1. SYSTEMIC JUVENILE IDIOPATHIC ARTHRITIS
DENGAN MACROPHAGE ACTIVATION SYNDROME
PRESENTAN : Muhammad Bayu Maulidian
PEMBIMBING : Dr. dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes., Sp.PK(K)
LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED
u g m . a c . i d
2. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AFA
No. RM : 02.05.92.6x
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 7 September 2018
Usia : 5 tahun
Alamat : Wonolelelo, Sawangan
Tanggal Masuk RS : 5 Desember 2023
4. RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
1 bulan SMRS
Demam tinggi, naik
turun , tinggi pada
malam hari
Berobat ke bidan
dan diberikan
antibiotik dan
paracetamol
Demam
menetap, nyeri
perut hilang
timbul dan
nyeri sendi
Ketika demam
tinggi
dibawa ke IGD
RS Muntilan,
menolak rawat
inap
2 Minggu
SMRS
Demam
menetatp 40
derajat, nyeri
perut hilang
timbul dan
dirawat di RSUD
Muntilan
1 Minggu
SMRS
1 hari SMRS
Kejang selama 1
jam, mata
mendelik, kaki
dan tangan kaku,
post kejang tidak
sadar, kejang
berhenti dengan
injeksi diazepam.
Kejang kembali
tidak mempan
diazepam, kejang
berhenti dengan
Inj. Phenobarbital
Anak tidak
sadar dirawat
di PICU RSUD
Muntilan
HMRS
Pasien kembali
kejang, pada
NGT warna
kecoklatan
diberikan
Inj.Phenobarbit
al distress
nafas dirujuk
ke RSUD Dr.
Sardjito
5. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
TB paru klinis on OAT sejak 27 Maret 2023 sampai
Agustus
SJIA dengan susp MAS dengan ANA positif, pemeriksaan
komplemen normal
Riwayat perawatan di NICU disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat kejang disangkal
6. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak lemah
Kesadaran : Tersedasi
Tanda vital:
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 98 x/menit
- Laju Respirasi : 25 x/menit
- Suhu : 36,7oC
- SpO2 : 99%, On ventilator FiO2 50%
Antropometri:
- Berat Badan (BB) : 15 kg
- Tinggi Badan (TB) : 120 cm
- IMT : 10,42kg/m2 (sangat kurus)
9. MORFOLOGI DARAH TEPI
Kesimpulan : Gambaran apusan darah tepi saat ini
mengarah pada anemia et causa suspek penyakit
kronis disertai reaksi inflamasi/infeksi
BONE MARROW
PUNCTURE
Kesimpulan : Mendukung kearah Machrophage
Activation Syndrome
16. URIN
DALAM BATAS NORMAL
Parameter 12/12/2023 Nilai Rujukan Satuan
URIN
Urin Lengkap
Kimiawi :
Urobilinogen Normal Normal
Blood/Darah Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
pH 6.5 4.5 - 8.0
Nitrit Negatif Negatif
Lekosit esterase Negatif Negatif
Kreatinin 10 Normal (< 50 mg/dL) mg/dL
Albumin 10 Normal (< 30 mg/L) mg/L
Rasio Protein Kreatinin Normal Normal (< 150 mg/gCr)
Rasio Albumin Kreatinin Normal Normal (< 30 mg/gCr)
Berat Jenis 1.009 1.010 - 1.030
Color / Warna Kuning Muda Colorless
Kekeruhan Jernih Negatif
Sedimen :
Eritrosit (RBC)
Eritrosit 0.1 < 23.0 /µL
- Eritrosit Utuh 0.1 < 23.0 /µL
- Eritrosit Lisis 0.0 /µL
Leukosit (WBC)
Leukosit 1.2 < 25.0 /µL
Leukosit Clumps 0.0 < 23.0 /µL
Sel Epitel (EC)
Epitel Squamous 0.0 < 31.0 /µL
Epitel Non Squamous 0.1 < 1.0 /µL
- Epitel Transisional 0.0 < 1.0 /µL
- Epitel Tubulus Ginjal 0.1 < 1.0 /µL
Silinder (CAST)
Silinder 0.00 < 1.0 /µL
- Silinder Hialin 0.00 < 1.0 /µL
- Silinder Patologis 0.00 < 1.0 /µL
Bakteri 5.4 < 125.0 /µL
Kristal 0.0 < 10 /µL
Yeast Like Cell (YLC) 0.0 < 1.0 /µL
Sperma 0.0 < 50.0 /µL
Mucus 0.00 < 1.0 /µL
Konduktivitas 4.9 3.1 - 27.0 mS/cm
Osmolalitas 170 mOsm/Kg
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
17. Tanggal, Sampel Gram
Presumptive
Organisme Tes Kepekaan Antibiotik
(TKA)
Expertise
05/12/2023
Darah 1 botol
Negatif/ Kuman
tidak tumbuh
• Tidak ada pertumbuhan kuman dari sampel darah 1 botol
• Terapi antimikroba mohon mempertimbangkan kondisi klinis
pasien dan marker infeksi lainnya
• Volume darah yang diambil kurang sesuai, sebaiknya:
• Anak dengan berat badan >13 kg, mengirimkan sampel darah
2 botol
• Tidak adanya pertumbuhan kuman dapat juga disebabkan
karena pasien sudah mendapat terapi antibiotik
06/12/2023
Sputum
Gram (+):
Tidak ditemukan
Gram (-):
Basil soliter
(sedikit)
Pseudomonas
aeruginosa
Amikacin (S)
Cefepime (S)
Ceftriaxone (R)
Ciprofloxacin (S)
Meropenem (S)
Aztreonam (S)
Ceftazidime (S)
Tigecycline (R)
Piperacillin/Tazobactam
(S)
• Kualitas sputum baik tetapi tercampur saliva (ditemukan
leukosit >25/lpf dan epitel >10/lpf dalam 20 lapang pandang)
• Berdasarkan isolat yang tumbuh, hasil kultur dapat
dipertimbangkan sebagai patogen penyebab masalah klinis
• Pemilihan terapi antibiotik mohon mempertimbangkan hasil
K/S di samping kondisi klinis terakhir
• Saran: Kohorting, tingkatkan kewaspadaan kontak
• Antibiotik yang digunakan saat ini (Ceftriaxone) menunjukkan
hasil resisten, mohon dipertimbangkan penyesuaian antibiotik.
PEMERIKSAAN KULTUR
18. Tanggal, Sampel Gram
Presumptive
Organisme Tes Kepekaan Antibiotik
(TKA)
Expertise
06/12/2023
LCS
Gram (+):
Coccus Gerombol
(banyak)
Gram (-):
Tidak ditemukan
Staphylococcus
hominis ssp
hominis
Cefoxitin Screen (P)
Erythromycin (I)
Oxacillin (R)
Gentamicin (S)
Cefuroxime (R)
Cefepime (R)
Cefoxitin (R)
Ceftriaxone (R)
Ciprofloxacin (S)
Levofloxacin (S)
Meropenem (R)
Linezoid (S)
Tetracycline (S)
Vancomycin (S)
Rifampicin (R)
Cefotaxime (R)
Amoxicillin/Clavulanic Acid
(R)
Amoxicillin (R)
Cefadroxil (R)
Inducible Clindamycin
Resistance (N)
Benzylpenicillin (R)
Quinupristin/Dalfopristin (S)
Ceftizoxime (R)
Mohon evaluasi ketepatan sampling
Berdasarkan isolat yang tumbuh, hasil kultur
masih mungkin merupakan flora normal daerah
sekitar titik sampling
Pemilihan terapi antibiotik mohon
mempertimbangkan kondisi klinis terakhir di
samping hasil K/S
Antibiotik yang digunakan saat ini (Ceftriaxon)
menunjukkan hasil resisten, mohon
dipertimbangkan penyesuaian antibiotik.
PEMERIKSAAN KULTUR
19. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Kesan: Soft tissue swelling
ankle joint dextra ec
effuse joint space
Rontgen Ankle Joint
(5/12/2023)
Rontgen Thorax PA
(5/12/2023)
Kesan: Cor normal,
tampak edema pulmonum
MCT Kepala
(5/12/2023)
Rontgen Thorax PA
(19/12/2023)
Kesan: Tak tampak
EDH,SDH,SAH, ICH, IVH,
tak tampak kelainan pada
CT Kepala
Kesan: Cor normal,
tampak edema pulmonum
20. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Awal
- Penurunan kesadaran ec susp
meningoensefalitisDD SOL
- Juvenile Idiopathic Rheumatoid
Arthritis
- Status epileptikus
- Upper GIT Bleeding
Diagnosis Definitif
- SJIA dengan MAS
21. MANAGEMEN TERAPI AWAL
- Ventilator mode PCMV FiO2 50%
- Infus RL
- Inj. Cefotaxime 50 mg/kg/6jam
- Inj. dexamethasone 0,15mg/kg/6 jam
- Inj. Omeprazole 1 mg/kg/24 jam
- Inj. Paracetamol 10 mg/6jam/ kp
demam
- PO Sucralfat 2,55/6 jam
22. RINGKASAN DATA DASAR
Laki-laki usia 5 tahun
Keluhan utama : Penurunan kesadaran
Anamnesis : Satu bulan SMRS pasien demam dan diterapi dengan
antibiotik dan paracetamol, pasien merupakan pasien JIA on terapi. Dua
minggu SMRS, demam menetap dan mengeluh nyeri perut hilang timbul,
pasien mengeluh nyeri sendi ketika demam tinggi, pasien dirawat di RS
Muntilan dan selama perawatan demam menetap. Pada hari rawat ke-8
(4/12/23) pasien kejang dan tidak sadar, pasien diterapi dengan
Diazepam dan loading Phenobarbital, selanjutnya pasien mengakami
distress pernafasan dan dirujuk ke RSUP Sardjito dan dirawat di Pediatric
Intensive Care Unit (PICU).
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum pasien tampak lemah dan tersedasi. Pada leher terdapat
kaku kuduk, hepatomegali (+) dan ekstremitas clonus (-/+), babinski
(+/+)
31. PROLONGED FEVER
• Gejala demam 1 bulan
• Nyeri sendi dan
erythematous rash pada
ankle joint dextra
• ANA IF Positif
32. • Pada kasus ini ditemukan penurunan hb
• Anemia dapat terjadi bila:
1. Defisensi besi dan gangguan penyerapan vitamin
B12, keduanya disebabkan oleh manifestasi
gastrointestinal
2. Anemia hemolitik autoimun.
Oleh karena itu, anemia pada penyakit reumatologi
bersifat multifaktorial dan berpotensi berat
ANEMIA PADA PASIEN SJIA
33. KEJANG EPILEPTIKUS dan PENURUNAN
KESADARAN pada MAS
• Terjadi reaksi
badai sitokin
yang
menyerang
sel
otak/neuron
membangkitk
an kejang
34. UPPER GIT BLEEDING
• Pasien termasuk dalam
critically ill patient
• 50% pasien dapat
mengalami SMRD (Stress-
Related Mucosal Diseases)
Perdarahan saluran
cerna
• Pada pasien ditemukan
NGT kecoklatan dan
adanya trombositopenia
dan anemia normositik
normokromik
36. MIXED ACIDOSIS
• Penurunan pH ( 6,993)
• Peningkatan pCO2 (59,2
mmHg)
• Penurunan HCO3 (14mHg)
• Peningkatan laktat (5,1
mmol/L)
• Penurunan based excess (-
17,16).
• Campuran asidosis respiratorik dan asidosis metabolik.
• Komponen metabolik ditunjukkan dengan penurunan base
excess (BE)
• Komponen respiratorik dengan peningkatan PaCO2.
• Penyakit respirasi mencegah kompensasi dalam penurunan
PaCO2
• Komponen metabolik membatasi kemampuan untuk
meningkatkan kadar HCO3 plasma, yang akan menormalkan
asidosis respiratorik.
• Penurunan pH sering berlebihan, lebih besar daripada gangguan
tunggal.
• Mixed acidosis dapat diobservasi pada beberapa keadaan klinis,
seperti penyakit paru obstruktif menahun dengan komplikasi
gagal sirkulasi atau sepsis, edema paru berat,
37. Pasien ini di periksakan marker
infeksi yakni procalcitonin di hari
pertama perawatan dan hasilnya
adalah 23,7 ng/mL
diulang secara serial di hari
perawatan ke 6 dan telah
diberikan terapi antibiotik, naik
menjadi 14,7 ng/mL bersamaan
dengan temuan klinis
pneumonia dan hasil kultur
sputum positif P.aeruginosa
• Konsenterasi normal PCT pada serum
adalah < 0,5 ng/mL. Peningkatan PCT
yang cukup tinggi dapat terjadi pada
peradangan sistemik yang
disebabkan oleh endotoxin bakteri,
exotoxin dan beberapa jenis sitokin.
• Beberapa penyakit selain infeksi yang
dapat meningkatkan PCT adalah:
malaria, infeksi jamur, autoimmune
disease, bedah jantung, pankreatitis,
luka bakar, penyakit Kawasaki dan
syok kardiogenik.
PENINGKATAN PROCALCITONIN
38. LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED
u g m . a c . i d
“Ini adalah text untuk kutipan atau qoutes
yang menggunakan font gama-sans light italic”