2. Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi
yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk
mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan
metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah
mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
3. “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan
mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what
counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang
Anda pelajari saat ini?
Menurut saya, kaitan kutipan di atas dengan proses pembelajaran yang sedang
saya pelajari yaitu mengenai permasalahan dilema etika, di mana seorang guru
kita seringkali mengalami dilema dalam pembelajaran, antara mengedepankan
materi atau nilai dari sebuah materi melalui pendidikan karakter yang kita
harapkan memiliki nilai-nilai sebagai Profil Pelajar Pancasila.
4. “Nilai-nilai dalam suatu pengambilan keputusan yang saya
pegang yaitu pengambilan keputusan harus dapat
dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid. Hal
tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak positif
untuk lingkungan sekolah yaitu terciptanya lingkungan yang
aman, nyaman, tanpa adanya perselisihan”.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
kita anut dalam suatu pengambilan keputusan
dapat memberikan dampak pada lingkungan
kita?
5. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran
dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid,
dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai pemimpin pembelajaran, maka kita harus dapat
menuntun siswa untuk bertumbuh dan berkembang sesuai
dengan kodratnya sehingga siswa akan mendapatkan
kebahagiaan melalui merdeka belajar. Pengambilan
keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan
kebutuhan belajar murid, yang dapat dilaksanakan melalui
pembelajaran berdiferensiasi.
6. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika
dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah
Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Pembelajaran pada modul ini memberikan pengetahuan bagaimana
untuk mengambil sebuah keputusan yang berupa dilema etika atau
bujukan moral, dengan memperhatikan nilai-nilai kebijakan universal,
tanggungjawab, dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut
merupakan dilema etika yang dapat diputuskan melalui 9 langkah
pengambilan keputusan.
7. 1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi
Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha
memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa
sebagai seorang guru, itu harus memberikan teladan atau contoh
praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan
keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha
keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun
karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat
menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap
permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong
yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai
dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani.
8. 2.Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil
dalam pengambilan suatu keputusan?
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai
positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan
mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada
peserta didik.
Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada
murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social
emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan
keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara
berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang
akan terjadi.
9. 3.Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan
keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama
dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan
keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita
atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu
masalah yang sebenarnya terjadi baik masalah dalam diri kita maupun masalah
yang dimiliki orang lain. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat
mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat
pemecahan masalah secara sistematis. Konsep coaching TIRTA sangat ideal
apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan
pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.
Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping praktik dan fasilitator
telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil.
Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan
nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut
akan dapat saya pertanggung jawabkan.
10. 4.Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek
sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat
dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid
mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar
mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang
tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik.
Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus
memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan
bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah.
11. 5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang
dianut seorang pendidik?
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus
terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak
akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang
dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah
keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka
keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung
jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak
sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang
diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai
harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh
Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan
berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru
untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat
sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan
keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
12. 6.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat,
tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat tekait kasus-kasus pada masalah moral
atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika
pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis
kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan
tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari
pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
13. 7.Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan
untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema
etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Jawaban saya yaitu iya, kesulitan muncul karena masalah perubahan
paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-
tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru
untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak
kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen
tinggi untuk menjalankan keputusan bersama. Yang ketiga keputusan
yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga
muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan
pengambilan keputusan.
14. 8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat
untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti
apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada
murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media
dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan
kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid
dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai
dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan
tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media,
penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya
sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat
berkembang sesuai potensi dan kondratnya.
15. 9.Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau
masa depan murid-murid-muridnya?
Mengambil keputusan yang digunakan dengan baik akan membawa
kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan datang. Demikian
sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka
bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid.
Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan
yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap
minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian
dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten,
diferensiasi proses dan diferensiasi produk.
16. 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran
modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimplan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan
dengan modul-modul sebelumnya adalah :
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki
oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang
dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan
menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh
(mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika
dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan
dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah
agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka
belajar.