[Ringkasan]
PMK merupakan penyakit yang sangat menular pada ternak dan menyebabkan kerugian ekonomi global yang besar. Virus PMK beredar luas di 77% populasi ternak global terutama di Afrika, Timur Tengah, dan Asia. Strategi pengendalian global meliputi PCP-FMD, kerja sama lab referensi, dan inisiatif regional seperti GF-TADs dan EuFMD. Perdagangan ternak internasional berisiko meningkatkan penyebaran virus antar negara.
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh Perdagangan Global Terhadap Ancaman PMK di Indonesia - PUSVETMA, Surabaya, 13-14 Februari 2020
1. Situasi PMK di Dunia dan Pengaruh
Perkembangan Global Terhadap
Ancaman PMK di Indonesia
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD
Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan
Technical Meeting Surveilans PMK Tahun 2020
Pusat Veterinaria Farma, Surabaya, 13-14 Februari 2020
2. Garis Besar Presentasi
• Situasi PMK Global
• Epidemiologi Global PMK
• Strategi Global Pengendalian PMK
• Pengaruh Perdagangan Global
Terhadap Ancaman PMK di Indonesia
• Penutup
2
4. Fakta kunci tentang PMK
• Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit lintas
batas disease (Transboundary Animal Disease/TAD)
yang sangat mempengaruhi produksi ternak dan
menganggu perdagangan hewan dan produk hewan baik
regional maupun internasional.
• PMK diestimasi bersirkulasi pada 77% populasi ternak
global di Afrika, Timur Tengah dan Asia, begitu juga di
sejumlah wilayah terbatas di Amerika Selatan.
• Negara-negara yang saat ini bebas PMK tetap berada di
bawah ancaman serangan yang konstan.
4
Sumber: OIE (2020)
5. Konteks PMK Global
• Sangat menular dan menyebar secara cepat pada hewan
berkuku belah.
• 1 miliar dari 1,7 miliar ruminansia besar global berada di
negara-negara endemik.
• 2% populasi sapi dunia terjangkit PMK dalam setahun.
• Estimasi global 32 juta LSU terkena (atau >250 juta
berdasarkan kasus serologis vs kasus yang dilaporkan).
• Kepentingan investasi untuk pengendalian PMK berkontribusi
terhadap:
• pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan keberlanjutan;
• ketahanan pangan;
• ekonomi pedesaan dan pendapatan masyarakat; serta
• mitigasi emisi lingkungan.
6. Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
• Virus PMK adalah virus RNA yang menyebabkan penyakit
vesikular akut pada bovidae liar dan ruminansia domestik.
• Virus PMK terdiri dari 7 serotipe yang berbeda secara
antigenik (tipe O, A, Asia 1, C, SAT1, SAT 2, dan SAT 3)
yang tidak memiliki proteksi silang satu dan lainnya.
• Lebih dari 60 subtipe virus PMK yang kekebalan terhadap
satu tipe tidak memproteksi tipe lainnya. Strain baru
kadang-kadang muncul.
• PMK adalah suatu penyakit pandemik, yang
menyebabkan kerugian global sebesar US$6,5-21 miliar
atau Rp. 87,7-283,5 triliun per tahun.
Sumber: Towhid S.T. (2016). Foot-and-mouth disease: Current scenario in Asia and Bangladesh.
Malaysian Journal of Microbiology, Vol 12(5) Special Issue 2016, pp. 399-407.
7. Distribusi Global serotipe PMK
• Serotipe A dan O ditemukan di sebagian besar wilayah
endemik PMK, dengan pengecualian Afrika bagian selatan.
• Serotipe Asia 1 ditemukan di wilayah endemik PMK di
Asia.
• Kerbau Afrika adalah hospes alamiah dari serotipe SAT.
Serotipe SAT 1 dan SAT 2 ditemukan di seluruh Afrika,
sedangkan serotipe SAT 3 terbatas di Afrika bagian selatan
Afrika dan sebagian kecil area di Afrika bagian timur.
• Serotipe C tidak terdeteksi lagi sejak 2004 (di Kenya dan
Brazil), sehingga mungkin serotipe ini tidak lagi bersirkulasi.
7
Sumber: Pirrbright Institute, World Reference Laboratory for Foot-and-Mouth-Disease (2020)
8. 8
Peta Status Resmi PMK dari Negara
Anggota OIE (per Feb 2020)
Negara anggota dan zona diakui bebas
PMK tanpa vaksinasi
Negara anggota dan zona diakui bebas
PMK dengan vaksinasi
Penangguhan status bebas PMK
Negara anggota dan zona tanpa status
resmi PMK
11. Status Pool virus PMK Global
11
Distribusi 7 pool endemik PMK yang memperlihatkan
status PMK di negara-negara di dunia selama tahun 2015.
12. Visualisasi Pool Virus sebagai suatu
Alat Bantu Untuk Pengendalian Global
• Bumi dibagi menjadi 7 pool, masing-masing dengan:
• banyak serotipe tetapi topotipe terutama terbatas pada
pool itu;
• setiap pool mungkin perlu disesuaikan vaksin dan
strateginya.
• Setiap pool mempertahankan strain virus PMK yang
spesifik.
• Distribusi serotipe virus PMK di pool endemik tidak sama.
• Pergerakan virus PMK jarak jauh “antar-pool” seringkali
diamati.
12
Sumber: Donald King (2019), EuFMDGeneral Session.
14. Definisi yang digunakan untuk karakterisasi
periode infeksius penyakit
• Periode laten (E; panah hijau) mulai pada saat infeksi dan berakhir pada awal periode
infeksius (I; panah merah). Periode inkubasi (C; panah biru) mulai pada saat infeksi dan
berakhir pada kemunculan gejala klinis penyakit (panah ungu). Perbedaan antara
inkubasi dan laten dilambangkan dengan ω (omega), dan dapat memiliki nilai positif atau
negatif tergantung pada apakah transisi ke periode infeksi terjadi sebelum atau setelah
munculnya gejala klinis.
14
Inkubasi (C)
Waktu
Infeksius (I)
Klinis
Laten (E)
Infeksi Subklinis Infeksius (ω)
Gejala klinis
15. Hewan “Carrier’ PMK
• Definisi: hewan yang virus PMK
dapat terisolasi >28 hari setelah
infeksi.
• Virus dapat pulih dari faring dan
langit-langit lunak dorsal.
• Ruminansia, tetapi babi dapat
menjadi ‘carrier’.
• Bukti penularan virus dari
‘carrier’ datang dari kapangan
tetapi tidak dari studi
eksperimental.
15
Lama
periode
‘carrier’
Kerbau Afrika 5 tahun
Sapi 3 tahun
Domba 9 bulan
Kambing 4 bulan
Sumber: The Pirbright Institute. World Reference Laboratory for FMD.
16. Analisis Ancaman PMK
• Serotipe O - sirkulasi luas
– FMDV tipe O – ME-SA topotipe – PanAsia-2 lineage
– FMDV tipe O – SEA topotipe – Mya-98 lineage
• Serotipe A – sirkulasi luas
– FMDV tipe A – ASIA topotipe – Iran-05 lineage
– FMDV tipe A – ASIA topotipe – lainnya
• Serotipe Asia 1 - sirkulasi terbatas - TETAPI berisiko terus
menyebar
• Serotipes SAT – sirkulasi terbatas
– Tidak berkembang diluar Afrika
– Tetapi penyebaran SAT 2 ke Afrika Utara dan Timur Tengah
terus dimonitor
• Serotipe C – Tidak ada laporan sejak 2004
16
Sumber: Hammond J.M. et al., 2012. The World Reference Laboratory for FMD.
18. Global Framework for the Progressive Control
of Transboundary Animal Diseases (GF-TADs)
• GF-TADs dicanangkan pada 24 Mei 2004 yang persetujuan
umumnya ditandatangani oleh FAO dan OIE.
• GF-TADs adalah inisiatif bersama FAO dan OIE, dengan
partisipasi dari WHO dalam hal zoonosis.
• Global:
• GF-TADs Global Steering Committee
• GF-TADs Global Secretariat
• GF-TADs Management Committee
• Regional:
• GF-TADs Regional Steering Committee
• GF-TADs Regional Secretariat
18
Sumber: http://www.gf-tads.org/about/en/
19. GF-TADs FMD
• Strategi pengendalian PMK global diterapkan di tingkat
nasional sementara kemajuan dinilai di tingkat regional
menggunakan platform roadmap, yang memungkinkan
perumusan program-program yang diharmonisasikan dan
pertukaran informasi tentang sirkulasi virus, vaksinasi dan
insiatif pengendalian lainnya.
• Roadmap regional diorganisasikan berdasarkan aksi-aksi
terkoordinasi di antara tujuh pool virus utama dan visi
bersama jangka panjang dibawah GF-TADs, oleh Working
Group GF-TADs FMD berkolaborasi dengan kantor-kantor
regional OIE dan FAO, komunitas ekonomi regional,
organisasi regional begitu juga EuFMD.
19
Sumber: http://www.gf-tads.org/fmd/fmd/en/
20. Inisiasi Pengembangan Strategi
Global Pengendalian PMK
• Suatu strategi global untuk pengendalian
PMK disahkan pada 2012.
• Pengembangan strategi global tersebut
dinisiasi di “First Global Conference
OIE/FAO on FMD” di Asunción, Paraguay,
pada Juni 2009.
• Garis besar strategi global dipresentasikan
pertama kali pada “79th OIE General
Session” pada Mei 2011 dan kemudian
dikembangkan lebih lanjut berkonsultasi
dengan para ahli, otoritas nasional dan
regional, pengambil kebijakan, organisasi
internasional dan industri swasta.
20
Sumber: OIE and FAO (2012). The Global Foot And Mouth Disease Control Strategy.
22. Prinsip-prinsip Teknis
• Fokus pada pengendalian penyakit pada sumbernya; yaitu
wilayah-wilayah dunia dimana penyakit bersifat endemik dan
dimana prevalensinya tinggi, ini yang disebut sebagai wilayah-
wilayah ‘pool virus’.
• Laksanakan PCP-FMD, yang menyiratkan pendekatan berbasis
risiko yang progresif.
• Jabarkan ke dalam strategi untuk lingkup nasional dan regional.
• Pertahankan status negara-negara yang diakui OIE sebagai
negara bebas PMK.
• Apabila digunakan vaksin, pastikan vaksin memenuhi standar
kualitas OIE.
• Implementasikan PVS Pathway untuk membimbing negara-
negara dan memastikan suatu lingkungan yang tepat untuk
pengendalian penyakit hewan.
22
23. PCP-FMD terdiri dari 2 ranah berbeda:
i. Global Framework for the Progressive
Control of Transboundary Animal
Diseases (GF-TADs) dari Tahap 0
sampai dan termasuk Tahap 3; dan
ii. OIE setelah Tahap 3.
23
Tahapan Progresif Pengendalian PMK
24. Progressive Control Pathway for Foot
and Mouth Disease (PCP-FMD)
• PCP-FMD dikembangkan oleh FAO dan EuFMD untuk
membantu dan memfasilitasi negara-negara endemik PMK
dalam mereduksi secara progresif dampak penyakit dan muatan
virus PMK.
• Pendekatan PCP-FMD diadopsi oleh FAO dan OIE sebagai
suatu alat kerja dalam merancang program-program
pengendalian PMK di tingkat negara (dan beberapa regional).
• PCP-FMD membentuk tulang punggung Komponen 1 dari FAO-
OIE Global FMD Control Strategy.
• PCP-FMD adalah suatu perangkat tahapan kegiatan
pengendalian PMK yang fokus untuk pertama mengidentifikasi
dan menangani risiko introduksi dan penyebaran PMK.
24
Sumber: OIE, FAO, GF-TAD and EUFMD (2018).
25. Roadmap Regional dan Inisiatif
Pengendalian PMK
1. Program Hemispheric of Eradication of the Fever
Aphthous (PHEFA) - Amerika Utara, Tengah, dan Selatan.
2. European Commission for the Control of Foot-and-Mouth
Disease (EuFMD) - Eropa, Timur Tengah, dan Asia Barat.
3. Reseau Mediterranéen de Santé Animale (REMASA) -
Afrika.
4. South Asian Association for Regional Cooperation
(SAARC) – Asia Selatan.
5. South-East Asia and China Foot and Mouth Disease
(SEACFMD) Campaign – Asia Tenggara dan China.
25
28. Surveilans OIE/FAO Lab Network
• WRLFMD : Pirbright, UK
• RRLSEA : Pakchong, Thailand
• LVRI : Lanzhou, China
• FGI ARRIAH : Vladimir, Russia
• PDFMD : Mukteswar, India
• RRLSSA : Gabarone, Botswana
• FMD-Laboratory : Embakasi, Kenya
• PANAFTOSA : Rio de Janeiro, Brazil
• LFADLCT : Argentina
• ARC-OVI : Onderstepoort, RSA
• PIADC : Plum Island, USA
• CODA-CERVA-VAR: Ukkel, Belgium
28
Sumber: The Pirbright Institute. World Reference Laboratory for Foot-and-Mouth Disease (2012)
29. Serologi PMK: Penggunaan Uji NSP
• Berguna untuk mengkonfirmasi infeksi masa lalu atau
memperkuat ketidak adaan:
• di zona bebas PMK tanpa vaksinasi.
• di zona bebas PMK tanpa vaksinasi setalah
penggunaan vaksinasi darurat
• di zona bebas PMK dengan vaksinasi regular
• di negara dan zona endemik PMK dimana vaksinasi tidak
dilakukan.
• Menurut status PCP, uji NSP dapat digunakan:
• sebagai bagian dari kampanye vaksinasi profilaksis untuk
menilai beban yang mendasari penyakit di suatu wilayah
• atau untuk memberikan bukti kuat bahwa suatu wilayah
(atau zona) bebas dari PMK.
29
Sumber: The Pirbright Institute. World Reference Laboratory for FMD.
30. Manfaat Pengendalian PMK Global
• Peningkatan pengendalian PMK secara global
mengurangi risiko serangan penyakit ke negara
bebas, dan dengan demikian melindungi kemajuan
status pengendalian penyakit dari negara bebas FMD.
• Pengendalian PMK dipandang sebagai “global public
good” baik untuk keuntungan negara-negara endemik
maupun negara-negara bebas.
30
32. Produksi Daging Sapi/Kerbau Dunia
(metrik ton) (2019)
Amerika
Serikat
12,7 juta
Brazil
10,2 juta
India
4,3 juta
China
7,4 juta
Australia
2,2 juta
Uni Eropa
7,8 juta
Argentina
3,0 juta
Meksiko
2,0 juta
Amerika Serikat adalah produsen terbesar daging sapi di dunia
(20%), diikuti dengan Brazil (15%) dan Uni Eropa (12%).
33. Top Negara Eksportir Daging Sap/Kerbau (juta
metrik ton) (2019)
Brazil
India*
Australia
Amerika Serikat
Lain-lain
Selandia Baru
Kanada
Uruguay
Paraguay
Uni Eropa
Argentina
Meksiko
2017 2019
* Termasuk daging kerbau
34. Konsumsi Daging Sapi/Kerbau (kg)
per Kapita (2019)
Australia
18,3 kg
Selandia
Baru
11,8 kg
India
0,5 kg
Amerika
Serikat
26,7 kg
Kanada
17,6 kg
Brazil
24,6 kg
Jepang
7,4 kg
Indonesia
2,0 kg
Sumber: OECD (2019)
Konsumsi daging sapi/kerbau dunia = 6,4 kg per kapita
36. Potensi masuknya virus PMK ke
negara bebas PMK
• Lewat pemasukan ternak peka PMK (susceptible
animals), semen, daging bertulang (bone-in meat),
atau produk susu yang tidak diproses (unprocessed
dairy products) dari negara/zona tertular PMK
• Lewat pemasukan ilegal produk hewan (terutama
daging) yang terkontaminasi
• Lewat sisa-sisa buangan kapal terbang/laut yang
diberi makan untuk ternak babi (pig swill)
36
Sumber: http://www.agriculture.gov.au/pests-diseases-weeds/animal/fmd#how-
could-fmd-virus-enter-australia
38. Negara-negara utama pengekspor daging
sapi yang bebas PMK sangat sedikit
37%
1%
6%
4%
52%
Negara bebas PMK tanpa
vaksinasi
Negara bebas PMK
dengan vaksinasi
Zona bebas PMK tanpa
vaksinasi
Zona bebas PMK dengan
vaksinasi
Negara endemis PMK
Amerika Serikat
Australia
Canada
Mexico
Selandia Baru
Paraguay
UruguayArgentina
Brazil
China
India
Pakistan
Russia
Korea Selatan
Jerman
Perancis
Irlandia
Itali
Jepang
Jumlah negara anggota OIE = 182 (2019)
Jumlah negara anggota OIE yang masih
tertular PMK = 94 (2019)
39. Komoditi aman PMK (Artikel
8.2.22.)
• Daging tanpa tulang yang telah dilepaskan limpfoglandulanya
(deboned and deglanded meat) yang telah melalui maturasi pada
temperatur > 20 C selama minimum 24 jam dan diuji pHnya < 6,0 di
tengah-tengah otot longissimus dorsi.
• Virus PMK bertahan pada temperatur dingin tetapi terinaktivasi
pada 70oC selama 30 menit dan sensitif terhadap nilai pH yang
rendah (terinaktivasi selama beberapa jam pada pH 6, dan
beberapa detik pada pH 5) (Pizzi J.C., 1998a).
• Proses pengasaman laktat otot yang terjadi selama fase “rigor
mortis” dipertimbangkan efektif mematikan virus pada hewan
tertular.
• Virus PMK dapat bertahan pada limfoglandula dan sumsum tulang,
dimana pH tidak turun seperti halnya pada otot (Pizzi J.C., 1998b)
40. Penutup (1)
• Indonesia berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengendalian
global PMK dengan mempertahankan status bebas PMK
secara berkelanjutan.
• Pengendalian global PMK dimungkinkan dan dapat sebagai
pendorong untuk peningkatan sistim kesehatan hewan,
perdagangan, nutrisi dan pertumbuhan ekonomi.
• Rencana Pemerintah Indonesia untuk mengimpor satu juta ekor
ternak harus mempertimbangkan bahwa sumber ternak harus
dari negara bebas PMK tanpa vaksinasi (without vaccination).
Importasi ternak dari negara tertular PMK maupun dari negara
bebas PMK dengan vaksinasi (free with vaccination) ke
Indonesia harus dilarang, karena potensi ternak impor tersebut
sebagai ‘carrier’ virus PMK.
40
41. Penutup (2)
• Dalam hal pengamanan terhadap importasi produk hewan dari
India dari PMK, Pemerintah Indonesia hanya mengizinkan
importasi daging kerbau beku tanpa tulang dan tanpa
limfoglandula (deboned and deglanded meat) sebagai ‘komoditi
aman’ seperti yang dipersyaratkan OIE.
• Belajar dari pengalaman Indonesia masa lalu dalam menghadapi
wabah penyakit lintas batas, maka Pemerintah Indonesia saat ini
perlu mengembangkan ‘Rencana kesiapsiagaan darurat dan
respon PMK’ (FMD emergency preparedness and response
planning) ke tingkat lebih tinggi untuk:
▪ mencegah risiko populasi sapi Indonesia terdedah PMK; dan
▪ memproteksi sektor peternakan dalam mencapai target
kecukupan daging sapi (beef self sufficiency).
41