1. Penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan media kongkrit serta berbasis teknologi membantu meningkatkan pemahaman matematika siswa.
2. Strategi ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar nyata yang berdampak positif pada hasil belajar.
3. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif dengan strategi ini.
1. LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran
Lokasi SD Negeri 02 Petung (Kelas 5)
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Tentang
Materi Pelajaran Matematika
Penulis Winahyu Arif Wicaksono
Tanggal Rabu, 9 November 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab
anda dalam praktik ini.
Pembelajaran pasca pandemi covid 19 yang
berlangsung lebih dari 2 tahun memaksa siswa untuk
belajar lebih cepat dan lebih efisien untuk mengejar
ketertinggalan materi / learning lost pada masa
pembelajaran daring. Dampak dari learning lost yang
sanggat besar pada diri siswa, terutama di sekolah
peneliti yang kondisi lingkungannya kurang
mendukung dalam hal akses internet sehingga
pengalaman belajar selana pembelajaran daring
sanggat kurang. Tentu saja hal ini sanggat
berdampak pada proses pembelajaran siswa dan
proses konstruksi pengetahuan siswa. Ketika
pembelajaran tatap muka kembali di terapkan, siswa
sudah tidak bersemanggat saat pembelajaran di kelas
dan sering lupa terhadap materi materi yang
diajarkan ketika pembelajaran daring terlebih lagi jika
pembelajaran dilakukan secara klasikal yang
berpusat pada guru (teacher centerd learning)
Hasil observasi dan wawancara pada tahap
penentuan masalah ditemukan kondisi sebagai
berikut
1. Kondisi kelas terdiri dari 9 siswa dengan latar
belakang siswa tidak berkebutuhan khusus. Siswa
mengalami kesuitan dalam menerima materi
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
matematika
2. Model pembelajaran yang diterapkan sehari hari
adalah drill dimulai dari penjelasan materi
kemudian di ikuti dengan mengerjakan soal.
Kegiatan pembelajaran masih berpusat oada guru
3. Sulitnya memahami konsep dasar dan
kemampuan memahami maksud soal membuat
pembelajaran belum dapat mencapai tahap HOTS.
4. Pengalaman belajar siswa masih terbatas pada
mengerjakan tagihan yang ada pada buku siswa.
5. Siswa tidak mendapat pengalaman belajar nyata
yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari
hari membuat siswa merasa belajar matematika
hanya sebatas berhitung tanpa makna yang nyata
2. 6. Nilai rata-rata siswa pada pembelajaran
matematika masih rendah
7. Siswa membutuhkan waktu yang lama untuk
mengerjakan soal pemecahan masalah sederhana
yang berkaitan dengan konsep yang sedang
dipelajari
Kondisi tersebut juga dipicu oleh gaya
mengajar guru yang masih Teacher centered dan
belum menggunakan media maupun metode yang
menarik dan tepat. Metode drill dan cramah menjadi
metode utama dalam pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi monoton dan membosankan
karena pola pembelajaran hanya menyampaikan
materi kemudian di ikuti menyelesaikan soal yang ada
di buku.
Kegiatan Aksi ini menjadi hal yang penting
dibagikan karena kondisi ini merupakan kondisi yang
umum di temukan di sejumlah sekolah pasca
pembelajaran daring. Pembagian hasil aksi ini
diharapkan dapat menjadi referensi dan
pertimbangan bagi teman sejawat maupun praktisi
pendidikan lain yang menemui permasalahan yang
serupa.
Peran dan tanggung jawab saya dalam
praktik aksi ini adalah sebagai peneliti sekalius
melakukan proses pembelajaran dalam rangka
mengatasi permasalahan dengan menerapkan
metode, media serta model pembelajaran yang tepat
sesuai karakteristik, kondisi dan permasalahan yang
dihadapi siswa sehingga permasalahan dapat
terselesaikan dan tujuan serta hasil belajar dapat
tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran,
Tantangan :
Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja
yang terlibat,
Hasil identifikasi masalah dengan refleksi diri dan
wawancara dengan guru, kepala sekolah dan pakar
ditemukan beberapa tantangan yang terdiri dari
Tantangan dari dalam diri peserta didik
1. Rendahnya kemampuan siswa memahami
konsep dasar skala (perkalian dan pembagian
pecahan, konversi satuan panjang)
2. Kemampuan awal siswa yang tidak seragam
dan lebih rendah dari kemampuan prasarat
dikarenakan learning lost pasca pandemi covid
19
3. Motivasi belajar siswa rendah pasca pandemi
covid 19
Tantangan dari guru
1. Model PjBL dan membuat Proyek merupakan
hal baru bagi siswa ketika belajar matematika
sehingga membutuhkan penyesuaian yang
cukup lama.
2. Kurangnya aplikasi TPACK dalam
pembelajaran
3. 3. Penyajian materi kurang menarik, sulit
dipahami dan belum sesuai dengan kondisi
nyata (kontekstual)
Tantangan dari sekolah
1. Tantangan yang muncul adalah kondisi sarana
prasarana yang kurang memadai untuk
mengaplikasikan media pembelajaran yang
inovatif berbasis Teknologi.
Stakeholder yang terlibat
1. kepala sekolah berperan untuk memberi
masukan dan fasilitator sarana dan prasarana
yang dibutuhkan siswa dan guru dalam
praktik.
2. Guru senior sebagai observer dan penilai dari
kuwalitas pembelajaran dan kesesuaian
pembelajaran dengan rencana yang telah
dibuat
3. guru sebagai guru praktik pembelajaran yang
bertugas memfasilitasi siswa dalam proses
pembelajaran serta menerapkan model, metode
dan media untuk menyelesaikan
permasalahan penelitian
4. Siswa sebagai suprek penelitian dan
pembelajaran.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sarana
dan prasarana dimanfaatkan dalam pembelajaran ini
adalah proyektor, sound system, leptop, hotspot, dan
kamera.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang
dilakukan untuk
menghadapi tantangan
tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber
daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghadapi
permasalahan adalah :
1. Menerapkan metode pembelajaran project based
learning Strategi ini ditujukan untuk
meningkatkan pengalaman belajar siswa dalam
membentuk pengetahuan serta memahami konsep
dasar. Dengan pengalaman belajar yang banyak
(audio, visual , kinetik) maka siswa lebih mudah
memahami konsep dasar mata pelajaran yang
sedang dipelajari. Kemudian konsep tersebut akan
semakin mantap dan tertanam apabila langsung
dipraktikan dalam membuat proyek atau karya
bersama.
Syntax PjBL pada aksi ini dimulai dari (1)
Menentukan Pertanyaan dasar. Pada tahap ini
fokus siswa diarahkan pada penguasaan konsep
dasar melalui kegiatan diskusi, tanya jawab
dengan media berbasis IT. (2) menyusun
perencanaan proyek, pada tahap ini siwa
memperoleh penjelasan dari guru tentang proyek
yang adan dibuat dan seluruh tahapan serta
perisapan yang dibutuhkan (3) menyusun jadwal
pada tahap ini siswa mendengarkan penjelasan
guru dan membuat kesepakatan tentang jadwal
pembuatan proyek di masing masing tahapan. (4)
memantau siswa dan kemajuan proyek. Pada
tahap ini siswa mulai menyusun proyek dan
4. melakukan investigasi yang diperlukan untuk
memperoleh data dalam membuat proyek. Pada
tahap ini guru berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator serta memantau kemajuan siswa. (5)
penilaian hasil. Pada tahap ini siwa
mempresentasikan hasil proyek yang sudah di
buat. Guru bertugas sebagai fasilitator. (6)
evaluasi pengalaman pada tahap ini siswa
menyimpulkan hasil proyek serta seluruh aktifitas
pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator
serta reviewer akhir untuk menyimpulkan dan
memberikan feedback dari kegiatan yang sudah
dilalui siswa
2. Pada kegiatan aksi ini media yang digunakan
adalah media kongkrit yang dipadukan dengan
media berbasis TPACK. Media kongkrit yang di
aplikasikan yaitu lingkungan sekolah. Lingkungan
sekolah digunakan untuk media penerapan
konsep skala dalam kegiatan sehari hari.
Penggunakan lingkungan sekitar sebagai media
memfasilitasi siswa yang memiliki gaya belajar
kinetik. Media berbasis TPACK yang diterapkan
adalah power point sebagai media pembelajaran
yang dioperasikan oleh guru untuk memudahkan
siswa dalam memahami konsep karena dilengkapi
dengan visual dan audio. Media kokngkrit dan
berbasis TPACK pada aksi ini digunakan untuk
memberikan diferensiasi learning sesuai gaya
belajar siswa.
PjBL yang dipadukan dengan media kongkrit dan
TPACK diterapkan karena memiliki kelebihan yang
menonjol dibandingkan metode drill yaitu
menyediakan pengalaman mengajar yang lengkap
ditinjau dari gaya belajar siswa serta memberikan
pengalaman belajar secara nyata sesuai situasi di
lingkungan siswa (kontekstual( sehingga siswa
mampu memahami konsep matematika dengan
lebih baik.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa
yang menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
• Hasil penelitian
kegiatan aksi yang telah guru lakukan diperoleh hasil
sebagai bearikut
5. Aplikasi PjBL memiliki pengaruh positif (peningkatan)
dalam pemahaman matematika dibandingkan metode
pembelajaran konvensional
Dilihat dari segi ketercapaian tujuan pembelajaran
penerapan PjBL berdampak positif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek
afektif kognitif maupun psikomotor dibandingkan
dengan sebelum penerapan PjBL. Terbukti semua
komponen mengalami peningkatan secara signifikan
• Pengalaman baru yg diperoleh
1. Dalam pelaksanaan aksi guru diperoleh
pengalaman baru dalam menerapkan metode
inovatif yaitu PjBL dan cara menyusun proyek
kelas untuk dikerjakan oleh siswa khususnya pada
mata pelajaran matematika.
2. Menyusun LKPD yang menarik dan lengkap
3. Membuat materi ajar secara terstruktur dan
memperhatikan reverensi yang valid
4. Menyajikan mata pelajaran matematika secara
tematik dan berbasis proyek
5. Melakukan ice breaking ditengah pembelajarn
untuk mengembalikan konsentrasi siswa
• Hal penting yg ditemukan
Dalam pelaksanaan aksi 1 terdapat beberapa hal penting
yang ditemukan. Yaitu
1. Siswa lebih menyukai pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok, terlihat siswa lebih banyak
komunikasi dan antusias
2. PjBL meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sekaligus memberikan dampak
positif pada hasil belajar siswa terutama aspek
kognitif,afektif dan psikomotor
3. Ice breaking efektif mengembalikan konsentrasi
siswa dan memecah kejenuhan.
6. 4. Melalui pembelajaran berbasis proyek dan
pengalaman langsung meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep yang sedang dipelajari
5. Pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti
PjBL lebih diminati oleh siswa dibandingkan
pembelajaran konvensional yang berpusat pada
guru
• Dampak Aksi
1. Siswa mengalami aktifitas belajar yang lebih
beragam sehingga siswa lebih aktif dan mudah
dalam memahami konsep dasar matematika
(skala)
2. Melalui kegiatan pembuatan proyek siswa lebih
mudah memahami konsep dasar yang sedang
dipelajari karena langsung mengimplemen
tasikannya dalam aksi nyata
3. Aktifitas pembelajaran lebih beragam dan kelas
lebih hidup dan aktif serta menyenangkan
• Respon Observer / guru lain
1. Penerapan PjBL pada mata pelajaran
Matematika yang dikolaborasikan dengan
penggunaan media kongkrit dan berbasis
TPACK efektif dan membuat susasana
pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan
karena seuruh komponen pembelajaran
dilibatkan, serta cocok untuk karakteristik dan
gaya belajar siswa di kelas 5 SDN 02 Petung.
Namun masih ditemukan beberapa hal yang
masih dapat ditingkatkan seperti kegiatan
presentasi siswa dengan memberikan arahan dan
point presentasi agar dapat melakukan
presentasi dengan baik.