5. Livestock 2020 – Revolusi Pangan ke-2
Permintaan protein dan pangan asal
hewan meningkat secara global
Pergeseran 1-2 milyar orang miskin ke
kelas menengah
“Westernizasi” Asia and Amerika Latin
Penekanan pada isu ‘sustainability’
Kenaikan ‘emerging zoonoses’ lewat
konsentrasi manusia dan hewan
6. THE WAKE UP CALL
Bovine spongiform encephalopathy
Nipah, Hendra
Classical swine fever
SARS
Foot and mouth disease
Monkey pox
Avian influenza
7. ‘Emerging disease’
Suatu agen penyakit yang sudah diketahui
muncul di wilayah geografi baru
Suatu agen penyakit yang sudah diketahui
terjadi pada spesies yang sebelumnya
tidak peka
Suatu agen penyakit yang tidak diketahui
sebelumnya terdeteksi untuk pertama kali
8. Zoonosis – Suatu ancaman bagi dunia!
60% dari sebanyak 1.415 penyakit infeksi
yang pernah terjadi dapat menular baik ke
hewan dan manusia
75% dari semua penyakit manusia yang
baru muncul (emerging human diseases)
dalam 15 tahun terakhir adalah zoonosis
Kontak dengan ekskreta dan karkas dari
hewan terinfeksi adalah cara penularan
utama dari sebagian besar zoonosis
9. Hewan manusia
• Zoonosis – Hewan ke Manusia
SARS, Avian Influenza, Swine Influenza, Ebola,
West Nile Virus, Monkey Pox, Sapi Gila, Lyme,
Rocky Mountain Spotted Fever, Rabies,
Tuberculosis, Rift Valley Fever, HIV, Shigellosis,
Salmonellosis, Campylobacteriosis,
Toxoplasmosis, Brucellosis, Hanta Virus,
Leptospirosis, Nipah Virus, Rabies, Ringworm,
Yellow Fever, Bubonic Plague, Anthrax, Glanders
• Anthropozoonosis – Manusia ke Hewan
Herpes virus, Tuberculosis, Measles
10. Zoonosis: Kepentingannya
Ekonomi
Zoonosis - penyakit yang mahal
○ Rabies pencegahan pasca gigitan (post-exposure
prophylaxis)
○ Infeksi gastro-intestinal akibat Salmonella or Campylobacter
– produktivitas hilang, biaya pengobatan
Impor/Ekspor
○ BSE – pembatasan ternak sapi
○ Avian Influenza – pembatasan ternak ayam
Perjalanan/Globalisasi
○ Mengurangi waktu transit - SARS
○ Aksesibilitas Wilayah terpencil
Dunne - CIDP
January 18, 2005
11. Global epidemi dekade ini
1993 – Virus Hanta
1994 – Plague (India)
Ebola virus (Zaire)
1996 – Varian baru
dari CJD (UK)
1997 – Influenza H5N1
(Hongkong)
1998 – Virus Nipah
(Malaysia)
1999 – West Nile
2000 – Rift Valley Fever
2001 – Anthrax
2002 – Virus mirip virus
Norwalk
2003 – SARS
2004 – Influenza H5N1
15. “One World One Health”
Risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan
muncul karena tumpang tindihnya hewan domestik,
satwa liar dan orang
16. Tantangan terhadap PARADIGMA
yang berlaku
Hanya sedikit penyakit yang bisa diberantas
secara global
Penyakit tidak mengindahkan perbatasan
Sebagian besar penyakit tidak memerlukan
pelarangan perdagangan menyeluruh untuk
dapat dicegah, dikendalikan dan diberantas
Pencegahan dan manajemen risiko lebih
efektif daripada respon darurat
17. Meminimalkan ancaman Zoonosis
Surveilans
Deteksi dini
Peningkatan kesadaran masyarakat
Kualitas sistem kesehatan hewan
Notifikasi yang cepat dan transparan
Nasional ‘chain of command’ yang memadai
18. Meminimalkan ancaman zoonosis
(lanjutan)
Respon cepat
Konfirmasi kasus tersangka yang cepat
‘Stamping out’ yang ‘humane’
Vaksinasi apabila diperlukan
‘Governance’ (tata kelola), legislasi,
kebijakan dan sumberdaya yang
memenuhi standar internasional OIE
20. 20
Masalah rabies
Rabies manusia menempati urutan
ke-7 di antara penyakit-penyakit
menular, tetapi kematian manusia
sesungguhnya dapat dicegah
Rabies hewan tidak merugikan
secara ekonomi: pemberantasannya
justru menguntungkan bidang
kesehatan, yang seharusnya turut
menanggung bersama biaya
pemberantasan
21. • Rabies disebabkan oleh virus
• Jika seekor hewan tertular rabies
menggigit anda, virus akan masuk ke
dalam tubuh
• Virus menyerang sistim syaraf pusat
• Jika seseorang sudah tertular virus
rabies, tanpa perlakuan khusus, peluang
meninggal 100%
22. Rabies pada manusia maupun hewan
tidak menjadi masalah lagi
Sebagai hasil dari wajib vaksinasi anjing
secara rutin, strain virus spesifik pada
anjing sudah menghilang di negara-
negara Eropa dan Amerika Utara
Rabies pada masa ini hanya ditemukan
di hewan liar seperti serigala, rubah,
rakun, kelelawar dsbnya
Rabies pada rubah telah dieliminasi di
Eropa barat
Rabies di Eropa dan
Amerika Utara
23. Kasus rabies manusia dan anjing
di Amerika Latin, 1980-2003
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Years
Humancases
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Dogcases
Human cases Dog cases 2 per. Mov. Avg. (Human cases)
Source: SIRVERA, PAHO/WHO, 2003
Negara-negara
Amerika Latin
telah bebas rabies
lebih dari 10 tahun
termasuk Chili,
Costa Rica,
Panama dan
Uruguay
24. Setiap tahun 50.000 orang meninggal
dunia karena rabies di seluruh dunia
Setiap 10 menit seorang meninggal dunia
karena rabies
Padahal 100% kematian manusia karena
rabies dapat dicegah
Tetapi kenapa?.....
26. Manusia meninggal karena rabies
“Under-reporting” dan
“misdiagnosis”
menyebabkan angka
kasus rabies
sebenarnya lebih tinggi
dari yang dilaporkan
Lebih dari 99% terjadi
di negara-negara
berkembang di Asia
dan Afrika
28. Rabies di Asia
Negara yang berhasil memberantas rabies dan
sekarang bebas rabies:
Jepang, Singapura, Hongkong, Taiwan, Malaysia
Negara-negara lain masih terus endemik rabies dengan
peningkatan perubahan yang lambat:
India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Srilangka, Myanmar,
Indonesia, Philippina
Kasus berlanjut tapi menunjukkan perbaikan:
Thailand
Peningkatan kasus drastis dalam 10 tahun terakhir:
China
Tidak ada kasus manusia, tetapi penyebaran pada
hewan liar:
Korea Selatan
29. Kita tidak bisa memberantas rabies karena….
Rabies hanya dianggap prioritas rendah baik oleh
kesehatan masyarakat maupun kesehatan hewan
30. Karakteristik rabies
Lebih dari 99% kasus rabies pada
manusia disebabkan gigitan anjing
Hampir separuh dari seluruh kematian
manusia karena rabies terjadi pada
anak-anak dibawah umur 15 tahun
Penyakit terabaikan bagi kaum miskin
(a neglected disease of the poor) –
di wilayah pedesaan
Rasio kejadian:
Perkotaan : desa = 20% : 80%
31. Lebih dari 3 milyar penduduk di negara-negara berkembang
di Asia berpotensi tertular rabies lewat gigitan anjing
32. Sumber utama rabies adalah
anjing domestik
Tidak ada registrasi anjing
Tidak ada tali atau rantai anjing
Vaksinasi anjing hanya sedikit
33. Vaksinasi anjing
Vaksinasi rabies cepat dan
mudah
Apabila jumlah anjing yang
divaksinasi cukup banyak,
rabies bisa diberantas
Cakupan vaksinasi 70%
telah dibuktikan berhasil
mencegah terjadinya wabah
pada 96,5% kasus
Anti-rabies
vaccination
certificate
36. Mengapa “World Rabies Day”
penting untuk diperingati?
Rabies adalah penyakit yang dapat
dicegah tetapi masih banyak orang yang
meninggal setiap hari akibat infeksi rabies
World Rabies Day bertujuan untuk
menyampaikan kepada masyarakat
informasi yang mereka butuhkan untuk ikut
membantu memberantas rabies
37. Tahun 2007, 74 negara memperingatinya bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan lainnya
Kolega dokter hewan di AS dan Carribia, India,
Indonesia, Afrika Barat dan Philippina bergabung
dalam inisiatif ini
Tahun 2008, Indonesia turut merayakan WRD di Bogor
dan Surabaya
38. World Rabies Day
meliputi 55.000 peserta di
seluruh dunia
satu dari setiap kematian yang
sebenarnya tidak perlu terjadi
39.
40. Bekerja sama untuk sukses
“Satu rumah yang terbagi tidak akan bisa bertahan”
Photo: S Scholand
Photo: BJ Mahendra
41. World Rabies Day - Peluang
Untuk mendidik kesadaran masyarakat dan
menyelamatkan jiwa manusia
Bekerjasama menuju pemberantasan rabies –
mass media, dokter hewan, dokter, profesional
medik lainnya, pemerintah, organisasi
internasional
Membangun dan mengimplementasikan
strategi pencegahan rabies secara nasional
dan regional
42. The global fight against rabies
OIE dan WHO menyatakan:
“Pencegahan pada sumbernya yaitu HEWAN adalah
kunci utama dalam penanganan zoonosis yang
kejadiannya tinggi dan terus menerus seperti rabies.
Oleh karenanya menjadi tanggung jawab utama dari
profesi veteriner untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam
mengendalikan penyakit ini untuk menciptakan
penyangga antara hewan sumber penyakit dengan
manusia yang peka”
43. Strategi pemberantasan rabies
Hewan
Vaksinasi masal dan eliminasi anjing liar
Manusia
Post Exposure Treatment (PET)
Terpadu
Kampanye peningkatan kesadaran masyarakat
44. Kita sulit mengendalikan rabies
karena….
Kita tidak punya informasi cukup tentang ekologi
anjing (dog ecology) dan besaran populasi anjing
45. 4 kategori anjing
Kategori 1: Anjing ada pemilik dan pergerakannya terbatas,
umumnya hidup di rumah yang terpagar (kelas sosio-ekonomi
atas)
Kategori 2: Anjing ada pemilik akan tetapi pergerakannya
tidak terbatas (kelas sosio-ekonomi menengah)
Kategori 3: Anjing yang hidup di masyarakat, sebagian hidup
di wilayah yang sosio-ekonominya menengah, tetapi lebih
banyak di wilayah yang sosio-ekonominya rendah tanpa ada
pembatasan pergerakan alamiah atau yang sengaja dibuat
Kategori 4: Anjing liar yang datangnya dari luar dan tidak
dikenal oleh penduduk setempat, hidupnya tidak tergantung
pada manusia
46. Kita sulit mengendalikan rabies
karena….
Kita tidak punya sumberdaya memadai untuk
memvaksin anjing dalam jumlah memadai
47. OIE menyatakan bahwa adalah
pemberantasan rabies pada anjing
adalah intervensi yang efektif
Biaya pasca gigitan pada manusia
20 – 100 kali lipat dari biaya
vaksinasi seekor anjing
Jauh lebih efektif apabila
Departemen Kesehatan
menyediakan sumberdaya kepada
Departemen Pertanian untuk
mengendalikan rabies pada
sumbernya
48. Kenapa?
Post Treatment Exposure (PET) untuk manusia:
Rp 1 juta (US$100) untuk immunoglobulin and Rp
400.000 ($40) untuk vaksin
Vaksin untuk anjing biayanya sekitar Rp 10.000 –
Rp 70.000 dan vaksinasi 70% dari populasi anjing
sudah cukup untuk mengeliminasi kasus pada
manusia
Studi menunjukkan bahwa sebagian besar anjing
dapat divaksinasi melalui suntikan, akan tetapi
apabila ini tidak memungkinkan - misalnya di
wilayah yang banyak anjing liar – vaksin oral
rabies tersedia
49. Pembunuhan anjing
Bukan suatu cara efektif untuk
mengendalikan rabies di suatu wilayah
Tidak diskriminatif – bisa saja anjing tertular
rabies tidak terbunuh
Dalam jangka panjang tidak menurunkan
populasi anjing di wilayah tersebut, jadi
tidak mengurangi risiko rabies
50. ASEAN Plus 3 negara
Sepakat bekerjasama dengan spirit solidaritas dan
persatuan untuk mencapai sasaran eliminasi rabies di
Asia pada tahun 2020
Meyakini bahwa diperlukan komitmen politik dan aksi di
tingkat yang tertinggi di semua negara ASEAN plus
Tiga Negara untuk mempertimbangkan rabies sebagai
salah satu prioritas dan ‘emerging and reemerging
disease’ yang penting dan sepakat untuk menyediakan
sumberdaya untuk kesehatan dan kesehatan hewan
Mengangkat implikasi sosio-ekonomik rabies dan
dampaknya dalam mencapai “Millennium Development
Goals”
51. Bekerjasama adalah kunci sukses
Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan
harus bekerjasama
Masyarakat diikutsertakan dalam kerjasama di
tingkat internasional, regional, nasional, dan lokal
“One health approach”
Terima kasih