SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Perencanaan audit dan prosedur analitis
Perencaan (Planning)
Auditor harus merencanakan pekerjaannya dan melakukan supervise (pengawasa) terhadap setiap asisten
(staff) secara memadai.
Alasan utama auditor melakukan perencanaan :
1. Memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukup pada berbagai situasi yang
dihadapi – Bukti audit yang tepat dan cukup berguna untuk menghindari kewajiban hukum dan menjaga
reputasi auditor
2. Membantu menjaga biaya audit tetap wajar – Biaya audit yang wajar akan meningkatkan keunggulan
kompetitif auditor
3. Menghindari kesalahpahaman dengan klien – Hal ini akan menjaga hubungan relasi dengan klien tetap
baik
Dua hal yang sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit :
1. Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk – AAR) – merupakan risiko yang dapat diterima
oleh auditor bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material setelah audit selesai dan laporan
audit wajar tanpa pengencualian telah dikeluarkan.
2. Risiko inheren (Inherent Risk – IR) – merupakan ukuran kemungkinan adanya risiko salah saji material pada
saldo akun sebelum mempertimbangkan pengendalian internal (factor diluar pengendalian internal).
Kedua hal tersebut sangat membantu dalam menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staff yang
dibutuhkan dalam penugasan audit.
Bagian-bagian perencanaan audit – bertujuan untuk memahami bisnis klien
1. Menerima klien dan merencanakan audit awal
Empat hal yang harus dilakukan auditor sebelum menerima klien :
a. Menentukan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang sudah ada (lama)
Auditor harus berhati-hati dalam menentukan klien mana yang diterima. Klien yang kurang berintegritas/
memperdebatkan audit bisa menimbulkan banyak masalah.
Hal yang perlu dilakukan oleh auditor :
(1) Investigasi atas klien baru
 KAP akan menyelidiki calon klien baru untuk menentukan tingkat acceptability dengan cara
melihat keadaan keuangan perusahaan, dsb.
 KAP bisa menghindari klien dari industri yang baru terbentuk dan berisiko tinggi.
 KAP akan berkomunikasi dengan auditor pendahulu (yang sudah mengaudit calon klien baru)
(2) Klien yang berkelanjutan
KAP akan mengevaluasi klien yang sudah ada untuk menentukan apakah akan menghentikan
kerjasama atau melanjutkan kerjasama audit. Biasanya terkait risiko klien yang tinggi, intergritas
diragukan, fee yang belum dibayar, dan hal lainnya.
b. Auditor mengidentifikasi alasan klien memerlukan audit (penugasan audit)
(1) Apabila laporan keuangan klien digunakan secara luas, maka auditor akan mengumpulkan bukti
yang lebih banyak (berkaitan dengan risiko audit yang dapat diterima)
(2) Penggunaan laporan keuangan klien dapat dilihat dari pengalaman sebelumnya atau diskusi
dengan manajemen
c. Memahami klien
Klien dan auditor harus memahamidengan jelas syarat-syarat penugasan yang dituangkan dalam surat
pengugasan (engagement latter) yang berisi tujuan, tanggung jawab auditor dan manajemen, fee,
referensi bentuk dan isi laporan audit, batasan penugasan, jasa lain, jangka waktu audit, dan lainnya.
d. Mengembangkan strategi audit keseluruhan
Dituangkan dalam strategi audit pendahuluan (preliminary audit strategy), untuk menetapkan
lingkungan audit, waktu, dan arah audit serta membantu mengembangkan rencanan audit tergantung
pada sifat bisnis klien dan bidang yang berisiko salah saji yang tinggi.
(1) Memilih staff dalam penugasan
Penempatan staff haruslah tepat (memiliki kualifikasi teknis dan layak melakukan audit), audit
berskala besar akan membutuhkan staff yang lebih banyak serta tenaga ahli (spesialis)
dibidangnya. Sedangkan audit berskala kecil akan membutuhkan lebih sedikit staff
(2) Mengevaluasi adanya kebutuhan spesialis dari luar
Jika auditor memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki auditor, auditor dapat berkonsultasi
dengan ahli dibidangnya. Contoh penilaian kerugian asuransi oleh aktuaria. Tanggung jawab
auditor tetap tidak berubah dan laporan audit tidak boleh berdasarkan hasil kerja ahli.
2. Memahami bisnis dan industri klien
Auditor harus memiliki pemahaman yang cukup terhadap klien dan lingkungan bisnisnya, termasuk
pengendalian internal untuk menilai risiko salah saji material yang mungkin terjadi, apakah disebabkan oleh
kecurangan (fraud) atau kesalahaan (error).
Alasan diperlukannya pemahaman terhadap klien :
a. Pelemahan ekonomi dunia akan meningkatkan risiko bisnis klien
b. Kemajuan teknologi yang menghubungkan klien dengan customer dan supplier
c. Klien melebarkan usahanya ke tingakt dunia (multinasional)
d. Kemajuan teknologi yang mempengaruhi pengendalian internal klien
e. Pentingnya sumber daya manusia (SDM) dan asset tidak berwujud menyebabkan akuntansi menjadi
rumit
f. Kebanyakan klien berinvestasi pada portofolio yang kompleks.
Pendekatan yang digunakan
a. Memahami industri dan lingkungan eksternal klien
Alasan utama :
1. Risiko berkaitan dengan industri klien dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien
dan risiko audit yang dapat diterima (AAR), bahkan pertimbangan diterimanya penugasan audit.
2. Risiko inheren tertentu dapat membantu auditor menilai relevansi klien
3. Banyak industri punya persyaratan akuntansi yang unik yang perlu dipahami oleh auditor
b. Operasi dan proses bisnis klien
Auditor harus memahami sumber pendapatan klien, pelanggan, dan supplier kunci, sumber
pembiayaan, dan informasi terkait pihak tertentu yang dapat meningkatkan risiko klien.
Pemahaman terhadap operasi dan proses bisnis klien dapat dilakukan melalui :
1. Kunjungan ke pabrik atau kantor klien
Pengamatan secara langsung akan memberikan pemahaman yang baik terhadap klien.
2. Mengidentifikasi pihak terkait
 Pihak terkait (related party) merupakan pihak yang dapat mempengaruhi kebijakan
manajemen baik karena kepemilikan dsb.
 Transaksi pihak terkait (related party transactions) – Contohnya transaksi antara perusahaan
induk dengan anak perusahaan. Sehingga terdapat risiko inheren bahwa transaksi dicatat
secara tidak wajar atau berbeda dengan apabila bertransaksi dengan pihak lainnya.
c. Manajemen dan tata kerja
Auditor harus mengidentifikasi filosofi dan gaya operasi manajemen serta kemampuannya dalam
mengidentifikasi dan merespon risiko karena hal ini sangat mempengaruhi risiko salah saji material
dalam laporan keuangan. Contoh struktur perusahaan, dan aktivitas dewan.
Pemahaman tersebut dapat diperoleh melalui :
1. Kode etik perusahaan yang merepresentasikan nilai dan standar etik perusahaan.
2. Notulen rapat manajemen dengan pemegang saham berisi tentang topic yang dibahas dan
keputusan yang diambil antara manajemen dengan pemegang saham.
d. Tujuan dan strategi klien
Strategi merupakan pendekatan yang diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Auditor harus
memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
(1) Reabilitas laporan keuangan
(2) Efektivitas dan efisiensi operasi
(3) Ketaatan terhadap hukum
Pemahaman tersebut akan membantu auditor menilai risiko bisnis dan inheren klien.
e. Ukuran dan kinerja
System pengukuran kinerja klien adalah indicator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemajuan
pencapaian tujuan. (indicator ini tidak hanya soal laporan keuangan tapi juga pangsa pasar, penjualan
per karyawan, dsb)
Risiko inheren akan muncul apabila klien menetapkan tujuan terlalu tinggi (tidak masuk akal) atau
menerapkan insentif atas pencapaian tertentu.
3. Menilai risiko bisnis klien
Auditor menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (risiko
klien gagal mencapai tujuannya). Perhatian auditor lebih tertuju pada risiko salah saji yang mungkin terjadi
akibat risiko bisnis klien.
In public companies, management should conduct thorough evaluations of relevant client business risks
that affect financial reporting to be able to certify quarterly and annual financial statements, and to evaluate
the effectiveness of disclosure controls and procedures required by the Sarbanes–Oxley Act
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
Auditor melakukan prosedur analitis pendahuluan (preliminary analytical procedure) untuk memahamibisnis
klien lebih baik dengan cara membandingkan rasio dan benchmark dari kompetitor. Dilakukan dengan
membandingkan kondisi lingkungan bisnis klien, kemudian menerapkan analisis berdasarkan rasio tertentu.
Misalnya menggunakan pendekatan sebagai berikut :
a. Short-term debt paying ability
b. Liquidity activity rasio
c. Ability to meet long-term obligations
d. Profitability ratios
Prosedur Analitis
Merupakan evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal
antara data keuangan dengan data non keuangan. Proseduranalitis digunakan untuk menilai apakah saldo akun
atau data lain terlihat wajar terhadap ekspektasi auditor.
Prosedur analitis dapat dilakukan pada berbagai waktu dalam audit :
1. Prosedur analitis diperlukan pada perencanaan audit melalui proses ini, auditor dapat diantar ke pengujian
atas detail (untuk menentukan lingkungan, luas dan waktu audit).
2. Prosedur analitis sering digunakan pada saat pengujian audit sebagai pengujian substantive untuk
mendukung saldo akun (Opsional bersama prosedur audit lainnya dalam mengumpulkan bukti audit).
3. Prosedur analitis juga diperlukan saat penyelesaian audit sebagai review terakhir atas salah saji material,
proses ini mungkin akan mengantar auditor kembali ke proses pengujian sebagai final objective look.
Macam-macam prosedur analitis :
Prosedur analitis berguna sebagai bukti audit tergantung pada signifikansi dari ekspektasi auditor atas saldo
akun dan rasio yang seharusnya.
Auditor dapat membandingkan data klien dengan :
1. Membandingkan data klien dengan data industri
2. Membandingkan data klien dengan data yang mirip pada periode sebelumnya
a. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan saldo tahun sebelumnya
b. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian total saldo pada tahun sebelumnya (per bulan, per
jenis, dsb)
c. Menghitung rasio dan persentase hubungan untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya
3. Membandingkan data klien dengan ekspektasi klien (budget klien dengan aktual)
4. Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor (saldo menurut auditor dengan aktual)
5. Membandingkan data klien dengan ekspektasi hasil berdasarkan data non keuangan

More Related Content

What's hot

Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditCecylia Preketeg
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab auditIlham Sousuke
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanDwi Wahyu
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
 
Profesi Kantor Akuntan Publik
Profesi Kantor Akuntan PublikProfesi Kantor Akuntan Publik
Profesi Kantor Akuntan PublikFelicia Celins
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisDwi Wahyu
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repaymentIlham Sousuke
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifDwi Wahyu
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujianwafa khairani
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 

What's hot (20)

PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan auditPenerimaan perikatan dan perencanaan audit
Penerimaan perikatan dan perencanaan audit
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Kertas kerja audit
Kertas kerja auditKertas kerja audit
Kertas kerja audit
 
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit PendahuluanMaterialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan
 
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranMenyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran
 
Profesi Kantor Akuntan Publik
Profesi Kantor Akuntan PublikProfesi Kantor Akuntan Publik
Profesi Kantor Akuntan Publik
 
Kewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum AuditorKewajiban Hukum Auditor
Kewajiban Hukum Auditor
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
 
Penjelasan COSO & COBIT
Penjelasan COSO & COBITPenjelasan COSO & COBIT
Penjelasan COSO & COBIT
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
(Pert 6) bab 22 siklus akuisisi capital dan repayment
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantif
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
 
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo pptMerancang pengujian atas rincian saldo ppt
Merancang pengujian atas rincian saldo ppt
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 

Similar to Analisis Risiko Bisnis

Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxWidyaRomadhan
 
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdf
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdfAudit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdf
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdfAsiahIzzati2
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditingguspitasari
 
Audit Planning & Analytical Procedures
Audit Planning & Analytical ProceduresAudit Planning & Analytical Procedures
Audit Planning & Analytical ProceduresVallentinoDante
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisAdelina Yusyak
 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxandrekrisdyansen1
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2DIANA LESTARI
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...KevryRamdany1
 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanRahmah Yuni Sakinah
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemennovitahandayani04
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditsugeng1990
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanYusdi Sinathrya
 

Similar to Analisis Risiko Bisnis (20)

Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptxKel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
Kel. 5 Pengantar Pengauditan tri.pptx
 
Audit
AuditAudit
Audit
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdf
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdfAudit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdf
Audit-kelompok 5 langkah langkah audit berbasis risiko.pdf
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
 
Audit Planning & Analytical Procedures
Audit Planning & Analytical ProceduresAudit Planning & Analytical Procedures
Audit Planning & Analytical Procedures
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
plan and steps auditing
plan and steps auditingplan and steps auditing
plan and steps auditing
 
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptxWeek 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
Week 2 Praktik Pengauditan-1 Persiapan Pelaksanaan Audit.pptx
 
1.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 21.tugas makalah auditing 2
1.tugas makalah auditing 2
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
 
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaanSifat siklus investasi dan pembiayaan
Sifat siklus investasi dan pembiayaan
 
makalah bab 2 audit manajemen
 makalah bab 2 audit manajemen makalah bab 2 audit manajemen
makalah bab 2 audit manajemen
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah audit
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
 
Laporan audit
Laporan auditLaporan audit
Laporan audit
 

More from Ilham Sousuke

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakIlham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Ilham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenIlham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaIlham Sousuke
 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenIlham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Ilham Sousuke
 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Ilham Sousuke
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaIlham Sousuke
 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BIlham Sousuke
 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiIlham Sousuke
 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalIlham Sousuke
 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cyclesIlham Sousuke
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousingIlham Sousuke
 

More from Ilham Sousuke (20)

(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20(Pert 14) chapter 20
(Pert 14) chapter 20
 
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak BergerakPajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
Pajak Internasional atas Penghasilan dari Aset Tidak Bergerak
 
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
Pajak Internasional atas Capital Gain (Pengalihan Aset Tetap)
 
Pajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas DividenPajak Internasional atas Dividen
Pajak Internasional atas Dividen
 
Pajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas BungaPajak Internasional atas Bunga
Pajak Internasional atas Bunga
 
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak InternasionalHubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
Hubungan Istimewa (associated enterprises) dalam Pajak Internasional
 
Pajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa IndependenPajak Internasional atas Jasa Independen
Pajak Internasional atas Jasa Independen
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
 
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
Bentuk Usaha Tetap dalam Pajak Internasional (Permanent Establishment)
 
Residensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak InternasionalResidensi dalam Pajak Internasional
Residensi dalam Pajak Internasional
 
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak InternasionalLingkup Material dalam Pajak Internasional
Lingkup Material dalam Pajak Internasional
 
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak InternasionalKeringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
Keringanan Pajak (Tax Relief) dalam Pajak Internasional
 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
 
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3BKedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
Kedudukan Hukum dan Interpretasi P3B
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
 
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak InternasionalPajak Berganda dalam Pajak Internasional
Pajak Berganda dalam Pajak Internasional
 
Pajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas RoyaltiPajak Internasional atas Royalti
Pajak Internasional atas Royalti
 
Mengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak InternasionalMengenal Pajak Internasional
Mengenal Pajak Internasional
 
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
(Pert 7) bab 20 audit payroll and personnel cycles
 
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
(Pert 6) bab 21 siklus inventory dan warehousing
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Analisis Risiko Bisnis

  • 1. Perencanaan audit dan prosedur analitis Perencaan (Planning) Auditor harus merencanakan pekerjaannya dan melakukan supervise (pengawasa) terhadap setiap asisten (staff) secara memadai. Alasan utama auditor melakukan perencanaan : 1. Memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukup pada berbagai situasi yang dihadapi – Bukti audit yang tepat dan cukup berguna untuk menghindari kewajiban hukum dan menjaga reputasi auditor 2. Membantu menjaga biaya audit tetap wajar – Biaya audit yang wajar akan meningkatkan keunggulan kompetitif auditor 3. Menghindari kesalahpahaman dengan klien – Hal ini akan menjaga hubungan relasi dengan klien tetap baik Dua hal yang sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit : 1. Risiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk – AAR) – merupakan risiko yang dapat diterima oleh auditor bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material setelah audit selesai dan laporan audit wajar tanpa pengencualian telah dikeluarkan. 2. Risiko inheren (Inherent Risk – IR) – merupakan ukuran kemungkinan adanya risiko salah saji material pada saldo akun sebelum mempertimbangkan pengendalian internal (factor diluar pengendalian internal). Kedua hal tersebut sangat membantu dalam menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan dan staff yang dibutuhkan dalam penugasan audit. Bagian-bagian perencanaan audit – bertujuan untuk memahami bisnis klien 1. Menerima klien dan merencanakan audit awal Empat hal yang harus dilakukan auditor sebelum menerima klien : a. Menentukan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang sudah ada (lama) Auditor harus berhati-hati dalam menentukan klien mana yang diterima. Klien yang kurang berintegritas/ memperdebatkan audit bisa menimbulkan banyak masalah. Hal yang perlu dilakukan oleh auditor : (1) Investigasi atas klien baru  KAP akan menyelidiki calon klien baru untuk menentukan tingkat acceptability dengan cara melihat keadaan keuangan perusahaan, dsb.  KAP bisa menghindari klien dari industri yang baru terbentuk dan berisiko tinggi.  KAP akan berkomunikasi dengan auditor pendahulu (yang sudah mengaudit calon klien baru) (2) Klien yang berkelanjutan KAP akan mengevaluasi klien yang sudah ada untuk menentukan apakah akan menghentikan kerjasama atau melanjutkan kerjasama audit. Biasanya terkait risiko klien yang tinggi, intergritas diragukan, fee yang belum dibayar, dan hal lainnya. b. Auditor mengidentifikasi alasan klien memerlukan audit (penugasan audit) (1) Apabila laporan keuangan klien digunakan secara luas, maka auditor akan mengumpulkan bukti yang lebih banyak (berkaitan dengan risiko audit yang dapat diterima) (2) Penggunaan laporan keuangan klien dapat dilihat dari pengalaman sebelumnya atau diskusi dengan manajemen c. Memahami klien Klien dan auditor harus memahamidengan jelas syarat-syarat penugasan yang dituangkan dalam surat pengugasan (engagement latter) yang berisi tujuan, tanggung jawab auditor dan manajemen, fee, referensi bentuk dan isi laporan audit, batasan penugasan, jasa lain, jangka waktu audit, dan lainnya. d. Mengembangkan strategi audit keseluruhan
  • 2. Dituangkan dalam strategi audit pendahuluan (preliminary audit strategy), untuk menetapkan lingkungan audit, waktu, dan arah audit serta membantu mengembangkan rencanan audit tergantung pada sifat bisnis klien dan bidang yang berisiko salah saji yang tinggi. (1) Memilih staff dalam penugasan Penempatan staff haruslah tepat (memiliki kualifikasi teknis dan layak melakukan audit), audit berskala besar akan membutuhkan staff yang lebih banyak serta tenaga ahli (spesialis) dibidangnya. Sedangkan audit berskala kecil akan membutuhkan lebih sedikit staff (2) Mengevaluasi adanya kebutuhan spesialis dari luar Jika auditor memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki auditor, auditor dapat berkonsultasi dengan ahli dibidangnya. Contoh penilaian kerugian asuransi oleh aktuaria. Tanggung jawab auditor tetap tidak berubah dan laporan audit tidak boleh berdasarkan hasil kerja ahli. 2. Memahami bisnis dan industri klien Auditor harus memiliki pemahaman yang cukup terhadap klien dan lingkungan bisnisnya, termasuk pengendalian internal untuk menilai risiko salah saji material yang mungkin terjadi, apakah disebabkan oleh kecurangan (fraud) atau kesalahaan (error). Alasan diperlukannya pemahaman terhadap klien : a. Pelemahan ekonomi dunia akan meningkatkan risiko bisnis klien b. Kemajuan teknologi yang menghubungkan klien dengan customer dan supplier c. Klien melebarkan usahanya ke tingakt dunia (multinasional) d. Kemajuan teknologi yang mempengaruhi pengendalian internal klien e. Pentingnya sumber daya manusia (SDM) dan asset tidak berwujud menyebabkan akuntansi menjadi rumit f. Kebanyakan klien berinvestasi pada portofolio yang kompleks. Pendekatan yang digunakan a. Memahami industri dan lingkungan eksternal klien Alasan utama : 1. Risiko berkaitan dengan industri klien dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima (AAR), bahkan pertimbangan diterimanya penugasan audit. 2. Risiko inheren tertentu dapat membantu auditor menilai relevansi klien 3. Banyak industri punya persyaratan akuntansi yang unik yang perlu dipahami oleh auditor b. Operasi dan proses bisnis klien Auditor harus memahami sumber pendapatan klien, pelanggan, dan supplier kunci, sumber pembiayaan, dan informasi terkait pihak tertentu yang dapat meningkatkan risiko klien. Pemahaman terhadap operasi dan proses bisnis klien dapat dilakukan melalui : 1. Kunjungan ke pabrik atau kantor klien Pengamatan secara langsung akan memberikan pemahaman yang baik terhadap klien. 2. Mengidentifikasi pihak terkait  Pihak terkait (related party) merupakan pihak yang dapat mempengaruhi kebijakan manajemen baik karena kepemilikan dsb.  Transaksi pihak terkait (related party transactions) – Contohnya transaksi antara perusahaan induk dengan anak perusahaan. Sehingga terdapat risiko inheren bahwa transaksi dicatat secara tidak wajar atau berbeda dengan apabila bertransaksi dengan pihak lainnya. c. Manajemen dan tata kerja Auditor harus mengidentifikasi filosofi dan gaya operasi manajemen serta kemampuannya dalam mengidentifikasi dan merespon risiko karena hal ini sangat mempengaruhi risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Contoh struktur perusahaan, dan aktivitas dewan. Pemahaman tersebut dapat diperoleh melalui : 1. Kode etik perusahaan yang merepresentasikan nilai dan standar etik perusahaan.
  • 3. 2. Notulen rapat manajemen dengan pemegang saham berisi tentang topic yang dibahas dan keputusan yang diambil antara manajemen dengan pemegang saham. d. Tujuan dan strategi klien Strategi merupakan pendekatan yang diikuti oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan : (1) Reabilitas laporan keuangan (2) Efektivitas dan efisiensi operasi (3) Ketaatan terhadap hukum Pemahaman tersebut akan membantu auditor menilai risiko bisnis dan inheren klien. e. Ukuran dan kinerja System pengukuran kinerja klien adalah indicator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan. (indicator ini tidak hanya soal laporan keuangan tapi juga pangsa pasar, penjualan per karyawan, dsb) Risiko inheren akan muncul apabila klien menetapkan tujuan terlalu tinggi (tidak masuk akal) atau menerapkan insentif atas pencapaian tertentu. 3. Menilai risiko bisnis klien Auditor menggunakan pemahaman tentang bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (risiko klien gagal mencapai tujuannya). Perhatian auditor lebih tertuju pada risiko salah saji yang mungkin terjadi akibat risiko bisnis klien. In public companies, management should conduct thorough evaluations of relevant client business risks that affect financial reporting to be able to certify quarterly and annual financial statements, and to evaluate the effectiveness of disclosure controls and procedures required by the Sarbanes–Oxley Act 4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Auditor melakukan prosedur analitis pendahuluan (preliminary analytical procedure) untuk memahamibisnis klien lebih baik dengan cara membandingkan rasio dan benchmark dari kompetitor. Dilakukan dengan membandingkan kondisi lingkungan bisnis klien, kemudian menerapkan analisis berdasarkan rasio tertentu.
  • 4. Misalnya menggunakan pendekatan sebagai berikut : a. Short-term debt paying ability b. Liquidity activity rasio c. Ability to meet long-term obligations d. Profitability ratios
  • 5. Prosedur Analitis Merupakan evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dengan data non keuangan. Proseduranalitis digunakan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar terhadap ekspektasi auditor. Prosedur analitis dapat dilakukan pada berbagai waktu dalam audit : 1. Prosedur analitis diperlukan pada perencanaan audit melalui proses ini, auditor dapat diantar ke pengujian atas detail (untuk menentukan lingkungan, luas dan waktu audit). 2. Prosedur analitis sering digunakan pada saat pengujian audit sebagai pengujian substantive untuk mendukung saldo akun (Opsional bersama prosedur audit lainnya dalam mengumpulkan bukti audit). 3. Prosedur analitis juga diperlukan saat penyelesaian audit sebagai review terakhir atas salah saji material, proses ini mungkin akan mengantar auditor kembali ke proses pengujian sebagai final objective look. Macam-macam prosedur analitis : Prosedur analitis berguna sebagai bukti audit tergantung pada signifikansi dari ekspektasi auditor atas saldo akun dan rasio yang seharusnya. Auditor dapat membandingkan data klien dengan : 1. Membandingkan data klien dengan data industri 2. Membandingkan data klien dengan data yang mirip pada periode sebelumnya a. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan saldo tahun sebelumnya b. Membandingkan rincian total saldo dengan rincian total saldo pada tahun sebelumnya (per bulan, per jenis, dsb) c. Menghitung rasio dan persentase hubungan untuk dibandingkan dengan tahun sebelumnya 3. Membandingkan data klien dengan ekspektasi klien (budget klien dengan aktual) 4. Membandingkan data klien dengan ekspektasi auditor (saldo menurut auditor dengan aktual) 5. Membandingkan data klien dengan ekspektasi hasil berdasarkan data non keuangan