Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
1. BAB 21
Audit inventory and warehousing cycles
Fungsi bisnis dan dokumen terkait serta pencatatan
Dalam perusahaan manufaktur, inventory termasuk bahan mentah, purchased parts and supplies untuk
produksi, goods in process, dan finished goods tersedia untuk dijual. Terdapat hubungan antara siklus inventory
dan warehousing dengan akuisisi dan pembelian, payroll dan personel serta hubungan langsung dengan siklus
penjualan dan penagihan ketika barang jadi terjual dan di charge ke Cost of Goods Sold.
1. Pemrosesan purchase order
Sebagai awal dari pembelian bahan mentah untuk produksi, pengendalian atas pembelian bahan mentah
(manfaktur) atau barang jadi (retailer) harus memadai.
Purchase requisition digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk membeli inventory (oleh
personel gudang atau computer otomatis).
2. Penerimaan bahan mentah (Raw Material)
Termasuk dalam siklus akuisi dan pembayaran, yang melibatkan pemeriksaan kuantitas dan kualitas
material yang diterima. Kemudian ditransfer ke gudang.
Laporan penerimaan (oleh departemen penerimaan) digunakan sebagai dokumen sebelum
pembayaran dilakukan. (ditransfer ke dept pembelian, pergudangan, dan utang dagang).
3. Penyimpanan bahan mentah (Raw Material)
Setelah diterima, barang disimpan digudang. Ketika departemen lain membutuhkan material untuk produksi,
Dokumen permintaan material (disetujui), work order, atau dokumen sejenis digunakan untuk
memperbaharui perpetual inventory master file dan mencatat transfer bahan mentah ke work-in-
process (berisi jenis dan jumlah material yang dibutuhkan).
4. Pemrosesan barang tersebut
Perusahaan menentukan jenis dan kuantitas produksi berdasarkan permintaan dari pelanggan, sales
forecast, pretermined level, dan produksi masal (economic Production runs).
System akuntansi biaya merupakan hal yang penting dalam fungsi memproses barang manufaktur dan
mengindikasikan perencanaan, pengendalian, dan nilai inventory.
System biaya yang biasa digunakan :
a. Job costing – biaya akumulasi terhadap pekerjaan individual (terpisah) atas material dan tenaga
kerja yang digunakan.
b. Process costing – biaya akumulasi terhadap proses produksi (biaya produk diterapkan terhadap
barang yang melalui suatu proses tersebut).
Catatan akuntansi biaya, berisi master file, spreadsheets, dan laporan akumulasi material, labour, dan
overhead (job atau process) yang terjadi. Ketika produk selesai, maka ditransfer dari Work-In-Process
ke Finished goods.
5. Penyimpanan Barang Jadi
Ketika barang jadi selesai, maka disimpan di gudang (dikendalikan secarafisik dan terpisah diarea terbatas)
dan menunggu pengiriman. (bagian dari siklus penjualan dan penagihan)
6. Pengiriman barang jadi
Termasuk siklus penjualan dan penagihan. Pengiriman barang melibatkan pertukaran antara barang
dengan cash atau asset lainnya (receivables) sebagai dasar pengakuan penjualan.
7. Perpetual inventory master file
Merupakan pencatatan perpetual terpisah untuk bahan mentah dan barang jadi (Work-In-Process jarang
digunakan dalam master file). Master file ini berisi informasi unit inventory yang dibeli, terjual, dan on-hand.
Perpetual master file diperbaharui setiap terjadi transaksi pembelian inventory, transfer bahan mentah dari
gudang ke produksi, dan secara terpisah, finished goods iinventory master file berisi biaya produksi (raw
material, labor, dan overhead) yang memerlukan alokasi dan rincian pembukuan.
2. Fungsi Bisnis Aliran Persediaan Dokumentasi
Memroses pesanan
pembelian
Permintaan pembelian
Pesanan pembelian
Menerima Bahan
Baku
Menerima bahan baku Laporan penerimaan
Faktur vendor
Menyimpan Bahan
Baku
Menaruh bahan baku di ruang
penyimpanan
Perpetual inventory master file (bahan
baku)
Memroses barang Menempatkan bahan baku pada
produksi
Permintaan bahan baku
Catatan akuntansi biaya
Menyimpan barang
jadi
Menyimpan barang yang telah
selesai di ruang penyimpanan
Perpetual inventory master file (barang jadi)
Mengirimkan barang
jadi
Mengirimkan barang jadi Dokumen pengiriman
Perpetual inventory master file (barang jadi)
Catatan akuntansi biaya
Bagian-bagian audit inventory
Tujuan keseluruhan dari audit siklus inventory dan warehousing adalah untuk menyediakan kepastian yang
layak bahwa laporan keuangan telah disajika secara wajar untuk jenis akun raw material, work0in-process,
finished goods dan cost of goods sold.
Aktivitas-aktivitas dalam siklus :
Bagian Audit Siklus yang diuji
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
Meliputi fungsi pemrosesanpesanan pembelian, penerimaan bahan baku, dan
penyimpanan bahan baku. Auditor akan memahami pengendalian internal
kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi pada siklus akusisi dan pembelian serta payroll dan personel.
Siklus akuisisi dan
pembayaran
Siklus payroll dan
personel
2. Mentransfer asset dan biaya (transfer internal)
Meliputi fungsi pemrosesan bahan baku dan penyimpanan barang jadi yang
dicatat dalam catatan akuntansi biaya. Auditor melakukan pengujian atas
siklus inventory dan warehousing.
Siklus inventory dan
warehousing
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya
Meliputi fungsi pengiriman barang jadi. Auditor memahami pengendalian
internal klien terkait termasuk prosedur untuk memverifikasi akurasi
pencatatan inventory (kredit) dalam perpetual inventory master file.
Siklus Penjualan dan
Penagihan
4. Mengamati persediaan secara fisik
Auditor mengamati klien dalam melakukan perhitungan fisik inventory untuk
menentukan apakah persediaan benar-benar ada (keberadaan) pada tanggal
neraca dan dihitung dengan benar (akurasi).
Siklus Inventory dan
Warehousing
5. Menetapkan harga dan kompilasi persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji (Price Test) untuk
menentukan apakah klien mengikuti dengan benar metode persediaan sesuai
dengan standar akuntansi dan dilakukan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya.
Termasuk inventory compilation test, untuk memverifikasi apakah perhitungan
fisik telah diikhtisarkan dengan benar dan harga persediaan telah dikalikan
dengan benar, serta persediaan difooting dengan benar pada buku besar.
Siklus inventory dan
warehousing
3. Audit Akuntansi Biaya
1. Pengendalian akuntansi biaya
Merupakan pengendalian terkait proses yang mempengaruhi inventory fisik dan penelusuran biaya dari
mulai bahan mentah di minta hingga produk selesai dibuat dan di transfer ke penyimpanan.
Pengendalian ini dapat dibagi menjadi dua :
a. Pengendalian fisik – bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi
Untuk menghindari penyalahgunaan dan pencurian, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area penyimpanan
2) Menugaskan petugas penjaga untuk melindungi persediaan
3) Menggunakan dokumen yang dipranomori untuk memantau pergerakan barang
4) Salinan dokumen diserahkan langsung kepada bagian akuntansi (tanpa melewati penjaga asset)
b. Pengendalian biaya
File induk persediaan perpetual (perpetual inventory masterfile) merupakan bentuk pengendalian biaya,
karena :
1) Menyediakan catatan persediaan on-hand
2) Menyediakan catatan penggunaan bahan baku dan penjualan barang jadi
3) Menyediakan catatan pertanggungjawaban apabila terjadi selisih penghitungan fisik dengan listing.
Pengendalian internal yang memadai yang terintegrasi antara catatan produksi dengan akuntansi akan
meningkatkan akurasi biaya dan asistensi proses produksi bagi manajemen.
2. Pengujian akuntansi biaya
Konsep pengujian : memahamipengendalian internal, menetapkan risiko pengendalian yang direncanakan,
menentukan luas pengujian, serta merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas
transaksi untuk memenuhi tujuan audit terkait transaksi
Aspek yang perlu diperhatikan dalam pengujian akuntansi biaya :
a. Pengendalian fisik atas persediaan
Dilakukan melalui observasi (mengamati pengamanan asea penyimpanan) dan wawancara (bertanya
pada petugas penjaga asset terkait tugasnya). Jika pengendalian fisik tidak memadai, auditor akan
memperluas pengujian pengendalian untuk memastikan perhitungan memadai telah dilakukan.
b. Dokumen dan catatan transfer persediaan
Perhatian auditor adalah untuk memverifikasi transfer persediaan yang dicatat memang ada
(keterjadian) dan semua transfer telah dicatat (kelengkapan), dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal
transfer dicatat dengan akurat (akurasi).
Konsep audit : memahami pengendalian internal klein pengujian pengendalian dan substantive atas
transaksi tujuan keterjadian dan akurasi.
c. Perpetual inventory master file
Jika master file sudah akurant (memadai), auditor dapat menguji persediaan fisk sebelum tanggal
neraca menggunakan persediaan interim. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas perhitungan
persediaan dan menilai risiko pengendalian yang rendah.
Auditor berfokus pada penambahan dan pengurangan dalam jumlah persediaan master file
Penambahan persediaan dalam siklus akuisisi dan pembayaran
Pengurangan persediaan dalam siklur penjualan dan penagihan
d. Catatan biaya per unit
Akurasi biaya bahan baku, direct labour, dan overhead penting untuk menentukan kewajaran bahan
baku, barang dalam proses,dan barang jadi. Akurasi tersebut diperoleh melalui pengintegrasian catatan
akuntansi biaya dengan produksi atau catatan akuntansi lainnya.
(1) Auditor pertama harus memahami pengendalian internal terkait system akuntansi biaya
4. (2) Pengujian atas transaksi akusisi, penggajian, dan penjualan (gabungan) dengan menelusuri unit dan
biaya ke penambahan atau pengurangan dalam master file dan catatan akuntansi biaya.
(3) Khusus biaya overhead, auditor perlu memperhatikan kewajaran dasar pengalokasian (jam kerja
labour atau jam kerja mesin)
Prosedur analitis
Prosedur analitis yang sering digunakan :
Prosedur analitis Potensi salah saji
Membandingkan persentase marjin kotor dengan
tahun sebelumnya
Salah saji persediaan dan harga pokok penjualan
Membandingkan inventory turnover dengan
tahun sebelumnya
Persediaan usang yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan
Sajah saji persediaan
Membandingkan biaya per unit dengan tahun
sebelumnya
Salah saji biaya per unit yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan
Membandingkan nilai persediaan yang
ditambahkan dengan tahun sebelumnya
Salah saji kompilasi, biaya per unit, atau perkalian,
yang mempengaruhi persediaan dan HPP
Membandingkan biaya manufaktur tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya
Salah saji biaya per unit persediaan (Labour atau
Overhead)
Observasi fisik persediaan
Auditor harus memahami industri dan bisnis klein sebagai dasar observasi fisik persediaan, dan penetapan
harga persediaan.
1. Auditor mengakrabkan diri dengan persediaan klien melalui kunjungan ke fasilitas persediaan klien
(penerimaan, penyimpaan, perencanaan, dan penyimpanan catatan). Kunjungan dipimpin oleh orang yang
memahami produksi dan pengendalian internal
2. Menilai risiko bisnis klien untuk menentukan potensi salah saji material dalam persediaan.
3. Menetapkan materialitas kinerja (toleransi) dan risiko inheren (biasanya tinggi)
4. Risiko sangat bergantung pada pengendalian internal klien
Persyaratan observasi persediaan (requirement)
Standar audit mengharuskan auditor untuk satisfy terhadap efektivitas metode perhitungan dan ketergantungan
yang dapat ditempatkan pada representasi klien atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan.
Untuk memenuhi syarat tersebut auditor harus melakukan :
1. Hadir saat klien menghitung persediaan akhir tahun
2. Mengamati prosedur perhitungan klien
3. Mewawancarai persenel klien
4. Melakukan pengujian perhitungan fisik secara independen
Pihak yang menetapkan prosedur dan melakukan perhitungan adalah klien sedangkan pihak yang mengamati
dan mengevaluasi prosedur tersebut adalah auditor. Jika inventory klien disimpan di gudang publik (dikelola
oleh pihak eksternal), perhitungan fisik persediaan mungkin bisa diganti dengan konfirmasi (prosedur tambahan
diperlukan bila inventory bersifat material)
5. Pengendalian atas perhitungan fisik
Perhitungan fisik persediaan dapat dilakukan secara periodic oleh klien tergantung pada pengendalian
internalnya, pengendalian internal yang memadai adalah sebagai berikut :
1. Instruksi klien yang tepat untuk melakukan perhitungan fisik
2. Supervisi oleh personel yang berwenang
3. Verifikasi independen oleh personel terpisah
4. Rekonsiliasi hasil perhitungan dengan master file
5. Pengendalian atas kertas kerja dan tag untuk mencatat perhitungan
Keputusan audit
1. Penetapan waktu (timing)
Jika master file klien akurat dan pengendalian internal efektif, auditor memutuskan penghitungan fisik
persediaan dapat dilakukan sebelum akhir tahun (interim), penghitungan juga dapat dilakukan atas
sampel (tidak semuanya) sepanjang tahun.
Jika pengendalian internal tidak memadai, perhitungan menyeluruh akan dibutuhkan
2. Ukuran sampel (sample size)
Auditor lebih fokus pada lamanya penghitungan daripada ukuran sampel, semua bergantung pada
pengendalian internal klein, akurasi master file, jenis inventory, lokasi penyimpanan, signifikansi inventory
tertentu, dan risiko inheren.
3. Pemilihan item
Hal yang perlu menjadi perhatian :
a. Mengamati perhitungan item (khusus) yang paling signifikan dan sampel atas persediaan umum
b. Menanyakan tentang item yang usang atau rusak
c. Membahas dengan manajemen untuk alasan pengeluarkan item material.
Pengujian observasi fisik
Pengujian observasi fisik sesuaidengan tujuan audit terkait saldo. Bagian paling penting adalah apakah personel
klien melakukan perhitungan sesuai instruksi klien. Dua tim berbeda mungkin akan ditugaskan sebagai
pengujian keakuratan.
Tujuan audit terkait saldo persediaan :
1. Persediaan yang dicatat pada tag memang ada (eksistensi)
2. Persediaan yang ada dihitung dan diberi tag (kelengkapan)
3. Perhitungan dilakukan secara akurat (akurasi)
4. Persediaan diklasifikasikan dengan benar pada tag (classification)
5. Transaksi dicatat pada periode yang tepat (cutoff)
6. Item rusak dan usang dikeluarkan dari perhitungan atau dicatat (nilai realisasi)
7. Klien memiliki hak atas inventory yang dicatat pada tag (rights)
Contoh : (Halaman 290 bahasa Indonesia atau 694 ebook)
Tujuan audit terkait transaksi (eksistensi – persediaan yang dicatat pada tag mmang ada). Prosedur observasi
dilakukan dengan memilih sampel acak nomor tag dan mengidentifikasi tag tersebut dengan nomor yang
dilampirkan dalam persediaan actual bertujuan untuk mengungkapkan pencantuman item yang tidak ada
(eksistensi)
6. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
Inventory price test merupakan pengujian atas harga per unit klien untuk menentukapan kebenarannya.
1. Pengendalian penetapan harga dan kompilasi
Pengendalian internal yang memadai menyediakan kepastian yang layak atas biaya masuk akal untuk
menilai inventory akhir.
a. Standar cost records digunakan untuk mengindikasikan varians material, labour, overhead dan sangat
membantu mengevaluasi kelayakan catatan produksi klien jika manajemen punya prosedur supaya
biaya standar tetap mutakhir terhadap perubahan
b. klien juga harus memiliki seorang yang independent dari departemen biaya untuk mereview biaya yang
masuk akal.
c. Item rusak dan usang juga harus direview dan dilaporkan secara terpisah
d. Pengendalian internal atas kompilasi berguna untuk memastikan ikhtisar yang akurat, dengan harga
total dan jumlah yang tepat.
2. Prosedur penetapan harga dan kompilasi
Pengujian atas prosedur penetapan harga dan kompilasi sesuai dengan tujuan audit terkait saldo kecuali
tujuan cutoff yang diverifikasi pada siklus penjualan dan penagihan serta akuisisi dan pembayaran.
3. Penilaian persediaan (price test)
Permasalahan yang dihadapi oleh auditor :
a. Metode yang digunakan harus sesuai dengan standar akuntansi
Metode penetapan harga persediaan :
(1) Penetapan harga persediaan yang dibeli
Berlaku untuk bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkapan. Metode penilaian yang
digunakan (FIFO, LIFO, Average, dsb). Auditor fokus pada nilai uang yang besar dan fluktuatif
(2) Penetapan harga persediaan yang dibuat
Berlaku untuk barang dalam proses dan barang jadi. Auditor perlu mempertimbangkan biaya
produksi seperti bahan baku (vendor invoice), biaya labor (payroll), dan overhead (standar cost).
(3) Cost or market
Menggunakan biaya pengganti atau Lower of Cost or Net Realizable Value (LCNRV)
b. Penerapan model harus konsisten dari tahun ke tahun
c. Biaya persediaan dan nilai par (biaya penggantian atau nilai realisasi bersih) harus dipertimbangkan.
Integrasi Pengujian
1. Pengujian siklus akuisisi dan pembayaran
2. Pengujian siklus payroll dan personel
3. Pengujian siklus penjualan dan penagihan
4. Pengujian akuntansi biaya
5. Pengujian fisik, penetapan harga, dan kompilasi