembangkan dan mengevaluasi
intervensi gizi kepada individu,
kelompok dan masyarakat sebagai
upaya promotif dan preventif
Mengelola sistem penyelenggaraan makanan
(food service) dan pengendalian mutu
berdasarkan prinsip keamanan pangan,
kepuasan, dan kesehatan serta keselamatan
klien
PERAN NUTRISIONIS (2)
5 Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan dan kesehatan
Membangun jejaring dan merancang
rekomendasi dalam bentuk policy brief dan
menyelenggarakan advokasi di bidang gizi
masyarakat
Melakukan pemantauan dan
penilaian pelaksanaan program gizi
masyarakat
Merencanakan, menyelenggarakan dan
mengembangkan nutripreunership
6
8
7
WEWENANG NUTRISIONIS
1. Mengelola PAGT
2. Mengelola Program Gizi Masyarakat
3. Mengelola surveilans gizi
4. Mengelola Penyelenggaraan makanan
5. Mengelola Program Penjaminan mutu dan keamanan pangan
6. Mengelola KIE Gizi
7. Mengembangkan produk gizi dan formula makanan
8. Melaksanaan advokasi dan pemberdayaan gizi masyarakat
9. Litbang Gizi terkait produk dan pelayanan gizi
10. Nutripreunership
AREA
KOMPETENSI
GIZI
02
AREA KOMPETENSI NUTRISIONIS
1. Profesionalitas
yang luhur
2. Mawas Diri dan
Pengembangan
Diri
5.Landasan
Ilmiah : Ilmu
Gizi, Pangan,
Biomedik,
Humaniora,
Kesmas
3. Komunikasi Efektif
6. Ketrampilan NCP
dan FS
7. Pengelolaan
Masalah Gizi dan
Pemberdayaan
Masyarakat
4. Pengelolaan
Informasi
ILUSTRASI
DAFTAR
MASALAH GIZI
KLIEN
03
DAFTAR
MASALAH
NUTRISIONIS
04
LEVEL KOMPETENSI
KODEETIKPROFESI
Bagiandari Norma Kesusilaan(normaPribadi)
Untuk kemurnian dankehormatan hidup pribadi
Kodeetik = Code ofConduct (tatacara berperilaku)
Mos= mores ; masalahmoralitapribadi
SubstansiEtika Profesi
Bersifataltruis (vs. egois): hanyaberisi kewajibankarena telah
memilikiprivilegedari masyarakat
Terhadapmasyarakat,sejawat, dandiri sendiri
BerbedadenganNorma Disiplin Profesi
PENEGAKANETIKAPROFESI
KoreksiataspenyimpanganNorma Kesusilaan
Celaandari kelompok (peer-group)
Rasamalupribadiyang bersangkutan
Tidakdipaksakandari luar pribadi(bukan menghukum)
Instrumen penegakanEtika
Bukanmengadili/ menghakimi/ coercive
Membuatfatwa/ perilaku yangdikehendaki(persuasi)
Tidakdikenalsanksietika (bedakandengansanksi disiplin)
KEWAJIBAN UMUM
Setiap Ahli Gizi menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah ahli gizi.
Setiap Ahli Gizi wajib menghayati dan mengamalkan kode etik ahli
gizi.
Setiap Ahli Gizi berperan dalam meningkatkan dan
mempertahankan keadaan gizi, kesehatan, serta meningkatkan
kecerdasan, dan produktifitas masyarakat.
Seorang Ahli Gizi wajib berupaya melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar kompetensi yang tertinggi.
Seorang Ahli Gizi dalam menjalankan pekerjaannya menunjukkan
sikap dan moral yang baik, bersikap jujur, tulus dan adil, tidak
mementingkan diri sendiri, serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Seorang Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya
berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan harus
menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa saling menghormati dan
menghargai dalam melakukan kerjasama berdasarkan prinsip
kemitraan dengan sesama profesi dan para profesional di bidang
kesehatan maupun bidang lainnya.
Seorang Ahli Gizi menghargai keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan/pandangan
orisinal orang lain yang tidak bertentangan dengan perkembangan
IPTEK terkini.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjunjung tinggi
penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan masyarakat luas dan bangsa.
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien yang
dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya,
bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk
keperluan kesaksian hukum.
Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan
menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani, peka terhadap
perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama,
ras, status sosial, jenis kelamin, serta usia.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi tepat,
cepat, dan akurat, serta bersikap tulus ikhlas sesuai dengan kompetensi yang
dimilikinya untuk kepentingan klien.
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Setiap Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan
kepentingan masyarakat dan kepedulian yang tinggi terhadap
masalah-masalah sosial, budaya, dan lingkungan berkaitan dengan
gizi dan kesehatan.
Setiap Ahli Gizi dalam memberikan pelayanan gizi dan kesehatan
kepada masyarakat mengutamakan aspek promotif (promosi, edukasi
dan penyuluhan gizi dan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitatif (pemulihan).
Setiap Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum
khususnya tentang informasi yang salah dan praktik yang tidak etis
berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi
gizi/diet.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban peka terhadap status gizi masyarakat
untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status
gizi masyarakat.
Setiap Ahli Gizi dalam mempromosikan produk makanan tertentu
berkewajiban senantiasa menghindari hal-hal yang menyebabkan
salah interpretasi yang dapat menyesatkan masyarakat (sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku)
KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI
Setiap Ahli Gizi memperlakukan teman seprofesinya sebagaimana
ia sendiri ingin diperlakukan.
ilmu
Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi.
KEWAJIBAN TERHADAP MITRA KERJA
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menggunakan setiap
kesempatan untuk menjalin dan meningkatan hubungan profesi
dengan mitra kerja atau profesi lain dengan saling mempercayai,
menghargai, dan menghormati kebebasan.
Setiap Ahli Gizi dalam melakukan praktik kegizian termasuk
melakukan promosi gizi, memelihara dan mempertahankan status gizi
individu dan masyarakat berkewajiban bekerjasama dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menyediakan dan
memberikan informasi terkait kegizian (profesi) yang bersifat
ilmiah, tepat, jelas, tidak bias, akurat, terkini, kepada mitra
kerja/profesi lain jika diperlukan.
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI
Setiap Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan
menjunjung tinggi ketentuan yang ditetapkan oleh profesi.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban aktif mengikuti perkembangan ilmu
teknologi terkini dan mutakhir serta peka terhadap perubahan
lingkungan untuk memajukan dan memperkaya praktik kegizian.
Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk
tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban melakukan perbuatan yang tidak
melawan hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan
gizinya agar dapat bekerja dengan baik.
Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi.
PENETAPAN PELANGGARAN
tersendiri
Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur
dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Kode etik diberlakukan setelah disahkan oleh sidang tertinggi profesi
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga profesi gizi.
THANK YOU

More Related Content

Similar to STANDAR KOMPETENSI

P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxVeniceaprilia
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiSeptian Muna Barakati
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanabu hanafie
 
Primary health care
Primary health carePrimary health care
Primary health careUFDK
 
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of Newcastle.pptx
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of  Newcastle.pptxBiomedicine Study Trip and Charity Universty of  Newcastle.pptx
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of Newcastle.pptxfifiskp23
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptxSISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptxLeroy Christ
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxRafliAidillah1
 
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptx
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptxPPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptx
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptxSugiartoBanjarnahor
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
SBH PKM SPH I (1).pptx
SBH PKM SPH I (1).pptxSBH PKM SPH I (1).pptx
SBH PKM SPH I (1).pptxOctaViano5
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Tata Naipospos
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATEDIS BLOG
 

Similar to STANDAR KOMPETENSI (20)

Konsep puskesmas
Konsep puskesmasKonsep puskesmas
Konsep puskesmas
 
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptxP - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
P - 14 (SITUASI DAN TANTANGAN ADMINISTRATOR KESEHATAN) (1).pptx
 
Saka bakti husada lampung
Saka bakti husada lampungSaka bakti husada lampung
Saka bakti husada lampung
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih112856675 perilaku-hidup-bersih
112856675 perilaku-hidup-bersih
 
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andrianiMakalah hidup sehat dan bersih siti andriani
Makalah hidup sehat dan bersih siti andriani
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatan
 
Primary health care
Primary health carePrimary health care
Primary health care
 
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of Newcastle.pptx
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of  Newcastle.pptxBiomedicine Study Trip and Charity Universty of  Newcastle.pptx
Biomedicine Study Trip and Charity Universty of Newcastle.pptx
 
DOKTER KELUARGA.pdf
DOKTER KELUARGA.pdfDOKTER KELUARGA.pdf
DOKTER KELUARGA.pdf
 
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptxSISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptx
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.pptx
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptx
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptxPPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptx
PPT PROPILE PKM G.SITEMBER UNTUK 2018.pptx
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
SBH PKM SPH I (1).pptx
SBH PKM SPH I (1).pptxSBH PKM SPH I (1).pptx
SBH PKM SPH I (1).pptx
 
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
Keterkaitan UU Pendidikan Kedokteran Hewan, Konsil Kedokteran Hewan dan Kuali...
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
 

Recently uploaded

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

STANDAR KOMPETENSI

  • 1. AGUS SRI WARDOYO, SKM, MM Ketua DPD PERSAGI Jawa Timur STANDARISASI PROFESI GIZI Disampaikan pada PELATIHAN JABFUNG NUTRISIONIS AHLI
  • 2. 1. NAMA : AGUS SRI WARDOYO 2. Tempat Tgl Lahir : Trenggalek, 12 Agustus 1973 3. Pendidikan : 1. Akademi Gizi (AKZI) Malang 2. S1 Kesehatan Masyarakat Unair 3. S 2 Magister Manajemen Universitas Dr Soetomo 4. Organisasi 1. Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Jawa Timur 2. Bidang Hukum dan Kemitraan DPP Assosiasi Dietitian Indonesia (AsDI ) di Jakarta 5. Penghargaan : Indonesian Dietetic Award 2011 6. Riwayat Pekerjaan – Medical Representatives Kresna Karya Pharm Industries 1994 – Medical Representatives Ely Lilly and Co USA 1995 - 1997 – Ahli Gizi Ruang Bedah RSUD Dr Soetomo 1997-2007 – Ahli Gizi Poli Gizi RSUD Dr Soetomo 2007-2010 – Ka Sub Div Perencanaan dan Evaluasi PDT RSUD Dr Soetomo 2010-2014 – Anggota Komite Mutu RSUD Dr Soetomo 1998 - 2014 – Pengelola Program gizi Dinkes Prov Jatim 2014 – 2017 – Perencana dan Informasi (PI) Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Prov 201 4 – 2017 – Sekertaris Pribadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Riwayat Hidup – Pengasuh Rubrik Gizi MAJALAH ZAKATO – Pengasuh Rubrik Gizi dan Resep MAJALAH BIDAN – Pengasuh Rubrik Gizi Majalah GURU Q – Pengasuh Rubrik Pojok Gizi Majalan Care to Share BSMI Jawa Timur – Narasumber Pelatihan / Seminar – Buku : 1. Antologi Puisi Kemilau Mutiara Januari, 2. Gizi Seimbang Sehat melalui Makanan, 3. Berjuang dalam Pandemi, 4 Cerita Ahli Gizi – Opini di beberapa media
  • 3. MUKADIMAH › Sejak lebih dari 2400 tahun yang lalu, Hippocrates atau yang lebih dikenal dengan bapak Ilmu Kedokteran Dunia telah mengemukakan adanya hubungan yang erat antara makanan dan kesehatan seseorang. Istilah “let your food be your medicine and your medicine be your food”, merupakan filosofi hubungan makanan dan kesehatan yang telah mendunia. Hippocrates ( 460-377 SM)
  • 4. › Kemudian pada tahun 1863, seorang filsuf dari Jerman, Ludwig Andreas von Feurerbach mengatakan, “Der Mensch ist, was er ißt”, yang berarti Manusia adalah apa yang dia makan atau “A man is what he eats”. Istilah ini kemudian sejak tahun 1942 populer dengan, “You are what you eat”. Ludwig Andreas von Feurerbach 1804 - 1872
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. PENGELOMPOKAN TENAGA KESEHATAN 1. Tenaga medis 2. Tenaga Psikologi Klinis 3. Tenaga Keperawatan 4. Tenaga Kebidanan 5. Tenaga Kefarmasian 6. Tenaga Kesehatan Masyar akat 7. Tenaga Kesehatan Lingku ngan 8. Tenaga Gizi 9. Tenaga Keterapian Fisik 10. Tenaga Keteknisian Medis 11. Tenaga Teknik Biomedika (radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik) 12. Tenaga Kesehatan Tradisional 13. Nakes lainnya
  • 11. KETERSEDIAAN NAKES DI PROVINSI JATIM RUMPUN SDMK JENIS KELAMIN JUMLAH L P 01. MEDIS 9564 10835 20399 02. PSIKOLOGI KLINIS 22 110 132 03. KEPERAWATAN 19507 33330 52837 04. KEBIDANAN 25122 25122 05. KEFARMASIAN 1288 7116 8404 06. KESEHATAN MASYARAKAT 385 1559 1944 07. KESEHATAN LINGKUNGAN 451 913 1364 08. GIZI 331 2169 2500 09. KETERAPIAN FISIK 364 603 967 10. KETEKNISIAN MEDIS 1110 2411 3521 11. TEKNIK BIOMEDIKA 1756 3760 5516 12. KESEHATAN TRADISIONAL 21 83 104 13. ASISTEN TENAGA KESEHATAN 1227 6025 7252 14. TENAGA PENUNJANG 26328 25765 52093 TOTAL 62363 119792 182155 DATA PER 31 MARET 2020
  • 12. KETERSEDIAAN NAKES DI RUMAH SAKIT PROVINSI JATIM DATA PER 31 MARET 2020 JENIS TENAGA JUMLAH TOTAL L P 01. Medis 6271 5293 11564 02. Psikologi Klinis 12 52 64 03. Keperawatan 11553 22601 34154 04. Kebidanan 6910 6910 05. Kefarmasian 667 3890 4557 06. Kesehatan Masyarakat 100 432 532 07. Kesehatan Lingkungan 157 288 445 08. Gizi 96 1100 1196 09. Keterapian Fisik 317 501 818 10. Keteknisian Medis 773 1527 2300 11. Teknik Biomedika 1389 2465 3854 GRAND TOTAL 66394
  • 13. KETERSEDIAAN NAKES DI PUSKESMAS PROVINSI JATIM DATA PER 31 MARET 2020 JENIS TENAGA KESEHATAN JUMLAH SELURUH PUSKESMAS JUMLAH TENAGA KESEHATAN SESUAI STANDAR (Puskesmas) BELUM SESUAI STANDAR JML PUSK < STANDAR (Puskesmas) KEKURANGAN NAKES (Orang) JUMLAH % JUMLAH % 1. DOKTER UMUM 968 2299 842 87% 126 13% 129 2. DOKTER GIGI 1113 861 89% 107 11% 107 3. PERAWAT 15538 909 94% 59 6% 116 4. BIDAN 16534 956 99% 12 1% 26 5. KEFARMASIAN 1156 745 77% 223 23% 223 6. KESEHATAN MASYARAKAT 1092 661 68% 307 32% 307 7. SANITARIAN 833 691 71% 277 29% 277 8. GIZI 1161 540 56% 428 44% 500 9. AHLI TEK. LAB. MEDIK 1030 725 75% 243 25% 243
  • 14.
  • 15.
  • 17. Kompetensi Gizi • Clinical Nutrition • Food Services and Food Productions • Community Dietetic
  • 18. Perkembangan Kompetensi 1. Gizi klinik dan dietetika 2. Gizi masyarakat 3. Gizi di institusi 4. Komunikasi dan konsultasi gizi 5. Teknologi pangan
  • 19. Tujuan Umum : Tersedianya Standar Minimal Kompetensi Nutrisionis sebagai acuan kewenangan dalam melaksanakan tugas pelayanan gizi dan pengembangan profesi gizi di Indonesia. Tujuan Khusus : a. Sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan gizi yang menghasilkan nutrisionis di Indonesia dalam rangka menjaga kualitas. b. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan gizi yang profesional untuk individu, kelompok, dan masyarakat. c. Mencegah timbulnya kesalahan dalam pelaksanaan pelayanan gizi. d. Sebagai acuan perilaku nutrisionis dalam mendarma baktikan dirinya di masyarakat.
  • 20.
  • 25. PERAN NUTRISIONIS (1) Mengelola asuhan gizi masyarakat berbasis ilmiah dan holistik Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan dan mengevaluasi penyuluhan, pelatihan, dan edukasi gizi kepada individu, kelompok dan masyarakat Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan dan mengevaluasi intervensi gizi kepada individu, kelompok dan masyarakat sebagai upaya promotif dan preventif Mengelola sistem penyelenggaraan makanan (food service) dan pengendalian mutu berdasarkan prinsip keamanan pangan, kepuasan, dan kesehatan serta keselamatan klien
  • 26. PERAN NUTRISIONIS (2) 5 Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan dan kesehatan Membangun jejaring dan merancang rekomendasi dalam bentuk policy brief dan menyelenggarakan advokasi di bidang gizi masyarakat Melakukan pemantauan dan penilaian pelaksanaan program gizi masyarakat Merencanakan, menyelenggarakan dan mengembangkan nutripreunership 6 8 7
  • 27. WEWENANG NUTRISIONIS 1. Mengelola PAGT 2. Mengelola Program Gizi Masyarakat 3. Mengelola surveilans gizi 4. Mengelola Penyelenggaraan makanan 5. Mengelola Program Penjaminan mutu dan keamanan pangan 6. Mengelola KIE Gizi 7. Mengembangkan produk gizi dan formula makanan 8. Melaksanaan advokasi dan pemberdayaan gizi masyarakat 9. Litbang Gizi terkait produk dan pelayanan gizi 10. Nutripreunership
  • 29. AREA KOMPETENSI NUTRISIONIS 1. Profesionalitas yang luhur 2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 5.Landasan Ilmiah : Ilmu Gizi, Pangan, Biomedik, Humaniora, Kesmas 3. Komunikasi Efektif 6. Ketrampilan NCP dan FS 7. Pengelolaan Masalah Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat 4. Pengelolaan Informasi
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 39.
  • 40.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59. KODEETIKPROFESI Bagiandari Norma Kesusilaan(normaPribadi) Untuk kemurnian dankehormatan hidup pribadi Kodeetik = Code ofConduct (tatacara berperilaku) Mos= mores ; masalahmoralitapribadi SubstansiEtika Profesi Bersifataltruis (vs. egois): hanyaberisi kewajibankarena telah memilikiprivilegedari masyarakat Terhadapmasyarakat,sejawat, dandiri sendiri BerbedadenganNorma Disiplin Profesi
  • 60. PENEGAKANETIKAPROFESI KoreksiataspenyimpanganNorma Kesusilaan Celaandari kelompok (peer-group) Rasamalupribadiyang bersangkutan Tidakdipaksakandari luar pribadi(bukan menghukum) Instrumen penegakanEtika Bukanmengadili/ menghakimi/ coercive Membuatfatwa/ perilaku yangdikehendaki(persuasi) Tidakdikenalsanksietika (bedakandengansanksi disiplin)
  • 61. KEWAJIBAN UMUM Setiap Ahli Gizi menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah ahli gizi. Setiap Ahli Gizi wajib menghayati dan mengamalkan kode etik ahli gizi. Setiap Ahli Gizi berperan dalam meningkatkan dan mempertahankan keadaan gizi, kesehatan, serta meningkatkan kecerdasan, dan produktifitas masyarakat.
  • 62. Seorang Ahli Gizi wajib berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar kompetensi yang tertinggi. Seorang Ahli Gizi dalam menjalankan pekerjaannya menunjukkan sikap dan moral yang baik, bersikap jujur, tulus dan adil, tidak mementingkan diri sendiri, serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Seorang Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
  • 63. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa saling menghormati dan menghargai dalam melakukan kerjasama berdasarkan prinsip kemitraan dengan sesama profesi dan para profesional di bidang kesehatan maupun bidang lainnya. Seorang Ahli Gizi menghargai keanekaragaman budaya, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan/pandangan orisinal orang lain yang tidak bertentangan dengan perkembangan IPTEK terkini. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan masyarakat luas dan bangsa.
  • 64. KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien yang dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum. Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani, peka terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, serta usia. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi tepat, cepat, dan akurat, serta bersikap tulus ikhlas sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya untuk kepentingan klien.
  • 65. KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT Setiap Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah sosial, budaya, dan lingkungan berkaitan dengan gizi dan kesehatan. Setiap Ahli Gizi dalam memberikan pelayanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat mengutamakan aspek promotif (promosi, edukasi dan penyuluhan gizi dan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan).
  • 66. Setiap Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya tentang informasi yang salah dan praktik yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet. Setiap Ahli Gizi berkewajiban peka terhadap status gizi masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat. Setiap Ahli Gizi dalam mempromosikan produk makanan tertentu berkewajiban senantiasa menghindari hal-hal yang menyebabkan salah interpretasi yang dapat menyesatkan masyarakat (sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku)
  • 67. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI Setiap Ahli Gizi memperlakukan teman seprofesinya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. ilmu Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi.
  • 68. KEWAJIBAN TERHADAP MITRA KERJA Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menggunakan setiap kesempatan untuk menjalin dan meningkatan hubungan profesi dengan mitra kerja atau profesi lain dengan saling mempercayai, menghargai, dan menghormati kebebasan. Setiap Ahli Gizi dalam melakukan praktik kegizian termasuk melakukan promosi gizi, memelihara dan mempertahankan status gizi individu dan masyarakat berkewajiban bekerjasama dan menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
  • 69. Setiap Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menyediakan dan memberikan informasi terkait kegizian (profesi) yang bersifat ilmiah, tepat, jelas, tidak bias, akurat, terkini, kepada mitra kerja/profesi lain jika diperlukan.
  • 70. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI Setiap Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang ditetapkan oleh profesi. Setiap Ahli Gizi berkewajiban aktif mengikuti perkembangan ilmu teknologi terkini dan mutakhir serta peka terhadap perubahan lingkungan untuk memajukan dan memperkaya praktik kegizian.
  • 71. Setiap Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi. Setiap Ahli Gizi berkewajiban melakukan perbuatan yang tidak melawan hukum, dan memaksa orang lain untuk melawan hukum. Setiap Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan baik. Setiap Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi.
  • 72. PENETAPAN PELANGGARAN tersendiri Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur dalam Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Kode etik diberlakukan setelah disahkan oleh sidang tertinggi profesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.